Anda di halaman 1dari 2

Berubah Untuk Dirimu

Di era Globalisasi ini bangsa Indonesia seringkali terombang-ambing oleh trend


bahkan meniru kegiatan-kegiatan menyimpang di luar sana, terutama untuk kalangan remaja.
Remaja sendiri merupakan kalangan yang memiliki energi dan kemampuan bereksplorasi
yang tinggi, sehingga aktivitas seringkali sulit untuk dibatasi. Hal ini yang menyebabkan
remaja rentan dan potensi kenakalan remaja bisa saja terjadi. Pada hakikatnya kenakalan
remaja merupakan bentuk kesalahan seorang remaja mengikuti proses perkembangan
mentalnya, baik pada masa remaja maupun pada masa kanak-kanak. Menurut data UNICEF
Tahun 2016 menunjukkan bahwa kenakalan pada usia remaja di Indonesia diperkirakan
mencapai sekita 50%. Masa remaja terlalu singkat, sehingga mengakibatkan perkembangan
fisik, psikologis, dan emosional yang cepat. Perilaku menyimpang atau kenakalan remaja ini
sendiri dipengaruhi oleh faktor social seperti lingkugan, keluarga, hingga pertemanan yang
buruk. Perilaku kenakalan remaja sangat merugikan lingkungan sekitarnya, bahkan
merugikan dirinya sendiri. Karena hal tersebut, perlu dilakukan sebuah upaya untuk
mencegah kenakalan remaja.

Di sinilah peran Pendidikan karakter dibutuhkan, di mana peran Pendidikan karakter


untuk remaja sangat perlu upaya keras agar sukses menuntun para remaja dalam berperilaku
baik. Ada banyak faktor pendukung untuk menyukseskan Pendidikan karakter para remaja.

1. Pola Asuh Orang Tua, umumnya seorang anak menarik kesimpulan tentang dunia
berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang mereka miliki, dan kesimpulan
tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi karakter anak. Dalam hal ini, orang
tua biasanya menjadi sumber utama yang membentuk pandangan anak terhadap
dunia dan mempengaruhi perkembangan karakternya. Sebelum terjun ke dunia
sosial dan bertemu banyak orang hal pertama yang dilakukan orang tua pasti
memberikan contoh dan mendidik anak mereka agar tidak terisolasi dan dapat
bersosialisasi dengan dunia luar. Karena hal tersebut Parenting yang baik sangat
dibutuhkan untuk membentuk karakter seorang anak.
2. Lingkungan, merupakan salah satu faktor pendukung, karena para remaja bergaul
dan bersosialisasi membutuhkan binaan dan contoh yang baik untuk mereka tiru,
karena hal tersebut lingkungan disekeliling remaja memberikan dampak besar
dalam pembangunan keprbadian karakter dari remaja itu sendiri. Lingknugan
yang baik akan menuntun remaja tersebut berkelakuan baik juga, namun
lingkungan yang buruk akan menuntun remaja tersebut berkelakuan buruk pula.
3. Sekolah, sekolah diperlukan berbagai komponen pendukung untuk memperlancar
jalannya pelaksanaan pendidikan karakter diantaranya komponen tersebut antara
lain partisipasi masyarakat, kebijakan pendidikan, kesepakatan, kurikulum
terpadu, pengalaman pembelajaran, evaluasi, bantuan orang tua, pengembangan
staf, program, dimana komponen tersebut saling mendukung guna tercapainya
pelaksanaan pendidikan karakter yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan
secara optimal.

Dari ketiga hal di atas kita dapat pahami bahwa semuanya memiliki tujuan dalam -
membantu para remaja agar terhindar dari kenakalan atau hal menyimpang lainnya. Di
samping ketiga hal di atas, ada satu lagi faktor pendukung maupun penggerak seorang remaja
agar berhasil dan tidak sesat dijalan. Yaitu “keinginan berubah untuk diri sendiri”. Seorang
pegulat professional dari Amerika pernah mengatakan;

“Jangan mengandalkan orang lain untuk menentukan kebahagiaan dan harga


dirimu. Hanya kamu yang bisa bertanggung jawab untuk itu. Jika kamu tidak bisa
mencintai dan menghormati diri sendiri – tidak ada orang lain yang akan bisa
mewujudkannya. Terima siapa kamu – sepenuhnya; yang baik dan yang buruk –
dan lakukan perubahan sesuai keinginanmu – bukan karena kamu berpikir orang
lain ingin kamu berbeda.” – Stacey Charter

Pada intinya perubahan itu ada di diri kita, kesuksesan itu sudah ada pada diri setiap
manusia. Tersisa bagaimana manusia tersebut atupun remaja tersebut mengelola dan
membatasi diri untuk tidak melakukan hal-hal menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai