Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 4

BAHASA INDONESIA
KELAS B
PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN TERHADAP
PENYIMPANGAN SIKAP REMAJA

TIM PENULIS
Pradipta Mulia Insani Shafa Aufa Salsabila Z.
Devina Enriski Clarissa Deasynanda Rahma Setiandini
An’nisya Putriana

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
A. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Kenakalan remaja merupakan salah satu penyakit sosial yang sering kali kita
temui dikehidupan nyata. Penyakit sosial ini tetap menjadi isu yang hangat
diperbincangkan setiap harinya dari masa ke masa. Kenakalan remaja pasti selalu
terjadi tanpa mengenal generasi. Kenakalan remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Baik faktor didalam remaja itu sendiri, maupun faktor yang berasal dari luar.
Oleh sebab itu, lingkungan menjadi hal yang krusial bagi perkembangan remaja.
Lingkungan yang baik akan sangat membantu remaja untuk tumbuh menjadi pribadi
yang baik. Namun sebaliknya, lingkungan yang buruk kadang menjadi salah satu
faktor penghalang bagi remaja untuk berkembang menjadi lebih baik.
Remaja merupakan tahap dimana manusia berproses untuk menuju dewasa. Emosi
yang masih tidak stabil dan sulit untuk dikondisikan kadang menjadi kendala bagi
setiap remaja dalam menghadapi suatu persoalan. Tak jarang hal ini menjadi suatu
penyebab remaja memiliki sikap yang menyimpang sehingga meresahkan warga
sekitar. Sikap remaja yang menyimpang biasanya tidak disadari. Karena remaja akan
tumbuh menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu,
lingkungan yang tidak mendukung dapat menjadi suatu penyebab bagi remaja untuk
melakukan hal-hal yang menyimpang.
Lingkungan yang baik dapat diciptakan dari lingkungan remaja yang terdekat.
Remaja telah dididik sejak kecil oleh para orang tua sehingga keluarga merupakan
lingkungan yang terdekat dimana remaja dapat menyerap ilmu-ilmu kehidupan.
Hubungan keluarga yang baik dapat menciptakan suasana hati yang nyaman untuk
para remaja tumbuh dan berkembang. Mereka dapat mencurahkan keluhan isi hati
kepada keluarga terdekat sehingga para remaja mendapatkan perhatian yang cukup
dari orang tua. Hubungan keluarga yang harmonis menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi remaja untuk berkembang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
penulis tertarik untuk membuat karya tulis makalah dengan judul “Pengaruh
Keharmonisan Keluarga dan Lingkungan terhadap Penyimpangan Sikap Remaja”.
b. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang maka identifikasi
rumusan masalah yang diajukan yakni sebagai berikut :
1. Mengapa keluarga dan lingkungan berpengaruh besar dalam sikap remaja?
2. Bagaimana remaja cenderung berkepribadian buruk?

c. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui faktor yang memengaruhi sikap remaja
2. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap sikap remaja
3. Mengetahui faktor remaja bisa memiliki kecenderungan menjadi pribadi yang
buruk
4. Mengetahui alasan keluarga menjadi faktor utama dalam perilaku anak

A. Analisis dan Pembahasan


a. Permasalahan

Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan


sikap anak. Salah satunya merupakan lingkungan keluarga. Keluarga memiliki
peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
moral dalam keluarga perlu ditanamkan sejak dini pada setiap individu. Walau pun,
selain tingkat pendidikan, moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil tidaknya
suatu pembangunan.
Keluarga memberikan pengaruh pada pembentukan budi luhur bagi seorang
anak. Budi luhur yang melekat pada setiap orang bukan datang dengan sendirinya,
melainkan harus diciptakan. Terutama dalam keluarga dan bukan merupakan
keturunan. Dengan kata lain, budi luhur tidak merupakan keturunan melainkan
merupakan produk pendidikan dalam keluarga, merupakan perpaduan antara akal.
Kehendak, dan rasa.
Pada masa sekarang, intensitas bertemu antara anak dengan orang tua
sangatlah sempit. Perkembangan zaman yang kian kini melesat, mengakibatkan
pergeseran nilai-nilai kebudayaan pada masyarakat. Hadirnya televisi dan smartphone
telah merebut perhatian anak terhadap orang tua. Anak seringkali mengabaikan
nasihat yang diberikan oleh orang tua dengan alasan nasihat tersebut terkesan kuno.
Oleh karena itu, orang tua harus mampu membagi waktu dengan baik dan mencari
saat-saat yang tepat untuk menyelipkan pelajaran mengenai budi pekerti luhur. Pada
saat makan malam misalnya, atau pada saat menonton televisi bersama, sambil
membimbing.
Berbagai aspek pembangunan suatu bangsa, tidak dapat lepas dari berbgai
aspek yang saling mendukung, salah satunya sumber daya manusia. Terlihat pada
garis-garis besar haluan negara bahwa penduduk merupakan sumber daya manusia
yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional. Hal ini pun tidak dapat
terlepas dari peran serta keluarga sebagai pembentuk karakter dan moral individu
sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan yang dapat berpengaruh besar
terhadap perkembangan dan sikap anak merupakan lingkungan sekolah dan
masyarakat. Sekolah mempunyai peranan dalam mengembangkan potensi
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anak, menciptakan budi pekerti yang
luhur, membangun solidaritas terhadap sesama yang tinggi, serta mengembangkan
keimanan dan ketakwaan anak agar menjadi manusia yang beragama dan beramal
kebajikan.
Sedangkan, Lingkungan masyarakat mempunyai peranan dalam
mengembangkan perilaku dan kepribadian anak. Dalam masyarakat anak bergaul
dengan teman sebayanya maupun yang lebih muda atau bahkan yang lebih tua. Dari
pergaulan inilah anak akan mengetahui bagaimana orang lain berperilaku dan anak
dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat serta anak dapat
berpikir dan mencari penyelesaiannya.
Di lingkungan masyarakat ini, peran teman sebaya maupun yang lebih muda
atau bahkan yang lebih tua dalam lingkungan masyarakat berpengaruh penting dalam
pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Jika anak berada dalam lingkungan
masyarakat yang baik dan mendukung, anak pun akan bersikap demikian. Begitu pun
sebaliknya.

Perilaku remaja sekarang kini semakin bertolak belakang dengan norma yang
berlaku di Indonesia. Perilaku mereka cenderung mendekati perilaku yang negatif dan
buruk. Ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja jaman sekarang cenderung
berkepribadian buruk, diantaranya adalah faktor keluarga (internal) dan faktor
lingkungan (eksternal). Faktor lingkungan ini bisa meliputi lingkungan dalam
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pertemanan atau pergaulan, dan lingkungan
masyarakat.
Faktor yang pertama yaitu faktor internal, yaitu keluarga. Menurut banyak
psikolog, ketidakharmonisan di dalam keluarga menjadi faktor utama penyebab
remaja berperilaku buruk. Orang tua yang sering bertengkar, adanya tindak kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT), dan broken home akan memicu agresivitas remaja.
Mereka akan mencari perhatian dengan melakukan berbagai tindak kenakalan, seperti
melakukan hal-hal yang membahayakan dan merugikan diri mereka sendiri karena
mereka sudah sangat tertekan atau depresi melihat kondisi keluarganya yang seperti
itu. Dengan mereka melihat orang tuanya yang tidak akur, setiap hari bertengkar, atau
bahkan sampai ada KDRT, mereka akan merasa tidak diperhatikan, merasa
tersisihkan, dan bahkan banyak remaja yang tidak kuat mentalnya saat melihat
kejadian seperti itu memilih melarikan diri dari rumah bahkan banyak juga yang
memilih untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Mereka akan merasa dunia ini tidak
adil bagi mereka. Ditambah lagi fase remaja ini adalah fase yang sangat sensitif dan
merupakan tahapan para remaja dalam mencari jati dirinya. Mereka pasti akan sangat
tertarik dan tertantang untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah mereka coba,
walaupun nantinya akan merugikan mereka sendiri.
Penyebab remaja berperilaku buruk yang juga sering terjadi ialah kurangnya
kasih sayang dari kedua orang tua. Hal ini dapat memicu remaja bertindak tidak baik
di lingkungannya. Karena perhatian dan kasih sayang yang kurang, membuat anak
akhirnya mencari pelampiasan, seperti melakukan kenakalan-kenakalan yang
membuat orang tua mereka merasa kesal dan jengkel. Kenakalan-kenakalan itu
mereka lakukan dengan tujuan agar mereka bisa diperhatikan oleh orang tuanya.
Mereka juga ingin diperhatikan dan dididik dengan baik dan penuh dengan kasih
sayang. Namun, sebagian orang tua memberikan pendidikan yang keras pada
anaknya, dengan harapan anak mereka  bisa tumbuh seperti yang mereka inginkan.
Padahal, pendidikan yang terlalu keras malah akan membuat anak mereka merasa
tertekan dan depresi sehingga mereka melakukan pemberontakan pada orang tua
mereka dan lingkungannya.
Faktor selanjutnya yang memengaruhi perilaku buruk pada remaja yaitu
adanya faktor eksternal. Tak hanya keluarga, lingkungan pun bisa menjadi penyebab
mengapa remaja bisa berperilaku buruk, termasuk lingkungan pergaulan. Teman-
teman yang ada di dalam lingkup bermainnya pun bisa menjadi pemicu kenakalan
pada anak remaja. Para remaja yang masih labil akan mudah sekali dibujuk dan
dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang dilakukan temannya.
Selanjutnya, kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal juga bisa menjadi
penyebab kenakalan pada remaja. Misalnya, ketika ruang lingkup tempat tinggal
mereka berada di wilayah yang agamis (kuat agamanya), maka mereka akan
mengikuti kegiatan-kegiatan religius yang lebih bermanfaat dibandingkan melakukan
hal-hal yang kurang baik dan bermanfaat bagi mereka. Akan tetapi sebaliknya, jika
lingkungan tempat tinggal mereka banyak pelaku kriminal, mabuk-mabukan,
perjudian, pencurian, bahkan narkoba bisa jadi mereka akan terpengaruh olehnya.
Mereka bisa saja ikut-ikutan melakukan hal-hal seperti itu karena hanya itulah yang
ada di depan mata mereka, yang mereka jadikan contoh. Hal itu disebabkan pula oleh
tidak adanya orang-orang yang mengajak mereka ke jalan yang lebih baik, tidak ada
yang menuntun mereka ke dalam kebaikan serta tidak adanya panutan yang baik yang
dapat mereka contoh dan dijadikan teladan.
Selain itu, dengan semakin berkembangnya era globalisasi, gaya hidup dan
perilaku remaja saat ini di dalam sebuah pergaulan remaja Indonesia sudah tercampur
dengan gaya pergaulan dari luar. Alhasil banyak kebudayaan Indonesia yang luntur
dan tidak dikenal dikalangan remaja. Kemajuan teknologi informasi masa kini
memiliki sisi positif yaitu sosial media yang sangat bermanfaat bagi wawasan dan
ilmu pengetahuan manusia dan bisa membuat mereka tidak ketinggalan jaman.
Namun di sisi lain, jika tak disikapi dengan bijak teknologi itu justru akan
menghancurkan kehidupan para remaja. Pesatnya informasi yang mudah diakses oleh
para remaja masa kini dapat memengaruhi perilaku keseharian mereka. Sebagai
contoh, para remaja akan mudah terpengaruh perilaku yang bersangkutan dengan
pornografi. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet,
pornografi pun merajalela. Dengan sekali sentuh, mereka dapat menyaksikan adegan
pornografi yang dapat merusak moral mereka. Kondisi yang seperti ini memicu hasrat
remaja yang tak terkontrol sehingga menyebabkan seks di luar nikah (seks bebas),
bahkan pemerkosaan. 
Faktor selanjutnya adalah dari lingkungan sekolah. Jika suasana atau kondisi
sekolah mereka buruk atau tidak sesuai, seperti mendisiplinkan anak dengan cara
yang buruk, kaku, dan tidak bermoral tanpa menghiraukan perasaan si anak akan
sangat melukai perasaan anak itu. Hal itu juga akan membuat mereka malas untuk
sekolah, malas untuk belajar, suka membolos, tidak fokus dalam pembelajaran,
melanggar tata tertib sekolah. Dengan guru atau sekolah yang bertindak semena-mena
pada muridnya, itu sama saja melanggar hak asasi anak untuk mendapatkan
pendidikan dan pengajaran yang layak. Hal itu juga bisa membuat mereka menjadi
anak yang pemberontak dan sulit untuk diatur.

b. Solusi Masalah

Untuk mengatasi kenakalan remaja, dapat dilakukan beberapa cara, antara lain :
1. Diberikan pembekalan agama yang cukup dimulai sejak dini
Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar untuk anak. Karena
jika anak di tanamkan pendidikan agama sejak usia dini, maka pendidikan
umum yang lainnya juga akan mengikuti pendidikan agama. Dikarenakan
pendidikan umum sudah tercakup di dalam pendidikan agama. Pendidikan
agama adalah pendidikan yang di dalamnya terdapat pengetahuan yang dapat
membentuk kepribadian dan sikap seorang anak. Dengan diberikannya
pendidikan agama kepada anak sejak dini yaitu agar anak dapat tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik sejak usia
dini.

2. Orang tua memberikan arahan-arahan terhadap pergaulan mana yang


seharunya diikuti oleh remaja
Masa remaja merupakan masa yang riskan karena merupakan masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini anak-anak akan
mengalami fase pencarian jati diri.
Pada fase pencarian jati diri, anak akan dihadapkan pada berbagai
pilihan dan pengaruh, salah satunya pengaruh dari teman sebayanya. Pengaruh
teman pada usia remaja sangatlah besar, jadi orang tua harus mengawasi
pergaulan anak-anaknya agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.
Pentingnya peran orang tua pada masa pencarian jati diri anak yaitu dapat
memberikan arahan kepada anak mengenai hal-hal yang sebaiknya dilakukan
dan tidak dilakukan.
3. Perlunya pengawasan yang penuh dan intensif terhadap penggunaan
teknologi
Perkembangan zaman saat ini memang didominasi oleh hal-hal yang
berbau teknologi. Perkembangan zaman ini ternyata membuat banyak keluarga
kehilangan komunikasi efektif. Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan
media sosial yang dimilikinya. Hal inilah yang patut diwaspadai oleh orang
tua. Remaja merupakan masa yang mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar
termasuk lingkungan di dunia maya. Oleh karena itu, orang tua memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk mengontrol penggunaan media sosial si anak agar
tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Orang tua berusaha memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak


Kasih sayang sangat dibutuhkan dalam membangun keharmonisan
antara anak dan orang tua. Dengan adanya kasih sayang dari orang tua, anak
akan menjadi lebih merasa dihargai dan diperhatikan dalam lingkungannya,
sehingga anak akan merasa nyaman untuk menceritakan semua hal kepada
orang tua. Apabila anak dapat menceritakan semua hal kepada orang tua, maka
orang tua lebih mudah dalam mengontrol perilaku anak.

B. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri
yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua;
minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan
pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Keluarga dan lingkungan masyarakat mempunyai peran yang sangat besar dengan
kenakalan dari remaja. Banyaknya remaja yang merasa kurang kasih saying dan
perhatian juga salah satu faktor besar pemicu adanya gerakan untuk melakukan sikap
diluar kendali. Banyak solusi yang dapat dilakukan maupun dari pihak lingkungan,
keluarga, maupun dari si remaja tersebut. Pembekalan agama sejak dini merupakan
salah satu cara yang efektif dalam pencegahan anak melakukan kenakalan. Lalu orang
tua tidak hentinya memberikan pendidikan moral dan dukungan kepada anaknya, juga
memberikan pencerahan dan pendampingan selama mereka masih berada di bangku
sekolah. Tanpa adanya dorongan dari dua pihak yang akan berubah, kenakalan remaja
dapat timbul bermacam-macam bentuknya. Contoh dari kenakalan remaja: mencuri,
berbohon, hingga seks bebas.

C. Daftar Pustaka

Wimeli, Monica. “Peran Keluarga Terhadap Perkembangan Karakter Anak.”


Wimelimonica's Blog, 26 May 2009, wimelimonica.wordpress.com/peran-keluarga-
terhadap-perkembangan-karakter-anak/.

Fatimah, S. (2014). Jurnal Citizenship. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di


Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul, 87-95.

Sumara, D., & Humaedi, S. (2017). Jurnal Penelitian & PPM. Kenakalan Remaja dan
Penanganannya, 129-389.

Ekowarni, E. (1993). Buletin Psikologi. Kenakalan Remaja : Suatu Tinjauan Psikologi


Perkembangan, 24-27.

Sartono, Suwarniyati, 1985, Pengukuran Sikap Masyarakat terhadap Kenakalan


Remaja di DKI Jakarta, laporan penelitian, UI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai