Anda di halaman 1dari 7

Abstrak

Education has a very important role in shaping the character of students, as taught by Rosulullah
saw who had great qualities and was a role model that was worth following. School officials,
including principals, teachers and staff, play a crucial role in building the character of students.
Future educational success is very relevant, especially in forming character that can influence our
role in society. Juvenile delinquency is often triggered by environmental influences, including
family and friends. Therefore, this research aims to analyze the role of education in overcoming
the level of juvenile delinquency

Abstrak

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik,
sebagaimana yang diajarkan oleh Rosulullah saw yang memiliki sifat agung dan tauladan yang
patut diikuti. Perangkat sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, dan staf, memegang peranan
krusial dalam membangun karakter peserta didik. Keberhasilan pendidikan di masa depan sangat
relevan, terutama dalam membentuk karakter yang dapat memengaruhi peran kita dalam
masyarakat. Kenakalan remaja seringkali dipicu oleh pengaruh lingkungan, termasuk keluarga
dan teman-teman. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis peran pendidikan dalam
mengatasi tingkat kenakalan remaja.

A.PENDAHULUAN

kenakalan remaja dalam konteks pendidikan merupakan langkah awal yang signifikan untuk
memahami dampak dari perilaku menyimpang tersebut. Kenakalan remaja mencakup
pelanggaran norma sosial dan dapat melibatkan tindakan seperti pelanggaran hukum,
penyalahgunaan narkoba, kekerasan, dan perilaku merugikan lainnya.

Perkembangan remaja, sebagai fase kritis dalam kehidupan, melibatkan perubahan fisik, kognitif,
emosional, dan sosial. Remaja menghadapi tekanan dan tantangan unik seperti pencarian
identitas, interaksi sosial, dan tuntutan akademik. Kenakalan remaja dapat memiliki dampak
serius dalam konteks pendidikan, dan pendidikan memiliki peran utama dalam mencegah dan
mengatasi masalah ini.
Sekolah dapat memberikan kontribusi melalui program pendidikan holistik yang membantu
remaja mengembangkan kemandirian, kepemimpinan, empati, dan pemecahan masalah.
Lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung juga penting untuk memberikan tempat di
mana remaja merasa didengar, dihargai, dan terlibat dalam kegiatan bermanfaat.

Materi tentang kenakalan remaja dalam pendidikan mencakup berbagai aspek, termasuk faktor-
faktor yang mempengaruhi kenakalan, strategi pencegahan yang efektif, peran guru dan tenaga
pendidik, serta peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung remaja menghadapi tantangan
mereka. Dengan pemahaman mendalam, diharapkan dapat dikembangkan pendekatan
komprehensif untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja melalui kolaborasi antara
sekolah, keluarga, masyarakat, dan remaja sendiri

B.METODE

Kajin ini menggunakan metode literature yang bersifat deskriptif-analitis. Menurut (Sugiono:
2009; 29) deskriptif-analitis merupakan metode yang mendeskrisikan atau menggambarkn suatu
objek yang diteliti melalui data atau sempel yang telah dikumpulakan apa adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan menurut
Burhan Bungin (2008) "metode literature merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial untuk menelusuri rekam peristiwa". Literature yang digunakan pada
kajian ini bersumber dari artikel, buku dan jurnal online yang membahas mengenai judul di atas.

C.PEMBAHASAN

Pendidikan memiliki peran krusial dalam kemajuan suatu negara, membentuk generasi penerus
yang berkualitas tinggi untuk membangun bangsa yang kuat. Kesetaraan dan kedamaian negara
dapat dicapai melalui pendidikan yang berkualitas. Meskipun demikian, di Indonesia, mutu
pendidikan masih perlu peningkatan agar sejajar dengan negara-negara lain yang memiliki
sistem pendidikan yang lebih unggul.

Kenakalan remaja sering muncul karena pengaruh lingkungan yang menyimpang dari nilai-nilai
karakter yang diajarkan. Perilaku remaja dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung
perilaku menyimpang, terutama jika mereka sedang mencari identitas diri. Tindakan kenakalan
remaja, seperti pulang larut malam dengan suara motor bising, mengonsumsi minuman keras,
dan menggunakan obat terlarang, dapat merugikan diri sendiri, keluarga, dan orang lain.

Kenakalan remaja melibatkan pelanggaran norma oleh mereka, seringkali dipengaruhi oleh
lingkungan yang mendukung perilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang melenceng dari
pendidikan karakter dapat mendorong remaja mengikuti perilaku negatif, terutama jika
lingkungan mereka memberikan dukungan terhadap penyimpangan. Pada usia ini, remaja
mencari identitas diri dengan tindakan seperti pulang larut malam dengan suara motor,
mengonsumsi minuman keras, dan menggunakan obat-obatan terlarang, yang dapat merugikan
diri sendiri, keluarga, dan orang lain.

Kenakalan remaja juga terjadi pada lingkungan pendidikan. Adanya aksi tawuran antar pelajar
yang sering terjadi di Indonesia sangat meresahkan masyarakat. Mereka melakukan aksi tersebut
di jalanan umum dimana itu adalah tempat lintasan kendaraan umum. Tawuran antar pelajar
terjadi biasa disebabkan oleh kesalahpahaman oleh satu sekolah dengan sekolah yang lain.
Dampak dari tawuran tersebut yaitu mencoreng nama baik sekolah sehingga masyarakat sekitar
ikut menjelek-jelekan sekolah tersebut.Tidak hanya sekolah, orang tua mereka juga pasti sangat
terpukul. Mereka menyekolahkan anaknya agar lebih terdidik bukan jadi anak nakal yang
berurusan dengan polisi.

2.Mencoret dinding di sekolah

Mencoret-coret dinding sembarangan termasuk perbuatan yang tidak baik itu akan membuat
lingkungan kotor sekitar lingkungan. Apalagi kalau mencoret coret dengan menuliskan kata- kata
kotor yang tidak pantas di tampilkan di muka umum maupun tidak pantas untuk di baca

3. Mencuri

Mencuri juga akan merusak nama baik kita, karena jika ketahuan maka akan menanggung malu
yang besar bahkan teman dan orang-orang di sekitar kita akan menjauhi kita. Karena teman dan
orang- orang sudah tidak percaya lagi dengan kita. Jika tindak pencuriannya di lingkungan
sekolah maka akan di beri sanksi dari pihak sekolah.

4. Bolos sekolah
Kebanyakan dari anak yang bolos sekolah itu disebabkan karena pelajaran yang tidak di suka
atau kegiatan di sekolah tidak menarik. Hal ini guru harus memperhatikan pelajaran dan kegiatan
menarik di sekolah sehingga perhatian anak akan fokus pada kegiatan positif di sekolah. Dan
yang paling penting guru harus kreatif dan profesional dalam mengajar. Sehingga akan
menimalisir anak bolos sekolah.

Kenakalan remaja melibatkan pelanggaran norma oleh mereka, seringkali dipengaruhi oleh
lingkungan yang mendukung perilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang melenceng dari
pendidikan karakter dapat mendorong remaja mengikuti perilaku negatif, terutama jika
lingkungan mereka memberikan dukungan terhadap penyimpangan. Pada usia ini, remaja
mencari identitas diri dengan tindakan seperti pulang larut malam dengan suara motor,
mengonsumsi minuman keras, dan menggunakan obat-obatan terlarang, yang dapat merugikan
diri sendiri, keluarga, dan orang lain.

Kenakalan remaja semestinya harus di tangani dengan cepat supaya kenakalannya tidak menjadi
ekstrim. Karena tindakan yang sudah jelas sudah melanggar norma agama. Karena telah kita
ketahui bahwa kenakalan ramaja bisa menurunkan moral diri kita atau pun bangsa kita, maka
dari itu perlu tindak nyata untuk membrantas kenakalan remaja. Kenakalan membuat resah
bayak orang ataupun khalayak banyak itu sudah termasuk masalah sosial termasuk kenakalan
remaja yang banyak melibatkan anak-anak muda yang sudah tidak mengenal lagi norma-norma
di masyarakat yang biasanya bersifat merusak, tentu hal ini tidak bisa dimaklumi, hal ini harus
tindak lanjuti dengan cepat

. Adapun solusi dalam pembinaandan perbaikan remaja saat ini. Pertama, membentuk
lingkungan yang baik. Sebagaimana di sebutkan di atas lingkungan merupakan faktor terpenting
yang mempengaruhi prilaku manusia, maka untuk menciptakan generasi yang baik kita harus
menciptakan lingkungan yang baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan
orang-orang yang shaleh, memilih teman yang dekat dengan sang khaliq dan masih banyak cara
lain yang bisa kita lakukan. Jika hal ini mampu kita lakukan, maka peluang bagi remaja untuk
melakukan ha negatif akan sedikit berkurang. Kedua, pembinaan dalam keluarga. Sebagaimana
disebut diatas bahwa keluarga juga punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak.
Jadi untuk memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Keluarga
adalah sekolah pertama bagi anak. Ketiga, sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal
yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, diantaranya melakukan program
mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, sispala, patroli keamanan
sekolah dan lain sebagainya. Jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka
kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.

Kenakalan remaja terjadi disebabkan oleh beberapa sebab dintaranya:

a.Keluarga

Peran keluarga sebagai unit masyarakat terkecil adalah menjaga kelangsungan hidup dan
membentuk karakter individu. Lingkungan keluarga memiliki potensi untuk membentuk
tanggung jawab hidup, tetapi kegagalan dalam pendidikan keluarga dapat menghasilkan perilaku
kenakalan remaja yang cenderung menuju kejahatan. Faktor-faktor seperti harmoni keluarga dan
pendidikan yang tepat memainkan peran penting; sebaliknya, ketidakharmonisan dan pendidikan
yang salah dapat menyulitkan pengaturan anak dalam masyarakat.

b.Sekolah

Sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal, memiliki peran dalam mengembangkan


kepribadian anak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas
sekolah. Model pendidikan saat ini menempatkan siswa sebagai penerima informasi, dengan
guru sebagai pemberi informasi. Keadaan ini dapat membuat remaja merasa terbebani atau
tertekan dalam menjalani aktivitasnya. Dampaknya, siswa dapat kehilangan semangat belajar,
bersikap santai yang mengganggu orang lain, bahkan membolos dari jam pelajarannya.

c.Lingkungan Masyarakat

Faktor dalam masyarakat yang menyebabkan perilaku kenakalan remaja adalah:

a.) Disorganisasi

Disorganisasi adalah suatu proses melemahnya atau memudarnya nilai- nilai dan norma-norma
dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya perubahan. sosial. Disorganisasi sosial adalah suatu
keadaan atau situasi yang tidak mampu menerima atau meragukan adanya norma-norma yang
diwariskan sebagai suatu yang tidak mengikat lagi. Akibatnya adalah adanya stratifikasi sosial
dan timbulnya konflik antar kelompok.

b.) Culrural-Lag

Cultural lag merupakan adanya pertumbuhan kebudayaan yang tidak dalam kecepatan yang sama
secara keseluruhan yang mengakibatkan suatu unsur kebudayaan yang satu tertinggal oleh unsur
kebudayaa yang lain.Akibatnya kelambatan kebudayaan pada bidang norma seperti
kecenderungan untuk mengikuti pola pikir hidup bebas misalnya free sex.

Berikut adalah beberapa strategi menangani siswa bermasalah, yang berasal dari pandangan
Carolyn Evertson dalam manajemen kelas, ditambah dengan pengalaman sendiri:

1. Reciprocal Teaching

Membentuk hubungan dekat antara guru dan siswa, memungkinkan pengungkapan penyebab
kesulitan belajar siswa. Guru mendukung siswa dengan memberikan kebebasan berpikir.
Pendampingan dan motivasi diberikan hingga siswa merasa mampu menyelesaikan tugas sendiri.

2. Service Delivery Models

Siswa belajar dalam ruang terpisah untuk mendapatkan metode dan materi khusus, memfasilitasi
pembelajaran yang lebih serius.

3. Self-Instruction

Guru mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah sendiri dengan panduan langkah-langkah,
termasuk mendefinisikan masalah, merencanakan solusi, menggunakan strategi, mengevaluasi
diri, dan memberi motivasi diri.

4. Umpan Balik yang Sering

Guru memberikan tugas singkat dan umpan balik konkret, khususnya bagi siswa yang kesulitan
memahami penjelasan atau materi tertentu.

5. Peka Guru perlu peka terhadap kondisi siswa, tidak menuntut berlebihan atau mengabaikan
kelemahan, mengingat beragam latar belakang sosial dan karakter siswa.
6. Tutor Sebaya (Scapolded Instruction)

Menyediakan teman dekat sebagai tutor dalam mata pelajaran tertentu, memberikan alternatif
untuk siswa bertanya pada temannya jika merasa sungkan bertanya langsung pada guru.

7. Self-Monitoring

Mendorong siswa untuk mengontrol diri, melibatkan self- evaluation dan self-recording. Strategi
ini bertujuan agar siswa tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka.

Menurut Slameto (1995: 98), peran guru dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu sebagai
perencana pengajaran, pengelola pengajaran, dan direktur belajar. Sebagai perencana pengajaran,
guru diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses pendidikan untuk
merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Sebagai pengelola pengajaran, guru
harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi
belajar yang efektif dan efisien. Sebagai direktur belajar, guru harus berusaha menimbulkan,
memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Usman (2002: 9) juga membagi peran guru menjadi beberapa bagian, termasuk sebagai
demonstrator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator, serta evaluator. Sebagai demonstrator,
guru harus menguasai materi pelajaran dan terus mengembangkan ilmunya. Sebagai pengelola
kelas, guru harus mampu mengatur lingkungan belajar agar mencapai tujuan pendidikan. Sebagai
mediator dan fasilitator, guru harus memiliki pengetahuan tentang media pendidikan dan dapat
menyediakan sumber belajar yang mendukung tujuan pembelajaran. Sebagai evaluator, guru
harus mampu mengevaluasi peserta didik untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan dan
penguasaan materi pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai