Anda di halaman 1dari 14

2nd International Seminar on Education 2017

Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue


Batusangkar, September 05-06-2017

MERANCANGPROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


UNTUK MENCEGAH PERILAKU BULLYING DI SD

Rafsel Tas’adi
Dosen pada Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
rafselstain@gmail.com

ABSTRACT
There are several crucial violent problems faced by students in school. One of them is bullying.
Bullying behaviors can be seen in verbal and physical forms. Using rude words, threatening,
hitting, kicking, yelling, and other similar violent behaviors are commonly and easily performed
by students to the the other students. Such behaviors in turn cause severe psychological problems
to the bullied students, disturb their growth. As a result, those effects will give bad situation for
the them and the nation as well.

Kata Kunci: Program Bimbingan Konseling, Perilaku Bullying

PENDAHULUAN pada peserta didik tidak hanya aspek


akademiknya saja, namun meliputi aspek yang
K etika seorang anak sudah mulai
memasuki usia sekolah, maka akan
semakin luaslah lingkungan kehidupan dan
lainnya sperti keagamaannya, akhlak, sosial,
moral,dll.
Untuk mewujudkan semua ini, peran
pergaulan anak yang bersangkutan dan yang pendidik sangat diharapkan, apalagi untuk
ikut mempengaruhi perkembangannya. kondisi sekarang, zaman semakin maju,
Pengalaman yang didapatkan seorang anak kekerasan merajalela, dan berbagai bentuk
tidak hanya dating dari lingkungan keluarga penyimpangan perilaku yang sering kita lihat
saja, melainkan juga dari sekolah. Di sekolah di media-media, baik media cetak maupun
seorang anak akan banyak berinteraksi baik elektronik. . Kita masih mendengar pada
dengan guru maupun dengan teman sebaya berbagai tingkat pendidikan masih saja terjadi
yang membuat pengalamannya juga semakin berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan
berkembang. oleh peserta didik kita, misalnya perilaku-
Di sekolah anak-anak akan dibentuk dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan
dididik agar menjadi manusia yang baik, peraturan yang ada. Akhir-akhir ini banyak
berilmu, sebagaimana yang tertuang dalam terjadi peristiwa yang mengagetkan kita
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang terhadap peserta didik di sekolah yang sama-
tujuan pendidikan nasional , “yakni sama tidak kita inginkan. Berbagai peristiwa
berkembangnya potensi peserta didik agar negative itu anatara lain perkelahian antar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pelajar, pelecehan sexual, pergaulan bebas,
kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak narkoba, Bullying, cabut, merokok di
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri lingkungan sekolah, berkata kasar kepada guru
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan teman, melawan kepada Guru, mencuri,
serta bertanggung jawab”. dll. Semua bentuk perilaku itu dikenal juga
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan perilaku menyimpang.
yang mulia ini, tentu upaya yang perlu Berbagai bentuk perilaku menyimpang
dilakukan oleh para pendidik adalah Menurut M. Sattu Alang adalah tingkah laku
bagaimana setiap peserta didik itu mampu yang bertentangan dengan norma kebaikan,
mengenali dirinya, lingkungannya secara stabilitas sosial, pola kesederhanaan, moral,
positif, untuk dapat mengembangkan dirinya, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup
agar terhindar dari hal-hal yang tidak rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, hukum
diinginkan. Hal-hal yang perlu dikembangkan

315
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

formal atau bertentangan dengan nilai-nilai Oleh karena itu pendidikan tidak dapat
agama (M. Sattu Alang, 2006:44) dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap
Perilaku menyimpang ini tidak hanya orang butuh pendidikan. Melalui pengelolaan
dilakukan oleh siswa-siswa SLTP atau SLTA sistem pendidikan yang baik potensi yang
saja, tapi juga oleh anak-anak SD. Bullying dimiliki oleh seorang anak dapat
merupakan salah satu bentuk perilaku dikembangkan, termasuk didalamnya adalah
menyimpang yang sering dilakukan oleh dengan memaksimalkan pelayanan konseling
seseorang terhadap orang lain, misalnya di satuan pendidikan.
seorang teman terhadap temannya yang lain, Tentu sangat amat disayangkan jika
atau oleh guru terhadap murid. Hal ini dapat potensi yang sangat luar biasa itu yang
dilihat dari gaya bicaranya, cara berinteraksi dimiliki oleh seorang anak tidak mampu kita
dengan orang lain, maupun dalam bentuk fisik. bina dengan sebaik-baiknya, maka akan
Anak SD berani terang-terangan , berkelahi, hancurlah bangsa ini. Apalagi saat ini kita
memukul baik sesama jenis maupun dengan hidup dalam era globalisasi, kemajuan
lawan jenis, suka berkata kotor atau kasar, teknologi informasi telah banyak
kurang menghargai orang yang lebih tua, dll. mempengaruhi kehidupan manusia, baik
Jangankan mereka merasa malu, malahan pengaruh yang positif maupun yang negative,
sebaliknya mereka merasa bangga dengan apa tentu pengaruh yang negative inilah yang perlu
yang ia lakukan, karena merasa mampu untuk diwaspadai. Semestinya seorang anak yang
menunjukkan eksistensi dirinya . masih sangat muda ini memiliki perhatian
Penting bagi kita untuk memahami terhadap pendidikannya, cita-citanya, patuh
manusia sebagai pribadi yang merupakan kepada orang tua, dan guru, hidup nyaman
pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri dengan teman sebaya secara berdampingan,
atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia rukun, saling menghormati, sopan, menjadi
yang seimbang antar berbagai segi, yaitu diri sendiri sesuai kemampuan yang dimiliki,
antara segi (i) individu dan sosial, (ii) jasmani saling bekerjasama satu dengan yang lain.
dan rohani, (iii) dunia dan akhirat. Kese- Perilaku Bullying yang terjadi di
imbangan hubungan tersebut menggambarkan sekolah, kondisinya dari waktu kewaktu selalu
keselarasan hubungan antara manusia dengan meningkat, informasi ini bisa dilihat pada
dirinya, manusia dengan sesama manusia, media-media. Kadang-kanga kita memang
manusia dengan alam sekitar atau sulit untuk mendapatkan datanya secara pasti.
lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.. Dari beberapa informasi beberapa waktu yang
(Sunarto, 2002:2). lalu tepatnya pada tanggal 18 September 2014
Anak yang mendapatkan keselarasan beredar video yang menayangkan sejumlah
dan keseimbangan dalam hidupnya baik dari murid SD Trisula Perwari Bukittinggi
keluarga, sekolah dan lingkungan akan melakukan aksi bully terhadap seorang teman
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan disaksikan oleh temannya yang lain.
yang baik pula. Pendidikan yang berasal dari Dalam video yang di unggah pada jejaring
keluarga, ditunjang oleh pendidikan di sekolah youtube tersebut tampak seorang siswi
dan dari masyarakat akan menjadikan seorang berpakaian SD dan berjilbab berdiri dipojok
anak tumbuh menjadi anak yang jauh dari ruangan. Sementara beberapa siswi termasuk
perilaku yang buruk, seperti bullying. Oleh lainnya secara bergantian melakukan
karena itu kehidupan dan pendidikan seorang pemukulan dan tendangan. Sisiwi yang
anak hendaknya benar-benar diutamakan dan menjadi objek kekerasan Nampak tidak
diperhatikan oleh semua pihak , baik orang berdaya/pasrah dan bisanya hanya menangis
tua, guru, masyarakat dan pemerintah. Me- menerima perlakuan teman-temannya itu.
lalui pendidikan seorang anak akan men- Menurut Aris Merdeka Sirait (2014),
dapatkan keselarasan dalam kehidupannya. kejadian bully di Sekolah Dasar seperti
Dengan keselarasan hidup inilah seorang anak fenomena gunung es karena sedikit yang
akan mampu mengembangkan dirinya tanpa melaporkan. Berdasarkan catatan kasus
merasa ada tekanan dari lingkungan, baik di pelanggaran terhadap anak dan 16 % pelaku
rumah maupun di sekolah. adalah anak usia kurang dari 14 tahun. Jumlah
ini meningkat menjadi 4.965 kasus di tahun
316
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

2014, dimana pelaku bully meningkat menjadi memiliki perilaku sosial yang sudah maju.
26 %. (Moh Zainul Rohman:jurnal, 2016: Pernyataan ini dapat dilihat dari kutipan
526). berikut
Pada tahun 2012 survei yang dilakukan Merrell, 2001;argues bullies to be
oleh KPAI melaporkan bahwa 87,6 persen dari considered more aggressive and violent than
1.026 responden mengatakan mereka other individuals, hedeclared that aggressive
menderita kekerasan mental, fisik dan verbal, behavior of bullies might be due to his poor
mulai dari nama panggilan bahkan pemukulan social skills that act as barrier in managing
yang dilakukan oleh teman mereka. Sebanyak positive relationship with kith and kilns(peer
42,1 persen responden melaporkan perlakuan ,siblings ,family members and in other
buruk, diikuti oleh tenaga administrator dan settings. However, Vaillancourt et al. (2003)
guru 29,9 persen dan personil non-pengajar concluded that poor social skills of individuals
seperti petugas kebersihan dan penjaga might not be the reason of bullying; some
keamanan 28 persen. Berdasarkan survey yang individuals with advanced social skills also try
dilakukan oleh Global Student-based Health to influence others. Carney and Merrell (2001)
Survey (GSHS) bahwa di Indonesia 50 persen proposed characteristics of victims and
anak berusia 13-15 tahun pernah mendapat variables associated with their behavior.
perilaku bullying yang dilakukan oleh teman- (MS.Afroz.Jan dan Dr.Shafqat Husain.Jurnal,
teman mereka di sekolah (Unicef Indonesia, 2015: 45)
2015). (Rina Fataruba . Seminar Asean 2nd Sistem pendidikan di Indonesia sudah
Psycology & Humanity © Psychology Forum mengatur sedemikian rupa agar peserta didik
UMM, 19 – 20 Februari 2016) benar-benar dapat tumbuh dan berkembang
Kasus bullying juga terjadi di Kota menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan
Mojokerto seperti diberitakan oleh media bangsa. Undang-undang Sistem Pendidikan
online setempat satujurnal.com pada kamis 22 Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3
Januari 2015, Muhammad Fatir Zidan, siswa menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
kelas II SDN Mentikan I menjadi korban berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bullying oleh tiga teman sekelasnya. Ia dan membentuk watak serta peradaban bangsa
mendapat perlakuan kasar dan cenderung yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
berulang-ulang. Ketiga temannya terus peserta didik agar menjadi manusia yang
menerus mengusik dan menganiayanya dengan beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
cara memukuli bagian kepala hingga matanya Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bengkak.Semula Zidan yang mengidap katarak kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
mengalami pembengkakan mata sebelah kanan yang demokratis serta bertanggung jawab.
sebagai perlakuan kasar ketiga temannya. Pendidikan dasar di Indonesia
Namun ia takut mengadukan perlakuan yang merupakan pondasi bagi jenjang pendidikan
menimpanya pada guru dan orang tuanya. selanjutnya dan haruslah berperan dalam
Ketika berhadapan dengan Dokter mata yang membentuk suatu pondasi yang kokoh
akan mengoperasinya dengan operasi besar di berkaitan dengan watak serta kepribadian
RS Undaan Surabaya, Zidan pun menceritakan anak, khususnya peserta didik. Namun apabila
kejadian ini baik di depan Dokter dan kedua pondasi dalam meletakkan dasar-dasar
orang tuanya. Ia nyaris kehilangan matanya pendidikan yang berdampak pada
dan mengalami kebutaan apabila tidak pembentukan watak serta kepribadian anak
tertolong pada operasi besar tersebut. (Hasil tidak kuat, nantinya anak akan mudah
Penelitian Anindita Widya Ningrum, dkk. terpengaruh dengan hal-hal negative.
Universitas Negeri Semarang) Untuk mencapai tujuan pendidikan
Munculnya perilaku bullying menurut dasar tersebut, sebagaimana yang dituangkan
beberapa orang ahli, seperti Merrel, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
disebabkan oleh perilaku agresif akibat dari No.23 di atas, sangat diharapkan peran serta
keterampilan sosial yang buruk, namun dan upaya yang serius dari para pendidik yang
menurut Vaillantcourt perilaku bullying masih ada di sekolah berupa pemberian bimbingan
mungkin juga dilakukan oleh individu yang secara terus menerus. Pada tingkat SD peran
317
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

guru kelas sangat menentukan dalam didukung metode yang tepat, maka proses
membantu perkembangan peserta didik. Oleh pembelajaran dapat berjalan optimal.
karena itu guru kelas penting memiliki Karenanya, pribadi guru yang memahami betul
pengetahuan dan keterampilan dalam dunia siswa dan mengerti apa yang harus
memberikan layanan bantuan. Salah satunya dilakukan sangat dibutuhkan dalam
adalah layanan Bim-bingan dan Konseling. memaksimalkan potensi, bakat dan kecerdasan
Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah siswa, sehingga terhindar dari perilaku-
sangat dibutuhkan untuk mencapai perkem- perilaku yang tidak baik, yang tidak kita
bangan individu yang optimal sebagaimana harapkan.
target kompetensi yang akan dicapai. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74
Berdasar ketentuan yang termaktub Tahun 2008 tentang Guru dinyatakan adanya
dalam Peraturan Menteri Negara pendidik yang disebut Guru Bimbingan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Konseling (BK) atau Konselor. Dalam hal ini
Reformasi Birokrasi (MENPAN dan RB) dapat dijelaskan bahwa Guru BK adalah
nomor 16 tahun 2009 tanggal 10 Nopember pendidik berstatus Guru yang oleh pimpinan
2009 pasal 13 ditetapkan rincian kegiatan satuan pendidikan secara resmi diberi tugas
Guru Kelas sebanyak 15. Pada butir i untuk menyelenggarakan pelayanan BK,
ditetapkan guru kelas bertugas melaksanakan sedangkan Konselor adalah pendidik yang
bimbingan dan kon-seling di kelas yang menurut Peraturan Menteri Pendidikan
menjadi tanggung-jawabnya. Pernyataan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
inimenegaskan bahwa pelaksana program BK Standar Kualifkasi Akademik dan Kompetensi
di SD itu ialah guru kelas. Konselor berkualifikasi Sarjana (S1) BK yang
Realitas di lapangan menunjukkan telah menamatkan program Pendidikan Profesi
bahwa di Sekolah Dasar belum tersedianya Konselor (PPK). (ABKIN: 2013: Xiii)
tenaga bimbingan dan konseling yang Selain keterampilan dan penguasaan
diharapkan mampu memfasilitasi siswa dalam metode pembelajaran pada siswa, hal lain yang
mencapai perkembangannya sesuai standar penting harus dimiliki oleh guru kelas adalah
kompetensi lulusannya. Tugas-tugas yang sensitivitas terhadap berbagai hal yang
berkaitan dengan bimbingan dan konseling menjadi permasalahan siswa. Permasalahan
menjadi tanggung jawab guru kelas yang yang dihadapi siswa ini dapat menghambat
sampai sat ini tidak jelas realisasinya. Dengan perkembangan siswa dalam kehidupan sehari-
demikian kemampuan guru kelas ini perlu hari. Permasalahan tersebut bukan hanya
selalu ditingkatkan. permasalahan pribadi dan sosial tetapi juga
Meskipun belum ada tenaga khusus termasuk permasalahan belajar yang dihadapi
dalam Bimbingan dan Konseling, Sekolah siswa. Kepekaan akan permasalahan pada
Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan aspek-aspek perkembangan siswa ini, selain
yang melandasi jenjang pendidikan menengah membantu guru dan sekolah dalam membantu
dan sebagai salah satu lembaga sekolah tingkat memaksimalkan potensi siswa, juga sangat
dasar diharapkan tetap dapat memiliki bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan orang
program kegiatan yang dapat menstimulasi tuanya. Salah satu bentuk permasalahan yang
segala aspek perkembangan, yang antara lain, dihadapi siswa saat ini adalah maraknya
aspek perkembangan kognitif , sosial, emosi, perilaku-perilaku kekerasan seperti bullying.
dan psikomotornya. Guru Kelas diharapkan Berdasarkan fenomena-fenomena itu
dapat bertindak menjadi fasilitator yaitu maka untuk mengatasi problematika yang
memfasilitasi siswa dalam hal mengem- terjadi di Sekolah Dasar (SD), sangat
bangkan potensi dan bakat yang dimilikinya. diharapkan kepada para guru- kelas di SD
Guru Kelas diharapkan aktif, kreatif , untuk dapat mengembangkan program
dan sensitif terhadap potensi setiap siswa pelayanan konseling untuk mencegah jangan
didiknya sehingga setiap program kegiatan sampai perilaku bullying menjadi sesuatu yang
yang diberikan pada siswa dapat menstimulasi biasa dilakukan oleh anak-anak kita.
tumbuh dan perkembangan siswa. Selain itu Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
dibutuhkan interaksi yang harmonis antara pelaksanaan layanan Bimbingan dan
guru kelas dan siswa. Melalui interaksi dan Konseling di SD belum berjalan optimal
318
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

mengingat tugas guru kelas juga harus meniru menjadi perilaku yang kurang baik.
mengajar , memiliki pengetahuan yang minim Misalnya dengan menonton game onlaine.
tentang ilmu konseling. Hal tersebut menjadi Akibat dari kegemarannya untuk bermain
alasan mengapa pelayanan BK di SD kurang game online banyak sekali perilaku-perilaku
membawa dampak positif bagi para siswa. yang buruk yang dilakukan oleh seorang anak.
Selain melaksanakan tugas pokoknya Sekalipun permainan atau film itu
menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD adalah film kartun, kadang-kadang justru yang
juga dibebani seperangkat administrasi yang ditampilkan adalah kekerasan. Perilaku ter-
harus dikerjakan sehingga tugas memberikan sebutlah yang nantinya akan dapat mem-
layanan BK belum dapat dilakukan secara pengaruhi anak-anak. Hal ini biasa kita lihat
maksimal.
pada media-media yang menginformasikan
Meskipun sebagian guru kelas sudah
kenakalan-kenakalan yang dilakukan, seperti
memberikan layanan bimbingan konseling
sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, Bullying, kebiasaan merokok, tidak
namun agaknya data pendukung yang berupa menghormati guru, tidak menghormati teman,
administrasi bimbingan konseling atau tidak menghormati orang tua, merusak barang
persiapan berupa program layanan juga belum teman, dan lain-lain. Perilaku yang ada dalam
dikerjakan secara tertib sehingga terkesan film-film inilah yang ditiru oleh anak-anak dan
pemberian layanan BK di SD belum maximal.. dilakukannya sendiri terhadap temannya.
Di Kota Batusangkar, keadaannya tidak Melalui fil-film ini anak menjadi terinspirasi
jauh berbeda dengan hasil penelitian di atas. untuk melakukan hal yang sama.
Dari hasil wawancara dengan beberapa orang Beberapa peristiwa bullying yang
Guru SD yang dilakukan pada bulan Maret melanda dunia pendidikan kita akhir-akhir ini,
2016 yang lalu menyatakan bahwa untuk telah membuat hati kita miris. Berbagai
pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan kejadian saling membully di kalangan siswa
konseling di SD mereka merasakan banyak SD sudah diexpose secara terang-terangan
kesulitan. Mereka tidak memiliki program, tanpa ada rasa malu dan bersalah. Atau
buku pedoman khusus untuk SD. Hal lain yang mungkinkah ada diantara mereka ada yang
dirasakan berat oleh para Guru tersebut adalah merasa bangga, karena menurut mereka harga
mereka tidak memiliki kemampuan dan dirinya menjadi terangkat, Mudah-mudahan
pengetahuan yang cukup untuk menyiapakan pemahaman yang salah ini tidak dialami oleh
bahan-bahan bimbingan yang seharusnya anak-anak kita.
diberikan kepada peserta didik. Perilaku bullying merupakan penyim-
Berdasarkan berbagai fenomena di atas, pangan perilaku yang lahir dari paham
Guru BK atau konselor sekolah perlu
kebebasan . Kebebasan adalah nilai utama
merancang program pelayanan konseling yang
dalam sistem demokrasi yang juga
diharapkan dapat mencegah siswa untuk
melakukan kekerasan atau bullying terhadap memfasilitasi prinsip survival of the fittes,
teman-temmannya. hanya yang kuat yang akan bertahan.
Maraknya bullying di sekolah-sekolah
BULLYING termasuk Sekolah Dasar adalah gambaran dari
berlakunya prinsip tersebut. Seorang Pakar
1. Pengertian Psikologi yang juga sebagai seorang psikolog
Seiring dengan perkembangan ilmu yaitu Kak Seto Mulyadi, mengatakan bahwa
pengetahuan dan teknologi pada saat ini, yang kekerasan anak muncul akibat kesalahan sis-
memberikan banyak kemudahan bagi anak- tem pendidikan yang diterapkan di Indonesia,
anak untuk mendapatkan apa saja yang apa yang salah dengan sistem pendidikan,
dibutuhkan, apakah dalam bentuk game, jangan anak yang disalahkan.
informasi, film, gambar, yang tentu tidak Beberapa hasil penelitian menunjukkan
semuanya bernilai positif, bahkan mungkin bahwa perilaku bullying merupakan masalah
juga dapat sebagai pemicu bagi anak untuk serius yang terjadi pada anak. Pada tahun 2012

319
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

survei yang dilakukan oleh KPAI melaporkan atau menerima perilaku bullying pada
bahwa 87,6 persen dari 1.026 responden lingkungan sosial, berarti memberikan bullies
mengatakan mereka menderita kekerasan power kepada pelaku bullying itu sendiri dan
mental, fisik dan verbal, mulai dari nama menciptakan interaksi sosial yang tidak sehat
panggilan bahkan pemukulan yang dilakukan serta meningkatkan budaya kekerasan.
oleh teman mereka. Sebanyak 42,1 persen Bullying adalah pola perilaku agresif
responden melaporkan perlakuan buruk diikuti yang melibatkan ketidakseimbangan
oleh tenaga administrator dan guru 29,9 persen kekuasaan dengan tujuan membuat orang lain
dan personil non-pengajar seperti petugas merasa tidak nyaman, takut, dan sakit hati
kebersihan dan penjaga keamanan 28 persen. yang sering dilakukan atas dasar perbedaan
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh pada penampilan, budaya, ras, agama,
Global Student-based Health Survey (GSHS) orientasi seksual dan identitas gender orang
bahwa di Indonesia 50 persen anak berusia 13- lain (British Columbia, 2013). (Jurnal The 3rd
15 tahun pernah mendapat perilaku bullying Universty Research Colloquium 2016).
yang dilakukan oleh teman-teman mereka di Jadi bullying adalah sebuah situasi
sekolah. (Rina Fataruba.2016. Seminar Asean. dimana terjadinya penyalahgunaan ke-
Psychologi & Humanity) kuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh
Hasil penelitian lainnya sebagaimana seseorang/sekelompok orang. Pihak yang kuat
yang dilakukan oleh Nunung Unayah dan disini tidak hanya kuat secara fisik, tapi bisa
Muslim Sabarisman, peneliti Puslitbang juga kuat secara mental. Dalam hal ini sang
Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI korban bullying tidak mampu membela atau
tahun 2015 tentang fenomena kenakalan mempertahankan dirinya, karena lemah secara
remaja dan kriminalitas, yang mana yang fisik dan mental.
awalnya kenakalan remaja masih bersifat biasa Hal yang perlu dan dan sangat penting
sudah mengalami pergeseran kualitas yang kita perhatikan adalah bukan sekedar tindakan
sudah menjurus pada tindakan kriminalitas, yang dilakukan, tetapi dampak tindakan
seperti mencuri, tawuran, membegal, tersebut bagi si korban. Misal seorang siswa
memperkosa bahkan sampai membunuh. mendorong bahu temannya dengan kasar. Bila
Perilaku-perilaku remaja ini bukan tidak yang didorong merasa terintimidasi, apalagi
mungkin juga akan dilakukan oleh siswa bila tindakan tersebut dilakukan berulang-
Sekolah Dasar, oleh karena itu perlu di cegah ulang, maka perilaku bullying telah terjadi.
dan diantisipasi. Bila siswa yang didorong tak merasa takut
Istilah bullying berasal dari kata bull atau terintimidasi, maka tindakan tersebut
(bahasa Inggris) yang berarti banteng . belum dapat dikatakan bullying. (Sejiwa,
Banteng merupakan hewan yang suka 2008: 2)
menyerang secara agresif terhadap siapapun Perilaku bullying yang marak terjadi di
yang berada di dekatnya . Sama halnya dengan kalangan siswa saat ini tentu tidak dapat
bullying suatu tindakan yang digambarkan dibiarkan begitu saja, karena korban bullying
seperti banteng yang cenderung bersifat akan berdampak buruk terhadap individu yang
destruktif. Bullying merupakan sebuah kondisi bersangkutan. “Merujuk kepada hasil
dimana telah terjadi penyalahgunaan kekuatan penelitian terdahulu school bullying sebagai
atau kekuasaan yang dilakukan oleh perilaku agresif yang dilakukan berulang-
perseorangan ataupun kelompok. Penyalah- ulang seorang atau sekelompok siswa yang
gunaan kekuatan/kekuasaan dilakukan pihak memiliki kekuasaan, terhadap siswa-siswi lain
yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti
juga secara mental (Sejiwa, 2008). Bullying orang tersebut. Hal ini menyebabkan konsep
merupakan tindakan agresivitas antar siswa diri korban bullying menjadi negatif karena
yang memiliki dampak paling negatif bagi korban merasa tidak diterima oleh
korbannya. Oleh karena itu sekiranya mulai lingkungannya. Korban bullying juga merasa
dari sekarang dan untuk seterusnya masyarakat stres, dendam, merana, malu, dan tertekan,
dapat menyadari bahwa dengan membiarkan bahkan sampai melakukan bunuh diri.”
320
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

(ejournal Psikologi. Volume 4, Nomor 2, Perilaku-perilaku yang termasuk dalam


2016:200-214) bullying adalah:
1. .Bentuk fisik, seperti memukul,
2. Bentuk-bentuk perilaku Bullying
mencubit, menampar, dan memalak
Perilaku Bullying dapat terjadi
(meminta dengan paksa yang bukan
disebabkan oleh berbagai factor sebagaimana
miliknya.
yang dikemukakan oleh Ariesto (dalam
2. Bentuk verbal, seperti memaki,
Mudjianti:2011:2) yang menunjukkan bahwa
menggosip, atau mengejek
bullying disebabkan oleh factor keluarga,
3. Bentuk psikologis, seperti mengintimidasi,
sekolah dan kelompok sebaya. Serta teori
mengecilkan, dan Diskriminasi. (Siswati.
penyebab bullying yang diungkapkan oleh
2009: 2)
Priyatna (Dalam Damantari:2011:20) yang
Terkait dengan bentuk-bentuk perilaku
menyatakan bahwa penyebab bullying dapat
bullying Faye Ong. (2003). menyatakan bahwa
berasal dari factor keluarga, factor pergaulan,
bentuk-bentuk perilaku bullying antara lain:
factor lain-lain seperti pihak sekolah yang
1. Agresi secara fisik Bentuk perilaku bullying
tidak menaruh perhatian pada tindakan
yang termasuk ke dalam agresi fisik dibagi
bullying serta pengaruh media massa, dan
menjadi 2, yaitu:
factor agresi yang dijadikan kesenangan
a. Bentuk perilaku bullying yang perlu
Sejiwa (2008:2), menyatakan
diperhatikan
bahwa ada tiga kategori perilaku bullying
1) Mendorong ;2) Mendesak ;3) Meludah ; 4)
diantaranya:
Menendang ;5) Memukul
1). Bullying fisik Merupakan bentuk perilaku
bullying yang dapat dilihat secara kasat
b.Bentuk perilaku bullying dengan perhatian
mata karena terjadi kontak langsung antara
serius
pelaku bullying dengan korbannya. Bentuk
1) Mengancam dengan menggunakan sebuah
bullying fisik antara lain: menampar,
senjata
menimpuk, menginjak kaki, menjambak,
2) Mengotori bahkan merusak benda -benda di
menjegal, menghukum dengan berlari
sekitar
keliling lapangan, menghukum dengan
3) Melakukan pencurian
cara push up
c. Agresi secara lisan
2). Bullying verbal Merupakan bentuk
Bentuk perilaku bullying yang termasuk ke
perilaku bullying yang dapat ditangkap
dalam agresi secara lisan dibagi menjadi 2,
melalui indrapendengaran. Bentuk
yaitu:
bullying verbal antara lain: menjuluki,
1).Bentuk perilaku bullying yang tidak
meneriaki, memaki, menghina,
membutuhkan perhatian serius
mempermalukan di depan umum,
a) Menghina, mengejek orang lain
menuduh, menyoraki, menebar gosip,
b) Suka mengatai dan memberi julukan pada
memfitnah .
orang
3). Bullying mental/psikologis Merupakan
c) Pandangan yang menunjukkan rasa tidak
bentuk perilaku bullying yang paling
senang, kebencian ataupun kemarahan
berbahaya di banding dengan bentuk
d) Menyindir orang lain
bullying lainnya karena kadang
2). Bentuk perilaku bullying yang
diabaikan oleh beberapa orang. Bentuk
membutuhkan perhatian serius
bullying mental/psikologis antara lain:
a) Mengintimidasi (menakut-nakuti,
memandang sinis, memandang penuh
menggertak) melalui panggilan telepon
ancaman mendiamkan, mengucilkan ,
b) Mengejek yang berkaitan dengan ras, jenis
memelototi, dan mencibir (Sejiwa
kelamin
(2008:2).
c) Ancaman berupa kata kata yang dapat
melukai perasaan orang lain

321
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

d) Tindak kekerasan yang berupa kata kata 6) Memandang saudara-saudara/rekan-


yang bersifat mengancam atau menimbulkan rekan yang lebih lemah sebagai musuh
luka luka pada tubuh orang lain 7) Menggunakan kesalahan, kritikan, dan
e) Melakukan pemaksaan tuduhan yang keliru untuk
f) Melakukan pemerasan terhadap orang lain memproyeksikan ketidak cakapan mereka
2. Pengasingan sosial kepada targetnya
Bentuk perilaku bullying yang termasuk ke 8) Tidak mau bertanggung jawab atas
dalam pengasingan sosial dibagi menjadi 2, tindakan-tindakan mereka
yaitu: 9) Tidak memiliki pandangan masa
a.Bentuk perilaku bullying yang tidak depan
membutuhkan perhatian serius 10) Haus perhatian
1) Menggunjing bahkan memfitnah seseorang
sehingga dijauhi oleh teman-temannya MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN
2) Memperlakukan seseorang di depan umum KONSELING UNTUK MENCEGAH
3) Membuat seseorang seolah -olah terlihat BULLYING
bodoh Sekolah tidak hanya dapat menjadi
4) Menyebarkan rumor tentang seseorang tempat yang sesuai untuk mengembangkan
5) Mengeluarkan seseorang dari kelompok potensi anak. Akan tetapi sekolah juga dapat
pergaulan menjadi tempat timbulnya stressor-stressor
b.Bentuk perilaku bullying yang yang dapat mengganggu perkembangan anak.
membutuhkan perhatian serius Salah satu stressor yang dapat mengganggu
1) Menghasut orang lain yang didasarkan pada perkembangan diri anak adalah adanya
rasa benci perilaku bullying di sekolah. Sebagian besar
2) Melakukan pengucilan terhadap seseorang orang seperti pihak sekolah dan orang tua
ataupun kelompok yang berhubungan mengganggap perilaku ini merupakan
dengan ras, dan jenis kelamin fenomena yang biasa terjadi di sekolah.
3) Membuat seseorang menanggung kesalahan Padahal perilaku tersebut dapat menimbulkan
4) Melakukan penghinaan di depan umum masalah tersendiri bagi anak.
5) Menyebarkan rumor jahat tentang seseorang Pendidikan dasar (Sekolah Dasar)
3. Ciri Pelaku Bullying selayaknya mampu memberikan bekal
Terdapat tujuh tipe orang yang kemampuan dasar kepada peserta didiknya
melakukan penindasan, yaitu: 1) penindas agar mampu mengembangkan kehidupannya
yang percaya diiri; 2) Penindas social; 3) secara pribadi maupun sosial untuk mampu
Penindas bersenjata lengkap ; 4) penindas mencapai tugas perkembangan pada jenjang
hiperaktif ; 5) Penindas yang tertindas ; 6) kehidupan selanjutnya. Untuk mencapai
Kelompok penindas; 7) Grombolan penindas. perkembangan yang optimal itu, sekolah
(Barbara Corolus.2007: 51-54) berupaya memberikan pelayanan yang optimal
Walaupun gaya bullying mungkin pula yang digolongkan dalam tiga bidang
berbeda-beda, namun menurut Barbara yaitu:
Corolus (2007. 51-54) pelaku bullying ini (1) Bidang kurikuler melalui penyajian mata
memiliki sifat yang sama, yaitu: pelajaran di sekolah.
1) Suka mendominasi orang lain
(2) Bidang administrasi dan supervisi dalam
2) Suka memanfaatkan orang lain untuk
bentuk penyelenggaraan administrasi dan
mendapatkan apa yang mereka inginkan
supervisi oleh kepala sekolah, guru, dan
3) Sulit melihat situasi dari titik
berbagai tenaga yang terkait.
pandangan orang lain
4) Hanya peduli pada keinginan dan (3) Bidang bimbingan yaitu pemberian
kesenanagan mereka sendiri bantuan kepada siswa-siswa dengan
5) Cenderung melukai orang lain ketika memperhatikan berbagai kemungkinan akan
orang tua.orang dewsa lainnya tidak ada adanya masalah-masalah yang muncul yang
disekitar mereka dapat menghambat pencapaian

322
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

perkembangannya secara optimal (Depdikbud, proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa


1978: 3). dapat mencapai prestasi belajar secara optimal
Berdasarkan tiga bidang di atas tanpa mengalami hambatan dan permasalahan
diketahui bahwa dalam mencapai tugas pembelajaran yang cukup berarti.
perkembangansiswa diperlukan juga adanya Program adalah sekumpulan rencana
bimbingan dan konseling di samping perlunya kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan
penyajian mata pelajaran serta administrasi berbagai pertimbangan dalam rangka
dan supervisi yang dilaksanakan secara benar. mencapai tujuan tertentu. (Departemen
Kedudukan bimbingan dan konseling di Pendidikan dan Kebudayaan:1994: 315).
sekolah dasar sangat penting dan merupakan Program Bimbingan dan Konseling.Menurut
bagian yang integratif dalam sistem Depdiknas, (2007:220-223) penyusunan
pendidikan di sekolah seperti tercantum dalam program bimbingan dan konseling di sekolah
UU Nomor 20 Tahun 2003 serta PP Nomor 19 dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan
Tahun 2005 dan Permendiknas Nomor 20 mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan
Tahun 2006. Selain itu, reformasi pendidikan bahan masukan bagi penyusunan program
di sekolah dasar juga menghendaki hadirnya tersebut. Asesmen adalah aktivitas fondasi
pelayanan bimbingan dan konseling yang riil, bagi pengembangan program yang akuntabel
konkret, terstruktur, dan lebih profesional. (Gibson &Mitchell, 2008: 567).
Bimbingan dan konseling di Sekolah Setiap kegiatan akan dapat dilaksanakan
Dasar itu sendiri merupakan proses bantuan dengan baik dan terarah ketika kegiatan
khusus yang diberikan kepada murid-murid tersebut direncanakan secara matang. Begitu
sekolah dasar dengan memperhatikan juga dengan kegiatan Bimbingan dan
kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan Konseling di sekolah. ‘Program adalah
tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam sekumpulan rencana kegiatan yang akan
mencapai perkembangan yang optimal dilaksanakan berdasarkan berbagai per-
sehingga dapat memahami diri, mengarahkan timbangan dalam rangka mencapai tujuan
diri dan bertindak sesuai dengan tuntutan dan tertentu”. (Departemen Pendidikan dan
keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan Kebudayaan: 1994:7). Dewa Ketut Sukardi
masyarakat (Depdikbud, 1978: 4). (2003:7), mengemukakan “ Program
Di Sekolah Dasar (SD), kegiatan BK Bimbingan dan Konseling merupakan satuan
tidak diberikan oleh guru pembimbing secara rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan
khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan konseling yang akan dilaksanakan pada
SMA. Melainkan diberikan oleh guru kelas. periode waktu tertentu seperti bulanan,
Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara semesteran, dan tahunan”.
menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua Layanan bimbingan dan konseling
materi pelajaran (kecuali Agama dan sebagai bagian yang integral dalam
Penjaskes) dan Menurut Juntika (2003: 73-74) keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan mencapai sasarannya
dasar terdiri dari layanan orientasi, informasi, apabila tidak memiliki program yang bermutu,
penempatan/penyaluran, pembelajaran, dalam arti program yang disusun harus jelas,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, sistematis dan terarah . Program tersebut harus
dan konseling kelompok, dengan memberikan memiliki tujuan yang hendak dicapai, personil
layanan BK kepada semua siswa tanpa yang dilibatkan, sasaran yang jelas, kegiatan
terkecuali. yang jelas, sumber-sumber yang dibutuhkan,
Dalam konteks pemberian layanan BK, cara melakukannya, dan waktu dilkasanakan.
Guru kelas di SD harus melaksanakan layanan Dewa Ketut Sukardi menyatakan bahwa
BK tersebut agar setiap permasalahan yang program bimbingan konseling yang baik ialah
dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini “Suatu bentuk program bimbingan konseling
mungkin sehingga tidak menggangu jalannya apabila dilaksanakan di sekolah memiliki

323
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

efisiensi dan efektifitas yang optimal’. Dalam buku Penataran Pendidikan


Sehubungan dengan itu Miller dalam Dewa Profesional Konselor dan Layanan BK dalam
Ketut Sukardi (2003:9-10) mengemukakan Jalur Pendidikan Formal (Depdiknas, 2007)
bahwa : dijelaskan bahwa program BK mengandung
a. Program bimbingan dan konseling itu empat komponen pelayanan, yaitu : 1)
hendaknya dikembangkan secara bertahap pelayanan dasar bimbingan; 2) pelayanan
dengan melibatkan semua unsur atau staf perencanaan individual; 3) pelayanan
sekolah dalam perencanaannya (guru, responsif; dan 4) dukungan sistem. Adapun
walikelas, kepala sekolah/wakil kepala pengertian tiap‐tiap komponen pelayanan
sekolah, dan staf sekolah lainnya. tersebut sebagai berikut:
b. Program bimbingan dan konseling itu 1. Pelayanan Dasar
hendaknya memiliki tujuan yang ideal dan
a. Pengertian
realitas dalam perencanaannya.
Pelayanan dasar diartikan sebagai
c. Program bimbingan dan konseling itu
proses pemberian bantuan kepada
hendaknya mencerminkan komunikasi yang
seluruh konseli melalui kegiatan
kontiniu antara semua unsur atau staf
penyiapan pengalaman terstruktur secara
sekolah yang bersangkutan
klasikal atau kelompok yang disajikan
d. Program bimbingan dan konseling itu
secara sistematis dalam rangka
hendaknya menyediakan atau memiliki
mengembangkan perilaku jangka
fasilitas yang diperlukan
panjang sesuai dengan tahap dan
e. Program bimbingan dan konseling
tugas‐tugas perkembangan (yang
hendaknya memberikan pelayanan kepada
dituangkan sebagai standar kom-petensi
semua siswa.
kemandirian) yang diperlukan dalam
f. Program bimbingan dan konseling
pengembangan kemampuan memilih
hendaknya menunjukkan peranan yang
dan mengambil keputusan dalam
signifikan dalam menghubungkan dan
menjalani kehidupannya.
memadukan sekolah dan masyarakat.
Di Amerika Serikat sendiri, istilah
g. Program bimbingan dan konseling
pelayanan dasar ini lebih populer dengan
hendaknya memberikan kesempatan untuk
sebutan kurikulum bimbingan (guidance
melaksanakan penilaian terhadap diri
curriculum ). Tidak jauh berbeda dengan
sendiri.
pelayanan dasar, kurikulum bimbingan
h. Program bimbingan dan konseling
ini diharapkan dapat memfasilitasi
hendaknya menjamin keseimbangan
peningkatan pengetahuan, sikap, dan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam
keterampilan tertentu dalam diri siswa
hal:
yang tepat dan sesuai dengan tahapan
perkembangannya (Bowers &
1) Pelayanan kelompok dan perorangan ;2)
Hatch,2000)
Pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis
petugas bimbingan dan konseling ;3) Studi b. Tujuan
perorangan dan konseling perorangan ;4) Pelayanan ini bertujuan untuk
penggunaan instrumentasi atau teknik membantu semua konseli agar mem-
pengumpulan data yang objektif dan subjektif peroleh perkembangan yang normal,
;5) Pemberian jenis jenis-jenis bimbingan ;6) memiliki mental yang sehat, dan
Pemberian konseling kelompok dan memperoleh keterampilan dasar hidup-
konseling perorangan ;7) Pemberian nya, atau dengan kata lain membantu
bimbingan tentang berbagai program sekolah konseli agar mereka dapat mencapai
; 8) Penggunaan sumber-sumber di dalam tugas-tugas perkembangannya. Secara
rinci tujuan pelayanan ini dapat
maupun di luar sekolah yang bersangkutan
dirumus-kan sebagai upaya untuk
;9) Kebutuhan perorangan dan kebutuhan
membantu konseli agar (1) memiliki
masyarakat luas ;10) Kemampuan untuk kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
berpikir, merasakan dan berbuat
324
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

ling-kungannya (pendidikan, pekerjaan, konseli yang muncul segera dan dirasakan saat
sosial budaya dan agama), (2) memapu itu, berkenaan dengan masalah sosial‐pribadi,
mengembangkan keterampilan untuk karir, dan atau masalah pengembangan
mengidentifikasi tanggung jawab atau pendidikan.
seperangkat tingkah laku yang layak c, Focus Pengembangan
bagi penyesuaian diri dengan Fokus pelayanan responsif bergantung
lingkungannya, (3) mampu menangani kepada masalah atau kebutuhan konseli.
atau memenuhi kebutuhan dan Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan
masalahnya, dan (4) mampu dengan keinginan untuk memahami sesuatu
mengembangkan dirinya dalam rangka hal karena dipandang penting bagi
mencapai tujuan hidupnya. perkembangan dirinya secara positif.
c. Focus Pengembangan Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk
Untuk mencapai tujuan tersebut, memperoleh informasi antara lain tentang
fokus perilaku yang dikembangkan pilihan karir dan program studi,
menyangkut aspek‐aspek pribadi, sosial, sumber‐sumber belajar, bahaya obat terlarang,
belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat minuman keras, narkotika, pergaulan bebas.
dengan upaya membantu konseli dalam Masalah lainnya adalah yang berkaitan dengan
mencapai tugas‐tugas perkembangannya berbagai hal yang dirasakan mengganggu
(sebagai standar kompetensi kemandirian). kenyamanan hidup atau menghambat
Materi pelayanan dasar dirumuskan dan perkembangan diri konseli, karena tidak
dikemas atas dasar standar kompetensi terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam
kemandirian antara lain mencakup mencapai tugas‐tugas perkembangan.
pengembangan: (1) self esteem, (2) Masalah konseli pada umumnya tidak
motivasi berprestasi, (3) keterampilan mudah diketahui secara langsung tetapi dapat
pengambilan keputusan, (4) keterampilan dipahami melalui gejala‐gejala perilaku yang
pemecahan masalah, (5) keterampilan ditampilkannya.
hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, 3. Perencanaan Individual
(6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) a. Pengertian
perilaku bertanggung jawab. Perencanaan individual diartikan
2. Pelayanan Responsif sebagai bantuan kepada konseli agar mampu
a. Pengertian merumuskan dan melakukan aktivitas yang
Pelayanan responsif merupakan berkaitan dengan peren‐canaan masa depan
pemberian bantuan kepada konseli yang berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
menghadapi kebutuhan dan masalah yang kekurangan dirinya, serta pemahaman akan
memerlukan pertolongan dengan segera, sebab peluang dan kesempatan yang tersedia di
jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan lingkungannya. Pemahaman konseli secara
gangguan dalam proses pencapaian tu- mendalam dengan segala karakteris‐tiknya,
gas‐tugas perkembangan. Konseling penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan
indiviaual, konseling krisis, ugas‐tugas informasi yang akurat sesuai dengan peluang
perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat dan potensi yang dimiliki konseli amat
juga dikemukakan sebagai konsultasi dengan diperlukan sehingga konseli mampu memilih
orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
lain adalah ragam bantuan yang dapat mengem‐bangkan potensinya secara optimal,
dilakukan dalam pelayanan responsive termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus
b. Tujuan konseli. Kegiatan orientasi, informasi,
Tujuan pelayanan responsif adalah konseling individual, rujukan, kolaborasi, dan
membantu konseli agar dapat memenuhi advokasi diperlukan di dalam implementasi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang pelayanan ini.
dialaminya atau membantu konseli yang b. Tujuan
mengalami hambatan, kegagalan dalam Perencanaan individual bertujuan
mencapai t upaya untuk mengintervensi untuk membantu konseli agar (1) memiliki
masalah‐masalah atau kepedulian pribadi pemahaman tentang diri dan lingkungannya,

325
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

(2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, kepada konselor dalam memper‐lancar


atau pengelolaan terhadap perkembang‐an penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedang-
dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, kan bagi personel pendidik lainnya adalah
belajar, maupun karir, dan (3) dapat untuk emperlancar penyelenggaraan
melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, program pendidikan di Sekolah/Madrasah.
tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Dukungan sistem ini meliputi
Tujuan perencanaan individual ini dapat juga aspek‐aspek: (a) pengembangan jejaring
dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi (networking), (b) kegiatan manajemen, (c)
konseli untuk merencanakan, memonitor, dan riset dan pengembangan.
mengelola rencana pendidikan, karir, dan
pengembangan sosial‐pribadi oleh dirinya a. Pengembangan Jejaring
sendiri. (Networking)
Isi layanan perencanaan individual Pengembangan jejaring menyangkut
adalah hal‐hal yang menjadi kebutuhan konseli kegiatan konselor yang meliputi : (1)
untuk memahami secara khusus tentang konsultasi dengan guru‐guru, (2)
perkembangan dirinya sendiri. Dengan menyelenggarakan program kerjasama dengan
demikian meskipun perencanaan individual orang tua atau masyarakat, (3) berpartisipasi
ditujukan untuk memandu seluruh konseli, dalam me-rencanakan dan melaksanakan
pelayanan yang diberikan lebih bersifat kegiat-an‐kegiatan Sekolah/Madrasah, (4)
individual karena didasarkan atas perencanaan, bekerjasama dengan personel Sekolah/
tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh Madrasah lainnya dalam rangka menciptakan
masing‐masing konseli. lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif
c. Fokus Pengembangan bagi per-kembangan konseli, (5) melakukan
Fokus pelayanan perencanaan individual penelitian tentang masalah‐masalah yang
berkaitan erat dengan pengembangan aspek berkaitan erat dengan bimbingan dan
akademik, karir, dan sosial‐pribadi. Secara konseling, dan (6) melakukan kerjasama atau
rinci cakupan fokus tersebut antara lain kolaborasi dengan ahli lain yang terkait
mencakup pengembangan aspek (1) akademik dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, b. Kegiatan manajemen
melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau Kegiatan manajemen merupakan ber-
pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajar‐an bagai upaya untuk memantapkan,
tambahan yang tepat, dan memahami nilai memelihara, dan meningkatkan mutu program
belajar sepanjang hayat; (2) karir meliputi bimbingan dan konseling melalui
mengeksplorasi peluang‐peluang karir , kegiatan‐kegiatan (1) pengembangan program,
mengeksplorasi latihan‐latihan pekerjaan, (2) pengembangan staf, (3) pemanfaatan
memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja sumber daya, dan (4) pengembangan penataan
yang positif; dan (3) sosial‐pribadi meliputi kebijakan.
pengembangan konsep diri yang positif, dan 1) Pengembangan Profesionalitas Konselor
pengembangan keterampilan sosial ang efektif. secara terus menerus berusaha untuk
4. Dukungan Sistem memutakhirkan pengetahuan dan kete-
Ketiga komponen diatas, me- rampilannya melalui (a) in‐service training ,
rupakan pemberian bimbingan dan (b) aktif dalam organisasi profesi, (c) aktif
konseling kepada konseli secara langsung. dalam kegiatan‐kegiatan ilmiah; seperti
Sedangkan dukungan sistem merupakan seminar dan workshop (lokakarya), atau (d)
omponen pelayanan dan kegiatan melanjutkan studi ke program yang lebih
manajemen, tata kerja , infrastruktur tinggi (Pascasarjana).
(misalnya Teknologi Informasi dan 2) Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Komunikasi), dan pengem-bangan Konselor perlu melakukan konsultasi dan
kemampuan profesional konselor secara kolaborasi dengan guru, orang tua, staf
berkelanjutan, yang secara tidak langsung Sekolah/Madrasah lainnya, dan pihak
memberikan bantuan kepada konseli atau institusi di luar Sekolah/ Madrasah
memfasilitasi kelancaran perkembangan (pemerintah, dan swasta) untuk
konseli. Program ini memberikan dukungan memperoleh informasi, dan umpan balik

326
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

tentang pelayanan bantuan yang telah dasarnya setiap Guru/Guru kelas dapat
diberikannya kepada para konseli, merancang program pelayanan konseling
menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang
yang kondusif bagi perkembangan konseli, diharapkan, misalnya untuk mencegah
melakukan referal, serta meningkatkan Bullying. Jika di sekolah, kita ingin anak-anak
kualitas program bimbingan dan konseling. kita tidak mudah membully teman-temannya,
Dengan kata lain strategi ini berkaitan maka banyak materi yang dapat kita berikan,
dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk baik secara individual maupun kelompok
menjalin kerjasama dengan unsur‐unsur ataupun klasikal.
masyarakat yang dipandang relevan dengan Jadi dalam merancang sebuah
peningkatan mutu pelayanan bimbingan. program yang efektif itu Guru kelas harus
Jalinan kerjasama ini seperti dengan memahami konsep-konsep teoritis yang
pihak ‐pihak (1) instansi pemerintah, (2) berhubungan dengan perilaku bullying beserta
instansi swasta, (3) organisasi profesi, aspek-aspeknya, sehingga memudahkan kita
seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan dalam menyusun materi dan strategi layanan
Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam yang akan kita berikan. Terkait dengan upaya
bidang tertentu yang terkait, seperti pencegahan bullying, dalam sebuah buku yang
psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua sangat menarik karya David A. Hamburg dan
konseli, (5) MGBK (Musyawarah Guru Beatrix A. (2004) yang menyajikan alternative
Bimbingan dan Konseling), dan (6) pencegahan kekerasan yaitu dengan
Depnaker (dalam rangka analisis bursa melakukan “Learning to live together.
kerja/lapangan pekerjaan). Preventing bHatred and Violence in Child and
3) Manajemen Program Suatu program Adolecence Development”. Disebutkan bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling tidak dalam rangka mencegah kekerasan terdapat
mungkin akan terselenggara, dan tercapai tiga prinsip utama yakni: (1) Perubahan
bila tidak memiliki suatu sistem sistemik pada sekolah ; (2) Program untuk
pengelolaan (manajemen) yang bermutu, sisiwa; & (3) Kebijakan public.
dalam arti dilakukan secara jelas, Tabel di bawah ini hanya sekedar
sistematis, dan terarah. (Dikutip dari Bahan contoh beberapa materi yang dapat di berikan
Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru Rayon kepada siswa, dan tentu saja materi ini akan
11 DIY & Jateng). Penyusunan Program sangat mungkin dapat dikembangkan kembali
BK di sekolah. 2008. Fathur Rahman) oleh Guru pembimbing atau guru kelas di
Dengan mengacu kepada beberapa sekolah.
fenomena dan teori-teori di atas, pada

Tabel : contoh materi-materi yang dapat diberikan dalam memberikan layanan BK


Bidang No Materi Layanan Jenis Layanan Kegiatan Pendukung
Bimbingan
Pribadi 1 Mengenal dan memahami Lay.Informasi Himpunan Data
karakteristik diri sendiri Bimb.Kelompok
2 Mengenal dan memahami Lay.Informasi Himpunan Data
kecerdasan emosi Bimb.Kelompok
3 Mengelola perasaan Lay.Informasi Himpunan Data
iri/cemburu secara positif Bimb.Kelompok
Sosial 1 Beradabtasi dengan lingkungan Lay.Informasi Himpunan Data
Bimb.Kelompok Kunjungan Rumah
2 Mengenal dan memahami Lay. Informasi Himpunan Data
nilai-nilai kehidupan Bimb.kelompok
3 Mendapatkan teman yang Lay.Informasi Himpunan Data
sesuai Bimb.Kelompok
4 Bersosialisasi dengan Lay.Informasi Himpunan Data

327
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017

lingkungan sesuai dengan Bimb.Kelompok


norma-norma yang berlaku

Konseling dalam Jalur Pendidikan


PENUTUP
Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal
Dengan keprofesionalan yang Pendidikan Tinggi
dimiliki oleh Guru kelas dalam merancang Faturrahman. Bahan Diklat Profesi Guru,
program Bimbingan dan Konseling di SD, Sertifikasi Guru Rayon II DIY & Jateng.
dapat dipetik beberapa keuntungan, yakni: Penyusunan Program BK
1. Dapat membantu Guru kelas dalam Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. 2008.
memperlancar pelayanan Bimbingan dan Introduction to Counseling and
konseling khususnya di Sekolah Dasar Guidance. Upper Saddle River, New
dalam mencegah perilaku bullying Jersey: Pearson Prentice Hall
2. Bagi guru kelas, dapat dijadikan sebagai
Moh Zainol rohman.2016. Jurnal The 3rd
acuan dalam menyikapi perilaku bullying
University Rsearch Collocium.
3. Bagi siswa dapat mengontrol diri agar
terbebas dari perilaku bullying Mudjianti, Fransisca. 2011. “School Bullying
4. Dapat memotivasi Guru kelas di SD untuk dan peran Guru dalam mengatasinya”.
mengembangkan pelayanan konseling Artcle Naskah Krida Rakyat. Terbit 12
yang sesuai dengan kebutuhan peserta Desember 2011
didik/siswa M, Sattu Alang. 2006. Kesehatan Mental dan
Mudah-mudahan semua Guru Terapi Islam, cet.III; Makssar: Berkah
kelas semakin menyadari dan mampu betapa Utami
pentingnya memberikan pelayanan konseling Nurihsan, Achmad Juntika. 2003. Dasar-dasar
untuk semua anak, terutama karena kondisi Bimbingan dan Konseling. Bandung:
hari ini yang mengharuskan para pendidik Mutiara
lebih pro-aktif dalam membimbing anak- ____. 2010. Strategi layanan Bimbingan &
anaknya, demi masa depan mereka, dan Konseling. Bandung: PT.Refika
bangsa ini di masa yang akan datang Aditama
Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell.
DAFTAR RUJUKAN
2008. Bimbingan dan Konseling.
ABKIN. 2013. Panduan Khusus Bimbingan Pustaka Pelajar. Diterjemahkan dari
dan Konseling. Pelayanan Arah Introduction to counseling and
Peminatan Peserta Didik Pada Satuan Guidance. 2010.
Pendidikan Dasar dan Menengah Sejiwa. 2008. Bullying: Mengatasi Kekerasan
(SD/MI, SMP/MTS/SMPLB, di Sekolah dan Lingkungan sekitar
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK anak. Jakarta: PT. Grasindo
Afroz Jan dan Shafqat Husain.2015. Bullying Siswati. 2009. Fenomena Bullying di Sekolah
in Elementary Schools: Its Causes and Dasar Negeri di Semarang: Sebuah
Effects on Students. Journal of Studi Deskriptif. Jurnal Psikologi
Education and Practice. ISSN 2222- Undip. Vol.5. No.2. Desember 2009
288X (online) Vol.6.No 19, 2015
Sunarto dan Agung Hartono. 1995.
Damantari, Destiana. 2011. Perilaku Bullying Perkembangan Peserta Didik.
pada remaja di Sekolah ditinjau dari Departemen Pendidikan & Kebudayaan
jenis kelamin. Skripsi S1 Fakultas dan Rineka Cipta
Psikologi. Surakarta: Unniversitas
Muhammadiyah Surakarta Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar
pelaksanaan program Bimbingan dan
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Konseling di sekolah. Jakarta: Rineka
Penataan Pendidikan Profesional Kon- Cipta
selor dan Layanan Bimbingan

328

Anda mungkin juga menyukai