Rafsel Tas’adi
Dosen pada Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
rafselstain@gmail.com
ABSTRACT
There are several crucial violent problems faced by students in school. One of them is bullying.
Bullying behaviors can be seen in verbal and physical forms. Using rude words, threatening,
hitting, kicking, yelling, and other similar violent behaviors are commonly and easily performed
by students to the the other students. Such behaviors in turn cause severe psychological problems
to the bullied students, disturb their growth. As a result, those effects will give bad situation for
the them and the nation as well.
315
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
formal atau bertentangan dengan nilai-nilai Oleh karena itu pendidikan tidak dapat
agama (M. Sattu Alang, 2006:44) dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap
Perilaku menyimpang ini tidak hanya orang butuh pendidikan. Melalui pengelolaan
dilakukan oleh siswa-siswa SLTP atau SLTA sistem pendidikan yang baik potensi yang
saja, tapi juga oleh anak-anak SD. Bullying dimiliki oleh seorang anak dapat
merupakan salah satu bentuk perilaku dikembangkan, termasuk didalamnya adalah
menyimpang yang sering dilakukan oleh dengan memaksimalkan pelayanan konseling
seseorang terhadap orang lain, misalnya di satuan pendidikan.
seorang teman terhadap temannya yang lain, Tentu sangat amat disayangkan jika
atau oleh guru terhadap murid. Hal ini dapat potensi yang sangat luar biasa itu yang
dilihat dari gaya bicaranya, cara berinteraksi dimiliki oleh seorang anak tidak mampu kita
dengan orang lain, maupun dalam bentuk fisik. bina dengan sebaik-baiknya, maka akan
Anak SD berani terang-terangan , berkelahi, hancurlah bangsa ini. Apalagi saat ini kita
memukul baik sesama jenis maupun dengan hidup dalam era globalisasi, kemajuan
lawan jenis, suka berkata kotor atau kasar, teknologi informasi telah banyak
kurang menghargai orang yang lebih tua, dll. mempengaruhi kehidupan manusia, baik
Jangankan mereka merasa malu, malahan pengaruh yang positif maupun yang negative,
sebaliknya mereka merasa bangga dengan apa tentu pengaruh yang negative inilah yang perlu
yang ia lakukan, karena merasa mampu untuk diwaspadai. Semestinya seorang anak yang
menunjukkan eksistensi dirinya . masih sangat muda ini memiliki perhatian
Penting bagi kita untuk memahami terhadap pendidikannya, cita-citanya, patuh
manusia sebagai pribadi yang merupakan kepada orang tua, dan guru, hidup nyaman
pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri dengan teman sebaya secara berdampingan,
atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia rukun, saling menghormati, sopan, menjadi
yang seimbang antar berbagai segi, yaitu diri sendiri sesuai kemampuan yang dimiliki,
antara segi (i) individu dan sosial, (ii) jasmani saling bekerjasama satu dengan yang lain.
dan rohani, (iii) dunia dan akhirat. Kese- Perilaku Bullying yang terjadi di
imbangan hubungan tersebut menggambarkan sekolah, kondisinya dari waktu kewaktu selalu
keselarasan hubungan antara manusia dengan meningkat, informasi ini bisa dilihat pada
dirinya, manusia dengan sesama manusia, media-media. Kadang-kanga kita memang
manusia dengan alam sekitar atau sulit untuk mendapatkan datanya secara pasti.
lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.. Dari beberapa informasi beberapa waktu yang
(Sunarto, 2002:2). lalu tepatnya pada tanggal 18 September 2014
Anak yang mendapatkan keselarasan beredar video yang menayangkan sejumlah
dan keseimbangan dalam hidupnya baik dari murid SD Trisula Perwari Bukittinggi
keluarga, sekolah dan lingkungan akan melakukan aksi bully terhadap seorang teman
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan disaksikan oleh temannya yang lain.
yang baik pula. Pendidikan yang berasal dari Dalam video yang di unggah pada jejaring
keluarga, ditunjang oleh pendidikan di sekolah youtube tersebut tampak seorang siswi
dan dari masyarakat akan menjadikan seorang berpakaian SD dan berjilbab berdiri dipojok
anak tumbuh menjadi anak yang jauh dari ruangan. Sementara beberapa siswi termasuk
perilaku yang buruk, seperti bullying. Oleh lainnya secara bergantian melakukan
karena itu kehidupan dan pendidikan seorang pemukulan dan tendangan. Sisiwi yang
anak hendaknya benar-benar diutamakan dan menjadi objek kekerasan Nampak tidak
diperhatikan oleh semua pihak , baik orang berdaya/pasrah dan bisanya hanya menangis
tua, guru, masyarakat dan pemerintah. Me- menerima perlakuan teman-temannya itu.
lalui pendidikan seorang anak akan men- Menurut Aris Merdeka Sirait (2014),
dapatkan keselarasan dalam kehidupannya. kejadian bully di Sekolah Dasar seperti
Dengan keselarasan hidup inilah seorang anak fenomena gunung es karena sedikit yang
akan mampu mengembangkan dirinya tanpa melaporkan. Berdasarkan catatan kasus
merasa ada tekanan dari lingkungan, baik di pelanggaran terhadap anak dan 16 % pelaku
rumah maupun di sekolah. adalah anak usia kurang dari 14 tahun. Jumlah
ini meningkat menjadi 4.965 kasus di tahun
316
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
2014, dimana pelaku bully meningkat menjadi memiliki perilaku sosial yang sudah maju.
26 %. (Moh Zainul Rohman:jurnal, 2016: Pernyataan ini dapat dilihat dari kutipan
526). berikut
Pada tahun 2012 survei yang dilakukan Merrell, 2001;argues bullies to be
oleh KPAI melaporkan bahwa 87,6 persen dari considered more aggressive and violent than
1.026 responden mengatakan mereka other individuals, hedeclared that aggressive
menderita kekerasan mental, fisik dan verbal, behavior of bullies might be due to his poor
mulai dari nama panggilan bahkan pemukulan social skills that act as barrier in managing
yang dilakukan oleh teman mereka. Sebanyak positive relationship with kith and kilns(peer
42,1 persen responden melaporkan perlakuan ,siblings ,family members and in other
buruk, diikuti oleh tenaga administrator dan settings. However, Vaillancourt et al. (2003)
guru 29,9 persen dan personil non-pengajar concluded that poor social skills of individuals
seperti petugas kebersihan dan penjaga might not be the reason of bullying; some
keamanan 28 persen. Berdasarkan survey yang individuals with advanced social skills also try
dilakukan oleh Global Student-based Health to influence others. Carney and Merrell (2001)
Survey (GSHS) bahwa di Indonesia 50 persen proposed characteristics of victims and
anak berusia 13-15 tahun pernah mendapat variables associated with their behavior.
perilaku bullying yang dilakukan oleh teman- (MS.Afroz.Jan dan Dr.Shafqat Husain.Jurnal,
teman mereka di sekolah (Unicef Indonesia, 2015: 45)
2015). (Rina Fataruba . Seminar Asean 2nd Sistem pendidikan di Indonesia sudah
Psycology & Humanity © Psychology Forum mengatur sedemikian rupa agar peserta didik
UMM, 19 – 20 Februari 2016) benar-benar dapat tumbuh dan berkembang
Kasus bullying juga terjadi di Kota menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan
Mojokerto seperti diberitakan oleh media bangsa. Undang-undang Sistem Pendidikan
online setempat satujurnal.com pada kamis 22 Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3
Januari 2015, Muhammad Fatir Zidan, siswa menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
kelas II SDN Mentikan I menjadi korban berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bullying oleh tiga teman sekelasnya. Ia dan membentuk watak serta peradaban bangsa
mendapat perlakuan kasar dan cenderung yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
berulang-ulang. Ketiga temannya terus peserta didik agar menjadi manusia yang
menerus mengusik dan menganiayanya dengan beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
cara memukuli bagian kepala hingga matanya Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bengkak.Semula Zidan yang mengidap katarak kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
mengalami pembengkakan mata sebelah kanan yang demokratis serta bertanggung jawab.
sebagai perlakuan kasar ketiga temannya. Pendidikan dasar di Indonesia
Namun ia takut mengadukan perlakuan yang merupakan pondasi bagi jenjang pendidikan
menimpanya pada guru dan orang tuanya. selanjutnya dan haruslah berperan dalam
Ketika berhadapan dengan Dokter mata yang membentuk suatu pondasi yang kokoh
akan mengoperasinya dengan operasi besar di berkaitan dengan watak serta kepribadian
RS Undaan Surabaya, Zidan pun menceritakan anak, khususnya peserta didik. Namun apabila
kejadian ini baik di depan Dokter dan kedua pondasi dalam meletakkan dasar-dasar
orang tuanya. Ia nyaris kehilangan matanya pendidikan yang berdampak pada
dan mengalami kebutaan apabila tidak pembentukan watak serta kepribadian anak
tertolong pada operasi besar tersebut. (Hasil tidak kuat, nantinya anak akan mudah
Penelitian Anindita Widya Ningrum, dkk. terpengaruh dengan hal-hal negative.
Universitas Negeri Semarang) Untuk mencapai tujuan pendidikan
Munculnya perilaku bullying menurut dasar tersebut, sebagaimana yang dituangkan
beberapa orang ahli, seperti Merrel, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
disebabkan oleh perilaku agresif akibat dari No.23 di atas, sangat diharapkan peran serta
keterampilan sosial yang buruk, namun dan upaya yang serius dari para pendidik yang
menurut Vaillantcourt perilaku bullying masih ada di sekolah berupa pemberian bimbingan
mungkin juga dilakukan oleh individu yang secara terus menerus. Pada tingkat SD peran
317
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
guru kelas sangat menentukan dalam didukung metode yang tepat, maka proses
membantu perkembangan peserta didik. Oleh pembelajaran dapat berjalan optimal.
karena itu guru kelas penting memiliki Karenanya, pribadi guru yang memahami betul
pengetahuan dan keterampilan dalam dunia siswa dan mengerti apa yang harus
memberikan layanan bantuan. Salah satunya dilakukan sangat dibutuhkan dalam
adalah layanan Bim-bingan dan Konseling. memaksimalkan potensi, bakat dan kecerdasan
Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah siswa, sehingga terhindar dari perilaku-
sangat dibutuhkan untuk mencapai perkem- perilaku yang tidak baik, yang tidak kita
bangan individu yang optimal sebagaimana harapkan.
target kompetensi yang akan dicapai. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74
Berdasar ketentuan yang termaktub Tahun 2008 tentang Guru dinyatakan adanya
dalam Peraturan Menteri Negara pendidik yang disebut Guru Bimbingan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Konseling (BK) atau Konselor. Dalam hal ini
Reformasi Birokrasi (MENPAN dan RB) dapat dijelaskan bahwa Guru BK adalah
nomor 16 tahun 2009 tanggal 10 Nopember pendidik berstatus Guru yang oleh pimpinan
2009 pasal 13 ditetapkan rincian kegiatan satuan pendidikan secara resmi diberi tugas
Guru Kelas sebanyak 15. Pada butir i untuk menyelenggarakan pelayanan BK,
ditetapkan guru kelas bertugas melaksanakan sedangkan Konselor adalah pendidik yang
bimbingan dan kon-seling di kelas yang menurut Peraturan Menteri Pendidikan
menjadi tanggung-jawabnya. Pernyataan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
inimenegaskan bahwa pelaksana program BK Standar Kualifkasi Akademik dan Kompetensi
di SD itu ialah guru kelas. Konselor berkualifikasi Sarjana (S1) BK yang
Realitas di lapangan menunjukkan telah menamatkan program Pendidikan Profesi
bahwa di Sekolah Dasar belum tersedianya Konselor (PPK). (ABKIN: 2013: Xiii)
tenaga bimbingan dan konseling yang Selain keterampilan dan penguasaan
diharapkan mampu memfasilitasi siswa dalam metode pembelajaran pada siswa, hal lain yang
mencapai perkembangannya sesuai standar penting harus dimiliki oleh guru kelas adalah
kompetensi lulusannya. Tugas-tugas yang sensitivitas terhadap berbagai hal yang
berkaitan dengan bimbingan dan konseling menjadi permasalahan siswa. Permasalahan
menjadi tanggung jawab guru kelas yang yang dihadapi siswa ini dapat menghambat
sampai sat ini tidak jelas realisasinya. Dengan perkembangan siswa dalam kehidupan sehari-
demikian kemampuan guru kelas ini perlu hari. Permasalahan tersebut bukan hanya
selalu ditingkatkan. permasalahan pribadi dan sosial tetapi juga
Meskipun belum ada tenaga khusus termasuk permasalahan belajar yang dihadapi
dalam Bimbingan dan Konseling, Sekolah siswa. Kepekaan akan permasalahan pada
Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan aspek-aspek perkembangan siswa ini, selain
yang melandasi jenjang pendidikan menengah membantu guru dan sekolah dalam membantu
dan sebagai salah satu lembaga sekolah tingkat memaksimalkan potensi siswa, juga sangat
dasar diharapkan tetap dapat memiliki bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan orang
program kegiatan yang dapat menstimulasi tuanya. Salah satu bentuk permasalahan yang
segala aspek perkembangan, yang antara lain, dihadapi siswa saat ini adalah maraknya
aspek perkembangan kognitif , sosial, emosi, perilaku-perilaku kekerasan seperti bullying.
dan psikomotornya. Guru Kelas diharapkan Berdasarkan fenomena-fenomena itu
dapat bertindak menjadi fasilitator yaitu maka untuk mengatasi problematika yang
memfasilitasi siswa dalam hal mengem- terjadi di Sekolah Dasar (SD), sangat
bangkan potensi dan bakat yang dimilikinya. diharapkan kepada para guru- kelas di SD
Guru Kelas diharapkan aktif, kreatif , untuk dapat mengembangkan program
dan sensitif terhadap potensi setiap siswa pelayanan konseling untuk mencegah jangan
didiknya sehingga setiap program kegiatan sampai perilaku bullying menjadi sesuatu yang
yang diberikan pada siswa dapat menstimulasi biasa dilakukan oleh anak-anak kita.
tumbuh dan perkembangan siswa. Selain itu Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
dibutuhkan interaksi yang harmonis antara pelaksanaan layanan Bimbingan dan
guru kelas dan siswa. Melalui interaksi dan Konseling di SD belum berjalan optimal
318
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
mengingat tugas guru kelas juga harus meniru menjadi perilaku yang kurang baik.
mengajar , memiliki pengetahuan yang minim Misalnya dengan menonton game onlaine.
tentang ilmu konseling. Hal tersebut menjadi Akibat dari kegemarannya untuk bermain
alasan mengapa pelayanan BK di SD kurang game online banyak sekali perilaku-perilaku
membawa dampak positif bagi para siswa. yang buruk yang dilakukan oleh seorang anak.
Selain melaksanakan tugas pokoknya Sekalipun permainan atau film itu
menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD adalah film kartun, kadang-kadang justru yang
juga dibebani seperangkat administrasi yang ditampilkan adalah kekerasan. Perilaku ter-
harus dikerjakan sehingga tugas memberikan sebutlah yang nantinya akan dapat mem-
layanan BK belum dapat dilakukan secara pengaruhi anak-anak. Hal ini biasa kita lihat
maksimal.
pada media-media yang menginformasikan
Meskipun sebagian guru kelas sudah
kenakalan-kenakalan yang dilakukan, seperti
memberikan layanan bimbingan konseling
sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, Bullying, kebiasaan merokok, tidak
namun agaknya data pendukung yang berupa menghormati guru, tidak menghormati teman,
administrasi bimbingan konseling atau tidak menghormati orang tua, merusak barang
persiapan berupa program layanan juga belum teman, dan lain-lain. Perilaku yang ada dalam
dikerjakan secara tertib sehingga terkesan film-film inilah yang ditiru oleh anak-anak dan
pemberian layanan BK di SD belum maximal.. dilakukannya sendiri terhadap temannya.
Di Kota Batusangkar, keadaannya tidak Melalui fil-film ini anak menjadi terinspirasi
jauh berbeda dengan hasil penelitian di atas. untuk melakukan hal yang sama.
Dari hasil wawancara dengan beberapa orang Beberapa peristiwa bullying yang
Guru SD yang dilakukan pada bulan Maret melanda dunia pendidikan kita akhir-akhir ini,
2016 yang lalu menyatakan bahwa untuk telah membuat hati kita miris. Berbagai
pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan kejadian saling membully di kalangan siswa
konseling di SD mereka merasakan banyak SD sudah diexpose secara terang-terangan
kesulitan. Mereka tidak memiliki program, tanpa ada rasa malu dan bersalah. Atau
buku pedoman khusus untuk SD. Hal lain yang mungkinkah ada diantara mereka ada yang
dirasakan berat oleh para Guru tersebut adalah merasa bangga, karena menurut mereka harga
mereka tidak memiliki kemampuan dan dirinya menjadi terangkat, Mudah-mudahan
pengetahuan yang cukup untuk menyiapakan pemahaman yang salah ini tidak dialami oleh
bahan-bahan bimbingan yang seharusnya anak-anak kita.
diberikan kepada peserta didik. Perilaku bullying merupakan penyim-
Berdasarkan berbagai fenomena di atas, pangan perilaku yang lahir dari paham
Guru BK atau konselor sekolah perlu
kebebasan . Kebebasan adalah nilai utama
merancang program pelayanan konseling yang
dalam sistem demokrasi yang juga
diharapkan dapat mencegah siswa untuk
melakukan kekerasan atau bullying terhadap memfasilitasi prinsip survival of the fittes,
teman-temmannya. hanya yang kuat yang akan bertahan.
Maraknya bullying di sekolah-sekolah
BULLYING termasuk Sekolah Dasar adalah gambaran dari
berlakunya prinsip tersebut. Seorang Pakar
1. Pengertian Psikologi yang juga sebagai seorang psikolog
Seiring dengan perkembangan ilmu yaitu Kak Seto Mulyadi, mengatakan bahwa
pengetahuan dan teknologi pada saat ini, yang kekerasan anak muncul akibat kesalahan sis-
memberikan banyak kemudahan bagi anak- tem pendidikan yang diterapkan di Indonesia,
anak untuk mendapatkan apa saja yang apa yang salah dengan sistem pendidikan,
dibutuhkan, apakah dalam bentuk game, jangan anak yang disalahkan.
informasi, film, gambar, yang tentu tidak Beberapa hasil penelitian menunjukkan
semuanya bernilai positif, bahkan mungkin bahwa perilaku bullying merupakan masalah
juga dapat sebagai pemicu bagi anak untuk serius yang terjadi pada anak. Pada tahun 2012
319
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
survei yang dilakukan oleh KPAI melaporkan atau menerima perilaku bullying pada
bahwa 87,6 persen dari 1.026 responden lingkungan sosial, berarti memberikan bullies
mengatakan mereka menderita kekerasan power kepada pelaku bullying itu sendiri dan
mental, fisik dan verbal, mulai dari nama menciptakan interaksi sosial yang tidak sehat
panggilan bahkan pemukulan yang dilakukan serta meningkatkan budaya kekerasan.
oleh teman mereka. Sebanyak 42,1 persen Bullying adalah pola perilaku agresif
responden melaporkan perlakuan buruk diikuti yang melibatkan ketidakseimbangan
oleh tenaga administrator dan guru 29,9 persen kekuasaan dengan tujuan membuat orang lain
dan personil non-pengajar seperti petugas merasa tidak nyaman, takut, dan sakit hati
kebersihan dan penjaga keamanan 28 persen. yang sering dilakukan atas dasar perbedaan
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh pada penampilan, budaya, ras, agama,
Global Student-based Health Survey (GSHS) orientasi seksual dan identitas gender orang
bahwa di Indonesia 50 persen anak berusia 13- lain (British Columbia, 2013). (Jurnal The 3rd
15 tahun pernah mendapat perilaku bullying Universty Research Colloquium 2016).
yang dilakukan oleh teman-teman mereka di Jadi bullying adalah sebuah situasi
sekolah. (Rina Fataruba.2016. Seminar Asean. dimana terjadinya penyalahgunaan ke-
Psychologi & Humanity) kuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh
Hasil penelitian lainnya sebagaimana seseorang/sekelompok orang. Pihak yang kuat
yang dilakukan oleh Nunung Unayah dan disini tidak hanya kuat secara fisik, tapi bisa
Muslim Sabarisman, peneliti Puslitbang juga kuat secara mental. Dalam hal ini sang
Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI korban bullying tidak mampu membela atau
tahun 2015 tentang fenomena kenakalan mempertahankan dirinya, karena lemah secara
remaja dan kriminalitas, yang mana yang fisik dan mental.
awalnya kenakalan remaja masih bersifat biasa Hal yang perlu dan dan sangat penting
sudah mengalami pergeseran kualitas yang kita perhatikan adalah bukan sekedar tindakan
sudah menjurus pada tindakan kriminalitas, yang dilakukan, tetapi dampak tindakan
seperti mencuri, tawuran, membegal, tersebut bagi si korban. Misal seorang siswa
memperkosa bahkan sampai membunuh. mendorong bahu temannya dengan kasar. Bila
Perilaku-perilaku remaja ini bukan tidak yang didorong merasa terintimidasi, apalagi
mungkin juga akan dilakukan oleh siswa bila tindakan tersebut dilakukan berulang-
Sekolah Dasar, oleh karena itu perlu di cegah ulang, maka perilaku bullying telah terjadi.
dan diantisipasi. Bila siswa yang didorong tak merasa takut
Istilah bullying berasal dari kata bull atau terintimidasi, maka tindakan tersebut
(bahasa Inggris) yang berarti banteng . belum dapat dikatakan bullying. (Sejiwa,
Banteng merupakan hewan yang suka 2008: 2)
menyerang secara agresif terhadap siapapun Perilaku bullying yang marak terjadi di
yang berada di dekatnya . Sama halnya dengan kalangan siswa saat ini tentu tidak dapat
bullying suatu tindakan yang digambarkan dibiarkan begitu saja, karena korban bullying
seperti banteng yang cenderung bersifat akan berdampak buruk terhadap individu yang
destruktif. Bullying merupakan sebuah kondisi bersangkutan. “Merujuk kepada hasil
dimana telah terjadi penyalahgunaan kekuatan penelitian terdahulu school bullying sebagai
atau kekuasaan yang dilakukan oleh perilaku agresif yang dilakukan berulang-
perseorangan ataupun kelompok. Penyalah- ulang seorang atau sekelompok siswa yang
gunaan kekuatan/kekuasaan dilakukan pihak memiliki kekuasaan, terhadap siswa-siswi lain
yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti
juga secara mental (Sejiwa, 2008). Bullying orang tersebut. Hal ini menyebabkan konsep
merupakan tindakan agresivitas antar siswa diri korban bullying menjadi negatif karena
yang memiliki dampak paling negatif bagi korban merasa tidak diterima oleh
korbannya. Oleh karena itu sekiranya mulai lingkungannya. Korban bullying juga merasa
dari sekarang dan untuk seterusnya masyarakat stres, dendam, merana, malu, dan tertekan,
dapat menyadari bahwa dengan membiarkan bahkan sampai melakukan bunuh diri.”
320
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
321
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
322
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
323
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
ling-kungannya (pendidikan, pekerjaan, konseli yang muncul segera dan dirasakan saat
sosial budaya dan agama), (2) memapu itu, berkenaan dengan masalah sosial‐pribadi,
mengembangkan keterampilan untuk karir, dan atau masalah pengembangan
mengidentifikasi tanggung jawab atau pendidikan.
seperangkat tingkah laku yang layak c, Focus Pengembangan
bagi penyesuaian diri dengan Fokus pelayanan responsif bergantung
lingkungannya, (3) mampu menangani kepada masalah atau kebutuhan konseli.
atau memenuhi kebutuhan dan Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan
masalahnya, dan (4) mampu dengan keinginan untuk memahami sesuatu
mengembangkan dirinya dalam rangka hal karena dipandang penting bagi
mencapai tujuan hidupnya. perkembangan dirinya secara positif.
c. Focus Pengembangan Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk
Untuk mencapai tujuan tersebut, memperoleh informasi antara lain tentang
fokus perilaku yang dikembangkan pilihan karir dan program studi,
menyangkut aspek‐aspek pribadi, sosial, sumber‐sumber belajar, bahaya obat terlarang,
belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat minuman keras, narkotika, pergaulan bebas.
dengan upaya membantu konseli dalam Masalah lainnya adalah yang berkaitan dengan
mencapai tugas‐tugas perkembangannya berbagai hal yang dirasakan mengganggu
(sebagai standar kompetensi kemandirian). kenyamanan hidup atau menghambat
Materi pelayanan dasar dirumuskan dan perkembangan diri konseli, karena tidak
dikemas atas dasar standar kompetensi terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam
kemandirian antara lain mencakup mencapai tugas‐tugas perkembangan.
pengembangan: (1) self esteem, (2) Masalah konseli pada umumnya tidak
motivasi berprestasi, (3) keterampilan mudah diketahui secara langsung tetapi dapat
pengambilan keputusan, (4) keterampilan dipahami melalui gejala‐gejala perilaku yang
pemecahan masalah, (5) keterampilan ditampilkannya.
hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, 3. Perencanaan Individual
(6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) a. Pengertian
perilaku bertanggung jawab. Perencanaan individual diartikan
2. Pelayanan Responsif sebagai bantuan kepada konseli agar mampu
a. Pengertian merumuskan dan melakukan aktivitas yang
Pelayanan responsif merupakan berkaitan dengan peren‐canaan masa depan
pemberian bantuan kepada konseli yang berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
menghadapi kebutuhan dan masalah yang kekurangan dirinya, serta pemahaman akan
memerlukan pertolongan dengan segera, sebab peluang dan kesempatan yang tersedia di
jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan lingkungannya. Pemahaman konseli secara
gangguan dalam proses pencapaian tu- mendalam dengan segala karakteris‐tiknya,
gas‐tugas perkembangan. Konseling penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan
indiviaual, konseling krisis, ugas‐tugas informasi yang akurat sesuai dengan peluang
perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat dan potensi yang dimiliki konseli amat
juga dikemukakan sebagai konsultasi dengan diperlukan sehingga konseli mampu memilih
orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
lain adalah ragam bantuan yang dapat mengem‐bangkan potensinya secara optimal,
dilakukan dalam pelayanan responsive termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus
b. Tujuan konseli. Kegiatan orientasi, informasi,
Tujuan pelayanan responsif adalah konseling individual, rujukan, kolaborasi, dan
membantu konseli agar dapat memenuhi advokasi diperlukan di dalam implementasi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang pelayanan ini.
dialaminya atau membantu konseli yang b. Tujuan
mengalami hambatan, kegagalan dalam Perencanaan individual bertujuan
mencapai t upaya untuk mengintervensi untuk membantu konseli agar (1) memiliki
masalah‐masalah atau kepedulian pribadi pemahaman tentang diri dan lingkungannya,
325
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
326
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
tentang pelayanan bantuan yang telah dasarnya setiap Guru/Guru kelas dapat
diberikannya kepada para konseli, merancang program pelayanan konseling
menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang
yang kondusif bagi perkembangan konseli, diharapkan, misalnya untuk mencegah
melakukan referal, serta meningkatkan Bullying. Jika di sekolah, kita ingin anak-anak
kualitas program bimbingan dan konseling. kita tidak mudah membully teman-temannya,
Dengan kata lain strategi ini berkaitan maka banyak materi yang dapat kita berikan,
dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk baik secara individual maupun kelompok
menjalin kerjasama dengan unsur‐unsur ataupun klasikal.
masyarakat yang dipandang relevan dengan Jadi dalam merancang sebuah
peningkatan mutu pelayanan bimbingan. program yang efektif itu Guru kelas harus
Jalinan kerjasama ini seperti dengan memahami konsep-konsep teoritis yang
pihak ‐pihak (1) instansi pemerintah, (2) berhubungan dengan perilaku bullying beserta
instansi swasta, (3) organisasi profesi, aspek-aspeknya, sehingga memudahkan kita
seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan dalam menyusun materi dan strategi layanan
Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam yang akan kita berikan. Terkait dengan upaya
bidang tertentu yang terkait, seperti pencegahan bullying, dalam sebuah buku yang
psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua sangat menarik karya David A. Hamburg dan
konseli, (5) MGBK (Musyawarah Guru Beatrix A. (2004) yang menyajikan alternative
Bimbingan dan Konseling), dan (6) pencegahan kekerasan yaitu dengan
Depnaker (dalam rangka analisis bursa melakukan “Learning to live together.
kerja/lapangan pekerjaan). Preventing bHatred and Violence in Child and
3) Manajemen Program Suatu program Adolecence Development”. Disebutkan bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling tidak dalam rangka mencegah kekerasan terdapat
mungkin akan terselenggara, dan tercapai tiga prinsip utama yakni: (1) Perubahan
bila tidak memiliki suatu sistem sistemik pada sekolah ; (2) Program untuk
pengelolaan (manajemen) yang bermutu, sisiwa; & (3) Kebijakan public.
dalam arti dilakukan secara jelas, Tabel di bawah ini hanya sekedar
sistematis, dan terarah. (Dikutip dari Bahan contoh beberapa materi yang dapat di berikan
Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru Rayon kepada siswa, dan tentu saja materi ini akan
11 DIY & Jateng). Penyusunan Program sangat mungkin dapat dikembangkan kembali
BK di sekolah. 2008. Fathur Rahman) oleh Guru pembimbing atau guru kelas di
Dengan mengacu kepada beberapa sekolah.
fenomena dan teori-teori di atas, pada
327
2nd International Seminar on Education 2017
Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue
Batusangkar, September 05-06-2017
328