PENDAHULUAN
moderen sekarang ini manusia sudah jauh dari moral nilai-nilai Al-Qur’an yang
korupsi, bahkan dewasa ini, pembicaraan tentang aspek moralitas menjadi hangat
masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia terletak pada aspek moral.
Terbukti dengan banyaknya berita tentang moral dan karakter siswa diantaranya,
akhlaq orang tua dan guru, kepada teman, siswa bercanda dalam beribadah, tidak
kelasnya, pacar-pacaran, bahkan ada siswa yang berbuat tidak sopan terhadap
Kejadian pada tanggal 26 Januari 2017 ada salah satu siswa yang
melakukan tindakan yang tidak pantas di lakukan oleh siapapun, apa lagi di
lakukan oleh anak-anak sekolah, di mana salah satu anak di SDIT Gameel Akhlaq
melakukan hal ata kasus yaitu memegang payu dara seorang guru. Masih dengan
kasus yang sama, pada tanggal 14 Februari 2017 salah satu siswa memegang
kemaluan dengan lawan jenis. Sekarang ini, moral para murid sedikit banyak telah
1
guru yang pada dasarnya orang tua yang harus dihormati. Boleh jika menganggap
guru sebagai teman, namun sopan santun juga harus tetap dijaga. Dalam kasus ini
pihak sekolah melakukan sanksi kepada murid tersebut dengan cara pendekatan,
Seharusnya murid diberi pelajaran adab terhadap guru. Agar moral yang
sekarang ini telah terkikis bisa diperbaiki. Jadi sangat jelas bahwa menghormati
guru itu harus ditanamkan sejak dini kepada murid, agar murid mengetahui adab
terhadap guru, sehingga dalam menuntut ilmu para murid diberi kemudahan untuk
seseorang baik secara fisik maupun psikologis, mengancam properti, reputasi atau
penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus menerus.
dan mengancam. Pada tanggal 31 Januari 2017 ada salah satu siswa di SDIT
menggunakan batu bata. Kemudian pada tanggal 23 September 2019 salah satu
siswa yang melakukan pemukulan pada alat kelamin sampai menangis kesakitan.
Dalam kasus ini pihak sekolah melakukan sanksi kepada murid tersebut dengan
1
Adab Murid Terhadap Guru Syeikh Az-Zarnuji, Ta’lim Muta’alim, terj. Abdul Kadir Aljufri,
(Surabaya :Mutiara Ilmu, 2009).
2
cara pendekatan, teguran, pembinaan khusus dan membaca Al-Qur’an didepan
guru.
dengan hal tersebut kita bisa mengerti bahwa kalimat kita ‘kita semua saling
memiliki’ hingga kemudian kita bisa ikhlas saling tolong menolong antar sesama
manusia pada kebaikan. Namun sayanagnya, kenyataan di dunia tidak seperti itu.
Dalam hadits diatas dengan jelas dikatakan bahwa mutiara hikmah yang
bisa di ambil dari hadits Arbain Nawawi nomor 13 itu adalah bahwa sikap saling
mukmin dan beriman kepada Allah dan Rasul harus mau menyayangi sesama.
Seseorang yang mau disebut orang islam yang beriman haruslah bersedia menjadi
bantuan dan memusatkan perhatiannya lebih pada memberi dari pada menerima.
Pacaran usia dini akhir-akhir ini kita sering menemukan berita atau video
tentang anak di bawah umur yang masih duduk di bangku SD sudah punya pacar,
bahkan gaya pacarannya pun nggak kalah dengan orang dewasa. Mungkin saat
2
Dr.Musthfa Dieb Al-Bugha Muhyiddin Mistu, AL-WAFI Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiyah
hal.86 ( Jakarta :Al I’tishom, 2003 )
3
bermain. Miris memang jika melihat anak-anak yang baru mau memasuki usia
ada salah satu siswa SDIT Gameel Akhlaq yang kepergok oleh salah satu
kemudian dilaporkan lah pelaku kepada guru bidang kesiswaan. Dalam kasus ini
pihak sekolah melakukan sanksi kepada murid tersebut dengan cara pendekatan,
pandang hadir ke permukaan untuk mendefinisikan secara pasti tentang arti cinta
yang sesungguhnya. Namun, pada umumnya cinta banyak dikupas pada aspek
hubungan spesial antara pria dan wanita dewasa. Selebihnya, kurang mendapat
perhatian memadai. Padahal, dalam kehidupan, bukan hanya remaja, anak kecil
pun sudah akrab dengan kata cinta. Anak-anak kita hari ini, disadari atau tidak
telah terkontaminasi dengan pengertian dan praktik cinta yang salah, khususnya
pada aspek hubungan lawan jenis. Bisa dibayangkan, anak TK saja sudah biasa
mengatakan kata pacar. Walaupun perasaan cinta ini adalah fitrah, bagi remaja
atau anak-anak yang masih belum matang pemikiran dan kedewasaaannya tentu
dan memenuhi perasaan semata. Jika tidak dikontrol dan dipupuk oleh nilai-nilai
4
sebagaimana dalam surat Al Isra’ ayat 32 yang berbunyi Janganlah kamu
mendekati zina, Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Al-Quran melarang walau hanya
dan tindakan antisipatif yang lebih besar,” kata Ibnu Katsir dalam Tafsir Fi
zina. Islam melarang ikhtilath, campur baurnya antara pria dan wanita. Islam
melarang khalwat, pria berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya. Islam
karena salah satu dari mereka tidak terima saat bermain. Dalam kasus ini pihak
sekolah melakukan sanksi kepada murid tersebut dengan cara mengerjakan tugas
khusus.
Dalam kasus di atas sudah jelas yang seharusnya anak-anak pada usia
menginjak sekolah dasar sudah ditanamkan rasa kasih sayang kepada keluarga,
orang tua dan salah satunya adalah saling menyayangi sesama, sebagaimana
dalam surat Al fath ayat 29 yang berbunyi. Berkasih sayanglah sesama mereka,
Kasih sayang adalah perasaan halus dan belas kasihan di hati yang memunculkan
perbuatan terpuji, memaafkan dan berlaku baik terhadap semua hamba dan
antaranya kasih sayang kepada kerabat, kepada anak yatim, orang sakit,
5
Masalah diatas sudah tentu memerlukan solusi yang mampu
mengantisipasi perilaku dan karakter yang mulai melanda krisis moral dikalangan
kepada terjaminnya moral generasi bangsa yang dapat menjadi tumpuan dan
mengajar yang kondusif, aman, nyaman, hubungan guru dengan siswa yang baik,
hubungan siswa dengan siswa yang baik, yang disebabkan perilaku dan karakter
manusia khususnya umat Islam yang sesuai dengan tuntunan ajaran agamanya
yang memang segala tindak tanduknya sudah tertera di dalam Al-Qur’an dan
Hadits sebagai pedoman bagi umat Islam. Namun tidak demikian dengan kondisi
real yang kita lihat dan rasakan pada saat ini. Sebagian manusia bahkan umat
Islam banyak yang mengalami dekadensi moral yang disebabkan karena pada
zaman yang modern ini sangat sedikit sekali Muslim yang mau memperhatikan
budaya dan politik dalam kehidupan yang Islami. Lebih-lebih yang mau
dekadensi moral bangsa dalam upaya menyiapkan generasi muda di masa depan
6
yang lebih baik. Terkait hal ini, disadari bahwa tujuan pendidikan pada dasarnya
adalah memperbaiki akhlaq, moral dan karakter dalam istilah lain dikenal dengan
memanusiakan manusia.
mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi
juga dalam diri, karakter dan kepribadian. Karenanya, mencari konsep pendidikan
karakter menjadi sangat urgen dalam upaya menyiapkan anak didik yang unggul,
pendidikan.
Seharusnya seorang anak dalam mencari nilai-nilai akhlaq atau karakter harus
mendapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat
anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah, dan alam disekitarnya lah
yang akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan seorang
anak, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang berbunyi, “Setiap anak yang
Yahudi, Majusi, atau Nasrani “ (HR. Bukhari)4 Karena itu Islam sangat
kongkrit yang terdapat dalam Al-Qur’an dan penjelasan Rasulullah SAW. yang
4
Ir. Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, Cara Nabi Mendidik Anak hal. 4 ( Jakarta, Al ‘Itisom
Cahaya Umat 2004 ).
7
Allah SWT. juga berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ Ayat 23
ض ٰى َربُّكَ َأاَّل تَ ْعبُ ُد ٓو ۟ا ِإٓاَّل ِإيَّاهُ َوبِ ْٱل ٰ َولِ َد ْي ِن ِإحْ ٰ َسنًا ۚ ِإ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِعندَكَ ْٱل ِكبَ َر
َ ََوق
ٍّ َأ َح ُدهُ َمٓا َأوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُل لَّهُ َمٓا ُأ
ف َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُل لَّهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
tentang pendidikan akhlaq atau karakter bagi anak. Dari beberapa masalah diatas
diperlukan kajian tentang peningkatan pendidikan karater, dari sini penulis akan
dalam Islam ?
8
3. Bagaimana meningkatkan pendidikan karakter anak di SDIT Gameel Akhalaq
penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung pada surat Al-
Isra’ ayat 23. Sedangkan manfaat yang dapat kita ambil dari penelitian telaah Al-
Islam.
akan kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literal. Kajian pustaka
merupakan sebuah uraian tentang literatur yang relevan dengan bidang atau topik
tertentu.5 Penelitian pustaka ini pada dasarnya bukan penelitian yang benar-benar
baru. Sebelum ini banyak yang sudah mengkaji objek penelitian tentang
skripsi ini harus berbeda dengan skripsi yang telah dibuat sebelumnya. Adapun
telaah yang digunakan pada penulisan skripsi ini ialah menggunakan prior
5
Punaji Setyosari, Metode enelitian Pendidikan, (Jakarta : Kencana,2010), hlm 72
9
research (penelitian terdahulu). Prior research yaitu penelitian terdahulu yang
sebagai berikut :
Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam surah Al A’raf ayat 199. Disusun oleh
Zaenal Abidin.6 Di sini dinyatakan bahwa pola pendidikan Islami adalah pola
oleh beliau. Metode pendidikan Qurani adalah suatu cara atau tindakan-tindakan
dalam lingkup peristiwa pendidikan yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-
pendidkan yang diajarkan oleh Rasulullah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah7
memiliki peranan yang sangat penting karena dengan membiasakan kepada anak
terhadap hal-hal yang baik akan memasukkan unsur-unsur positif dalam pribadi
6
Zaenal Abidin (3102044), Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Surah Al-A’raf Ayat 199,
(Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2007), td
7
Heri Jauhari Mukhtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2005), hlm
10
lebih bermakna bagi siswa. Jadi Metode pembiasaaan tepat untuk diterapkan
kehidupan sehari-hari.
14. Di susun oleh Faiq Jauharotul Hud. Di sini di nyatakan nilai-nilai pendidikan
paradigma anak. Jadi pendidikan akhlaq yang dilakukan kepada anak seharusnya
sehari-hari.8
Dari beberapa penelitian diatas belum ada yang membahas tentang nilai-
nilai akhlaq dan pendidikan karakter dalam pandangan surat Al Isra’ ayat 23.
lakukan sebelumnya. Selain itu penelitian ini study kasus yang ingin melihat dan
11
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian
atau cara kerja tertentu dan khusus yang bermanfaat untuk mengetahui
pengetahuan ilmiah dari suatu dokumen yang dikemukakan oleh ilmuan masa lalu
maupun sekarang. Dalam skripsi ini peneliti menganalisis muatan isi dari objek
penelitian yang berupa dokumen tek tafsir klasik dan konteporer Q.s Al Isra’ayat
23 dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
berikut : peningkatan pendidikan karakter pada Q.S Al-Isra’ ayat 23, yang
meliputi tentang aspek pendidikan aqidah dan aspek pendidikan birrul walidain
(berbuat baik pada kedua orang tua), Bagaimana akhlak seorang anak terhadap
kedua orangtua di saat mereka sangat membutuhkan yakni di saat kedua orang tua
dalam usia lanjut. Seharusnya seorang anak berbuat baik kepeda kedua orang tua
karena pada saat lanjut usia perilaku mereka berubah seperti anak-anak dan
banyak lupa. Ini bagian dari perilaku birrul walidain seorang anak terhadap kedua
orang tua.
pedoman hidup orang Islam. Selain itu, sumber data penulisan ini juga diambil
dari buku buku atau bahan bacaan yang relevan dengan pembahasan masalah
dalam penulisan skripsi ini. Sumber data penelitian ini penulis bedakan menjadi
dua kelompok, yang pertama adalah sumber primer, dan yang kedua adalah
sumber sekunder.
12
a) Sumber Primer
Sumber primer adalah data yang diperoleh dari sumber inti. Dalam
melakukan kajian mengenai suatu ayat, maka jelaslah kalau yang menjadi sumber
b) Sumber Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
sumber primer. Sumber data sekunder dapat berupa kitab-kitab tafsir maupun
buku-buku bacaan yang masih relevan dengan pembahasan skripsi ini. 9 Kitab-
kitab tafsir yang penulis jadikan sebagai referensi penulisan skripsi adalah sebagai
berikut :
1) Tafsir klasik :
2) Tafsir kontemporer :
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), hlm. 231
13
Metode Observasi adalah ”teknik pengumpulan data yang dilakukan
perilaku objek sasaran. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
peneliti untuk mendapatkan keterangan atau informasi melalui proses tanya jawab
tertulis.
Analisa data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis
pemahaman peniliti tentang kasus yang diteliti dan menguatkan sebagai temuan.
b). Penyajian data yang menyederhanakan data yang komplek ke dalam kesatuan
14
Bab pertama dimulai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab ketiga mendeskripsikan kajian surat menurut para mufassir yakni menurut
Bab keempat analisa dari peningkatan pendidikan karakter anak di SDIT Gmeel
Bab kelima kesimpulan secara keseluruhan serta memberi saran jika perlu.
15