Di Susun Oleh:
Krisis moral dan etika dikalangan remaja atau siswa semakin mengancam bangsa ini. Kita
dapat percaya atau tidak tindakan kenakalan remaja atau siswa cenderung semakin lama
semakin mengarah kepada perbuatan yang sadis dan sudah mulai melewati batas wajarnya.
Remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dalam hal ini
banyak sekali perubahan-perubahan secara fisik, hormon, cara berfikir, tingkahlaku dan
emosi yang akan dialami oleh remaja. Apabila seorang remaja sedari kecil tidak dibekali
dengan nilai moral dan nilai agama yang kuat itu akan sangat memicu gangguan mental dan
emosional yang memicu tindakan diluar norma. Dalam sebagian kasus seorang siswa
membunuh gurunya sendiri, itu merupakan akibat dari kurangnya didikan nilai moral pada
remaja. Peran lingkungan sangatlah penting untuk mengelola dan menerapkan nilai-nilai
moralitas yang sangat matang, terutama dalam lingkungan keluarga, orang tua sangatlah
penting untuk menanam nilai moral dan agama kepada anak-anaknya karena orang tua adalah
orang yang pertama kali dalam mendidik seorang anak mulai dari kecil hingga muali masuk
usia sekolah, dan lingkungan sekolah juga berperan aktif dalam membentuk nilai moral dan
agama kepada siwa-siswinya. Namun mungkin sedikit sekali sekolah-sekolah memberikan
pengajaran dan pemahaman kepada siswa-siswinya tentang sisi moralitas,siswa hanya
dicekoki tentang teori-teori pembelajaran ilmu pasti. Adapun fungsi agama yang dapat
memperkuat dan memperkokohkan nilai ataupun etika moral dalam kehidupan sosial.
‘’Guru SMK di Manado Tewas Ditikam Muridnya Sendiri, Gegara Ditegur Karena
Merokok’’
Polisi sudah memintai keterangan beberapa saksi. Di antaranya Kepala SMK Ichthus
KL alias Katarina. Ia menjelaskan, awalnya korban Alexander menegur beberapa siswanya
yang sedang merokok di lingkungan sekolah, yakni siswa berisial C, FL dan OU.
Selanjutnya, salah seorang guru berinisial AD menyuruh pelaku FL untuk pulang. Setelah
pelaku FL pulang ke rumahnya, siswa berinisial OU memprotes teguran dari korban,
sehingga pada saat itu terjadi adu mulut antara korban dan OU.
Dalam setiap tahunnya selalu saja ada kasus seperti ini, sehingga berita yang seperti
ini bukan lagi kisah baru di dalam masyarakat. Serta para pelakunya tidak segan-segan
menggunakan metode yang kejam dan keji dalam melakukannya. Sebab yang mendasar bagi
sipelaku menggambil keputusan untuk membunuh gurunya adalah masalah yang sangat
sepele sekali.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun yang mana harusnya sangat di
kontrol dan diawasi. Karena pada masa tersebut remaja dapat dengan mudah terpengaruh
oleh lingkungan sekitarnya dan dimana remaja belum dapat mengontrol emosinya dengan
benar. Pada saat masa remaja manusia tidak dapat dikatakan dewasa dan juga tidak dapat
dikatakan anak-anak.
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang dimana masa
tersebut seorang remaja sedang mencari jati dirinya yang sebenarnya. Pada saat anak
memasuki usia belasan tahun yaitu tahap remaja, dimana mereka akan melakukan perbuatan-
perbuatan yang selama ini mereka pelajari atau mereka lihat baik itu perbuatan baik maupun
perbuatan buruk. Keluarga merupakan tempat pembetuk atau yang mengajarkan nilai dan
moral seorang anak. Karena keluarga merupakan tempat belajar yang pertama kali yang
dialami seorang anak dan masyarakatlah sumber penentu atau dapat menilai apakah
perbuatan tersebut baik atau buruk. Semisal apabila lingkungan keluarga mengajarkan etika
dan moral yang baik kepada anak atau remaja tersebut sedangkan lingkungan masyarakat
sebaliknya atau bisa dibilang lingkungan yang buruk maka anak atau remaja tersebut juga
bisa terpengaruh pengaruh buruk dari lingkungan masyarakat tersebut begitu juga sebaliknya
terkadang lingkungan keluarganya buruk tetapi memiliki lingkungan masyarakat yang baik.
Remaja sangatlah sensitif akan sesuatu hal, ia akan mudah marah atau sakit hati dan
mulai memiliki dendam terhadap seseorang tanpa mereka tau atau sadari hal yang mereka
rasakan itu akan membuat dampak buruk sutu saat nanti apabila mereka atau remja tersebut
tidak dapat menahan atau mengontrolnya dengan baik. Seorang anak atau remaja dapat
belajat dari setiap pengalaman yang ia alami. Misalnya saja pada remaja ini, ia membunuh
gurunya akibat ditegur karena ia merokok dan disuruh pulang tidak diperbolekkan mengikuti
kelas sehingga ia merasa sakit hati dan membunuh gurunya sendiri. Karen hal sepele seperti
ini seorang murid dapat bertindak ataupun melakukan hal yang sangat keji.
Kurangnya pendidikan karakter dan moral yang diberikan atau diterapkan kepada
anak-anak terutamanya kepada kalangan remaja sehingga dapat membuat mereka bertindak
diluar nilai dan ajaran norma yang berlaku. Bahkan mereka dapat melakukan hal yang sangat
keji dan sadis kepada korbannya,
Moral manusiawi itu seharusnya tindakan yang melibatkan kesadaran akal, kehendak
bebas, serta hati. Meskipun tindakan manusia itu tidak bernilai baik, namun jika dilakukan
dengan keadaan sadar dan bebas itupun sudah manusiawi, karena melibatkan unsur khas
manusia yakni akal dan kehendak manusia bebas. (Chang, 2001;52)
ETIKA DALAM TINDAKAN MANUSIA
Etika secara etimologis berasal dari bahasa yunani, ‘’ethos’’, yang berarti ‘’custom’’
atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Secara
umumdapat dikatakan bahwa etika adalah filsafat yang mempelajari tindakan manusia
sebagai manusia. Belajar etika berarti bagaimana bertindak baik mengantar orang pada
perbuatan baik.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak serta
kewajiban moral, menilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.serta asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Moral atau tindakan bermoral adalah suatu tindakan yang diketahui, dikehendaki atau
disengaja, dengan maksud yang baik. Tatanan moral merupakan dinamisme penilaian baik
buruk dari suatu tindakan manusia. Perbuatan moral merupakan tindakan manusia sebagai
manusia. Perbuatan moral mencetuskan kodrat manusiawi dan sekaligus mulia.
Perbuatan manusia itu tidak tunggal, melainkan kompleks. Tindakan itu mengalir dari
rentetan motivasi untuk melakukannya. Dalam menegaskan motivasi, terdapat pula preferensi
nilai atau gradasi pertimbangan baik buruk sampai kemudian tercetus suatu
keputusan.keputusan menjadi suatu perbuatan pada waktu kehendak mengeksekusinya dalam
tindakan. Ada banyak elemen perbuatan yang berpartisipasi di dalamnya; motivasi,
kehendak, eksekusi dalam perbuatan.
Menurut Emile Durkheim, “Nilai agama adalah sistem terpadu yang terdiri atas
praktik dan kepercayaan, yang berhubungan dengan hal yang suci dan mempersatukan umat
dalam suatu komunitas”.
Guru SMK di Manado Tewas Ditikam Muridnya Sendiri, Gegara Ditegur karena Merokok
(Senin, 21 Oktober 2019 21:51)
Remaja sekolah menengah kejuruan beruisa 16 tahun sudah dapat dikatakan bahwa ia
memiliki akal fikir yang rasional. Apalagi pelajar ini bersekolah pada tempat yang normal
dan tidak memiliki masalah dalam gangguan mentalnya, yang dimana ia sedang menempuh
pendidikan yang layak dan sangat baik. Sebagai manusia hanya bisa mengontrol apa yang
ingin kita kehendaki dan mamiliki pemahaman yang besar apakah tindakan itu salah atau
benar.
Setiap manusia pasti selalu memiliki rasa marah, emosi, kesel, dan benci tapi itu
semua tergantung pada dirikita sendiri untuk bagaimana kita mengontrol dan menyikapi rasa
tersebut. Apabila kita sebagai manusia tidak dapat mengontrolnya itu akan menjadi bumerang
untuk kita sendiri dan dapat merugikan bagi dirikita sendiri dan orang lain. Contohnya seperti
siswa tersebut dia merasa marah dan kesal sehingga tidak dapat mengontrol dirinya dan
mengambil keputusan yang sangat salah dengan membunuh gurunya sendiri karena masalah
hal yang sangat sepel.
Tindakan membunuh adalah tindakan yang sangat jahat dan tidak beradab. Tidak
pernah ada yang mengatakan dengan membunuh orang lain dapat menyelesaikan suatu
persoalan dan tidak ada yang mengatakan bahwa dengan membunuh dapat membuat dirinya
sendiri bahagia dan tenang. Baik secara agama,hukum,sosial,masyarakat, adat dan yang
lainnya. Tindakan membunuh adalah hal yang dibenci oleh Tuhan, apapun agamanya yang
dianut oleh sipelaku dan setiap manusia pasti tidak ada yang menyarankan umatnya untuk
membunuh seseorang agar dapat menyelesaikan suatu masalah.
Sebaliknya seharusnya kita dapat bertanggung jawab atas masalah kita sendiri dan
mengintropeksi diri kita apakah kita sudah benar atau salah. Dari kasus tersebut sudah benar-
benar jelas bahwa si anak remaja tersebutlah yang salah maka ia ditegor gurunya dan
dipulangkan akibat merokok di sekolah, perbuatan dia sendiri lah yang sangat tidak baik tapi
masalah membenci dan menyalahkan orang lain.
‘’Beberpa saat kemudian pelaku FL datang kembali ke sekolah dengan membawa sejam
tajam jenis pisau.Tanpa basa-basi pelaku langsung menikam tubuh korban.’’
Seorang murid yang merasa sakit hati kepada gurunya??? Bagaimana perasaan
seorang guru??? Apakah kita juga sudah menghargainya??? Beliau adalah orang tua kedua
bagi kita saat kita berada disekolah, beliaulah yang sabar dalam mendidik kita. Dukungan dan
setiap nasehatnya hanyalah ingin agar kita dapat menjadi orang yang baik dan benar,
terkadang memang didikannya dengan keras tetapi itu semua hanya demi kebaikan kita.
Setiap guru tidak perlu di berikan barang mewah atau uang untuk membalas jasanya beliau
hanya mau setiap anak didiknya memiliki kesuksesan dan masa depan yang cerah.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki hati nurani yang baik. Sipelaku dikatakan
meiliki hati yang sesat akibat kehendak dari sipelaku sendiri karena memiliki pemikiran yang
tidak rasional. Seharusnya dalam bertidak ia harus meiliki pemikiran yang baik, apakah yang
ia lakukan akan sangat merukan orang lain.
Persoalan hati nurani yang sesat haruslah dihindari dan jangan pernah untuk
dilakukannya dalam kehidupan kita karena itu akan sangat menjerumuskan kita kedalam hal-
hal yang jahat dan menyesalkan. Sehingga kita harus memiliki modal atau landasan yang kuat
dalam hidup kita agar kita dapat terhindar dari hati nurani sesat.
Bagaimana remaja seharusnya mampu mengendalikan hati dan emosinya dan
mengelolah hati nurani baiknya dengan benar. Remaja saat ini sangatlah cerdas dalam
mengikuti setiap perkembangan jaman, sehingga harusnya ia mampu memilih perbuatan baik
atau buruk dalam suatu tindakannya.
Setiap remaja pasti memiliki orang tua atau orang lainnya yang ia percaya, seharusnya
dia bertanya apakah hal yang akan dia lakukan baik atau tidak, bukannya bertindak sesuka
hatinya dan mersa tindakannya itu benar. Tetapi itu semua kembali kepada setiap individu
bagaimana ia harus menyikapi masalahnya dan berhentilah untuk menyalahkan orang lain
atas apa yang kita hadapi serta mulailah mengintropeksi diri kita sendiri dan menilai setiap
persoalan yang kita hadapi.
Kita sebagai remaja seharusnya belajar senantiasa bersyukur karena masih banyak
orang yang memperdulikan kita dan menegur kita apabila kita melakukan salah dan kita
pintar dalam memilih teman bergaul dimana teman yang membawa kita terhadap hal yang
positif bukan negatif. Belajar dari keburukan yang ada disekita kita dan menjadikannya
pelajaran agar kita tidak melakukan atau mengulangnya di masa yang akan datang.
Banyak hal positif yang bisa kita inovasikan serta dedikasikan kepada guru dan
bukannya malah mendatangkan keburukan. Sepele sekali membunuh guru akibar ditegur
karna merokok di sekolah. Karena apapun yang beliau berikan dan katakan kepada kita itu
semua untuk kebaikan kita. Tidak ada membunuh dapat menyelesaikan masalah itu malah
menambah masalah yang kita hadapi karna Tuhan tidak mengajarkan kita untuk
membenci,marah apalagi membunuh orang lain justru Tuhan mengajarkan kita tentang kasih
dan bagaimana cara menghormati dan menghargai orang lain.
Relevasinya dalam kasus ini adalah peran orang tua dan keluargalah sangat penting
dan sangat diperlukan. Didikan dari orang tua lah yang sangat berperan besar dalam mendidik
kepribadian anak. Karena dari keluargalah lingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak.
Memberi wawasan moral tentang agama sangat dibutuhkan dalam kasus seperti ini. Remaja
sekarang sangatlah perlu menambah wawasan bagaimana cara perperilaku sopan dan meiliki
etika yang baik serta memilih cara bergaul dan lingkungan yang benar dalam kehidupan
sosial. Memilih serta membuah semua hal negatif yang berada disekita kita serta menjahui
semua hal negatif sangatlah dianjurkan. Dengan begitu akan banyak anak-anak dinegeri ini
yang akan memiliki etika dan moral yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantara, A. W. (2012). Belajar Sebagai Aktivitas Remaja Mempersiapkan Masa Depan. JPAK:
Jurnal Pendidikan Agama Katolik, 7(4), 155-171.
Dewantara, A. KASUS PEMBUNUHAN JUNKO FURUTA DITINJAU DARI TEORI HATI NURANI
SESAT.
Dewantara, A. KASUS TEROR PEMBAKARAN MOBIL DAN RUANG KELAS DITINJAU DARI
SUDUT PANDANG ETIKA DAN ACTUS HUMANUS.
Dewantara, A. STUDI KASUS BULLYING SMAN 1 SEMARANG DITINJAU DARI TEORI TINDAKAN
MANUSIA DAN TATANAN MORAL SUBJEKTIF
Dewantara, A. Kasus Loli Candy’s Ditinjau Dari Etika Dan Teori Hati Nurani.
Purnamasari, F., & Dewantara, A. (2018). KASUS SMK NU 03 KALIWUNGU KENDAL DITINJAU
DARI ACTUS HUMANUS.