“ ALAT OPTIK “
DASAR TEORI
1. Sifat Cahaya
Seberkas cahaya yang merambat melalui medium yang sama maka arah
rambatnya akan berupa garis lurus. Jika melalui medium yang berbeda maka akan
dibiaskan, yaitu pembelokan cahaya karena merambat melalui dua jenis zat yang
kerapatannya berbeda. Apabila gelombang cahaya merambat dan menumbuk dinding
penghalang, maka cahaya akan dipantulkan atau dibiaskan.
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari pada bagian
pinggirnya. Lensa cekung terdiri atas 3 macam bentuk, yaitu lensa bikonkaf (cekung
rangkap), plan-konkaf (cekung datar), konveks-konkaf (cekung-cembung). Lensa
cekung disebut juga lensa negatif (-), yang memiliki sifat dapat menyebarkan cahaya
(divergen). Apabila seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa
cekung, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan menyebar seolah-olah berasal
dari satu titik, yaitu titik fokus.
Untuk lebih mudah dalam melukiskan bayangan benda, maka lensa cekung dapat
digambarkan berupa garis tegak lurus terhadap sumbu utama dan diberi tanda negatif
(-) di bagian atas garis.
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian
pinggirnya. Lensa cembung terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu lensa bikonveks
(cembung rangkap), plan-konveks (cembung datar), dan konkaf-konveks (cembung-
cekung). Lensa cembung memiliki dua permukaan lengkung, sehingga terdapat dua titik
pusat kelengkungan, yaitu P1 dan P2, dan dua titik fokus, yaitu F1 dan F2. Lensa
cembung disebut juga lensa positif (+) yang memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Apabila ada seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan
lensa, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Titik dimana
cahaya mengumpul disebut titik fokus.
Daya atau kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau
menyebarkan berkas cahaya. Daya lensa dinyatakan dalam satuan dioptri yang dinyatakan dengan
persamaan berikut:
1
D=
F
Dengan :
F = Jarak focus
Mata berakomodasi maksimum merupakan cara memandang objek dimana otot siliar
bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya.
Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat di titik
fokus lensa objektif dan berada di antara titik pusat optik dan titik fokus lensa okuler.
Titik fokus lensa okuler berimpit dengan titik fokus lensa objektif, berarti bayangan
dari lensa objektif tadi berada di fokus lensa okuler. Oleh lensa okuler, bayangan dari
lensa objektif akan dibiaskan lagi hingga terbentuk bayangan akhir di tak berhingga.
Dengan demikian, mata dapat mengamatinya tanpa berakomodasi.
L
a. Teleskop
Teleskop atau teropong berfungsi untuk melihat benda yang jauh (S ob = ∞) agar
tampak lebih dekat dan jelas. Ada 2 jenis utama teleskop yaitu teleskop bias dan
teleskop pantul. Prinsip dasar teleskop bias dibangun dari susunan dua lensa positif
yang diletakkan dalam satu garis dengan jarak antara kedua lensa dalam kisaran
kedua jumlah panjang fokusnya. Lensa objektif mempunyai jarak fokus yang cukup
besar dengan panjang fokus fob dan bayangan yang dibentuknya nyata, terbalik, dan
diperkecil di fokus lensa objektif. Lensa okuler dengan fokus yang cukup pendek f ok
akan memperbesar bayangan yang terjadi pengamatan benda langit dapat
berlansung cukup lama. Agar mata tidak lelah, maka pengamatan dilakukan dengan
mata tidak berakomodasi. Agar hal ini dapat tercapai, maka bayangan lensa objektif
harus diletakkan di fokus lensa okuler. Ini berarti titik fokus lensa objektif berimpit
dengan titik fokus lensa okuler.
b. Kamera
Sebuah lensa yang berentuk bulat memiliki sudut pembelokan yang lebih
tajam. Pada dasarnya, dengan mengurangi kecembungan lensa akan
meningkatkan jarak antara titik-titik yang berlainan pada lensa. Hal ini
menyebabkan pertambahan waktu tempuh berkas cahaya sehingga salah satu
bagian berkas cahaya akan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan berkas
cahaya lainnya, yang pada gilirannnya akan menghasilkan sebuah belokan yang
lebih tajam.
Peningkatan sudut pembelokan memiliki efek yang jelas. Berkas cahaya dari
sebuah titik tertentu akan konvergen pada sebuah titik yang lebih dekat ke
lensa. Pada sebuah lensa yang bentuknya lebih datar, berkas cahaya tidak akan
membelok secara tajam. Akibatnya, berkas cahaya akan konvergen pada jarak
yang lebih jauh dari lensa. Dengan kata lain, bayangan real yang terfokus akan
terbentuk pada jarak yang lebih jauh dari lensa jika lensa yang digunakan adalah
lensa dengan permukaan yang sedikit lebih rata. Meningkatkan jarak antara lensa
dan bayangan real sebenarnya meningkatkan ukuran total bayangan real
tersebut. Andaikan sebuah proyektor: jika kita menggerakkan sebuah proyektor
menjauh dari layar, maka bayangan yang terbentuk akan menjadi lebih besar.
Secara sederhana, berkas cahaya tetap menyebar pada saat bergerak menjauhi
layar.
Peristiwa yang sama berlaku pada kamera. Pada saat jarak antara lensa dan
bayangan real bertambah, berkas cahaya akan lebih menyebar, membentuk
sebuah bayangan real yang lebih besar. Tetapi ukuran film tetap konstan. Jika kita
menempatkan sebuah lensa yang sangat datar, maka kamera akan
memproyeksikan sebuah bayangan real yang besar tetapi hanya bagian tengah
dari bayangan tersebut yang akan tertangkap di film.
METODE PERCOBAAN
2. Langkah Kerja
a) Percobaan Teleskop
b) Percobaan Kamera
8. Nyalakan catu daya. Pada layar akan tampak bayangan benda, geser
layar sehingga didapatkan bayangan tajam.
9. Ubahlah jarak benda dengan menggeser lensa, bayangan seharusnya
terjadi lagi pada layar.
10. Amati dan catat jarak layar saat diperoleh bayangan yang jelas/tajam.
11. Ulangilah percobaan diatas dengan mengubah lensa dengan fokus f = +50 mm.
BAB IV
No S (cm) S’ (cm)
1 30 12 cm
2 35 13 cm
3 40 13 cm
4 45 7 cm
5 50 12 cm
No S (cm) S’ (cm)
1 30 7,5 cm
2 35 4 cm
3 40 4 cm
4 45 6 cm
5 50 5 cm
4. Pembahasan
Pada percobaan ini dirancang untuk mengukur panjang fokus lensa pada
teleskop atau kamera. Hal ini penting karena panjang fokus mempengaruhi
kemampuan sistem optik untuk memusatkan cahaya dan menentukan pembesaran
atau bidang pandangnya. Untuk memahami bagaimana panjang fokus lensa
mempengaruhi bidang pandang pada teleskop atau kamera. Ini dapat melibatkan
perubahan jarak antara lensa dan sensor/film pada kamera atau perubahan panjang
tubuh teleskop. Dan pada percobaan ini menggunakan 3 jenis lensa yang berbeda.
Yaitu lensa f = +50 mm, f = +100 mm, dan f = +300 mm.
a. Teleskop
Pada percobaan ini terdapat lensa yang berperan sebagai lensa okuler
dan lensa objektif. Lensa okuler yang terletak di dekat mata pengamat,
kemudian lensa dapat digeser agar mendapatkan pembesaran terhadap
gambar objek yang sudah diperbesar lensa objektif. Selain itu, lensa okuler
juga mengarahkan gambar ke mata pengamat sehingga gambar yang
diperoleh dari lensa objektif dapat dilihat dengan jelas.
Kemudian lensa objektif ialah lensa yang terletak di ujung rel presisi.
Lensa ini berfungsi memfokuskan cahaya dari objek dan membentuk
gambar awal di titik fokus. Lensa objektif juga berkontribusi memberikan
resolusi tinggi pada objek yang sedang diamati yang memungkinkan
pengamatan lebih detail dan halus.
b. Kamera
Kesimpulan
Prinsip kerja alat optik teleskop dan kamera didasarkan pada sifat pemfokusan
cahaya oleh lensa. Teleskop menggunakan lensa objektif untuk mengumpulkan
cahaya dari objek yang diamati dan membentuk bayangan yang diperbesar di titik
fokusnya. Lensa okuler kemudian digunakan untuk memperbesar bayangan tersebut
sehingga dapat diamati oleh mata manusia. Prinsip kerja keduanya didasarkan pada
pemfokusan cahaya oleh lensa untuk membentuk bayangan yang dapat diamati atau
direkam.
Dapat disimpulkan bahwa bayangan dapat dibentuk oleh lensa melalui proses
pemfokusan cahaya yang masuk. Ketika cahaya melewati lensa, lensa akan
memfokuskan cahaya tersebut ke titik fokusnya. Sebagai hasilnya, bayangan dari
objek akan terbentuk di belakang lensa pada jarak tertentu, tergantung pada sifat lensa
dan jarak objek dari lensa tersebut
Saran
Sebaiknya materi alat-alat optik ini perlu dikaji dan dipahami lebih dalam,
agar materi ini dapat dipahami dan dikuasai dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Sears, Zemansky. 1994. Fisika Untuk Universitas 3 Optika Fisika Modern (Terjemahan).
Bandung: Penerbit Binacipta.
Foster, Bob. 2012. Fisika Terpadu Untuk SMA/MA Kelas X Semester 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Nursyamsuddin. 2008. Panduan Praktikum Terpilih Fisika SMA Untuk Kelas X. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
LAMPIRAN