Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT BAYANGAN YANG TERBENTUK OLEH LENSA CEMBUNG

GELOMBANG DAN OPTIK

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum yang diampu oleh : Fikroturrofiah Suwandi
Putri, M.Pd.

Nama : Stevanie Alifia Fadila

NIM : 201101100014

Kelas : IPA 1

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2023
Sifat Bayangan yang terbentuk oleh Lensa Cembung
A. Pendahuluan
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bias. Cembung
(konveks) memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian tepinya.
Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu lensa bikonveks (cembung
rangkap), lensa plankonveks (cembung datar) dan lensa konkaf konveks
(cembung cekung). Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung
memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya sehingga disebut juga lensa
konvergen. Apabila ada berkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai
permukaan lensa, maka berkas cahaya tersebut akan di biasakan melalui satu
titik.
Pada percobaan kali ini kami akan mengamati sifat bayangan yang
nantinya akan terbentuk oleh lensa cembung dimana Proses pembentukan
bayangan terjadi ketika cahaya dari sebuah objek terhalang oleh sebuah benda
atau permukaan, sehingga cahaya tersebut tidak mencapai sebuah layar atau
bidang pemantul lainnya. Dalam proses ini, cahaya yang terhalang akan
membentuk bayangan dari objek tersebut pada bidang pemantul yang berada di
belakang benda penghalang.
Berdasarkan pernyataan diatas, meskipun telah ada beberapa teori yang
menyangkut tentang lensa, selain sebagai tuntutan perkuliahan, untuk
menambah wawasan pengetahuan dan untuk mendalami pengetahuan tentang
lensa melalui teori atau praktek, maka perlu kiranya melakukan praktikum ini
yang bertujuan untuk mengetahui sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
cembung.

B. Standar Kompetensi
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.

C. Kompetensi dasar
Praktikum kali ini nantinya akan digunakan untuk menerapkan KD 3.11 dan 4.11
3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat 4.11 Membuat laporan hasil
cahaya,pembentukan bayangan,serta penyelidikan tentang pembentukan
bayangan pada cermin,lensa dan
aplikasinya untuk menjelaskan alat optic.
penglihatan manusia dan prinsip kerja
alat optik.

D. Tujuan percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyelidiki sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
E. Landasan Teori
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat mengalami peristiwa
pemantulan. Hukum pemantulan cahaya pada sebuah cermin atau lensa dapat
menggunakan prinsip pemantulan dan pembiasan yang dikemukakan oleh
Snellius. Melalui hukum ini kita akan mudah menggambarkan bayangan yang
dibentuk oleh lensa atau cermin dengan bantuan sinar-sinar istimewa.

Dari gambar diatas dapat diartikan sebagai berikut :


1. Sinar datang, Sinar pantul dan garis normal berpotongan pada satu titik
dan terletak pada satu bidang.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r), i =r.
Optik adalah bagaian dari ilmu fisika, yang membahas tentang cahaya,
sifat cahaya apabila bertemu dengan materi, prinsip pemantulan dan pembiasan
cahaya terhadap beberapa media, prinsip – prinsip berkas cahaya (sinar) pada
berbagai macam jenis lensa, serta aplikasi fisika Optik dalam peralatan ukur
tanah. Pada dasarnya semua alat – alat surveying yang terdiri atas lensa – lensa
yang sangat kompleks dapat diterangkan dengan menggunakan prinsip –
prinsip perjalanan berkas cahaya atau sinar. 1
Lensa Cembung atau biasa disebut juga dengan lensa konvergen karena
bentuk lensanya lebih tebal pada bagian tengah daripada bagian tepi. Di lensa
cembung terdapat 3 sinar istimewa yaitu yang pertama adalah sinar yang sejajar
dengan sumbu utama dan dibiaskan melalui titik fokus,yang kedua sinar melalui
titik fokus akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama dan yang terakhir sinar
yang datang melalui pusat optik tidak dapat dibiaskan. Pada lensa cembung jika
seberkas cahaya merambat melaluinya maka cahaya tersebut akan dibiaskan
secara sejajar kea rah sumbu utama. Hal ini menyebabkan sinar bergerak searah
satu sama lain dan sinar cahaya yang melintas di titik fokus lensa masuk lalu
merambat sejajar.2
Cara melihat pembentukan bayangan pada lensa cembung melewati beberapa
tahapan ataupun langkah-langkah seperti dibawah ini :

1. Lukis dua buah sinar istimewa (agar lebih sederhana gunakan sinar istimewa
pada poin 1 dan 3)

2. Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang


lensa.Perpanjangan sinar-sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus-
putus.

3. Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah 1 merupakan letak
bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan nyata,
tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias, bayangan yang
dihasilkan adalah maya.

Contohnya seperti gambar dibawah ini :


1
Prodi 4 STPN, Modul Cahaya dan Optik, 2016.
2
Randjawali,Erwin.Ratnadewi.Zahriah.2023.Fisika Optik dan Mata.PT global eksekutif teknologi:Bandung
Selain dengan melukis bayangan, kita juga dapat menentukan sifat bayangan
dengan menggunakan metode penomoran ruang berdasarkan aturan Esbach.
Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga digunakan dalil
Esbach untuk membantu menentukan posisi dan sifat-sifat bayangan yang
dibentuk oleh lensa positif. Untuk lensa nomor ruang untuk benda dan nomor
ruang untuk bayangan dibedakan. Nomor ruang untuk benda menggunakan
angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedangkan untuk ruang bayangan menggunakan
angka Arab (1, 2, 3 dan 4). Sama seperti pada pemantulan cahaya pada cermin
lengkung, posisi bayangan ditentukan dengan menjumlahkan nomor ruang
benda dan nomor ruang bayangan, yakni harus sama dengan lima. Misalnya
benda berada di ruang II, maka bayangan ada di ruang 3. 3

F. Alat/Bahan Yang Dipergunakan


Tulis sebagaimana di modul, dibuat tabel persis sebagaimana di modul,
dilengkapi gambar
Nama alat dan bahan Gambar
Meja optik

3
Yuli,Sugeng.2008.Ilmu Pengetahuan Alam.PT.Grasindo:Jakarta.Indonesia
Tumpakan berpenjepit

Rel presisi

Catu daya & kabel penghubung

Tempat lampu bertangkai

Lensa +100 mm bertangkai


Kertas HVS

Pemegang slaid diafragma

Diafragma anak panah

Lensa +200 mm

G. Persiapan percobaan
Persiapan percobaan pada pembentukan bayangan pada lensa cembung adalah
sebagai berikut ini
Keterangan :
1. Lakukan langkah-langkah Pengaturan Sinar Sejajar terlebih dahulu agar
didapat sinar-sinar sejajar keluar dari lensa +100 mm.
2. Susun alat-alat seperti Gambar 1 dengan urutan sumber cahaya, lensa 100
mm, diafragma, lensa 200 mm dan meja optik pada ujung rel. Diafragma
anak-panah yang diterangi cahaya bertindak sebagai benda, sedangkan
kertas sebagai layarnya.
3. Polonglah kertas dengan ukuran 2 cm lebih lebar dari lebar meja optik.
Lipat kelebihan lebar ini masing-masing 1cm dari tiap sisinya. Kemudian
sisipkan kertas tersebut ke dalam meja optik.
H. Langkah-Langkah Percobaan
Tulis sebagaimana di modul. Dibuat kata kerja, misalnya : pasang -> memasang
Kalau ada gambar, di-capture pdf di paste di sini
1. Menghubungkan sumber cahaya dengan Catu daya, mengatur tegangan Catu
daya pada 12 V.
2. Mengatur benda (anak panah) mengarah ke kanan (dilihat dari
sumber cahaya). menyalakan sumber cahaya untuk meneranginya.
3. Menggeser-geser lensa 200 mm mendekati/menjauhi diafragma anak
panah, sampai pada layar tampak bayangan yang paling jelas (tajam).
4. Mengamati arah bayangan tersebut. Membandingkan dengan arah
bendanya, kemudian menggambar pada Tabel 1. mengukur bayangan
yang tampak pada layar. Apakah sama, lebih kecil atau lebih besar dari
benda?
5. Melakukan kembali langkah 2 sampai dengan 4 di atas untuk melengkapi
Tabel 1.
6. Mengatur jarak benda (anak panah) ke lensa (200 mm) seperti yang
tertera dalam Tabel 2. bayangan nyata pada layar dengan cara menggeser-
geser (maju/mundur) meja optik. Jika tidak terdapat bayangan nyata,
mencari bayangan maya dengan melihat ke dalam lensa dan arah sumber
cahaya. mencatat hasil pengamatan dan isikan pada Tabel 2.

I. Hasil Pengamatan
Berikut ini adalah hasil pengamatan dari percobaan pembentukan bayangan
pada lensa cembung.
 Tabel 1
Bentuk Benda Bentuk Bayangan

 Tabel 2
Jarak Benda Sifat Bayangan
Kurang dari f (10cm) Maya, tegak, dan diperbesar
Sama dengan f (20cm) Tidak membentuk bayangan
Antara f dan 2f (30cm) Nyata terbalik diperbesar
Sama dengan 2f (40cm) Nyata terbalik, ukuran sama dengan
benda
Lebih besar dari 2f (50cm) Nyata terbalik diperkecil
Jauh sekali (100cm) Nyata terbalik lebih diperkecil
Kesimpulan
1. Bayangan yang dapat ditangkap layar disebut bayangan Nyata.

2. Bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa cembung selalu Terbalik.

3. Bayangan nyata terjadi Jika jarak benda lebih dari f.

4. Bayangan maya terjadi Jika jarak benda kurang dari f.

 Gambar hasil percobaan


No Jarak Benda Gambar

1 10 cm

2 20 cm
3 30 cm

4 40 cm
5 50 cm

6 100 cm

J. Pembahasan
1. Metode yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan
Metode percobaan menggunakan Kit optika pembentukan bayangan pada lensa
cembung pada mata kuliah gelombang dan optik ini memiliki kekurangan dan
kelebihan,kelebihannya diantaranya adalah :
1. Memudahkan mahasiswa untuk melakukan percobaan yang juga
digunakan untuk mengajar dikelas nantinya.
2. Bayangan yang dihasilkan mudah untuk diamati dan diidentifikasi
3. Memudahkan mahasiswa dalam memahami sifat bayangan yang
terbentuk oleh lensa cembung.
Metode yang digunakan pada percobaan ini tentunya juga memilik kekurangan
antara lain :
1. Perakitan kit optika pada percobaan kali ini cukup rumit karena
meskipun sudah ada tata cara penggunaannya namun bahasanya
masih sulit difahami sehingga mahasiswa harus membaca dan
memahami dengan seksama sebelum melakukan percobaan
2. Terkadang power supply atau catu daya tidak dapat terhubung
dengan kabel penghubung yang dihubungkan ke rumah lampu
sehingga mahasiswa cukup kesulitan untuk memulai percobaan
3. Pada percobaan sekarang,pengamatan yang dilakukan untuk
melhat bayangan cukup sulit karena harus digeser geser sesuai
dengan jarak yang sudah ditentukan.
2. Catatan terhadap data percobaan
Karena pada hasil pengamatan data yang kami temukan hanya melihat atau
menyelidiki bagaimana sifat dan bentuk bayangan pada lensa cembung maka
catatan terhadap data pada percobaan kami baik dan berhasil di identifikasi dan
digambar dengan jelas dan percobaan selanjutnya mahasiswa harus
melakukannya ditempat gelap agar bayangan yang diamati terlihat dengan jelas.
3. Catatan dan perbandingan terhadap referensi
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat mengalami
peristiwa pemantulan. Hukum pemantulan cahaya pada sebuah cermin atau
lensa dapat menggunakan prinsip pemantulan dan pembiasan yang
dikemukakan oleh Snellius. Melalui hukum ini kita akan mudah menggambarkan
bayangan yang dibentuk oleh lensa atau cermin dengan bantuan sinar-sinar
istimewa.Pada tahun 1650 Piere Fermat mengungkapkan suatu prinsip tentang
perjalanan cahaya yang berbunyi “sinar cahaya yang menjalar dari suatu titik ke
titik lain akan melalui lintasan dengan waktu tempuh terpendek”.
Penelitian sebelumnya tentang lensa cekung dan lensa cembung dilakukan
oleh Diana Rolis pada tahun 2012. Penelitian tersebut bertujuan untuk
menentukan fokus lensa cembung. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa jarak antara lensa cembung pada percobaan bayangan lensa cembung yaitu
semakin jauh jarak benda maka hasil bayangan yang terbentuk akan semakin
kecil. Berdasarkan gambar yang sudah dipaparkan pada hasil pengamatan
menunjukkan bahwasannya lensa cembung mempunyai sifat mengumpulkan
cahaya. Hal ini juga telah sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa lensa
cembung memang memiliki sifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut lensa
konvergen atau positif.
Pada percobaan kali ini langkah yang dilakukan adalah menentukan jarak
fokus lensa cembung dengan menggunakan 6 macam sampel jarak dimana yang
pertama adalah kurang dari f yaitu 10 cm,lalu sama dengan f yaitu 20 cm,antara f
dan 2f yaitu 30 cm,kemudian sama dengan 2f yaitu 40 cm,dan juga lebih besar dari
2f yaitu 50 cm dan yang terakhir mengamati jarak jauh sekali di 100 cm. dan sifat
bayangan yang dihasilkan pada jarak 10 cm yaitu maya,tegak dan diperbesar
karena benda yang diletakkan pada jarak itu memiliki kemungkinan sebagai
berikut Benda terletak di ruang I, yaitu antara O dan F, maka bayangan bersifat
maya, tegak, diperbesar.selanjutnya sifat bayangan pada jarak benda 20 cm
adalah pada jarak ini tidak terbentuk bayangan karena Benda terletak di titik
fokus utama (F), maka tidak terbentuk bayangan karena sinar-sinar bias dan
perpanjangannya tidak berpotongan (sejajar). Lalu pada jarak benda 30 cm sifat
bayangannya adalah nyata,terbalik dan diperbesar karena Benda terletak di
ruang II, yaitu antara F dan 2F, maka bayangan bersifat nyata, terbalik,
diperbesar. Selanjutnya pada jarak benda 40 cm sifat bayangannya adalah
nyata,terbalik dan ukurannya sama dengan benda karena Benda terletak di
pusat kelengkungan lensa (di R; dimana R = 2F), maka bayangan bersifat nyata,
terbalik, sama besar. Selanjutnya pada jarak benda 50 cm sifat bayangannya
adalah nyata,terbalik dan diperkecil hal ini karena Benda terletak di ruang III,
yaitu di sebelah kiri 2F, maka bayangan bersifat nyata, terbalik diperkecil, dan
yang terakhir adalah jarak benda yang sangat jauh yaitu 100 cm dan membentuk
bayangan yang mempunyai sifat nyata,terbalik dan lebih diperkecil.
Hal diatas bisa terjadi karena bayangan dapat terbentuk dengan dua jenis, yaitu
bayangan nyata dan bayangan maya. Bayangan nyata terbentuk ketika sinar
cahaya sebenarnya bertemu di suatu titik, sementara bayangan maya terbentuk
ketika sinar cahaya hanya terlihat seperti bertemu di suatu titik. Hal ini sama
dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, dimana bayangan nyata terjadi
jika jarak benda lebih dari f atau lebih dekat dengan benda. sedangkan, bayangan
maya terjadi jika jarak benda kurang dari f atau lebih jauh dari benda

K. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini metode yang digunakan untuk melakukan praktikum
memiliki kelebihan dan kekurangan dimana kelebihannya adalah memudahkan
mahasiswa untuk memahami materi pembentukan bayangan lensa cembung.
Dan memiliki kekurangan kurang nya penjelasan yang rinci didalam modul
mengenai prosedur praktikum yang dilaksanakan.
Pada lensa cembung sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan
dibiaskan melalui titik fokus,lalu sinar datang yang melalui titik fokus akan
dibiaskan sejajar dengan sumbu utama dan sinar datang yang melalui titik pusat
optic atau (O) akan diteruskan atau tidak dibiaskan.
Percobaan yang dilakukan pada lensa cembung sudah sesuai dengan beberapa
teori yang ada karena pada pengamatan yang dilakukan mendapatkan data yang
mirip dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya.
L. Daftar Pustaka
Alonso, Marcello dan Edward J Finn. 1994. Dasar-Dasar Fisika
Universitas.Jakarta: Erlangga.
Hugh D. Young, dkk. 2001. Fisika Universitas, Edisi Kesepuluh Jilid 2
Terjemahan.Jakarta: Erlangga.

Prodi 4 STPN, 2016.Modul Cahaya dan Optik.

Randjawali,Erwin.Ratnadewi.Zahriah.2023.Fisika Optik dan Mata.PT global


eksekutif teknologi:Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia.2012. Modul Pemantulan Cahaya.

Yuli,Sugeng.2008.Ilmu Pengetahuan Alam.PT.Grasindo:Jakarta.Indonesia

M. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai