Disusun Oleh :
Arini Nur Chayati
Yuli Rahmah
Wanda Zagita
1111016300010
1113016300041
1113016300046
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
LATAR BELAKANG.....................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.................................................................................2
TUJUAN.................................................................................................. 2
METODE PENULISAN.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
KESIMPULAN.........................................................................................11
KRITIK DAN SARAN.................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................III
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cabang fisika yang mempelajari cahaya yang meliputi bagaimana
terjadinya cahaya,bagaiamana perambatannya, bagaimana pengukurannya,
bagaimana pemantulan cahaya dan pembentukan bayangan pada lensa,
oleh karena itu segala sesuatu yang mempelajari tentang alat optik
termasuk gejala atau sifat-sifatnya. dikenal dengan nama Optik. Salah satu
komponen dari alat-alat optik adalah lensa. Gejala pemantulan dan
bayangan pada lensa selalu kita alami dalam keseharian. Misalnya
penggunaan kamera hp Lensa tersebut tentunya tidak terlepas dari jarak
objek, jarak bayangan,dan jarak fokus yang dihasilkan.
Lensa atau
mengumpulkan
sering
sebuah
biasanya
alat
untuk
dibentuk dari
sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis digunakan dengan jenis lain
dari radiasi
elektromagnetik juga
disebut
lensa,
misalnya,
sebuah
paling
awal
tercatat
di Yunani
Kuno,
dengan
sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelaspembakar(sebuah lensa cembung digunakan untuk memfokuskan cahaya
matahari untuk menciptakan api).
Dalam hal ini, pembahasannya cukup sederhana yaitu pembahasan
lensa cekung. Kemudian dari itu akan diketahui hubungan antara jarak
objek, jarak bayangan,dan jarak fokus yang dihasilkan dan nantinya
menyangkut mengenai bayangan yang dihasilkan lensa cekung.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembiasan pada Lensa Cekung
Seperti yang sudah kita ketahui, pembiasan cahaya adalah
peristiwa penyimpangan atau pembelokan arah rambat cahaya yang
melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya 1. Pada materi
sebelumnya telah kita bahas mengenai pembiasan pada kaca plan paralel,
prisma, dan lensa cembung. Kemudian kita akan melanjutkan pembahasan
mengenai pembiasan cahaya pada lensa cekung.
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis
daripada bagian tepinya2. Lensa cekung ini dapat disebut juga lensa negatif
atau lensa konkaf. Beberapa bentuk lensa cekung sebagai berikut,
Lensa bikonkaf yaitu lensa cekung yang dibatasi oleh dua bidang
lengkung yang arahnya berlawanan3
1
2
3
Iwan Permana Suwarna, Optik, (Bogor: Duta Grafika, 2010), Cet. 1, h. 19.
Ibid., h. 65.
Ibid.
Lensa plan konkaf yaitu lensa yang dibatasi oleh satu bidang datar dan
satu bidang lengkung4
Lensa konvek konkaf yaitu lensa cekung yang dibatasi oleh dua bidang
lengkung yang searah5
Berkas sinar sejajar yang datang pada lensa cekung akan dibiaskan
Gambar 1.2 Berkas sinar sejajar yang datang pada lensa cekung
Sumber: www.google.co.id
2.2. Sinar-sinar Istimewa untuk Lensa Cekung
Seperti halnya pada lensa cembung, lensa cekung memiliki tiga
sinar istimewa sebagai berikut,
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari
titik fokus
4
5
Ibid.
Ibid.
menggambar
pembentukan
bayangan,
Anda
cukup
Sumber : www.google.co.id
a. Ruang antara O dan F2 adalah ruang benda I.
b. Ruang antara 2F2 dan F2 adalah ruang benda II.
c. Ruang diatas 2F2 adalah ruang benda III.
d. Ruang yang berda dibelakang lensa (dibelakang O) adalah ruang benda
IV.
Posisi ruang bayangan pada lensa kebalikan dari posisi ruang benda.
Ruang bayangan terbagi menjadi empat ruangan diantaranya:
Ibid. h. 67
c. Jika nomor ruang bayangan lebih kecil dari ruang benda, bayangan
akan diperkecil.
d. Jika bayangan berada dibelakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
e. Jika bayangan berada didepan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
2.5. Hubungan antara Letak Benda dan Bayangan Benda pada Lensa
cekung
Diagram jejak sinar dapat digunakan untuk menentukan hubungan
matematis antara letak benda dan bayangan relatif terhadap cermin.
Perhatikan Gambar:
(1)
(2)
dibagi f,
dibagi ss
(1.1)
dengan
s
(1.2)
dengan
M
Perbesaran bayangan
Tinggi benda
Tinggi bayangan
(1.3)
Positif, jika
Negatif, jika
Letak benda, s
di belakang benda
(benda maya)
Letak
bayangan, s
di belakang lensa
(bayangan nyata) dan
terbalik
di depan lensa
(bayangan maya) dan
tegak
Jarak fokus, f
Lensa cembung
Lensa cekung
Ibid.
10
Jari-jari, R
Permukaan cembung
Permukaan cekung
Tinggi
bayangan, h
Bayangan tegak
Bayangan terbalik
(1.4)
dengan:
P = daya lensa (dioptri)
f = jarak titik fokus lensa
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada
bagian tepinya. Lensa cekung ini dapat disebut juga lensa negatif atau
lensa konkaf.
2. lensa cekung memiliki tiga sinar istimewa sebagai berikut,
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal
dari titik focus
b. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus dibiaskan sejajar
sumbu utama
c. Sinar datang melalui pusat lensa tidak dibiaskan, akan tetapi
diteruskan
3. Menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Dengan melewatkan
kedua sinar istimewa pada benda, di titik perpotongan kedua sinar bias
sinar istimewa itulah bayangan tersebut terbentuk.
Aturan penggunaan ruang benda dan ruang bayangan adalah sebagai
berikut9:
4. Jumlah ruang benda dan bayangan sama dengan 5 (lima).
Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan
akan diperbesar.
Jika nomor ruang bayangan lebih kecil dari ruang benda, bayangan
akan diperkecil.
Ibid. h. 67
12
Jika bayangan berada didepan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
5. Hubungan antara letak benda dan letak bayangan pada lensa secara
matematis memenuhi persamaan
(1.1)
itu,
kami
mengharapkan
kritik
dan
saran
yang
dapat
13
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Iwan Suwarna, Optik. Bogor: Duta Grafika, 2010
Anonim.
Sifat-sifat
Pembentukan
bayangan
dan
Sifat
lensa.
http://fisikaveritas.blogspot.com/2013/08/sifat-sifat-pembentukanbanyangan-dan.html . 2013
iii