Anda di halaman 1dari 14

Mo DUL 6

Aberasi Cahaya

Cindy Laras Sapitri (06111281924020), Fathiyyah Yasmin (06111181924013),

Lucy Triananda (06111281924031), dan Mardiah Afifa (06111281924063)

PENDAHULUAN

A
berasi adalah kelainan pada bentuk bayangan yang dihasilkan oleh
cermin atau lensa. Tidak semua bayangan terbentuk sempurna,
adakalahnya bayangan mengalami kecacatan yang terbentuk dari proses
pembiasan maupun pemantulan cahaya. Apabila semua sinar dari sebuah
objek titik tidak difokuskan pada sebuah titik bayangan tunggal, maka akan
menghasilkan bayangan buram yang disebut aberasi. Aberasi memiliki beberapa jenis yaitu
aberasi sferis, aberasi kromatik, dan aberasi monokromatik.
Untuk membantu dalam kegiatan perkuliahan mengenai aberasi serta untuk mencapai
hasil yang maksimal dalam kegiatan perkuliahan dengan menggunakan modul ini, maka
mahasiswa perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Pelajari indikator, tujuan perkuliahan, dan peta konsep dari setiap materi yang ada di
dalam modul dengan cermat dan teliti untuk membantu mahasiswa mengetahui setiap
materi-materi yang akan dibahas dalam kegiatan perkuliahan.
2. Mulailah dengan membaca dan memahami uraian materi yang ada di modul, buatlah
catatan-catatan kecil jika diperlukan.
3. Kerjakan latihan-latihan soal pada setiap akhir kegiatan perkuliahan untuk mengukur
tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Agar mahasiswa dapat mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik dan bisa
mencapai hasil yang maksimal, maka dosen perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Sebelum memulai kegiatan perkuliahan, dosen perlu menjelaskan tujuan perkuliahan
kepada mahasiswa agar nantinya mahasiswa dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
harus dikuasai.
2. Arahkan mahasiswa untuk selalu mengikuti rincian kegiatan yang terdapat di modul.
3. Berikan pertanyaan-pertanyaan kepada mahasiswa pada setiap kegiatan perkuliahan
dalam bentuk latihan soal.
4. Lakukan review apabila telah selesai melakukan kegiatan perkuliahan untuk
mengetahui ketuntasan belajar dan tingkat pemahaman setiap mahasiswa terhadap
materi yang telah dipelajari.
5. Pada setiap akhir kegiatan perkuliahan berikan tes akhir untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dibahas.
Aberasi pada modul ini akan membahas mengenai aberasi sferis, aberasi kromatik,
aberasi monokromatik, dan penerapan aberasi pada kehidupan sehari-hari. Dalam modul ini
terdapat materi dan latihan soal. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Memahami konsep aberasi sferis.
2. Memahami konsep aberasi kromatik.
3. Memahami konsep aberasi monokromatik
4. Mengetahui penerapan aberasi dalam kehidupan sehari-hari.
Materi yang disajikan dalam modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
memahami materi aberasi, meskipun masih terdapat kekurangan di dalam modul ini. Sangat
dianjurkan bagi mahasiswa untuk mencari bahan ajar lain mengenai materi ini dan tidak
berpuas hati hanya dengan modull.ini.
1.1 Indikator
1. Memahami konsep aberasi sferis.
2. Memahami konsep aberasi kromatik.
3. Memahami konsep aberasi monokromatik
4. Mengetahui penerapan aberasi dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan
1. Melalui diskusi, tanya jawab mahasiswa dapat menguasai/memahami konsep aberasi
sferis.
2. Melalui diskusi, tanya jawab mahasiswa dapat menguasai/memahami konsep aberasi
kromatik.
3. Melalui diskusi, tanya jawab mahasiswa dapat menguasai/memahami konsep aberasi
monokromatik.
4. Melalui diskusi, tanya jawab mahasiswa dapat mengetahui penerapan aberasi dalam
kehidupan sehari-hari.
K EGIATAN B ELAJAR
Aberasi Cahaya
PETA KONSEP

Aberasi

Aberasi Aberasi
Aberasi Sferis Penerapan
Kromatik Monokromatik

A. Aberasi
Aberasi adalah kelainan pada bentuk bayangan yang dihasilkan oleh cermin atau
lensa. Tidak semua bayangan terbentuk sempurna, adakalahnya bayangan mengalami
kecacatan yang terbentuk dari proses pembiasan maupun pemantulan cahaya. Apabila semua
sinar dari sebuah objek titik tidak difokuskan pada sebuah titik bayangan tunggal, maka akan
menghasilkan bayangan buram yang disebut aberasi. Aberasi memiliki beberapa jenis yaitu
aberasi sferis, aberasi kromatik, dan aberasi monokromatik.
1. Aberasi Sferis
Sebuah bayangan yang dibentuk oleh lensa yang tidak selalu tajam, bahkan bisa
terlihat kabur (buram) biasa disebut bayangan yang cacat, hal ini disebabkan oleh berkas
sinar yang jauh dari sumbu utama dan tidak dibiaskan sebagaimana yang diharapkan. Berkas
sinar sejajar yang jauh dari sumbu utama dibiaskan lensa tidak tepat di fokus utama, tetapi
cenderung untuk mendekati pusat optik. Semakin jauh dari sumbu utama, berkas sinar sejajar
ini akan semakin mendekati pusat optik lensa. Kalimat sederhana nya ialah penyimpangan
sinar akibat permukaan melengkung, hal ini yang disebut Aberasi sferis.
Aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di
depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis
kacanya berlainan.
Gambar 1. Aberasi Sferis (Sumber: www.fisikaabc.com)
Terdapat 2 jenis aberasi sferis :
a. Aberasi Sferis Aksial
Aberasi sferis aksial menimbulkan ketidakpastian letak bayangan sepanjang
arah sumbu optik.
b. Aberasi Sferis Lateral
Aberasi lateral menyebabkan kekaburan bayangan titik sumber sinar berupa
bundaran kekaburan pada arah tegak lurus sumbu optik.
Aberasi yang mirip seperti aberasi sferis namun lebih rumit disebut coma (koma)
dan astigmatisme yang terjadi pada objek-objek yang berada di luar sumbu utama.
Aberasi dalam bentuk bayangan objek yang memanjang yang disebabkan karena
perbesaran bayangan (pengaruh jarak titik objek dari sumbu utama) disebut dengan
distorsi.
a. Koma (comatic aberattion)
Koma adalah aberasi yang terjadi saat citra suatu obyek terproyeksi keluar dari
sumbu optis kanta. Cahaya yang merambat menuju kanta dari sudut insiden (delta),
dari diameter insiden yang mendekati diameter kanta,akan terproyeksi ke titik api
yang berbeda dan membentuk citra yang disebut lingkaran komatik (comatik circle),
yang menjauhi sumbu optis kanta disebut koma positif dan yang mendekati sumbu
optis disebut koma negatif. Lingkaran komatik terbentuk karena perbedaan rasio
pembesaran kanta terhadap panjang gelombang sinar yang merambat melaluinya.
Pada dasarnya, koma sama dengan aberasi sferik yakni sebagai akibat dari
kegagalan lensa dalam membentuk gambar dari sinar pusat dan sinar-sinar yang
melalui daerah yang lebih ke pinggir lensa pada satu titik. Hanya saja, pada koma
sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini
tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.
Gambar 2. Koma
b. Astigmatisme
Astigmatisme (astigmatism) adalah aberasi speris yang menyebabkan sinar
cahaya yang merambat melalui kanta (lensa) membentuk lebih dari satu titik api
pada sumbu optis. Astigmatisma itu sama dengan koma dalam hal proses
pembentukan, koma itu terbentuk akibat penyebaran gambar dari suatu titik pada
suatu bidang yang tegak lurus pada sumbu lensa sedangkan asigmatisma terbentuk
sebagai penyebaran gambar dalam suatu arah sepanjang sumbu lensa. Dalam ketiga
hal tersebut, gambarnya akan menjadi kabur. Adapun distorsi timbul akibat dari
pembesaran yang berbeda dalam arah yang menjauhi sumbu lensa; sehingga suatu
benda yang tadinya berbentuk garis lurus akan berubah bentuknya menjadi
melengkung.

Gambar 3. Astigmatisme
c. Distorsi
Distorsi atau kelengkungan medan terjadi bila bayangan dari suatu benda yang
datar (pipih) yang jauh dan tidak terletak pada sumbu utama lensa tampak
melengkung. Distorsi juga merupakan suatu aberasi optik yang terjadi pada
pemetaan rektilinear antara bidang fokus dan bidang fokal. Pada distorsi terjadi
variasi sudut pandang atau sudut liput sepanjang sumbu optis. Distorsi terbagi
menjadi dua bagian yaitu distorsi barrel dan distorsi pinchusion.
Gambar 4. Distorsi

2. Aberasi Kromatik

Gambar 5. Aberasi Kromatik


Aberasi kromatik merupakan pembiasan cahaya yang memiliki panjang gelombang
berbeda pada titik fokus yang berbeda. Abrasi kromatik (juga dikenal sebagai color fringing
atau dispersi) adalah masalah umum pada lensa yang terjadi saat warna dibiaskan secara tidak
benar (dibengkokkan) oleh lensa, mengakibatkan ketidakcocokan pada titik fokus di mana
warna tidak bergabung sebagaimana mestinya. Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatik ini
adalah karena fokus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna, dan perbedaan indeks bias
lensa untuk panjang gelombang cahaya berbeda. Cahaya yang terdiri dari berbagai panjang
gelombang ini mengalami distorsi atau penguraian warna. Akibatnya, bayangan yang
dibentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa.
Aberasi kromatik terbagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Aberasi kromatik aksial/longitudinal
Aberasi kromatik longitudinal merupakan perubahan jarak bayangan sesuai dengan
indeks bias atau bisa juga diartikan sebagai perbedaan jarak bayangan sinar merah
dan violet . Abrasi kromatik longitudinal ditentukan oleh:
b. Aberasi kromatik lateral/transversal
Adapun aberasi kromatik transversal berarti perbedaan tinggi bayangan sinar merah
dan violet . Abrasi kromatik transversal ditentukan oleh:

Aberasi kromatis dapat dihilangkan dengan memasang dua buah lensa tipis berjarak
seperdua dari jumlah jarak fokus kedua lensa tipis tersebut. Cara menghilangkan aberasi
kromatis adalah dengan membuat suatu susunan gabungan lensa yang mempunyai sifat
aberasi lensa I ditiadakan oleh aberasi lensa II sehingga titik-titik fokus akan
berimpitan.

Indeks I lensa I, indeks 2 untuk lensa II.

Sesudah disederhanakan :
Jadi,

Dari persamaan (2) dan (3) didapat:

atau

Maka

Apabila disebut daya dispersi.

Jadi daya dispersi lensa I dan lensa II berlawanan tanda. Persamaan (4) merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk susunan lensa dublet yang akromatik.
Untuk memperoleh persamaan (4)dapat diturunkan dengan cara lain:

Maka

Oleh karena maka , artinya kedua lensa berlawanan jenis (lensa positif

dan negatif).
3. Aberasi Monokromatik
Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi tingkat ketiga adalah aberasi yang
terjadi walaupun sistem optik mempunyai kanta dengan bidang sferis yang telah sempurna
dan tidak terjadi dispersi cahaya. Aberasi monokromatik muncul karena adanya perbedaan
panjang lintasan dari sinar-sinar berbeda dari suatu titik objek menuju titik gambar bayangan.

Gambar 6. Aberasi Monokromatik (Sumber: www.wikipedia.com)


Muka gelombang sinar yang datar, setelah melewati kanta akan berinterferensi dengan muka
gelombang sinar di sekitarnya dan menjadi muka gelombang aberasi yang berbentuk sferis.

Gambar 7. Skema Gelombang Monokromatik (Sumber: http://roorda.vision.berkeley.edu)


Skema tersebut mendemonstrasikan bagaimana gelombang monokromatik penyimpangan
menurun kualitas gambar sebuah lensa bulat. Untuk menentukannya dapat dengan hukum
snell.
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
Jika ingin menentukan dengan tepat bagaimana lensa memfokuskan cahaya, kita harus
menerapkan hukum Snell untuk setiap cahaya yang masuk dan telusuri jalur sinar dengan
tepat. Ini adalah cara yang sangat akurat untuk mendeskripsikan gambar yang dibentuk oleh
lensa dan sepenuhnya mencakup efek penyimpangan monokromatik dan kromatik.
Jenis Aberasi Monokromatik
Aberasi monokromatik terbagi menjadi dua :
a. Aberasi defocus
Aberasi defocus adalah aberasi yang disebabkan karena titik api tidak terletak
pada titik fokus paraksial sperisnya, disebut juga titik santir Gauss. Defocus disebut
juga wavefront aberration, dimodelkan dengan kesalahan longitudinal gelombang
cahaya yang terjadi karena pergeseran titik api ideal pada bidang fokal menuju titik
api pengamatan pada sumbu optis, berikut beserta sperisnya masing-masing yang
bersinggungan pada pusat optis kanta. Sinar yang tidak terfokus pada titik api ideal
akan merambat menuju bidang fokal secara transversal dan membentuk lingkaran
gamang yang kita kenal dengan istilah blur. Aberasi defocus dapat dikurangi dengan
membuat sinar insiden terkolimasi dan jarak hiperfokal. Cahaya kurang terkolimasi
pada nilai bukaan kecil memperbesar interferensi longitudinal gelombang cahaya
yang membias menuju ke titik api, interferensi tersebut akan menimbulkan gelombang
cahaya resultan yang dapat jatuh di luar titik api.
b. Aberasi Kurva Medan
Aberasi kurva medan adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang mempunyai
bidang fokal menyerupai lingkaran atau kurva. Bayangan yang dibentuk oleh lensa
pada layer letaknya tidak dalam satu bidang datar melainkan pada bidang lengkung.
Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan

B. Penerapan Aberasi Dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Kamera yang memanfaatkan sifat aberasi
Sifat aberasi sferis dimanfaatkan pada lensa fokus halus (soft focus lens).
Fokus halus merupakan sebuah efek pada fotografi yang disebabkan oleh blur akibat
aberasi sferis lensa. Sebuah soft focus lens didesain untuk menimbulkan efek blur
tersebut tetapi tetap menjaga ketajaman setiap garis dari subyeknya. Efek fokus
halus yang ditimbulkan oleh lensa ini tidak sama dengan efek out of focus yang
disebabkan posisi subyek di luar bidang fokus. Contoh lensa fokus halus adalah
Pentax SMC 28mm f/2,8 FA Soft Lens dan Canon EF 135mm f/2,8 with Softfocus.
Kedua kamera tersebut dilengkapi dengan sistem pengaturan aberasi sferis. Lensa
akan menghasilkan citra dengan fokus yang tajam seperti lensa lain pada umumnya,
apabila aberasi sferis tersebut dimatikan.
2. Visus mata
Visus merupakan kemampuan seseorang untuk bisa melihat dengan suatu
objek dengan jelas tanpa akomodasi. Bisa dikatakan juga bahwa visus merupakan
suatu bilangan yang menunjukkan ketajaman penglihatan. Seperti pada lensa
fotografi, ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter pupil. Aberasi optik pada mata
pada titik maksimal menurunkan tajam penglihatan jika ukuran pupil berada pada
ukuran terbesar (sekitar 8 mm) yang terjadi pada keadaan kurang cahaya. Sedangkan
ketajaman bayangan akan terbatas pada difraksi cahaya oleh pupil apabila pupil
kecil (1-2 mm).

RANGKUMAN

1. Aberasi adalah kelainan pada bentuk bayangan yang dihasilkan oleh cermin atau lensa.
2. Penyimpangan sinar akibat permukaan melengkung disebut aberasi sferis.
3. Aberasi sferis ada 2 jenis, yaitu aberasi sferis aksial dan aberasi sferis lateral.
4. Aberasi sferis aksial menimbulkan ketidakpastian letak bayangan sepanjang arah sumbu
optik.
5. Aberasi lateral menyebabkan kekaburan bayangan titik sumber sinar berupa bundaran
kekaburan pada arah tegak lurus sumbu optik.
6. Aberasi yang mirip dengan aberasi sferis, yaitu koma, astigmatisme dan distorsi.
7. Aberasi kromatik merupakan pembiasan cahaya yang memiliki panjang gelombang
berbeda pada titik fokus yang berbeda.
8. Abresai kromatik disebabkan oleh fokus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna, dan
perbedaan indeks bias lensa untuk panjang gelombang cahaya berbeda.
9. Aberasi kromatik terbagi menjadi dua macam, yaitu aberasi kromatik longitudinal dan
aberasi kromatik transversal.
10. Aberasi kromatik longitudinal merupakan perubahan jarak bayangan sesuai dengan
indeks bias atau bisa juga diartikan sebagai perbedaan jarak bayangan sinar merah
dan violet .
11. Adapun aberasi kromatik transversal berarti perbedaan tinggi bayangan sinar merah
dan violet .
12. Aberasi monokromatik muncul karena adanya perbedaan panjang lintasan dari sinar-
sinar berbeda dari suatu titik objek menuju titik gambar bayangan.
13. Penerapan aberasi dalam kehidupan sehari-hari diantaranya yaitu kamera yang
memanfaatkan sifat aberasi dan visus mata.

LATIHAN

Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban (a,b,c,d, atau e) yang benar!
1. Aberasi memiliki beberapa jenis, yang manakah yang tidak termasuk jenis aberasi...
a. Aberasi sferis
b. Aberasi kromatik
c. Aberasi kromatik dan aberasi monokromatik
d. Aberasi sferis dan aberasi kromatik
e. Aberasi monokromatik dan aberasi kalimatik
2. Apakah yang menyebabkan aberasi sferis dapat terjadi?
a. Penyimpangan sinar akibat permukaan lurus
b. Penyimpangan sinar akibat permukaan melengkung
c. Penyimpangan sinar akibat permukaan lurus dan melengkung
d. Penyimpangan sinar akibat permukaan lurus atau melengkung
e. Penyimpangan sinar akibat cermin datar
3. Untuk sinar merah, sebuah lensa positif mempunyai jarak titik api 25 cm. Apabila Nm =
1,60 nv = 1,64 tentukanlah jarak titik apinya untuk sinar violet!
a. 22,0 cm c. 22,3 cm e. 22, 5 cm
b. 54,6 cm d. 46,88 cm
4. Bagaimana penyebab dari terjadinya aberasi defocus....
a. Titik santir Gauss
b. Titik fokus berkas sinar
c. Titik fokus gelombang
d. Titik pada bidang yang tegak lurus
e. Titik fokus lensa cembung
Essai
1. Sebutkan contoh penerapan aberasi sferis dalam kehidupan sehari-hari!
2. Jelaskan bagaimana aberasi kromatik terjadi!
3. Jelaskan perbedaan dari aberasi kromatik dan aberasi monokromatik?
4. Sebutkan beberapa penerapan aberasi dalam kehidupan sehari-hari!
Daftar Pustaka

Noprianti, dkk. (2018). Teori Aberasi Abberation Theory. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.
Tipler, P. A. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai