Anda di halaman 1dari 33

FENOMENA GELOMBANG BUNYI

EFEK DOPPLER
Kasus I: Pendengar Bergerak, Sumber bunyi Diam
Pendengar yang bergerak relatif terhadap suatu sumber bunyi akan mendengar bunyi dengan
frekuensi yang berbeda. Fenomena ini disebut efek Doppler.

Pendengar bergerak menuju sumber bunyi yang diam


Misalkan ada seorang pendengar bergerak menuju sumber bunyi yang diam dengan kecepatan vL.
Sumber memancarkan gelombang bunyi dengan frekuensi fs dan panjang gelombang sebesar λ =
v/fs. Pada kondisi ini, puncak-puncak gelombang tepisah sejauh λ yang sama. Puncak-puncak
gelombang yang mendekati pendengar bergerak dengan kecepatan relatif sebesar v + vL terhadap
pendengar sehingga, frekuensi yang didengar pendengar adalah sebesar:

Pendengar akan mendengar frekuensi yang lebih tinggi dibanding pendengar yang diam jika
pendengar bergerak mendekati sumber bunyi, namun akan pendengar akan mendengar frekuensi
yang lebih kecil jika bergerak menjauhi sumber bunyi 
Kasus II: Pendengar dan Sumber Bunyi Bergerak
Jika sumber bunyi bergerak dengan kecepatan vs, laju gelombang bunyi relatif terhadap medium
udara tidak berubah – tetap sebesar v, sedangkan panjang gelombang bunyi ditentukan oleh
pergeseran relatif sumber dan gelombang.
Pendengar dan sumber bunyi sama-sama bergerak

 Pada daerah sebelah kanan (di depan sumber bunyi)

 Pada daerah di belakang sumber

 Frekuensi yang didengar oleh pengamat di belakang sumber bunyi adalah sebesar

 
Persamaan di atas mencakup semua kemungkinan gerakan pendengar maupun sumber bunyi,
relatif terhadap medium dimana gelombang bunyi merambat. Becepatan bunyi v selalu bernilai
positif.

GELOMBANG KEJUT 
Gelombang kejut dapat terjadi ketika sebuah objek bergerak melebihi kecepatan bunyi yang
dihasilkannya sendiri. Misalkan vs menyatakan laju pesawat relatif terhadap udara. Gerak
pesawat terbang melalui udara menghasilkan bunyi. Jika vs < v, gelombang-gelombang di depan
pesawat akan penuh sesak dengan:
Sewaktu kelajuan pesawat mendekati atau melebihi laju bunyi di udara maka puncak-puncak
gelombang tersebut menumpuk satu sama lain. Penumpukan puncak-puncak gelombang ini
sama dengan penumpukan udara bertekanan yang diakibatkan oleh pesawat ini, sehingga
menyebabkan udara memberikan gaya yang besarnya sama terhadap pesawat, seolah-olah
terdapat suatu hambatan udara atau sound barrier yang menghalangi laju pesawat. Karena
pesawat terus melaju menembus hambatan ini maka terjadilah gelombang kejut yang memancar
ke segala arah dan terdengar sebagai sebuah ledakan atau biasa disebut sonic boom.

Sonic boom yang dihasilkan oleh pesawat jet tempur


BAB I

                                                            PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang merambat ke depan

dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan

vibrasi getaran dari molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut

terkoordinasi menghasilkan gelombang. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal atau

longitudinal.

Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga. Telinga berfungsi secara

efisien untuk mengubah energi getaran dari gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak

melalui syaraf. Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif.

 Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki dan dianggap

mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam

seperti bicara, pidato, tertawa dan lain – lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan

manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi

sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat diskotik, bagi orang yang biasa

mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah

berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.

B.Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang,maka rumusan makalah ini adalah :


1.      Apa itu bunyi?

2.      Bagaimana sifat dan kecepatan gelombang bunyi?

3.      Bagaimana intensitas bunyi?

4.      Bagaimana penerapan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan?

5.      Bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan?

6.      Bagaimana pembentukan suara?

7.      Bagaimana vibrasi itu

C.Batasan Masalah

            Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah,maka dalam penulisan makalah ini hal-hal yang

dibahas adalah mengenai pengertian bunyi,sifat dan kecepatan gelombang  bunyi,penerapan gelombang

bunyi dalam bidang kesehatan dan bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan,maupun

bagaimana mekanisme pembentukan suara dan mengetahui apa yang dimaksud dengan vibrasi itu.

D.     Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum

Membantu mahasiswa memahami tentang bioakustik dan aplikasinya dalam keperawatan.

2.      Tujuan Khusus

a.    Mengetahui pengertian bunyi dan gelombang bunyi

b.    Memahami sifat dan kecepatan gelombang bunyi

c.    Memahami intensitas bunyi


d.   Mengetahui penerapan gelombang bunyi

e.    Mengetahui pengaruh dan pencegahan dari bising

f.  Mengetahui bagaimana mekanisme pembentukan suara

g.  Mengetahui apa yang dimaksud dengan vibrasi

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi Bunyi

Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat melalui

medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara) sehingga dapat didengar. (Fisika, 2006 : 41).

Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu

satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang serta mentransmisikan energi

tanpa disertai perpindahan partikel. (Fisika Kedokteran, 1996 : 65)

1.      Sumber Bunyi


Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui

medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh sumber bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam

mesin, instrumen musik, gerakan dahan pohon, lonceng, garputala, dsb.

Syarat terjadinya bunyi yaitu:

         Ada sumber bunyi yang bergetar

         Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga

         Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz)

         Indra pendengar dalam keadaan baik

2.      Mendeteksi Bunyi

Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk vibrasi sehingga dapat

dianalisa frekuensi dan intensitasnya. Untuk perubahan ini diperlukan alat mikrofon dan telinga

manusia. Alat mikrofon merupakan transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound

pressure0 dan menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan adalah mikrofon

kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena berguna untuk mendeteksi kebisingan

lingkungan perusahaan (merupakan medan difus segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu

diperhatikan faktor kecepatan angin, cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada mikrofon.

3.      Pengelompokan Bunyi

Menurut frekuensinya, bunyi dikelompokan menjadi:

a.    Bunyi infrasonik (0 – 20 Hz)


Infrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia, tetapi dapat di dengar

oleh jangkrik dan anjing. Frekuensi ini biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah, gempa bumi, getaran

gunung berapi.

b.    Bunyi audiosonik (20 – 20.000 Hz)

Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar manusia. Audiofrekuensi berhubungan dengan

nilai ambang pendengaran (rata-rata nilai ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB).

c.    Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)

Ultrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia. Frekuensi ini dalam

bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan, destruktif dan diagnosis. Hal ini dapat

terjadi oleh karena frekuensi yang tinggi mempunyai daya tembus jaringan cukup besar.

4.      Azaz Doppler

Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang didengar akibat

perubahan gerak antara pendengar dan sumber bunyi. Pada tahun 1800, Christian Johann Doppler

mengemukakan Efek Doppler ini berlaku secara umun pada gelombang.

Efek Doppler ini dipergunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair di dalam tubuh misalnya

darah. Berkas ultrasonik/bunyi ultra uynag mengenai darah (darah bergerak menjauhi bunyi) darah akan

memantulkan bunyi ekho dan diterima oleh detektor.

B.Sifat dan Kecepatan Gelombang Bunyi


1.      Sifat Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda. Apabila gelombang

suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain

akan diteruskan ke dalam tubuh. Penyerapan energi bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya

amplitudo gelombang bunyi.

Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus:

A = A-αx
Keterangan :

A   = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan yang tebal X cm

Ao = amplitudo bunyi mula-mula

α    = koefisien adsorpsi jaringan (cm-1)

x    = tebal jaringan (cm)

Dengan mempergunakan rumus tersebut dapat menghitung nilai adsopsi jaringan terhadap

gelombang bunyi.

Berikut tabel koefisien adsorpsi jaringan dan nilai paruh ketebalan jaringan.

Bahan Frekuensi Α (cm-1) nilai paruh ketebalan jaringan (cm)

Otot 1 0,13 2,7

Lemak 0,8 0,05 6,9

Otak 1 0,11 1,2

Tulang 0,6 0,4 6,95

Air 1 2,5 x 10-4 14 x 103


2.          Kecepatan Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat padat, zat cair dan gas yang

merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi ini menjalar secara longitudinal, lain

dengan cahaya yang menjalar secara transversal.

Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka akan terjadi suatu

peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut

kompresi sedangkan penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan).

Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f) bunyi, panjang gelombang (γ) dan

kecepatan (v), secara sistematis hubungan itu dapat dinyatakan dalam rumus.  

f  =
      

Keterangan :

f  = frekuensi

v = kecepatan

λ = panjang gelombang

Kecepatan bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium. Berikut tabel perbedaannya.

Masa Jenis ( ) Kecepatan (v) Z (= )


Temperatur Material
Kg/m3 cm/s Kg/m2s

20o C Udara 1,29 331 430


0o C CO2 1,98 258 430

0o C H2 8,99 x 10-2 1.270 430

20o C Alkohol 791 1.210 430

20o C Air 1.000 1.480 430

20o C Besi 7.900 5.130 430

37o C Darah 1.056 1.570 430

20o C Otak 1.020 1.530 1,56 x 106

20o C Otot 1.040 1.580 1,64 x 106

20o C Lemak 920 1.450 1,33 x 106

20o C Tulang 1.900 4.040 7,68 x 106

Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair,  dan gas. Pada umumnya, makin keras zat, makin

cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk akal, karena kekerasan zat menyatakan secara tidak

langsung bahwa partikel-partikel tergandeng secara kuat sehingga lebih responsif terhadap gerak

partikel lainnya.

C.    Intensitas Bunyi ( I )

Intensitas Bunyi yaitu energi yang melewati medium 1 m 2/detik atau watt/m2. Ketika

mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya telinga akan merasa sakit. Sebaliknya, bunyi yang

terlalu lemah tidak akan mampu didengar. Kenyataan ini membuktikan bahwa intensitas bunyi yang

dapat didengar manusia dengan baik berada pada batas-batas tertentu. Intensitas bunyi yang mampu

didengar manusia mempunyai intensitas 10 -12 watt/m2 sampai dengan 1 watt/m2. 


Intensitas bunyi 10-12 watt/m2 adalah intensitas bunyi terendah yang masih dapat didengar telinga

manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang pendengaran. Sementara itu, intensitas bunyi terbesar

yang masih dapat didengar telinga manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m 2 dan disebut

intensitas ambang perasaan.

D.    Aplikasi Gelombang Bunyi dalam Bidang Kesehatan

1.      Alat Pendengaran

Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian diubah menjadi sinyal

listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran. Telinga mempunyai reseptor

khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga

manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap

getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang

ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak

untuk diolah.

a.    Susunan Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

1)   Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga).

Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, mendukung fungsinya sebagai penangkap

dan pengumpul getaran suara. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan
rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar

permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

Membran timpani tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm 2, mengalami vibrasi dan diteruskan ke telinga

tengah

2)   Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di

dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring.

Suara yang masuk itu, 99% mengalami refleksi dan hanya 0,1 % saja yang ditransmisi. Telinga

tengah ini memiliki peranan proteksi. Karena adanya tuba eustachi yang mengatur tekanan didalam

telinga, dimana eustachi berhubungan langsung dengan mulut.

3)   Telinga dalam

Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian utama:

         koklea (organ pendengaran)

         kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).

koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan

kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang

mengarah ke dalam cairan tersebut.

Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di

telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan

respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang

saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.
Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan

pada sel rambut. jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali.

Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang

progresif dan berkurangnya pendengaran.

Cara Kerja Telinga

a.       Getaran bunyi terkumpul di daun telinga.

b.      Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga.

c.       Bila getaranbunyi tersebut mencapai gendang telinga maka gendang tersebut ikut bergetar dan

menggetarkan tulang- tulang pendengaran demikan pula cairan di rumah siput ikut bergetar.

d.      Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf pendengaran (auditory

nerve,) dan menuju  ke pusat pendengaran di otak.

e.       Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat dikenal oleh otak.

Proses Pendengaran Manusia

a.       Proses pendengaran manusia Pertama di mulai dari daun telinga (outer Ear) yang fungsinya menangkap

suara-suara di sekitar dan memasukkan nya ke canal/ lubang telinga.

b.      Proses kedua suara yang masuk melalui lubang telinga di terima oleh gendang telinga yang berakibat

bergetarnya tiga tulang pendengaran yaitu maleus,inkus dan stapes(middle Ear). Dan menyalurkan ke

cohlea / rumah siput.

c.       Proses ke tiga di dalam cohlea / Rumah siput  terdapat hear sell yang yang bergetar akibat suara dan

getarannya menghasilkan getaran listrik yang dihasilkan dari energy kinestetik. Sehingga aliran listrik itu
menjadikan sinyal yang menyalurkan ke otak, yang di aliri oleh syaraf pendengaran, untuk selanjutnya

otak yang bekerja mengartikan semua suara-suara yang masuk tadi.  

d.      Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa sementara dan bahkan

permanen.

e.       Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak dapat

berfungsi secara normal.

Jenis Gangguan Pendengaran

a.       Gangguan pendengaran Konduktif : terjadi ketika gelombang suara, terhalang masuknya dari lubang

telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).

b.      Gangguan pendengaran Sensorineural/ Saraf : terjadi ketika rumah siput ( koklea) atau saraf

pendengaran fungsinya menurun . 

c.       Gangguan pendengaran campuran : campuran antara gangguan pendengaran konduktif dan saraf.

Pemeriksaan

1. Otoscopy

Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong pemeriksaan awal. Fungsinya

untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau kotoran telinga.

2. Tympanometry

Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah.


3. Oto Acoustic Emissions (OAE)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada cochlea/rumah siput. Hasilnya

dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer

artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.

4. Auditory Brainstem Response (ABR)

Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening, juga dengan 2 kategori,

yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.

5. Conditioned Oriented Responses (CORs)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun untuk mengetahui perkiraan

ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak

mencari sumber bunyi tersebut.

6. Visual Reinforced Audiometry (VRA)

Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk mengetahui ambang dengar anak.

Tergolong pemeriksaan subjektif karena membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain

diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai reward bila

anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.
7. Play Audiometry

Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada anak usia

2,5-4 tahun. Caranya? Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan

intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain

misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.

8. Conventional Audiometry

Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya untuk mengetahui ambang

dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat audiometer yang mampu mengeluarkan beragam

suara, masing-masing dengan intensitas dan frekuensi yang berbeda-beda. Tugas si anak adalah

menekan tombol atau mengangkat tangan bila mendengar suara.

9.Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk mengetahui respons ambang

dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur,

hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.

10.Tes suara berbisik

Telinga normal dapat mendengar suara berbisik dengan nada rendah. Misalnya suara konsonan dan

palatal pada jarak 5-10 meter. Suara berbisik dengan nada tinggi misalnya suura desis pada jarak 20

meter.
11.Tes Weber

Garputala di getarkan kemudian diletakkan pada dahi atau puncak dahi. Pada penderita tuli kunduktif

akan terdengar baik terang atau baik pada telinga yang sakit. Pada penderita tuli persepsi, getaran garpu

tala terdengar terang pada telinga normal.

12.Tes Rinne

Tes ini membandinkan antara konduksi tulang dan udara. Garputala digetarkan kemudian diletakkan

pada prosesus mastoid setelah tidak mendengar getaran lagi garputala dipindahkan di depan liang

telinga, tanyakan penderita apakah masih mendengarnya.

         Normal : konduksi udara 85-90 detik. Konduksi melalui tulang 45 detik.

         Tes rinne positif : pendengaran penderita baik juga pada penderita tulipersepsi.

         Tes rinne negative : pada penderita tuli konduksi diman jarak waktu konduksi tulang mungkin sama atau

bahkan lebih panjang.

13.Tes Schwabach

Tes ini membandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui vertex atau prosesus mastoid penderita

dengan konduksi tulang si pemeriksa.

         Pada tuli konduksi : konduksi tulang penderita lebih panjang daii pada si pemeriksa

         Pada tuli persepsi : konduksi tulang sangat pendek.


Spesialisasi Dalam Pendengaran/Telinga

Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing – masing bagian sesuai dengan keahlian:

1. Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan pendengaran.

2. Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit telinga dan operasi Telinga.

3.  ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli dalam hal telinga, hidung dan

tenggorokan.

4.  Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam mengukur respon pendengaran,

diagnosis kelainan pendengaran melalui test pendengaran, rehabilitasi yang berkaitan dengan

hilangnya pendengar.

2.      Ultrasonik dalam Bidang Medis

Bunyi ultrasonik dihasilkan oleh magnet listrik dan kristal plezo elektrik dengan frekuensi diatas

20.000 Hz.

     Magnet listrik adalah batang feromagnet dilingkari kawat kemudian dialiri listrik yang dan

menghasilkan ultrasonik.

 Piezo elektrik

Kristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun sekitar 1880; tebal kristal

2, 85 mm. apabila kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan kristal akan mengalami
vibrasi sehingga timbul frekuensi ultra; demikian pula vibrasi kristal akan menimbulkan listrik.

Berdasarkan sifat itu maka kristal electric dipakai sebagai transduser pada ultrasonografi (USG).

a.    Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik

Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat

adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya; dan getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke

objek) akan direfleksi oleh objek itu sendiri.

Efek gelombang ultrasonik :

1)    Mekanik

Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa benda padat,

dipakai untuk menentukan lokasi batu empedu.

2)    Panas

Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada

titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada

jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.

3)    Kimia

Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan terjadi hidrolisis pada ikatan polyester.

4)    Efek biologis

Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan gabungan dari berbagai efek misalnya akibat

pemanasan menimbulkan pelebaran pembuluh darah. Selain itu ultrasonik menyebabkan peningkatan

permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktifitas sel. Sesuai hukum Van’t Hoff
(menimbulkan panas) otot mengalami paralyse dan sel-sel hancur; bakteri, virus dapat mengalami

kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada tubuh manusia apabila daya ultrasonik

ditingkatkan.

b.   Frekuensi Dan Daya Ultrasonik

1)   Untuk diagnostik: f = 1-5 MHz,daya = 0,01 W/cm 2

2)   Untuk pengobatan: daya sampai 1 W/cm 2

3)   Untuk merusak sel-sel/jaringan kanker: daya 10 3 W/cm2

c.    Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis

Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang bunyi ultra

maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.

1)   CRT (Ossiloskop)

Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonik mencapai

pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh transduser

tersebut pula. Transduser yang menerima gelombang balik akan diteruskan ke amplifier berupa

gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT (ossiloskop).

Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan dipantulkan dan diterima oleh

transduser. Gerakan transduser mula-mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini
disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kearah lain menghasilkan echo pula sehingga

kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi.

2)   MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography)

MRI adalah salah satu cara pemotretan organ tubuh menggunakan resonansi magnetis. Sistem

kerjanya adalah pasien berbaring dalam sebuah tabung. Kemudian gelombang bunyi ultrasonik

ditembakkan ke tubuhnya. Gema dari gelombang bunyi itu akan mencitrakan gambar tubuh bagian

dalam pasien.

Gelombang ultrasonik juga dapat mendeteksi keadaan bayi dalam kandungan, yang dikenal

dengan sebutan USG.

Pada dasarnya, prinsip kerja dari MRI dan USG adalah sama. Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra

dipancarkan oleh sebuah transduser. transduser adalah sebuah alat yang dapat mengubah pulsa listrik

menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan pada berbagai permukaan dalam tubuh, dan

sebagian besar akan diteruskan. Transduser yang sama digunakan juga untuk mendeteksi pulsa listrik.

Pilsa-pulsa ini dapat diperlihatkan pada layar monitor.

Penggunaan citra bunyi ini merupakan kemajuan yang sangat penting dalam bidang medis.

Penggunaan bunyi ultra, dalam banyak kasus, telah menggantikan prosedur lain yang berbahaya, seperti

penggunaan sinar X. Tidak ada bukti efek yang berbahaya dari penggunaan bunyi ultra ini, sehingga

sering dikenal dengan pengujian yang tidak merusak (non destructive testing).

d.   Hal-Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik

Ultrasonik dapat dipergunakan untuk beberapa diagnosis, diantaranya:


a.       Mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), memberi informasi tentang penyakit-penyakit mata,

daerah / lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada

tumor-tumor retina.

b.      Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung, usus, mata,

mamma, jantung janin.

c.       Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/ kandung peranakan dan kasus-

kasus perdarahan yang abnormal serta treatened abortus (abortus yang sdang berlangsung).

d.      Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (timbunan zat cair dalam

kantong jantung).

e.    Penggunaan Ultrasonik Dalam Pengobatan

Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonik mempunyai efek kimia dan biologi maka ultrasonik

dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonik memberi efek kenaikan temperature dan

peningkatan tekanan; efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi bunyi dengan demikian

ultrasonik dipakai sebagai diatermi/ pemanasan lokal pada otot yang cedera.

Selain itu ultrasonik dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas (kanker). Sel-sel ganas

akan hancur pada beberapa bagian sedangkan di daerah lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan

pertumbuhan ; masih diselidiki lebih lanjut.

Pada penderita Parkinson, penggunaan ultrasonik dalam pengobatan sangat berhasil namun

sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit

meniere dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan keseimbangan, apabila diobati dengan

ultrasonik dikatakan 95 % berhasil baik, ultrasonik menghansurkan jaringan dekat telinga tengah.
E.  Kebisingan

Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara, pidato) maupun

buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian

yang bersifat relatif. Alat ukur kebisingan adalah sound level meter.

1.      Pembagian Kebisingan

Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam

3 katagori :

a.    Audible noise (bising pendengaran)

Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz

b.    Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)

Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik.

c.    Impuls noise (impact noise = bising impulsif)

Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam,

tembakan  dan lain – lain

Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :

a.       Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin

b.      Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas

c.       Bising terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara

d.      Bising sehari penuh (full noise time)


e.       Bising setengah hari (part time noise)

f.       Bising terus – menerus (steady noise)

g.      Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)                      

2.      Pengaruh Bising pada Kesehatan

a.     Hilangya pendengran sementara

b.     Kebal atau imun terhadap bising

c.     Telinga berdengung

d.     Kehilangan pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz

3.      Daftar Skala Intensitas Kebisingan

Tingkat kebisingan Intensitas (dB) Batas dengar tertinggi

Menulikan 100-120 Halilintar

              Meriam

Mesin uap

Sangat hiruk pikuk 80-90 Jalan hiruk pikuk

Perusahaan sangat gaduh

Pluit polisi

Kuat 60-70 Kantor gaduh


Jalan pada umumnya

Radio

Perusahaan

Sedang 40-50 Rumah gaduh

Kantor umunya

Percakapan kuat

Radio perlahan

Tenang 20-30 Rumah tenag

Kantoer perorangan

Auditorium

Percakapan

Sangat tenang 0-10 Bunyi daun

Berbisik

Batas dengar terendah

4.          Pencegahan Ketulian dari Proses Bising

Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari sumber bising. Untuk tujuan

itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a.    Memberikan pelumas dan peredam pada mesin yang menghasilkan bising
b.    Menggunakan tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.

c.    Menggunakan pelindung telinga

F.Suara

Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi di udara

sekitarnya. Peningkatan tekanan disebut kompresi, sedangkan penurunannya disebut rarefaction. Suara

adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda, getaran suatu benda yang berupa sinyal

analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pada hakekatnya suara dan

bunyi adalah sama. Hanya saja kata “suara” dipakai untuk makhluk hidup, sedangkan bunyi dipakai

untuk benda mati.

a.       Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita suara dalam keadaan

berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar.

b.      Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa yang kemudian

mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx, rongga mulut ataupun pada rongga hidung.

Sinyal suara yang dihasilkan pada proses ini dinamakan sinyal voiced sound.

c.       Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari dalam tubuh.

d.      Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara disebut Unvoiced sound,

merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi yang dibentuk oleh lidah, gigi, bibir dan langit-

langit. Misalnya p, t, k, s, dan ch, secara perinci:

e.       p, t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound)

f.       S, f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)


Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis, yaitu :

o   pembentukan aliran udara dari paru-paru,

o   perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun unvoiced yang dikenal dengan

istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.

o   Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan (trachea), laring

(larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord), rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal

cavity), lidah (tongue), dan bibir (lips).

PEMBENTUKAN  SUARA (FONASI)

•      Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot, udara di paru

dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita suara yang tertutup dipaksa membuka.

•      Terjadi aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di antara pita, menyebabkan

pita suara bergerak bersama, menghambat keluarnya udara secara parsial.

•      Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum lunak, dan pipi untuk

menentukan suara yang diucapkan.

•      Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat obstruksi di pita suara.

•      Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan adalah laringoskopi.

•      Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur radiologis misalnya sinar-X,

CT-scan, dan sebagainya.

Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan tegangan dari pita

suara.
•      Laki-laki mempunyai frekuensi suara 125 Hz.

•      Wanita  mempunyai frekuansi suara 250 Hz.

•      Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”.

Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang saling

berhubungan yaitu :

•      telinga yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan suara dan mengubahnya

menjadi sinyal syaraf,

•      jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan sinyal ke otak,

•      dan otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang terkandung dalam sinyal

masukan.

G.Vibrasi

Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis

lainnya.Dibedakan menjadi:

         Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya pada akustik

         Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/ turut bergetarnya alat-alat tubuh

dan pengaruh terhadap alat alat tubuh.

1.Penjalaran Vibrasi Udara dan Efek yang Timbul


            Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara akan mencapai telinga.

Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi gangguan penguatan pendengaran tetapi pada

intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibuler yaitu gangguan orientasi,kehilangan

keseimbangan dan mual-mual. Akan timbul nyeri telinga,nyeri dada dan bisa terjadi getaran seluruh

tubuh.

2.Penjalaran Vibrasi Mekanik dan Efek yang Timbul

            Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan atau kontak dengan permukaan benda yang

bergerak,sentuhan ini melalui daerah yang terlokalisasi (tool-hand vibration) atau mengenai seliruh

tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim dalam proses

pekerjaan.

            Efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh. Pada

frekuensi :

         3-9 Hz : akan timbul resonansi pada dada dan perut

         6-10 Hz :dengan intensitas 0.6 g tekanan darah,denyut jantung,pemakaian O2 dan volume perdenyut

sedikit berubah. Pada intensitas 1.2 g terlihat banyak perubahan system peredaran darah.

         10 Hz : leher,kepala,pinggul,kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.

         Tenggorokan akan mengalami resonansi.

Pada frekuensi kurang dari 20 Hz,tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot

menjadi lemah,rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. Pada frekuensi diatas 20 Hz otot-otot menjadi

kendor dan frekuensi 30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olahraga untuk memulihkan otot-otot

sesudah kontraksi luar biasa.


Efek vibrasi terhadap tangan :

•      Getaran dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa :

•      Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kealinan ini mirip dengan phenomena Raynaud

yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan,pada saat anggota badan kedinginan, tanpa ada

penyumbatan pembuluh darah tepid an tanpa kelainan- kelainan gizi. Phenomena Reynaud ini terjadi

pada frekunsi sekitar 30-40 Hz.

•      Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang

Sikap Tubuh Terhadap Getaran Mekanis

Badan merupakan susunan elastic yang kompleks dengan tulang sebagai penyokong alat-alat

dan landasan kekuatan serta kerja oto. Kerangka,alat-alat,urat danotot memiliki sifat elastic yang

bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran.

Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap tubuh. Pada

tungkailurus akan mengahanta 100% getaran ke dalam badan, sedangkan dalam posisi duduk tungkai

akan berlaku sebagai peredam.

Mencegah getaran mekanis :

•      Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan peredam dibawah benda yang bergetar.

Bhan peredam sebaiknya sekitar 1 Hz.


•       Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam. Tebal tempat duduk dan alas kaki

sangat menentukan besar redaman.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu

satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang yang merambat melalui

medium padat, cair, dan udara.

Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang bunyi ultra

maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.

Bioakustik dalam keperawatan banyak manfaatnya baik untuk diagnosis suatu penyakit maupun

dalam pengobatan. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan

yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu yang lama akan

menyebabkan ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap sumbernya,

perjalanannya dan penerimanya. Langkah terakhir adalah penggunaan alat pelindung pendengaran.

B.Saran

  Pentingnya penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan mahasiswa

lebih mendalami pemahaman tentang bioakustik terutama dalam keperawatan.

  Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kesehatan diharapkan terus dipelajari mahasiswa keperawatan.

  Telinga sebagai alat pendengaran penting untuk dijaga dari berbagai pengaruh kebisingan.

Anda mungkin juga menyukai