PERCOBAN O1
Oleh :
(081911533012)
Anggota Kelompok
Telah dilakukan percobaan dengan judul “lensa positif dan negatif” yang
memiliki tujuan untuk menentukan Panjang fokus lensa positif dan lensa negatif
dengan pembentukan bayangan dan pengukuran. Adapun metodologi yang
digunakan yaitu pada metode pembentukan bayangan mengukur jarak fokus lensa
positif dan lensa negatif dengan menghitung jarak lensa dengan layar dan metode
mengukur dengan spherometer dan jangka sorong. Dari percobaan diperoleh hasil
dari mencari fokus lensa positif dan negatif dengan metode pembentukan
bayangan adalah (93477,238±9331,202)μm dan (95248,499±0,03360976)μm
dengan ketidakpastian relatif 9,98% dan 0,000035% sementara dengan
pengukuran spherometer yaitu (1,0931938±0,268155)μm dan (836,385±8,837)μm
dengan ketidakpastian relatif 24,53% dan 1,057%. Pada lensa positif bayangan
yang terbentuk dapat ditangkap oleh layar. Selain itu, pada penentuan jarak fokus
lensa negatif diperlukan bantuan lensa positif karena sifat dari lensa negatif yaitu
maya. Ketidakpastian dalam percobaan dikarenakan kesalahan paralaks dan
pengaruh lingkungan atau kondisi ruang saat pengambilan data.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di dalam kehidupan kita tidak pernah lepas dari penggunaan benda-benda
seperti kacamata, lup (kaca pembesar), kamera, dan sebagainya. Benda-benda
tersebut merupakan alat-alat optik. Akan tetapi, kita belum mengetahui
bagaimana cara kerjanya dan fungsi-fungsi dari alat optik yang belum kita
ketahui. Selain itu juga masih kurang paham bagaimana benda-benda tersebut
dapat memiliki suatu bayangan dan bagaimana sifat-sifat bayangan yang
terbentuk pada benda-benda tersebut.
Alat optik yang paling sering digunakan adalah lensa, seperti kamera,
teleskop, dan mikroskop. Lensa ini merupakan alat optik yang sangat berguna.
Lensa yang paling sederhana mempunyai dua permukaan bola yang cukup
dekat satu sama lain, sehingga kita dapat mengambil jarak diantara kedua
permukaan itu, kita namakan ini sebuah lensa tipis.
Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang
lengkung. Dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris
maupun bola. Lensa silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik
yang jauh pada suatu garis, sedangkan lensa yang berbentuk bola yang
melengkung ke segala arah memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada
suatu titik. Jarak fokus lensa cembung bernilai positif, sedangkan jarak fokus
lensa cekung bersifat negatif. (Anonim, 2020).
Oleh karena itu, percobaan praktikum lensa positif dan negatif ini perlu
dilakukan agar kita dapat mengetahui dasar-dasar sistem lensa, untuk
mengetahui sifat-sifat bayangan yang terbentuk antara lensa positif dan negatif
serta lensa gabungan, dan untuk mengetahui aplikasi-aplikasi sistem lensa
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan jarak fokus lensa positif dan lensa negatif?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam memperoleh bayangan yang
tajam dan jelas?
3. Apakah fungsi lensa positif saat menentukan jarak fokus lensa negatif?
1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan panjang fokus lensa positif
dan lensa negatif dengan metode pembentukan bayangan obyek oleh lensa dan
pengukuran menggunakan spherometer.
1.4. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu kita dapat mengetahui fungsi-fungsi dari
masing-masing jenis lensa, dapat mengetahui cara kerja masing-masing jenis
lensa, dan dapat menghitung panjang fokus lensa dengan baik dan benar.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Lensa
Lensa adalah peralatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Lensa dapat membantu pekerjaan yang berhubungan dengan optik. Lensa
adalah benda bening yang tembus cahaya dengan bentuk permukaan berupa
garis sferis. Garis hubung antara pusat lengkungan kedua permukaan disebut
sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan
benda untuk permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan
akhir (Purwandari, 2013).
Lensa dibedakan menjadi dua yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada
lensa cembung (lensa positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada
lensa cekung (lensa negatif) sinar menyebar (divergen). Pada lensa terdapat
sinar-sinar istimewa. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung berbeda
dengan sinar istimewa pada lensa cekung. Lensa dapat membentuk bayangan
yang diperkecil atau diperbesar. Lensa banyak digunakan dalam alat-alat optik
seperti kacamata, mikroskop, lup, kamera dan teropong (Pramono, 2014).
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung yaitu sinar datang sejajar sumbu
utama dibiaskan melalui titik fokus (F), sinar datang melalui titik fokus (F)
dibiaskan sejajar sumbu utama, sinar datang melalui pusat kelengkungan (P)
diteruskan tanpa dibelokkan. Sedangkan sinar-sinar istimewa lensa cekung
yaitu sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus
pertama, sinar datang menuju titik fokus kedua dibiaskan sejajar sumbu
utama, sinar datang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa dibelokkan. Pada
lensa berlaku persamaan
Rumus 1
Dengan f = jarak fokus lensa, s= jarak benda ke lensa, s’ = jarak bayangan
ke lensa. Sedangkan untuk menentukan perbesaran (M) dirumuskan sebagai
Rumus 2
(Sunaryono, 2013).
2.2. Jenis-jenis Lensa Cembung dan Lensa Cekung
1 1 1
f (
= ( n−1 ) −
R1 R 2 )
Rumus 3
Rumus 4
dengan p adalah jarak objek, q adalah jarak bayangan dan f adalah jarak
fokus lensa (Serway, 2010).
2.4. Hukum Pemantulan
Hukum pemantulan berlaku untuk setiap berkas pada titik jatuhnya pada
cermin. Sebagaimana bias dilihat, berkas-berkas tersebut tidak seluruhnya
membentuk satu titik. Untuk membentuk bayangan yang tajam, berkas-berkas
itu harus datang ke satu titik. Dengan demikian cermin sferis tidak akan
membentuk bayangan setajam cermin datar. Bagaimanapun, jika cermin
tersebut kecil dibandingkan dengan radius lengkungannya, sehingga berkas
yang terpantul hanya membentuk sudut kecil pada saat terpantul, maka berkas-
berkas tersebut akan saling menyilang pada titik yang hampir sama atau fokus
(F). Cara lain untuk mendefinisikan titik fokus adalah dengan mengatakan
bahwa titik ini merupakan titik bayangan dari suatu benda yang jauh tak
hingga sepanjang sumbu utama (Giancoli, 1999).
Untuk lensa positif, jika jarak objek (di depan lensa) lebih besar daripada
jarak fokus lensa, maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata (dapat
terbentuk pada layar yang berada di belakang lensa) Sedangkan untuk lensa
negatif, bayangan yang dihasilkan selalu bersifat maya (tidak dapat terbentuk
pada layar yang berada di belakang lensa). karena itu, agar bayangan yang
dibentuk lensa negatif bersifat nyata, maka objeknya harus semu, yaitu berada
di belakang lensa. Untuk menghasilkan objek semu bagi lensa negatif, maka
lensa negatif harus diletakkan diantara lensa positif dan bayangan nyata lensa
positif. Ketika lensa negatif berada diantara lensa positif dan bayangan nyata
yang dihasilkan lensa positif, maka bayangan nyata lensa positif menjadi
objek sebagai lensa negatif karena objek tersebut berada di belakang lensa
negatif. Proses pembentukan objek semu bagian seni kreatif dapat dijelaskan
pada Gambar 1.
Gambar 4.(a) Pembentukan bayangan nyata oleh lensa positif dan (b)
Pembentukan obyek maya bagi lensa negatif. (Sumber: Wibowo,
R.A.,dkk, 2007)
2.5. Spherometer
Sperometer adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengukur
panjang yang sangat kecil. Sperometer merupakan salah satu alat ukur panjang
yang mempunyai 4 buah kaki, yaitu 3 kaki tetap dan 1 kaki lainnya yang dapat
bergerak naik / turun yang terletak di tengah-tengah ketiga kaki tetap. Ketiga
kaki tetap berjarak sama satu dengan yang lainnya dan membentuk segitiga
sama sisi. Alat ini dapat dipergunakan untuk mengukur jari-jari kelengkungan
benda yang berbentuk bidang bola seperti cermin dan lensa cembung atau
cekung. Selain itu sperometer juga digunakan untuk mengukur ketebalan suatu
lempengan atau plat tipis. (Young,D Hugh, 2002)
Prinsip kerja sperometer hampir sama dengan prinsip kerja mikrometer.
Sperometer memiliki dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada
piringan spherometer (skala geser). Pembacaan hasil ukur pada sperometer,
yaitu dengan melihat skala yang saling berhimpit (skala utama berhimpit
dengan skala geser). Sebelum menggunakan spherometer untuk mengukur
jari-jari (radius) permukaan suatu lensa dan ketebalan suatu pelat tipis,
pastikan spherometer dalam keadaan layak pakai dan sudah terkalibrasi
supaya pengukuran yang dilakukan akurat.
BAB III
METODOLOGI
Gambar 8. Spherometer
Gambar 9. Skema penentuan jari – jari lensa (a) positif dan (b) negatif