Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

JARAK FOKUS LENSA TIPIS


Nurfalah Miseldi

Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
email: Didi29nurfalah@gmail.com
INFO ARTIKEL ABSTRACT

Status artikel: Telah dilakukan percobaan mengenai Jarak foukus lensa tipis.
Diterima: Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan jarak
Disetujui: fokus sebuah lensa cembung dan lensa cekung, untuk
Tersedia online: memplot grafik hubungan antara jarak bayangan dengan
jarak benda sehingga diperoleh nilai fokus berdasarkan
Keywords: Bayangan, grafik, dan untuk membandingkan nilai teoritis dengan
Jarak Fokus, Lensa Tipis hasil plot grafik jarak fokus lensa yang diperoleh. Hasil
yang diperoleh hasil percobaan pertama yaitu pada jarak
benda sebesar 4 cm dan jarak bayangan sebesar 78 cm
sehingga diperoleh jarak fokus lensa sebesar 3,8 cm
dengan nilai ketidakpastian untuk kesalahan mutlak
sebesar 0,050 cm, KR sebesar 1,3 %, DK sebesar 98,7
%, AB sebanyak 3 dan PF sebesar |3,8 ± 0,050|. Pada
percobaan kedua didapat hasil yaitu pada jarak benda
sebesar 6 cm dan jarak bayangan sebesar 74 cm sehingga
diperoleh jarak fokus lensa sebesar 5,55 cm. Adapun
hasil percobaan dengan ketidakpastian yaitu kesalahan
mutlak sebesar 0,050 cm, KR sebesar 0,9%, DK sebesar
99,1%, AB sebanyak 3 dan PF sebesar |5,55 ± 0,050|.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
jarak bayangan berbanding lurus dengan jarak benda.
Jarak fokus lensa cembung dan lensa cekung diperoleh
dengan merajah 1/S terhadap 1/S’.

1. PENDAHULUAN
Lensa atau kanta adalah medium pembias tembus pandang yang dibatasi
oleh permukaan lengkung (spheris). Berdasarkan permukaan-permukaan
pembatasnya, lensa digolongkan dalam beberapa jenis yaitu : lensa datar-cembung
(plan-konveks), lensa datar-cekung (plan-konkav), lensa cekung-cembung
(konkav-konveks), lensa cembung-cembung (bikonveks) dan lensa cekung-cekung
(bikonkav). Dua lensa terakhir disebut lensa positif dan lensa negatif yang masing-
masing bersifat mengumpulkan (konvergen) dan menyebarkan (divergen) berkas
cahaya yang melewatinya. Jika ketebalan kedua lensa tersebut kecil, keduanya
disebut lensa tipis karena objek dan bayangan yang dihasilkan dari proses
pembiasan berada di luar lensa (Anonim. 2014).
Untuk lensa positif, jika jarak obyek (di depan lensa) lebih besar daripada
JFT | 1
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

jarak fokus lensa, maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata (dapat terbentuk
pada layar yang berada di belakang lensa). Sedangkan untuk lensa negatif,
bayangan yang dihasilkan selalu bersifat maya (tidak dapat terbentuk pada layar
yang berada di belakang lensa). Karena itu, agar bayangan yang dibentuk lensa
negatif bersifat nyata, maka obyeknya harus semu, yaitu berada di belakang lensa.
Untuk menghasilkan obyek semu bagi lensa negatif, maka lensa negatif harus
diletakkan diantara lensa positif dan bayangan nyata lensa positif. Ketika lensa
negatif berada diantara lensa positif dan bayangan nyata yang dihasilkan lensa
positif, maka bayangan nyatalensa positif menjadi objek semu bagi lensa negatif
karena obyek tersebut berada di belakang lensa negatif (Anonim. 2014).
Alat optik sederhana yang paling penting adalah lensa tipis. Perkembangan alat-alat
optik dengan menggunakan lensa berawal dari abad ke-16 dan ke-17, walaupun catatan
mengenai kacamata yang paling tua berasal dari akhir abad ke-13. Sekarang kita
menemukan lensa pada kecamata, kamera, kaca pembesar, teleskop, teropong, mikroskop,
dan peralatan kedokteran. Lensa tipis biasanya berbentuk lingkaran, dan kedua
permukaannya melengkung. Keutamaan lensa ialah karena ia membentuk bayangan benda
(Giancoli, 2001: 263).
Titik fokus merupakan titik bayangan untuk benda pada jarak takhingga pada
sumbu utama. Berarti, titik fokus lensa bisa ditemukan dengan menentukan titik di mana
berkas-berkas cahaya matahari atau benda jauh lainnya dibentuk menjadi bayangan yang
tajam. Jarak titik fokus dari pusat lensa disebut jarak fokus, f. Lensa mana pun yang lebih
tebal di tengah daripada di tepinya akan membuat berkas-berkas paralel berkumpul ke satu
titik dan disebut lensa konvergen. Lensa yang lebih tipis di tengah daripada di sisinya
disebut lensa divergen karena membuat cahaya paralel menyebar (Giancoli, 2001: 265).
Lensa memusat (konvergen), atau positif lebih tebal di bagian tengahnya dibanding
pinggirnya dan akan memusatkan berkas cahaya sejajar ke suatu fokus nyata. Lensa
menyebar (divergen), atau negatif lebih tipis bagian tengahnya dibanding bagian
pinggirnya dan akan menyebarkan berkas sejajar dari fokus maya. Ketika suatu sinar
menembus suatu lensa. Sinar tersebut membias atau “membengkok” pada setiap
permukaan batas. Jika hubungan dengan lensa tipis, untuk penyederhanaan semua
pembiasan dapat diasumsikan terjadi di sepanjang bidang vertikal yang ditarik ke bawah
dari bagian tengah lensa. Dua sinar seberang yang berasal dari sebuah titik pada sebuah
benda, yang digambar melalui sistem, akan menentukan bayangan titik tersebut. Terdapat
tiga unsur yang sangat mudah digunakan karena kita tahu dengan tepat, tanpa melakukan
perhitungan, bagaimana sinar tersebut akan melewati lensa biasa disebut dengan sinar-
sinar istimewa (Bueche dan Hecht, 2006: 249).
Menurut Young dan Freedman (2001: 552), menentukan posisi bayangan yang
dibentuk oleh sebuah lensa tipis dengan menggambarkan beberapa sinar khusus yang
dinamakan sinar utama yang berpancar dari sebuah titik benda itu yang tidak berada pada
sumbu optik. Perpotongan sinar-sinar ini, setelah sinar- sinar ini lewat melalui lensa,
menentukan posisi dan ukuran bayangan itu. Ketiga unsur utama yang lintasannya
biasanya mudah ditelusuri untuk lensa yaitu:
1) Sebuah sinar yang paralel dengan sumbu muncul keluar dari lensa itu dalam arah yang
melalui titik fokus kedua F2 dari sebuah lensa konvergen, atau datang dari titik fokus
kedua sebuah lensa divergen.
2) Sebuah sinar yang melalui pusat lensa tidak banyak dideviasikan, di pusat lensa itu
kedua permukaan adalah paralel, sehingga sinar muncul pada sudut yang pada intinya
sama ketika sinar masuk dan berjalan sepanjang garis yang pada intinya sama.
3) Sebuah sinar yang melalui (atau terus menuju) titik fokus pertama F1 muncul keluar

JFT | 2
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

paralel dengan sumbu.


Untuk sebuah lensa tipis berlaku:
1 1 1
=¿ + ' . . . (1.1)
f s s
dengan f = jarak fokus, S = jarak antara benda dengan lensa dan S  = jarak antara
bayangan dengan lensa. Untuk lensa cekung, bayangan yang dihasilkan oleh benda nyata
adalah bayangan maya, sehingga untuk menentukan jarak fokus lensanya, maka digunakan
sebuah lensa positif (Herman, 2015: 47).
Panjang vokal f dari sebuah lensa tipis adalah jarak bayangan yang bersesuaian
dengan jarak benda ditak terhingga, sama halnya dengan cermin. Jika p mendekati ∞ dan q
mendekati f pada persamaan
1 1 1 1
+ = ( n−1 ) ( − ) . . . (1.2)
P q R1 R 2
maka kita melihat bahwa kebalikan dari panjang fokal untuk sebuah lensa tipis
adalah

1 1 1
= ( n−1 ) ( − ) . . . (1.3)
f R1 R2
Hubungan ini disebut persamaan pembuat lensa karena dapat digunakan untuk
menentukan nilai R1 dan R2 yang diperlukan untuk suatu nilai indeks bias dan panjang
fokal f yang diinginkan. Jadi, jika indeks bias dan jari-jari kelengkungan sebuah lensa kita
ketahui, maka persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung panjang fokalnya. Jika
lensa tersebut dikelilingi oleh bahan selain udara, maka persamaan yang sama tetap dapat
digunakan, dengan n sebagai rasio indeks bias bahan lensa dengan cairan di sekelilingnya
(Serway&Jewett,2010: 69).
2. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat


Percobaan ini dilakukan pada hari Kamis, 24 Juni 2021, pukul 15.00
sampai 16.30 WITA di Laboratorium Fisika Dasar lantai 2 Fakultas Sains
danTeknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (virtual).

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu bangku optik, rel
presisi, pemegang slide diagfragma, bola lampu, lensa cembung, lensa cekung,
catu daya,, layar optik penangkap bayangan, tempat lampu bertangkai, diagfragma
anak panah, kabel penghubung ganda, dan mistar plastik.

2.3 ProsedurKerja
Kegiatan 1 : Menentukan jarak fokus lensa cembunng dengan merajah 1/s terhadap 1/s 1
Letakkan lensa, sumber cahaya dan layar pada satu bangku optik. Jarak
antara benda dengan layar tidak boleh melebihi satu meter. Kemudian geser lensa
ke posisi tertentu hingga bayangan benda terbentuk pada layar bayangan dengan
benda. Kemudian pada posisi diatas, ukurlah ukuran benda dan ukuran bayangan.
Kemudian geser lensa ke posisi berikutnya hingga bayangan terfokus (jangan

JFT | 3
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

menggeser layar atau sumber cahaya). Ukurlah jarak antara bayangan dengan
benda. Kemudian ukur pola ukuran bayangan pada posisi yang baru terrsebut,
lalu gerakkan layer mendekati benda hingga tidak ditemukan lagi dua posisi dari
lensa dimana bayangan dapat terjadi selanjutnya, gerakkan layar beberapa cm
menjauhi benda. Ulangi langkah tesebut sehingga seluruhnya diperoleh 6 data
Kegiatan 2 : Menentukan jarak fokus lensa cekung (Negatif)
Meletakkan sumber cahaya, lensa positif 1 (untuk memfokuskan cahaya di
benda), benda, lensa positif 2 (yang akan ditentukan jarak fokusnya), dan layar
pada bangku optik secara berurutan. Mengatur jarak antara sumber cahaya dan
lensa positif 1 sebesar jarak fokus lensa 1. Mengatur jarak benda dan lensa positif
1 sekitar 10 cm. Membuat bayangan yang jelas dari benda pada layar. Menandai
posisi bayangan tersebut (bayangan ini menjadi benda untuk lensa cekung).
Menempatkan lensa negatif sebelum posisi bayangan yang ditandai. Menempatkan
layar pada jarak tertentu dari posisi yang ditandai. Menggeser lensa negatif
mendekati atau menjauhi layar untuk memperoleh bayangan yang jelas. Mengukur
jarak dari posisi yang ditandai ke lensa negatif sebagai jarak benda dan mengukur
jarak dari lensa negatif ke layar sebagai jarak bayangan. Mengulangi kegiatan 3,4,
dan 5 dengan menempatkan layar pada posisi yang lain. Mencatat data yang
diperoleh dalam tabel hasil pengamatan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Tabel Pengamatan

Menentukan jarak fokus lensa cembung (positif) dengn merajah 1/S


terhadap 1/S`
Tabel 4.1 Hasil pengamatan jarak fokus lensa cembung (positif)
V = 10 Volt f = 50 mm
No Jarak benda S (cm) Jarak bayangan S` Tinggi bayangan h
(cm) (cm)
1 4 78 24,3
2 6 76 27,5
3 8 74 30
4 10 72 30+
5 12 70 30+
6 14 68 30+
7 16 66 30+

4.1.2 Menentukan jarak fokus lensa cekung (negatif) dengan merajah 1/S
terhadap 1/S`
Tabel 4.2 Hasil pengamatan jarak fokus lensa cekung (negatif)
V = 10 volt f = 200 mm
No Jarak benda S Jarak bayangan S` Tinggi bayangan h
(cm) (cm) (cm)
1 6 74 30+
2 9 71 28,8
3 12 68 26,7

JFT | 4
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

4 15 65 24,5
5 18 62 22,5
6 21 59 21
7 24 56 19,5
1.1Analisis Data
1. Analisis data tanpa ketidakpastian
a. Analisis data tanpa ketidakpastian pada lensa cembung (positif)
Dik: S = 4 cm
S`= 78 cm
Dit: f ...?
Penyelesaian:
1 1 1
= +
f S S
1 1 1
= +
f 4 78
1 78+ 4
=
f 312
1 82
=
f 312
312
f=
82
= 3,8 cm
S 78
M= = =19,5 cm
S 4
b. Analisis data tanpa ketidakpastian pada lensa cekung (negatif)
Dik: S = 6 cm
S`= 74 cm
Dit: f ...?
Penyelesaian:
1 1 1
= +
f S S
1 1 1
= +
f 6 74
1 74+ 6
=
f 444
1 80
=
f 444

JFT | 5
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

444
f=
80
= 5,55 cm
S 74
M= = =12,3 cm
S 6
2. Analisis Data dengan ketidakpastian
1
∆S = × NST mistar
2
1
= ×0,1 cm
2
= 0,05 cm
1
∆S` = × NST mistar
2
1
= ×0,1 cm
2
= 0,05 cm

f= |SS + SS |
∆ S ∆S
∆f = |
S |
+ f
S
a. Analisis data dengan ketidakpastian pada lensa cembung (positif)
a) Kesalahan Mutlak

∆f = |∆SS + ∆SS |f
0,05 0,05
=|
78 |
+ 3,8
4
= |0,0125+ 0,0006|3,8
= |0,0131| 3,8
= 0,050
b) Kesalahan Relatif
∆f
KR = ×100 %
f
0,050
= ×100 %
3.8
= 0,013 x 100 %
= 1,3 %
c) Derajat Kepercayaan
JFT | 6
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

DK = 100% - KR
= 100 % - 1,3 %
= 98,7 %
d) Angka Berarti

AB = 1 – Log |∆f f |
0,050
= 1 – Log |
3,8 |
= 1 – log |0,013|
= 1 – (- 1,9)
= 2,9
= 3 AB
e) Pelaporan Fisika
PF = |f ± ∆f |
= |3,8 ± 0,050 |
PF max = |f + ∆f |
= |3,8 + 0,050 |
= |3,85|
PF min = |f - ∆f |
= |3,8 - 0,050 |
= |3,75|
b. Analisis data dengan ketidakpastian pada lensa cekung (negatif)
a) Kesalahan Mutlak

∆f = |∆SS + ∆SS |f
0,05 0,05
=|
74 |
+ 5 , 55
6
= |0,0083+ 0,0007|5,55
= |0,009| 5,55
= 0,050
b) Kesalahan Relatif
∆f
KR = ×100 %
f
0,050
= ×100 %
5,55

JFT | 7
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

= 0,009 x 100 %
= 0,9 %
c) Derajat Kepercayaan
DK = 100% - KR
= 100 % - 0,9 %
= 99,1 %
d) Angka Berarti

AB = 1 – Log |∆f f |
0,050
= 1 – Log |
5,55 |
= 1 – log |0,009|
= 1 – (-2,05)
= 3,05
= 3 AB
e) Pelaporan Fisika
PF = |f ± ∆f |
= |5,55 ± 0,050 |
PF max = |f + ∆f |
= |5,55 + 0,050 |
= |5,60|
PF min = |f - ∆f |
= |5,55 - 0,050 |
= |5,50|
3.2 Pembahasan
Lensa atau kanta adalah medium pembias tembus pandang yang
dibatasi oleh permukaan lengkung (spheris). Berdasarkan permukaan-
permukaan pembatasnya, lensa digolongkan dalam beberapa jenis yaitu:
lensa datar-cembung (plan-konveks), lensa datar-cekung (plan-konkav),
lensa cekung-cembung (konkav-konveks), lensa cembung-cembung
(bikonveks) dan lensa cekung-cekung (bikonkav). Dua lensa terakhir
disebut lensa positif dan lensa negatif yang masing-masing bersifat
mengumpulkan (konvergen) dan menyebarkan (divergen) berkas cahaya
yang melewatinya. Jika ketebalan kedua lensa tersebut kecil, keduanya
disebut lensa tipis karena objek dan bayangan yang dihasilkan dari proses
pembiasan berada di luar lensa.
Pada kegiatan pertaman menentukan jarak fokus lensa cembung
(positif) dengan merajah 1/S terhadap 1/S` didapatkan hasil percobaan

JFT | 8
Jurnal Fisika dan Terapannya (2021)

yaitu pada jarak benda sebesar 4 cm dan jarak bayangan sebesar 78 cm


sehingga diperoleh jarak fokus lensa sebesar 3,8 cm dengan nilai
ketidakpastian untuk kesalahan mutlak sebesar 0,050 cm, KR sebesar 1,3
%, DK sebesar 98,7 %, AB sebanyak 3 dan PF sebesar |3,8 ± 0,050|.
Pada kegiatan kedua yaitu menentukan jarak fokus lensa cekung
(negatif) dengan merajah 1/S terhadap 1/S` didapatkan hasil percobaan
yaitu pada jarak benda sebesar 6 cm dan jarak bayangan sebesar 74 cm
sehingga diperoleh jarak fokus lensa sebesar 5,55 cm. Adapun hasil
percobaan dengan ketidakpastian yaitu kesalahan mutlak sebesar 0,050 cm,
KR sebesar 0,9%, DK sebesar 99,1%, AB sebanyak 3 dan PF sebesar |5,55
± 0,050|.
Berdasarkan data dari kedua percobaan di atas maka diperoleh
untuk kegiatan pertama (lensa cembung) semakin kecil jarak benda maka
semakin besar jarak bayangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa jarak
bayangan berbanding tebalik dengan jarak benda. Kemudian untuk
kegiatan kedua (lensa cekung) semakin besar jarak benda maka jarak
bayangannya pun semakin besar pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa
jarak bayangannya berbanding lurus dengan jarak bendanya.

4. SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah untuk menentukan jarak fokus
lensa cembung dan lensa cekung diperoleh jarak fokus lensa pada lensa cembung
sebesar 5 cm dan untuk jarak fokus lensa pada lensa cekung sebesar 20 cm.
Adapun hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda diperoleh untuk
lensa cembung adalah jarak benda berbanding terbalik dengan jarak bayangan
dimana semakin besar jarak benda maka jarak bayangan akan semakin kecil,
begitupun sebaliknya semakin kecil jarak benda maka jarak bayangan akan
semakin besar. Kemudian untuk kegiatan kedua pada lensa cekung diperoleh
bahwa semakin besar jarak benda maka jarak bayangannya pun semakin besar
pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa jarak bayangan berbanding lurus dengan
jarak benda. Jarak fokus lensa cembung dan lensa cekung diperoleh dengan
merajah 1/S terhadap 1/S’.

5. DAFTAR PUSTAKA
Afdan. 2011. Hambatan Listrik. Jakarta: Erlangga
Anonim. 2014. Lensa Positif dan Negatif. Academia.
Bueche Frederick J, Eugene Hecth. 2006. Schaum’s Outlines Fisika Universitas
Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga
D.C. Giancoli, 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Herman, asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar:
Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM
Serway, Jewett. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku Tiga Edisi 6.
Jagakarsa, Jakarta : Salemba Teknika
Young Hugh D, Roger A. Freedman. 2001. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

JFT | 9

Anda mungkin juga menyukai