Anda di halaman 1dari 6

Konsep 3 Sinar Istimewa Pada Lensa

Cembung Yang Perlu Kamu Tahu


At November 14, 2017 Lensa, Lensa Cembung, Optik, Optika Geometri, Pembiasan Cahaya,

Lensa cembung atau lensa konveks adalah benda bening tembus cahaya yang
bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian tepi. Ada dua sebutan untuk lensa
ini, yaitu lensa konvergen dan lensa positif. Disebut lensa konvergen karena
berkas-berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan
mengumpul/memusat pada satu titik, yaitu di titik fokus belakang lensa.

Pada lensa cembung, titik fokus tempat berpotongan sinar-sinar bias selalu
berada di bagian belakang lensa cembung, maka fokus lensa cembung adalah
fokus sejati. Sehingga jarak fokus lensa cembung selalu bertanda positif. Oleh
karena itu, lensa cembung disebut juga lensa positif.
Baca: Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung, Contoh Soal dan Pembahasan

Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bergantung pada
letak benda. Sebuah benda yang berada di depan sebuah lensa cembung akan
memiliki bayangan dengan sifat tertentu. Sifat bayangan bisa saja maya atau
nyata, tegak atau diperkecil, serta diperbesar, diperkecil atau sama besar.
Bayangan sebuah objek oleh lensa cembung dapat ditentukan dengan cara
melukiskan 2 dari 3 sinar istimewa pada lensa cembung.
Baca: Cara Melukis Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung

Lalu apa yang dimaksud dengan sinar istimewa? Mengapa orang-orang


menyebutnya “istimewa”? Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari
konsep sinar istimewa pada lensa cembung. Konsep yang dimaksud adalah
bagaimana cara menjelaskan terjadinya sinar istimewa tersebut. Terdapat tiga
konsep utama yang digunakan untuk menjelaskan jalannya sinar-sinar istimewa
pada lensa cembung, yakni Hukum Pembiasan, konsep garis normal dan konsep
pembiasan ganda.
Hukum Pembiasan Cahaya
Hukum pembiasan cahaya pertama kali dinyatakan oleh Willebrord Snellius,
seorang ahli Fisika berkebangsaan Belanda. Berdasarkan hasil percobaannya,
Snellius mengemukakan Hukum Pembiasan yang berbunyi sebagai berikut.
■ Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
■ Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium
yang berbeda merupakan bilangan tetap.

Secara matematis, pernyataan Hukum Snellius yang kedua di atas dapat dituliskan
dalam bentuk persamaan berikut.
n1 sin i = n2 sin
r
Keterangan:
n1 = indeks bias mutlak medium 1
n2 = indeks bias mutlak medium 2
n21 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
i = sudut datang pada medium 1
r = sudut bia pada medium 2

Selain kedua pernyataan Hukum Snellius di atas, masih ada hal lain yang berlaku
pada peristiwapembiasan cahaya, yaitu sebagai berikut.
1) Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, sinar akan
dibiaskan mendekati garis normal. Ini berarti, sudut bias lebih kecil daripada
sudut datangnya (r < i).
2) Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis normal. Jadi, sudut datang lebih kecil dari sudut
bias (i < r).
3) Jika sinar datang tegak lurus batas dua medium, maka sinar tidak dibiaskan
melainkan diteruskan.

Konsep Garis Normal


Jika ditinjau dari segi dua dimensi, lensa cembung terbentuk dari irisan dua
lingkaran yang saling bertumpuk dengan radius tertentu dari titik tengah masing-
masing lingkaran. Agar lebih jelas perhatikan gambar berikut.

Kemudian apabila lingkaran pertama digeser ke kanan hingga ujungya tepat


berada di titik tengah lensa cembung dan lingakaran kedua digeser ke kiri hingga
ujungnya juga berada tepat di titik tengahlensa, maka yang dimaksud dengan titik
pusat bidang lengkung lensa (P1 dan P2) adalah titik tengah kedua lingkaran
tersebut dan titik yang letaknya setengah dari panjang diameter kedua lingkaran
merupakan titik fokus lensa (F1 dan F2). Perhatikan gambar berikut.
Dari gambar di atas, garis putus bewarna biru yang berasal dari titik P1 menuju
lensa cembung merupakan garis normal 1. Garis normal 1 ini berfungsi sebagai
acuan dalam membiaskan sinar datang yang datang dari udara menuju bidang
lensa. Sedangkan garis putus-putus bewarna merah yang berasal dari titik
P2 menuju lensa cembung adalah garis normal 2. Garis normal 2 berfungsi sebagai
acuan dalam membiaskan sinar dari dalam lensa menuju ke udara luar.

Konsep Pembiasan Ganda


Sebenarnya pada lensa cembung yang memiliki ketebalan tertentu, terjadi dua
kali proses pembiasan cahaya. Pertama pembiasan dari udara (jika medium
pertama udara) ke kaca (jika lensa terbuat dari kaca) dan kedua pembiasan dari
kaca ke udara. Dengan demikian terjadi pembiasan gandar yaitu dari
udara → kaca → udara. Konsep pembiasan ganda pada lensa cembug sama
denganpembiasan cahaya pada kaca plan pararel. Perhatikan gambar berikut.
Seberkas sinar datang sejajar sumbu utama menuju permukaan pertama lensa
cembung yang terbuat dari kaca. Karena indek bias udara lebih kecil daripada
indeks bias kaca maka sinar dibiaskan mendekati garis normal biru. Kemudian
sinar bergerak menuju permukaan kedua lensa cembung dan keluar kembali ke
udara. Karena indeks bias kaca lebih besar dari indeks bias udara, maka sinar ini
dibiaskan menjauhi garis normal merah.

Jadi telah jelas bahwa, pada lensa cembung sebenarnya terjadi dua kali proses
pembiasan. Namun satu hal yang perlu kamu ketahui adalah lensa cembung
berbeda dengan kaca plan paralel. Pada lensa cembung, jarak antara dua
permukaan lengkungnya sangat kecil, sehingga dalam melukiskan peristiwa
pembiasan cahaya pada lensa cembung hanya digambarkan satu kali pembiasan,
dan ini mengisyaratkan kepada kita seolah-olah hanya terjadi pembiasan sekali
saja.

Sinar-Sinar Istimewa Lensa Cembung


Dengan menggunakan Hukum Pembiasan cahaya, konsep garis normal dan
konsep pembiasan ganda pada lensa cembung, maka berdasarkan percobaan
diperoleh tiga sinar istimewa pada lensa cembung. Yang dimaksud dengan sinar
istimewa adalah sinar-sinar datang dan bias yang berhubungan langsung dengan
sumbu utama, titik fokus dan titik pusat optik lensa. Adapun tiga sinar istimewa
pada lensa cembung adalah sebagai berikut.

■ Sinar istimewa 1: Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik
fokus (F1) di belakang lensa.
■ Sinar istimewa 2: Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F ) akan
2

dibiaskan sejajar sumbu utama.


■ Sinar istimewa 3: Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) akan tidak
dibiaskan melainkan diteruskan.

Anda mungkin juga menyukai