Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerak adalah kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan di bumi ini. Dalam
kehidupan sehari-hari seringkali kita melihat orang bermain ayunan, bahkan kita pun
pernah melakukannya. Gerak dari ayunan yang kita mainkan merupakan salah satu
contoh dari gerak harmonik yang sederhana. Pernahkan Anda mengamati apa yang
terjadi ketika senar gitar dipetik lalu dilepaskan? Anda akan melihat suatu gerak bolak-
balik melewati lintasan yang sama. Gerakan seperti ini dinamakan gerak periodik.
Contoh lain gerak periodik adalah gerakan bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi),
gerakan bulan mengelilingi bumi, gerakan benda yang tergantung pada sebuah pegas,
dan gerakan sebuah bandul. Di antara gerak periodik ini ada gerakan yang dinamakan
gerak harmonik. Gerak harmonik merupakan gerak sebuah benda dimana grafik posisi
partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau
kosinus). Gerak semacam ini disebut gerak osilasi atau getaran harmonik. Contoh lain
sistem yang melakukan getaran harmonik, antara lain, dawai pada alat musik,
gelombang radio, arus listrik AC, dan denyut jantung. Galileo di duga telah
mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu dalam pengamatan gerak.
Untuk memahami getaran harmonik, Anda dapat mengamati gerakan sebuah benda
yang digantungkan pada tali (sebagai bandul) dan kemudian disimpangkan dari titik
kesetimbangannya dengan sudut kecil. Gerak Harmonik Sederhana mempu nyai
persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu
gerak periodik tertentu. Gerak periodik adalah gerak berulang atau berosilasi melalui
titik setimbang dalam interval waktu tetap.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari gerak osilasi ?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis dari gerak osilasi ?
1.2.3 Apa saja pembagian gerak harmonik sederhana dan persamaannya ?
1.2.4 Apa saja energi pada gerak harmonik ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Menjelaskan pengertian dari gerak osilasi
1.3.2 Menjelaskan jenis-jenis dari gerak osilasi
1.3.3 Menjelaskan pembagian gerak harmonik sederhana dan persamaannya
1.3.4 Menjelaskan energi pada gerak harmonik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gerak Osilasi

Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik atau gerak harmonik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-
balik melalui lintasan yang sama geraknya disebut gerak osilasi. Jika sebuah sistem
fisis berosilasi dibawah pengaruh gaya F = -kx , dimana F adalah gaya pemulih, k
konstanta-gaya dan x simpangan, maka gerak benda ini adalah gerak harmonik
sederhana. Salah satu sistem fisis yang mengikuti gerak harmonik sederhana adalah
Pegas-Benda. Sistem ini dapat dipergunakan untuk menentukan besar percepatan
gravitasi bumi disuatu tempat.

Gerak osilasi adalah gerak bolak-balik melewati titik setimbang karena adanya
gaya pemulih. Osilasi merupakan gangguan lokal terhadap besaran fisis tertentu.
Gangguan ini dapat beruap osilasi kedudukan partikel, osilasi tekanan tau kerapatan
massa pada medium yang bersangkutan, dan osilasi medan listrik-magnet yang berasal
dari osilasi arus rapat muatan listrik. Dalam kenyataannya benda yang bergetar lama-
kelamaan dapat berhenti karena pengaruh gaya gesekkan. Gerak yang demikian
dinamakan gerak periodik teredam.

2.2 Jenis- jenis Gerak Osilasi

Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis
kompleks.

1. Gerak Harmonis Sederhana

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut
juga sebagai gerak harmonik/harmonis.

3
Osilasi harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik yang terjadi di sekitar
titik kesetimbangan. Mungkin kita akan sering menyebutnya dengan getaran.
Contoh dari osilasi harmonik sederhana adalah bandul yang diayunkan, bandul
tersebut akan bergerak seperti gambar di bawah :

Jika bandul bergerak dari A maka alur pergeraka bandul adalah A ke B ke C ke B


lalu balik ke posisi semula A, disebut 1 getaran.

2. Osilasi Harmonik Kompleks ( Teredam dan Teredam Terpaksa)

Osilasi Harmonik Teredam adalah osilasi yang seiring berjalannya waktu


akan berhenti karena adanya redaman, seperti gaya gesek udara, gaya ayun yang
semakin kecil. Secara umum gerak osilasi sebenarnya teredam. Energi mekanik
terdisipasi (berkurang) karena adanya gaya gesek. Maka jika dibiarkan, osilasi akan
berhenti, yang artinya GHS-nya teredam. Gaya gesekan biasanya dinyatakan
sebagai arah berlawanan dan b adalah konstanta menyatakan besarnya redaman
dimana amplitudo dan frekuensi angular pada GHS teredam.

2.3 Pembagian Gerak Harmonik Sederhana dan Persamaannya

Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :


1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa atau air dalam pipa U, gerak horizontal atau vertikal dari
pegas, dan sebagainya. Contohnya :
4
- Gerak harmonik pada pegas
Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan konstanta pegas (k) dan diberi massa
pada ujungnya dan diberi simpangan sehingga membentuk gerak harmonik.
Gaya yang berpengaruh pada sistem pegas adalah gaya Hooke.

a. Pegas normal (setimbang)

b. Pegas teregang

c. Pegas tertekan

Gambar. Sistem pegas

Pada gambar a sebuah pegas diletakkan dilantai dasar dan dihubungkan


dengan sebuah benda, mula-mula pegas berada pada keadaan normal
(setimbang), Jika benda ditarik kekanan seperti gambar b, maka pegas akan
memberi tarikan kepada benda ke arah kiri untuk kembali ke titik
keseimbangan. Jika benda ditarik kekiri gambar c, maka pegas akan mendorong
benda ke kanan untuk kembali ke titik keseimbangan. Gaya pegas yang bekerja
untuk mengembalikan benda pada posisi keseimbangan ini disebut gaya
pemulih.

Gaya pegas merupakan gaya pemulih. Gaya pemulih adalah gaya yang
bekerja pada gerak harmonik yang selalu mengarah pada titik keseimbangan
dan besarnya sebanding dengan besar simpangannya. Sesuai dengan persamaan
:
F = -k x
Persamaan ini dinamakan hukum Hooke, dimana k dinamakan kostanta
pegas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih arahnya berlawanan
dengan simpangan x. Sebaliknya, jika simpangannya ke kiri gaya pulihnya
kekanan.

5
Bunyi hukum Hooke: “Pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja
pada benda sebanding dengan pertambahan panjang benda”. (Sunaryono, 2010:
76)

Sedangkan meurut Hukum II Newton, F = m a


Dengan demikian, m a = -k x
ma+kx=0

Dengan x sebagai posisi, telah kita ketahui bahwa percepatan adalah turunan
kedua dari x, sehingga persamaan ini dapat ditulis sebagai :
𝑑2 𝑥
m +kx=0
𝑑𝑡 2

Bagi kedua ruas persamaan dengan m


𝑑2 𝑥 𝑘
+𝑚x=0
𝑑𝑡 2

Persamaan di atas adalah persamaan diferensial homogen orde kedua. Secara


matematis, persamaan itu memiliki penyelesaian yang berbentuk fungsi
sinusoida, yaitu:
x(t) = A sin (t + 0) atau x(t) = A cos (t + 0) (Kanginan, 2006: 98)

2. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul atau bandul
fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya. Contohnya:
- Gerak harmonik bandul
Pendulum sederhana terdiri atas sebuah partikel bermassa m (yang disebut
bandul pendulum), yang digantung dengan seutas tali sepanjang L yang
massanya diabaikan dan tidak dapat diregangkan, sebagaimana pada gambar.

6
Gambar. Ayunan Bandul Sederhana

Bandul sederhana terdiri atas benda bermassa m yang diikat dengan


seutas tali ringan yang panjangnya L (massa tali diabaikan). Jika bandul
berayun, tali akan membentuk sudut sebesar α terhadap arah vertikal. Jika sudut
α terlalu kecil, gerak bandul tersebut akan memenuhi persamaan gerak
harmonik sederhana seperti gerak massa pada pegas.

Kita tinjau gaya-gaya pada massa m. dalam arah vertikal, massa m


dipengaruhi oleh gaya beratnya yaitu sebesar w = mg, gaya berat tersebut
memiliki komponen sumbu x sebesar mg sin α dan komponen sumbu y sebesar
mg cos α.

Gambar. Gaya pada ayunan bandul sederhana

7
Gaya dalam arah sumbu x merupakan gaya pemulih, yaitu gaya yang
selalu menuju titik keseimbangan. Arah gaya tersebut berlawanan arah dengan
simpangan.
Dalam arah sumbu y, komponen gaya berat diimbangi oleh tegangan tali
T sehingga gaya dalam arah sumbu y bernilai nol. Jika sudut α cukup kecil,
maka nilai sinus tersebut mendekati dengan nilai sudutnya, sin α ≈ α. Sehingga
hubungan antara panjang busur x dengan sudut teta dinyatakan dengan
persamaan :
𝑥
x = L sin  atau  = 𝐿

(ingat bahwa sudut teta adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-
jari lingkaran (r) jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan
pendulum berupa lingkaran maka kita menggunakan pendekatan ini untuk
menentukan besar simpangannya. Jari-jari lingkaran pada kasus ini adalah
panjang tali L).

Jika massa m menyimpang sejauh x dari titik seimbang, maka massa


tersebut akan mengalami gaya pemulih sebesar:
F = m g sin   mg  = x
Gaya pemulih tersebut sebanding dengan simpangan, seperti pada gerak
harmonik sederhana. Sekarang kita akan membandingkan gaya pemulih untuk
massa pada pegas dan gaya pemulih untuk sistem bandul sederhana.
Pada pegas berlaku F = kx, sedangkan pada bandul berlaku F = x. harga
pada bandul adalah tetap sehingga dapat dianalogikan dengan tetapan pegas (k).

Secara umum persamaan simpangan dari getaran selaras dapat dirumuskan :


x = A sin t

Dengan ω = kecepatan sudut dan t = waktu.


Turunan kedua terhadap waktu dari persamaan diatas menghasilkan :
d2x/dt2 = - ωA2 sin ωt = -ω2 x

2
karena ω = , dengan 𝑇 = periode, diperoleh:
𝑇

8
𝐿
T = 2 √𝒈

Dari persamaan dapat ditentukan percepatan gravitasi (g)


4𝜋 2 𝐿
g= (Tim Dosen, 2013: 21)
𝑇2

Gerakan massa (m) terbatasi atau ditentukan oleh panjang pendulum (L), dan
persamaan gerak yang berlaku adalah :
dθ2 / dt2 = -mg sin θ
Dimana dalam hal ini kecepatan beban sepanjang lintasan yang berupa busur
lingkaran adalah v(t) = l θ(t). Faktor sin θ merupakan komponen yang searah
dengan gravitasi dari gaya yang bekerja pada beban dalam arah θ.
Selanjutnya dengan membuang m dari kedua sisi persamaan sebelumnya
diperoleh bentuk d2θ/ dt2 + g/L sin θ = 0 yang merupakan persamaan diferensial
tak linear untuk θ.
Jika dianggap simpangan awal ayunan cukup kecil |θ| ≪ 1 ( rad ), maka berlaku
sin θ = θ sehingga persamaan dapat diubah menjadi bentuk linear sebagai
berikut:
d2θ/ dt2 + g/L θ= 0
Gaya Pemulih pada Ayunan Bandul Matematis

Gaya yang beraksi pada gambar, adalah beratnya mg dan gaya tarik T
pada dawai. Kita uraikan mg menjadi komponen radial mg cos dan mg sin
yang merupakan tangen (garis singgung) terhadap lintasan yang ditempuh oleh
partikel. Dituliskan gaya pemulih sebagai berikut:

9
F = -mg sin

Dengan tanda minus menunjukkan bahwa F bereaksi dalam arah yang


berlawanan dengan perpindahan.

Selain itu, perpindahan partikel s yang diukur sepanjang busutnya sama dengan
L. Maka untuk  yang kecil, persamaanya menjadi:

𝑠 𝑚𝒈
F  -mg  = -mg 𝐿 = ( )s
𝐿

mg
Dengan mensubstitusikan kedalam persamaan, utuk periode suatu pendulum
L

sederhana kita dapatkan:

𝑚 𝑚 𝐿
T = 2 √ 𝑘 = 2 √ 𝑚𝒈 atau = 2 √𝒈 (Halliday, 2008: 616-617)
𝐿

 Simpangan gerak harmonik sederhana

Simpangan gerak harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi


gerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran, gambar melukiskan sebuah
partikelyang bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan sudut  dan jari-
jari A. Anggap mula-mula partikel berada di titik P. Setelah selang waktu t,
partikel berada di titik Q dan sudut yang ditempuh adalah:

2𝑡
 = t = 𝑇

Gambar. Simpangan gerak harmonik sederhana

10
Proyeksi titik Q terhadap diameter lingkaran (sumbu y) adalah titik Qy. Jika
garis OQy kita sebut y, yang merupakan simpangan gerak harmonik sederhana,
maka:

2𝑡
y = A sin = A sin t = A sin = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 2ft
𝑇

Secara umum, jika partikel mula-mula berada pada posisi sudut o, maka
persamaan dapat ditulis menjadi:

2𝑡
y = A sin = A sin (t+o) = A sin ( + 𝑜)
𝑇

Besar sudut dalam fungsi sinus, yaitu  disebut sudut fase, jadi sudut fase
bergaerak harmonik adalah:

2𝑡
 = (t+o) = ( 𝑇
+ 𝑜)
𝑡 𝑜
Persamaan dapat juga ditulis menjadi  = 2 ( 𝑇 + ) = 2 , dimana 
2

disebut juga fase, jadi fase gerak harmonik adalah:

𝑡2 −𝑡1 ∆𝑡
∆ = 2-1= =
𝑇 𝑇

Beda fase dalam gerak harmonik dinyatakan dengan nilai mulai dari nol sampai
dengan satu. Bilangan bulat dalam beda fase dapat dihilangkan, misalnya beda
1 1
fase 2 4 ditulis sebagai beda fase 4.

Dua kedudukan dikatatakan sefase apabila beda fasenya nol dan disebut
berlawanan fase apabila beda fasenya setengah. Keadaan sefase:
1 1 1 1
∆ = 2, 12 , 2 2 , … atau ∆ = n + 2

Dengan n adalah bilangan cacah, n = 0, 1, 2, 3,...

11
Titik P melakukan gerak melingkar beratur dengan jari-jari lingkaran (R), waktu
2𝜋𝑅
getaran atau waktu edar (T). jadi kecepatan linear v= serta kecepatan sudut
𝑇
2𝜋 𝑣2
𝜔= serta percepatan sentripentalnya as= 𝑅 . Jika pada saat t = 0 titik P tepat
𝑇

pada sumbu X+ dan setelah t sekon menemuh busur 𝛼 = 𝜔. 𝑡 proyeksi P pada


sumbu y di titik Q. selama P berputar satu kali, maka Q berputar satu kali.
Dalam hal ini waktu dibutuhkan satu kali bergetar disebut waktu getar atau
periode (T).

Sedangkan banyak getaran yang dilakukan dalam 1 sekon disebut bilangan getar
atau frekuensi getaran (f).

𝑡
𝑓 = 𝑇 ……………………………………………………………….. (1)

T = waktu edar (s)

f = frekuensi (Hz, eps)

yang di maksud dengan fase atau tingkat getaran dari suatu getaran ialah
perbandingan antara waktu (t) pada titik yang terakhir kalinya melalui
kedudukan kesetimbangan dihitung dari arah positif terhadap waktu getarannya
(T).

tingkat fase getaran dirumuskan

𝑡
𝑄= ……………………………………………………………….. (2)
𝑇

Keterangan :

Q = fase atau tingkat getaran

t = waktu sembarang

T = waktu getar

12
Sudut 𝛼 pada gambar yang melakukan gerak melingkar ada dua titik
yaitu P1 dan P11, maka yang melakukan getaran harmonis ada dua juga yaitu Q1
dan Q11. Jika masing-masing menempuh jarak sudut fase 𝛼 dan 𝛼 + 180, apa
yang terjadi?

Ternyata letak Q1 terhadap titik setimbang 0 simestris untuk 𝛼 >90o


makaQ1 arah getaran ke atas dan Q2 arah getaran ke bawah. Jadi arah getaran
dan apa yang disebut simpang (lihat gambar) selalu berlawanan.

Selisih kedua fase getaran ialah :

𝛼+180° 𝛼
𝑄 = Q11 - Q1 = - 360°
360°

180°
= 360°

1
=2

Di sini dikatakan dua getaran saling berlawanan fasenya, jika beda fase (∆𝑄) =
1
. Sekarang marilah kita kembali ke gambar 1.
2

Jika antara titik kesetimbangan (O) dengan titik q pada suatu saat disebut
simpangan (y).

Simpang tersebut di rumuskan sebagai berikut :

𝑦 = 𝑅 . sin 𝑄

𝑦 = 𝑅 . sin(𝜔 𝑡)

2𝜋
𝑦 = 𝑅 . sin( 𝑇 ). 𝑡

13
Dalam hal ini simpang maksimum = R dan disebut amplituso (A). maka rumus
simpang menjadi :

2𝜋
𝑦 = 𝐴 . sin( )𝑡
𝑇
𝑡
𝑦 = 𝐴 . sin 2𝜋 ( )
𝑇

𝑦 = 𝐴 . sin 2𝜋. 𝑓. 𝑡

Keterangan : y = simpang getar

T= waktu getar

t = waktu untuk melakukan getaran

 Kecepatan gerak harmonik sederhana

Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh


dari turunan perama persamaan simpangan:

𝑑𝑦 𝑑
vy = = 𝑑𝑡 [ A sin (t+o)]
𝑑𝑡

vy =  Acos [(t+o)]

Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum vm gerak harmonik sederhana adalah:

vm =  A

Berdasarkan hubungan trigonometri cos2 (t+o) + sin2 (t+o) = 1, maka

diperoleh cos (t+o) = √1 − sin2 (t + o) . Jika nilai ini dimasukkan ke
persamaan diperoleh:

vy = A √1 − 𝑠𝑖𝑛2 (𝑡 + 𝑜)

=  √𝐴2 − 𝐴2 𝑠𝑖𝑛2 (𝑡 + 𝑜)

Mengingat A sin (t+o) = y, maka diperoleh: vy =  √𝐴2 − 𝑦 2

14
Besar dan arah kecepatan atau percepat getaran (gerak titik Q) adalah
merupakan proyeksinya pula vector kecepatan gerak melingkar (gerak titik p)
ke sumbu y. karena gerak titik Q di sumbu y, maka kecepatan dan percepatan
kita nyatakan vy dan 𝛼y.

𝑣y = 𝜔. 𝑅. cos 𝛼

2𝜋 .𝑅
=( ) . cos(𝜔𝑡)
𝑇

2𝜋 .𝐴 2𝜋
Vy = . cos( 𝑇 ) . 𝑡
𝑇

Vy = 𝐴 . 𝜔 cos(𝜔𝑡)

Keterangan : Vy = kecepatan getar titik Q pada saat t sekon

A = amplitude

𝜔 = kecepatan sudut (frekuensi sudut)

t = waktu untuk melakukan getaran

T = waktu getar/ waktu edar

ay = - as . sin𝛼 (tanda – berarti ay selalu berlawanan dengan arah simpang)

15
𝑣2
ay = − . sin 𝜔𝑡
𝑅
4𝜋 2 2𝜋
ay = . sin( 𝑇 ) . 𝑡
𝑇2

ay = − 𝐴 𝜔2 sin(𝜔) ………………………………………………….. (8)


ay = percepatan simpangan

dari persamaan (3) dan (8) diperoleh persamaan


4𝜋 2
𝛼𝑦 = − . 𝑦 ……………………………………………………….. (9)
𝑇2

𝑎𝑦 = −𝜔2 . 𝑦 …………..………………………………………….. (10)

Ternyata percepatan perbandingan lurus dengan simpangan getar.

Kecepatan merupakan turunan (deferensial) dari simpang. Persamaan


kecepatan lebih mudah diselasaikan dengan deferensial
𝑑𝑦
𝑣= 𝑑𝑡
𝑑[ 𝐴 .sin(𝜔𝑡)]
𝑣= 𝑑𝑡

𝑣 = 𝐴 . 𝜔 cos(𝜔𝑡) …………………………………………………….. (11)

 Percepatan Gerak Harmonik Sederhana

Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh


dari turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan
simpangan:

𝑑𝑣𝑦 𝑑
Ay = = 𝑑𝑡 [ Acos (t+o)]
𝑑𝑡

Ay = -2 Asin (t+o) = -2 y

Karena nilai maksimum dari simpangan maksimum adalah sama dengan


amplitudo, yaitu y=A, maka percepatan maksimum an gerak harmonik
sederhana adalah:

Am = -2 A

16
Tanda minus menunjukkan bahwa arah percepatan selalu berlawanan dengan
arah simpangan. (Supriyanto, 2007: 72-74)

Percepatan merupakan turunan (deferensial) dari kecepatan.

𝑑𝑦 𝑑 . [𝐴 .𝜔 cos(𝜔𝑡)]
𝑎= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑎𝑦 = −. 𝜔2 sin(𝜔𝑡) …………………………………………………….. (12)

Jika massa benda yang bergetar = m, maka gaya yang dialami (tanpa
memperhatikan arahnya) besarnya ialah :

𝐹 = 𝑚 . 𝑎𝑦

4𝜋 2 .𝐴 2𝜋
𝐹 =𝑚. . 𝑠𝑖𝑛 𝑡
𝑇2 𝑇

4𝜋 2
𝐹=𝑚 .𝑦
𝑇2

𝑘 = 𝑚 . 𝜔2 ……………………………………………………………….. (13)

𝐹 𝐹
Karena 𝑦 = konstan, maka selanjutnya perbandingan 𝑦 disebut tetapan gaya

(k) dan dirumuskan

𝐹
𝑘 = 𝑦 …………………...……………………………………………….. (14)

Dari:

𝐹 4𝜋 2
=𝑚
𝑦 𝑇2

4𝜋 2 𝑦
𝑇2 = 𝑚 𝐹

𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘

17
Hubungan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) dan Gerak Melingkar Beraturan
(GMB)

Gambar. Gerak Melingkar

Gerak Melingkar Beraturan dapat dipandang sebagai gabungan dua


gerak harmonik sederhana yang saling tegak lurus, memiliki Amplitudo (A) dan
ɸ
frekuensi yang sama namun memiliki beda fase relatif atau kita dapat
2

memandang Gerak Harmonik Sederhana sebagai suatu komponen Gerak


Melingkar Beraturan. Jadi dapat diimpulkan bahwa pada suatu garis lurus,
proyeksi sebuah benda yang melakukan Gerak Melingkar Beraturan merupakan
Gerak Harmonik Sederhana. Frekuensi dan periode Gerak Melingkar Beraturan
sama dengan Frekuensi dan periode Gerak Harmonik Sederhana yang
diproyeksikan.

Misalnya sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada sebuah
lingkaran yang memiliki jari-jari A sebagaimana tampak pada gambar. Benda
melakukan Gerak Melingkar Beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai
konstan. Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam
Gerak Melingkar Beraturan dinyatakan dengan persamaan:

𝒗
=𝛾

Karena jari-jari (r) pada Gerak Melingkar Beraturan di atas adalah A, maka
persamaan ini diubah menjadi :

𝒗
 = 𝛾, v =  A

18
Simpangan sudut (teta) adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-
jari lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan :

𝑥 𝒗𝑡
=𝛾= 𝛾

x adalah jarak linear, v adalah kecepatan linear dan t adalah waktu tempuh (x =
vt adalah persamaan Gerak Lurus alias Gerak Linear). Kemudian v pada
persamaan 2 digantikan dengan v pada persamaan 1 dan jari-jari r digantikan
dengan A :

𝒗𝑡
= 𝛾

=t

Dengan demikian, simpangan sudut benda relatif terhadap sumbu x dinyatakan


dengan persamaan :

 =  t + 0, (0 adalah simpangan waktu pada t = 0)

Pada gambar di atas, posisi benda pada sumbu x dinyatakan dengan persamaan :

x = A cos

x = A cos ( t + 0)

Persamaan posisi benda pada sumbu y :

y = A sin ( t + 0)

dengan: A = amplitudo;  = kecepatan sudut; dan 0 = simpangan sudut pada


saat t = 0.

19
2.4 Energi pada Gerak Harmonik

Benda bergetar memiliki energy, yaitu energi kinetic dan energi potensial.
Sehingga memiliki energy mekanis (EM). dulu kita ketahui, bahwa 𝐸𝑝 = 𝑚𝑔ℎ. di sini
m = massa, g = percepatan gravitasi, dan h = tinggi benda di atas tanah. Dalam hal ini
g kita indentifikasikan dengan ay berubah-ubah tidak seperti g yang selalu tetap, maka
1 1
nilai ay kita ambil rata-ratanya yaitu 2 (𝑎𝑦 + 0) = 2 𝑎𝑦 .

Jika ay arah tidak diperhatikan maka :

1
𝐸𝑝 = 𝑚 2 𝑎𝑦

1 4𝜋 2 𝐴 2𝜋 2𝜋
= 𝑚2[ sin( 𝑇 ) 𝑡 . 𝐴 sin( )𝑡]
𝑇2 𝑇

2𝜋 2 𝐴2 𝑚 2𝜋
= . sin2( 𝑇 )𝑡 …………………………………………..……………….. (16)
𝑇2

1
𝐸𝑝 = 2 𝜔2 𝐴2 𝑚 . 𝑠𝑖𝑛2 (𝜔𝑡) …………………………………..…………………….. (17)

1
𝐸𝑝 = 𝑘 . 𝑦 2 ………………………………………………………………………(18)
2

Sedangkan energy kinetis getaran tersebut dapat dicari sebagai berikut :

1
𝐸𝑘 = 2 𝑚 . (𝑣𝑦 )2

1 2𝜋𝐴 2𝜋
= 2𝑚 .[ . cos( 𝑇 )𝑡]2
𝑇

1 4𝜋 2 𝐴2 2𝜋
= 2𝑚 cos( 𝑇 )𝑡
𝑇

1
𝐸𝑘 = 2 𝜔2 𝐴2 𝑚 . 𝑐𝑜𝑠 2 (𝜔𝑡)……………………………………………………….. (19)

Dari persamaan (17) dan (19), diperoleh :

𝐸𝑀 = 𝐸𝑝 + 𝐸𝑘

1 2 2
𝐸𝑀 = 𝜔 𝐴 𝑚[𝑠𝑖𝑛2 (𝜔𝑡) + 𝑐𝑜𝑠 2 (𝜔𝑡)]
2
1
𝐸𝑀 = 2 𝜔2 𝐴2 𝑚 ………………………………………………………………….. (20)

20
Contoh-contoh benda yang melakukan gerak harmonis

- Benda yang digambarkan pada pegas (per)

𝑚
Sistem ini waktu getar T ditentukan dengan rumus : 𝑇 = 2𝜋√ 𝑘

Tetap gaya (k )dapat dicari dengan mengukur simpangan (memanjang pegas)


yang ditimbulkan oleh gaya dari beban. Dalam hal ini jika ujung kiri bergetar
ke kanan, maka ujung kanan menggetar ke kiri. Demikian sebaliknya. Dan ini
mengikuti hukum kekekalan momentum.

Pada sistem ini waktu getar (T) juga ditentukan dengan rumus

𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘

- Bandul matematis (bandul dengan sudut simpang kecil)

Waktu getar (T) pada bandul ini ditentukan sebagai berikut :

4𝜋 2 . 𝑚 . 𝑦
𝐹=
𝑇2

Dalam sistem ini jika 𝛼 maka F indentik dengan 𝜔 𝑠𝑖𝑛𝛼 sehingga,

4𝜋 2 𝑚
𝜔 sin 𝛼 = . 𝑙 sin 𝑎
𝑇2

21
4𝜋 2
𝑔= 2 𝑙
𝑇

𝑙
𝑇 = 2𝜋√𝑔 …………………………………………………………….. (21)

Keterangan : T = periode

l = panjang tali

g = percepatan gravitasi

Ternyata T tidak tergantung massa benda (m). rumus ini sering dipakai untuk
mencari percepatan gravitasi di suatu tempat.

2.5 Aplikasi gerak harmonis sederhana


Pengaplikasian gerak harmonik cukup banyak dalam kehidupan berupa alat bantu manusia.
Berikut beberapa aplikasinya :
1. Shock Absorber (pegas)
Peredam kejut pada mobil memiliki komponen pegas yang terhubung pada piston dan
dipasangkan dekat roda kendaraan. Hal ini membantu untuk mengendalikan atau meredam
guncangan pada roda.

2. Jam bandul
Karena tidak menggunakan baterai, jam bandul bekerja dengan memanfaatkan tenaga gravitasi
atau pegas. Baik jam pegas atau jam rantai memiliki mekanisme pemutar dan terdapat roda gigi
yang berputar dan menggerakkan jarum jam seperti halnya bandul yang bergerak kekiri dan
kekanan.

22
3. Pita elastis
Berkalu seperti pegasmirip dengan sistem massa pegas. Keduanya akan bergetar dari titik
setimbangnya hingga gaya gesekan mengeluarkan daya redam. Strukturkaret membuatnya
memiliki energi potensial elastis yang tinggi sehingga dapat diaplikasikan ke penggunaan kabel
bugee jumping.

4. Trampolin
Bahan trampolin merupakan pegas yang tingkat elastisitasnya tinggi. Ditarik dari posisi
setimbang,pegas mendapatkan energi potensial elastisnya. Energi ini pula yang mendorong
seseorang memantul kembali ke atas.

23
5. Garpu tala
Perbedaan ukuran garpu tala menyebabkannya menghasilkan titinada yang berbeda pula.
Makin besar massa garpu tala semakin rendah frekuensi osilasi dan makin rendah pula nada
yang dihasilkan.

6. Jam mekanik
Pada roda keseimbangan dari suatu jam mekanik memiliki komponen pegas yang akan
memberikan suatu torsi pemulih yang sebanding dengan perpindahan sudut dan posisi
kesetimbangan. Gerak ini merupakan gerak harmonik sederhana jenis angular.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Gerak osilasi adalah gerak bolak-balik melewati titik setimbang karena adanya
gaya pemulih.

- Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis
kompleks (teredam dan teredam terpaksa).

25
- Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu gerak
harmonik sederhana (GHS) linier (pada pegas) dan gerak harmonik sederhana
(GHS) angular (pada bandul).

- Energi pada gerak harmonik, benda yang bergetar memiliki energy yaitu energy
potensial dan energy kinetic sehingga memiliki juga energy mekanik.

3.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat


mengetahui dan memahami materi mengenai gerak osilasi serta dapat memberikan
kritik dan sarannya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik. Demikian saran yang
dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Irawati, Een, dkk, 2014, Makalah Media Belajar Mengajar Fisika (Akpc 4404) Gerak
Harmonik Sederhana Pada Bandul, Banjarmasin. Diakses pada 9 Februari 2018.
http://itfisikabageeet.blogspot.com/2013/09/15/contoh-soal-gerak-harmonik-
sederhana.html
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Jenis-Besaran-Rumus-Simpangan-
Energi-Aplikasi-Contoh-GERAK-HARMONIK-SEDERHANA-Adalah.html
Rumbino,Johanes.2012.Menuju Olympiade Fisika (Khusus Mekanika).Jayapura.

Sutarno.2013.Fisika untuk Universitas.Yogyakarta: Graha Ilmu.

27

Anda mungkin juga menyukai