Vektor
2.1 Vektor dan skalar
Berdasarkan nilai dan arahnya, besaran fisika dibagi menjadi dua bagian , yaitu besaran skalar dan
besaran vektor. Besaran skalar hanya memiliki nilai saja, seperti massa, waktu, energi, daya dan suhu.
Besaran vektor memiliki nilai dan arah, seperti perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum,
torsi dan momentum angular. Konsep vektor merupakan alat bantu yang sangat penting akan untuk
menjelaskan besaran vektor. Operasi besaran skalar berbeda dengan dengan operasi vektor. Sehingga kita
akan mempelajari operasi vektor terlebih dahulu sebelum mempelajari kinematika dan dinamika gerak
benda.
Sebuah vektor disimbolkan oleh anak panah dengan arah vektor ditunjukkan oleh mata panah, seperti
Gbr.2.1. Panjang vektor menunjukkan nilai atau besar vektor. Titik P disebut titik asal vektor ( titik
tangkap vektor) dan titik Q disebut ujung vektor menunjukkan arah vektor. Ada perbedaan cara penulisan
besaran skalar dan besaran vektor. Besaran vektor dituliskan dengan huruf cetakan tebal, contohnya A .
Cara lain
Nilai vektor
ditunjukkan oleh A atau |A| . Huruf miring miring dan simbol | | menunjukkan nilai sebuah vektor.
Q
A atau A
A = 10 cm
P
Gbr. 2.1 : Simbol vektor
Ay
Ax
Ay
Ax
A Ax2 Ax2
(2.1)
(2.2)
(2.3)
(2.4)
Contoh 2.1 :
Tentukan komponen vektor kecepatan v1 dan v2 dalam arah sumbu x dan sumbu y ! Besar kecepatan v1
dan v2 berturut-turut adalah 20 m/s dan 10 m/s.
y
v1
300
x
370
v2
Penyelesaian :
Komponen vektor kecepatan v 1 :
1
3 m s 10 3 m s
2
1
v1 sin 300 20 m s 10 m s
2
v1,x v1 cos300 20
v1,y
3
m s 6 m s
5
4
v2 cos370 10 m s 8m s
5
v 2,y
Az
Ay
Ax
x
Gbr. 2.3: Komponen Vektor dalam tiga dimensi
(2.5)
(2.6)
(2.7)
(2.8)
tan
Ay2 Az2
Ax
(2.9)
tan
Ax2 Az2
Ay
(2.10)
Ax2 Ay2
(2.11)
Az
j atau y : vektor satuan dalam arah sumbu y dan besarnya satu satuan
k atau z : vektor satuan dalam arah sumbu z dan besarnya satu satuan
Az
y
A
k
Ay
Az k
Ax i
Ax
Ay
A y j
x
x
(2.12)
A Ax2 Ay2
(2.13)
(2.14)
(2.15)
Vektor satuan A adalah A . Tanda ^ adalah simbol vektor satuan. Vektor satuan A adalah vektor A
dibagi besar vektor A .
A
A=
A
(2.16)
Vektor posisi adalah vektor berasal dari titik asal 0,0,0 . Vektor posisi A Axi Ay j Az k dapat
dituliskan dalam bentuk titik A Ax , A y , Az . Vektor nol disimbolkan dengan 0 atau 0 . Semua
komponen vektor nol sama dengan nol.
Contoh 2.2 :
Sebuah benda dilemparkan dengan kecepatan 10 m/s membentuk sudut 600 terhadap sumbu x positif.
Nyatakan kecepatan awal benda dalam vektor satuan i dan j !
y
v0
600
Penyelesaian :
Komponen vektor kecepatan benda dalam sumbu x dan sumbu y adalah
v 0, y v 0 sin 10sin 60 0 5 3 m s
Vektor kecepatan awal benda dalam vektor satuan i dan j dituliskan dalam bentuk
v 0 v 0, x i v 0, y j 5 i 5 3 j m s
Contoh 2.3 :
Sebuah benda memiliki vektor posisi r (i 2 j 2k) m . Tentukan besar dan vektor satuan vektor r !
Penyelesaian :
Besar komponen vektor r i 2 j 2k pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z berturut-turut adalah rx = 1
m, ry = 2 m , dan rz = 2 m. Besar vektor r adalah
Kita akan mulai operasi dasar vektor seperti kesamaan, penjumlahan, pengurangan dan perkalian
vektor. Alajabar vektor sangat banyak digunakan dalam persamaan fisika.
Kesamaan vektor
Dua vektor dikatakan sama hanya jika nilai dan arah dua vektor tersebut sama. Secara geometri, dua
vektor sama hanya jika kedua vektor sejajar dengan arah yang sama dan panjangnya sama, tetapi tidak
membutuhkan posisi yang sama, lihat Gbr.2.5a. Secara analitik, dua vektor sama ketika nilai komponen
kedua vektor sama. Kesamaan vektor A dan A dituliskan dalam bentuk
AB
atau
Ax i Ay j Az k B x x B y y B z z
(2.17)
(2.18)
Ax Bx
Ay B y
Az Bz
(2.19)
Sebuah vektor dipindahkan ke posisi lain akan tetap sama asalkan tidak mengubah nilai dan arah vektor
tersebut. Vektor A dan A memiliki nilai yang sama tetapi arah vektornya berlawanan. Vektor A
dikatakan berlawanan dengan vektor A , seperti pada Gbr. 2.5b.
A
A= 5cm
B= 5cm
(a)
(b)
Gbr. 2.5 : (a) Kesamaan vektor A dan B . (b) Vektor A berlawanan dengan A
Penjumlahan vektor
Penjumlahan dua vektor didefenisikan oleh persamaan
A B A B i A B j A B k
x
(2.20)
Jumlah dua vektor adalah sebuah vektor yang komponennya merupakan penjumlahan komponenkomponen pada arah yang sama dari kedua vektor. Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara geometri
dan analitik. Metode geometri dibagi menjadi dua cara, yaitu aturan segitiga dan jajargenjang. Metode
analitik menggunakan aturan penjumlahan komponen vektor.
Perkalian vektor dengan skalar
Jika c adalah skalar (konstanta) dan A adalah sebuah vektor, maka
c A c Ax i Ay j Az k cAxi cA y j cAz k Ac
(2.21)
6
Perkalian vektor A dan skalar c akan menghasilkan vektor yang baru, yaitu cA . Konstanta c akan
mempengaruhi besar dan arah vektor A . Jika c konstanta positif, maka vektor baru akan memiliki arah
yang sama dengan vektor A . Jika k konstata negatif, maka vektor baru akan memiliki arah yang
berlawanan dengan vektor A . Misalkan kita ambil nilai konstanta c =-1, 2, 1/2, -2, dan -1/2, hasil
perkalian ditunjukkan oleh Gbr.2.6. Jika c = -1, maka arah vektor A berlawanan dengan vektor A .
2A
-2A
-A
1
2
12 A
Gbr. 2.6 : Perkalian vektor A dengan konstanta k =-1, 2, 1/2, -2, dan -1/2
Pengurangan vektor
Pengurangan vektor B dari vektor A didefenisikan oleh persamaan
A B A 1 B Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k
(2.22)
(2.23)
(2.24)
Cara untuk menjumlahkan vektor dapat digunakan dengan metode geometri atau analitik. Metode
geometri dibagi menjadi dua aturan, yaitu aturan segitiga dan aturan jajargenjang. Metode analitik
menggunakan penjumlahan komponen vektor.
Aturan segitiga
Lihat kembali Gbr. 2.7. Untuk menghitung resultan vektor A dan B , pertama hubungkan titik
tangkap vektor B ke titik arah vektor A . Resultan vektor diperoleh dengan menggambarkan vektor
menghubungkan titik tangkap vektor A ke titik arah vektor B , seperti ditunjukkan pada Gbr. 2.8.
B
A
Misalkan adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B . Nilai resultan vektor diperoleh
menggunakan hukum kosinus.
180
B
Gbr. 2.9 : Geometri resultan vektor aturan segitiga
R |A+B| A2 B 2 2 AB cos(180 0 - )
R |A+B| A2 B 2 2 AB cos
(2.25)
Kesimpulan :
Jika vektor A sejajar B ( = 0), maka R = A + B
Jika vektor A tegak lurus B ( = 900), maka R
A2 B 2
Jika vektor A berlawanan dengan B ( = 1800), maka R A B
Rentang nilai resultan vektor A dan B adalah A B R A B
Untuk menghitung resultan lebih dari dua vektor dapat diselesaikan dengan cara menyelesaikan dua
vektor terlebih dahulu. Kemudian resultan dua vektor dijumlahkan dengan vektor lainnya, demikian
seterusnya sehingga diperoleh resultan vektor total. Gambar vektor resultan dari tiga atau lebih vektor
dapat langsung diperoleh dengan mengikuti aturan penjumlahan metode segitiga. Misalkan terdapat tiga
buah vektor seperti pada Gbr.2.10a, maka gambar vektor resultannya ditunjukkan oleh gambar Gbr.2.10b.
B
A
B
C
R
(a)
(b)
(2.26)
A B C A B C
(2.27)
C A -B A - B
(2.28)
A B
-B
|A-B| A2 B 2 2 AB cos
Contoh 2.4 :
Dua buah gaya F1 dan F2 membentuk sudut menarik sebuah peti dan besar gaya berturut-turut adalah
80 N dan 60 N. Tentukan nilai resultan gaya yang dirasakan oleh peti untuk nilai adalah 00, 600 ,900 dan
1800!
F1
F2
Penyelesaian :
Diketahui bahwa F1 = 80 N dan F2 = 60 N. Rumus resultan vektor adalah
FR |F1 F2 |= F1 F2 140 N
Jika = 00, maka
FR |F1 F2 |= F1 F2 20 N
Aturan Jajargenjang
Lihat kembali Gbr.2.8. Untuk mendapatkan resultan vektor A dan B dengan metode jajar genjang,
pertama hubungkan titik tangkap vektor A dan titik tangkap vektor B . Gambarkan vektor bayangan A
dan hubungkan titik tangkap vektor A ke titik arah vektor B . Kemudian gambarkan vektor bayangan
B dan hubungkan titik tangkap B vektor ke titik arah A . Besar resultan vektor diperoleh dengan
menggambarkan vektor menghubungkan titik tangkap vektor A ke titik arah vektor B , seperti
ditunjukkan pada Gbr. 2.12.
B
A
A
B
Misalkan adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B . Nilai resultan vektor diperoleh
menggunakan hukum kosinus.
B
O
B
180
Q
R |A+B| A2 B 2 2 AB cos(1800 -)
R A2 B 2 2 AB cos
(2.29)
Sudut adalah besar sudut yang dibentuk oleh vektor A dan vektor R . Sudut adalah besar
sudut yang dibentuk oleh vektor B dan vektor R . Nilai sudut dan dapat ditemukan menggunakan
hukum sinus.
R
A
B
(2.30)
Contoh 2.5 :
Sebuah mobil bergerak 3 km ke Utara, kemudian 5 km ke Timur Laut. Gambarkan vektor perpindahan
mobil dan tentukan besar dan arah perpindahan mobil dari arah Utara!
Penyelesaian :
10
Utara
B
450
1350
Barat
Timur
Selatan
S A B
Besar sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B adalah 450. Besar perpindahan mobil adalah
S A2 B 2 2 AB cos 450
S 32 52 2 3 5cos 450
S 34 15 2 km 7,43km
Arah perpindahan mobil diperoleh menggunakan hukum sinus.
S
B
0
sin
sin135
B
5 1
sin sin 450
2 0,437
S
7,43 2
28,80
Mobil berpindah sejauh 7,43 km pada sudut 28,80 dari arah Utara.
Contoh 2.6 :
Sebuah beban beratnya w = 200 N digantungkan menggunakan tali seperti ditunjukkan pada gambar.
Beban dalam keadaan setimbang seperti pada gambar. Tentukan besar tegangan tali T1 dan T2!
300
T2
T1
w
300 N
Penyelesaian :
Kita dapat menggambarkan hubungan vektor T1 , T2 dan w memenuhi hubungan
11
T2
300
600
900
T1
Besar tegangan tali T1 dan T2 diperoleh dengan menggunakan hukum sinus.
w
T1
sin 600
w 200 3 N
1
sin 300 sin 600
sin 300
w
T2
sin 900
w 400 N
1
sin 300 sin 900
sin 300
(2.31)
R x Ax B x
R y Ay B y
R z Az Bz
(2.32)
R Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k
(2.33)
Fx Fy Fz
2
R x2 R y2 R z2
(2.34)
A B Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k
(2.35)
A B Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k
(2.36)
Contoh 2.7 :
Diketahui dua buah vektor
r 3i j 2k m
1
12
r2 3i 4k m
Tentukan :
a. besar vektor r1 dan r2
r1 r2
c. r1 r2
d. 2r1 3r2
b.
Penyelesaian :
a. Besar vektor r1 adalah
r1 3 2 12 2 2 14 m
Besar vektor r2 adalah
r1 3 2 4 2 5 m
b.
c.
r r 3i j 2k 3i 4k 3 3 i j 2 4 k j 2k
2r 3r 2 3i j 2k 33i 4k 6i 2 j 4k 9i 12k 15i 2 j 16k
r1 r2 3i j 2k 3i 4k 3 3 i j 2 4 k 6i j 6k
1
d.
Contoh 2.8 :
Tentukan besar resultan dari tiga vektor gaya pada gambar di bawah ini!
y
10 3 N
10 N
300
600
5N
Penyelesaian :
Misalkan F1 = 10 N, F2 = 10 3 N, dan F3 = 10 N. Sekarang kita uraikan masing-masing vektor gaya pada
sumbu x dan sumbu y .
F1 F1 cos30 0 i F1 sin 30 0 j 5 3i 5 j
F2 F2 cos60 0 i F2 sin 60 0 j 5 3i 15 j
F3 F3 j 5 j
Resultan ketiga gaya adalah
FR F1 F2 F3 Fx i F y j 15 j
Besar resultan vektor gaya adalah
13
Fx Fy
2
15 2 0 2 15 N
A B AB cos
(2.37)
dimana sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B . Perkalian skalar dinamakan juga perkalian dot.
A B dibaca A dot B . Hasil perkalian dot dua vektor menghasilkan besaran skalar.
A cos
B
B cos
(b)
(a)
Perkalian dot adalah proyeksi vektor A ke vektor B atau proyeksi vektor B ke vektor A .
Perkalian skalar menyearahkan dua buah vektor.
(2.38)
i i j j = k k = 11 cos0 1
(2.39)
i j j k = i k = 11 cos90 0 0
(2.40)
B Bxi B y j B z k
maka perkalian dot vektor A dan B adalah
14
A B Ax i Ay j Az k B x i B y j B z k
Ax B x i i Ax B y i j Ax B z i k Ay B x j i Ay B y j j A y B z j k
Az B x k i Az B y k j Az B z k k
Jadi,
A B Ax B x A y B y Az B z
(2.41)
(2.42)
Jadi,
A A A
Kosinus sudut yang dibentuk oleh dua vektor adalah
Ax B x Ay B y Az B z
A B
cos
2
AB Ax Ay2 Az2 B x2 B y2 B z2
(2.43)
(2.44)
Kesimpulan :
1.
A B B A
Hukum komutatif
A B C A B AC
Hukum distributif
3.
k A B kA B A kB A B k
4.
i i j j = k k = 1, i j j k = i k 0
5.
A B Ax B x A y B y Az B z
6.
A B 0 dan A dan B adalah bukan vektor nol, maka A dan B tegak lurus
2.
W F cos S F S
(2.45)
15
Gbr. 2.15 : Kerja adalah perkalian dot antara gaya dan perpindahan
b. Energi kinetik
Defenisi energi kinetik adalah
1
1
E k mv v mv 2
2
2
(2.46)
Contoh 2.9 :
Jika A 2i 2 j k dan B 6i 3 j 2k , hitung A B dan sudut antara vektor A dan B !
Penyelesaian:
Menghitung nilai A B :
A B 2i 2 j k 6i 3 j 2k (2)(6) (2)(3) (1)(2) 12 6 2 4
A 2 2 12 2 2 3
B 6 2 32 2 2 7
Menghitung sudut vektor A dan B :
A B AB cos
cos
A B
4
4
AB (3)(7) 21
cos 1
4
0
79
21
Contoh 2.10 :
Tentukan nilai a agar vektor A ai j k tegak lurus dengan vektor B i 2 j 3k !
Penyelesaian:
A dan B tegak lurus hanya jika A B 0 . Jadi,
Hitung kerja yang dilakukan gaya pada benda yang memiliki vektor perpindahan r 5i j 4k m dan
gaya yang bekerja adalah F 2i j 2k N !
Penyelesaian :
16
Kerja = F r 2i j 2k 5i j 4k 10 1 8 19 joule.
Perkalian Silang
Defenisi nilai perkalian silang dua vektoradalah perkalian antara dua besar vektor dan kemudian
dikalikan dengan sinus sudut yang dibentuk oleh dua vektor. Hasil perkalian silang dua vektor
menghasilkan vektor.
C A B AB sin
(2.47)
C= A B
B
C=B A
B
A
Lihat Gbr. 2.16, perkalian A B kebalikan dari B A . Perkalian silang memiliki sifat antikomutatif.
A B B A
(2.48)
Hasil perkalian cross antara vektor satuan koordinat kartesian mengikuti aturan :
i i j j = k k = 0
(2.49)
i j k , j k = i, k i j
(2.50)
17
j i k, k j = i, i k j
(2.51)
B Bxi B y j B z k
maka perkalian silang vektor A dan B adalah
A B Ax i Ay j Az k B xi B y j B z k
Ax B xi i Ax B y i j Ax B z i k A y B x j i A y B y j j A y B z j k
Az B x k i Az B y k j Az B z k k
Kita menyederhanakan persamaan di atas menjadi :
A B Ay Bz Az B y i Az Bx Ax Bz j Ax B y Ay Bx k
Kita juga dapat menentukan hasil perkalian silang menggunakan metode determinan.
j
i
k
Ay Az
A Ay
Ax Az
j x
A B Ax A y Az
i
k
B y Bz
Bx B y
Bx Bz
Bx B y Bz
(2.52)
(2.53)
A B Ay Bz Az B y i Az Bx Ax Bz j Ax B y Ay Bx k
Untuk menentukan sumbu x positif, sumbu y positif, dan sumbu z positif dalam koordinat kartesian
ditentukan menggunakan perkalian silang i j k . Vektor satuan i searah sumbu x positif, vektor satuan
A B B A
A B C A B AC
Hukum distributif
3.
k A B kA B A kB A B k
4.
i i j j = k k = 0, i j k, j k = i, i k j
5.
A B Ay Bz Az B y i Az Bx Ax Bz j Ax B y Ay Bx k
2.
18
Nilai perkalian silang A B AB sin menunjukkan luas jajargenjang yang dibentuk oleh vektor
A dan B , lihat Gbr. 2.17. Jadi, luas adalah besaran vektor.
y
B cos
B
B sin
x
A
b. Torsi
Perkalian komponen gaya (F) tegak lurus dengan dengan lengan gaya (d) dikali dengan panjang
lengan gaya dinamakan torsi atau momen gaya. Jika torsi dan lengan gaya sejajar maka torsi sama
dengan nol. Jika gaya dan lengan gaya tegak lurus, maka torsi sama dengan Fd. Jika gaya dan lengan
gaya membentuk sudut , maka torsi sama dengan
rF sin
(2.54)
Jadi torsi merupakan perkalian silang antara lengan gaya dan gaya.
r F
(2.55)
c. Kecepatan angular
Sebuah benda bermassa m bergerak melingkar dengan kecepatan sudut terhadap kerangka acuan
titik O yang diam. Titik P berjarak r dari titik O. Kecepatan tangensial v benda m di titik P adalah
v r
(2.56)
Besar kecepatan tangensial adalah
v r r sin
(2.57)
19
r sin
P
r
O
Gbr.2.19 : Benda m bergerak dengan kecepatan sudut
d. Momentum sudut
Sebuah benda bergerak rotasi seperti pada Gbr 2.19. Momentum sudut benda m didefenisikan
perkalian silang antara vektor posisi benda dari suatu acuan dan vektor momentum linear.
L r p r mv
(2.58)
Penyelelesaian :
Metode 1 :
A B 2i 3 j k i 4 j 2k
2i i 4 j 2k 3 j i 4 j 2k k i 4 j 2k
2i i 8i j 4i k 3 j i 12 j j 6 j k k i 4k j 2k k
0 8k 4 j 3k 0 6i j 4i 0 10i 3 j 11k
Metode 2 :
i j
k
3 1
2 1
2 3
j
A B 2 3 1
i
k 10i 3 j 11k
4 2
1 2
1 4
1 4 2
Luas yang dibentuk oleh vektor A dan B sama dengan besar vektor A B .
Luas = A B 10 2 32 112 230 satuan
Contoh 2.13 : Momen gaya
20
Sebuah gaya F 3i 2 j 4k N bekerja pada pada benda titik dengan vektor posisi r 2i j 3k m .
Tentukan momen gaya yang bekerja pada benda terhadap titik asal!
Penyelelesaian :
Momen gaya pada benda :
i j k
2 4
3 4
3 2
j
r F 3 2 4
i
k 2i j k
1 3
2 3
2 1
2 1 3
2.7 Perkalian tiga vektor
Perkalian kombinasi tiga vektor dinamakan perkalian triple. Perkalian triple dibagi menjadi dua jenis,
yaitu perkalian triple skalar (triple scalar product) dan perkalian triple vektor (triple vector product).
Perkalian triple skalar
Perkalian triple skalar memiliki bentuk kombinasi
A B C
(2.59)
Perkalian triple skalar akan menghasilkan skalar. Hasil perkalian triple skalar adalah
A B C Ax B y C z B z C y Ay B z C x B x C z Az B x C y B y C x
B C A C A B
(2.60)
(2.61)
Hasil perkalian triple skalar A B C menunjukkan volume ruang yang dibentuk oleh vektor A, Bdan C
seperti terlihat dalam Gbr. 2.20.
21
C
B
y
A
x
Gbr.2.20 : Volum menunjukkan hasil perkalian triple skalar
Contoh 2.14 :
Penyelesaian :
i j
k
1 1
1 1
1 1
j
i
k 1i 2 j 3k
r2 r3 1 1 1
0 1
3 1
3 0
3 0 1
Volume = r1 r2 r3 2i 3 j 1i 2 j 3k 2 6 0 4m 3
Perkalian triple vektor
Perkalian triple skalar memiliki bentuk kombinasi
A B C
(2.62)
A B C B A C -C A B
(2.63)
Pers.(2.32), sebuah hubungan yang dikenal sebagai aturan BAC - CAB . Perkalian triple vektor
menghasilkan vektor.
Contoh aplikasi perkalian triple vektor adalah rumus momentum angular. Andaikata sebuah partikel
bermassa m bergerak dengan kecepatan sudut relatif terhadap kerangka acuan yang diam O . Defenisi
momentum angular partikel m terhadap titik O seperti ditunjukkan Gbr. 2.19 adalah
L r p r mv mr v
(2.64)
(2.65)
Kita dapat membuat analogi bahwa A r , B dan C r , dengan menggunakan aturan BAC-CAB akan
kita peroleh
22
L m r r r r
(2.66)
L mr 2
(2.67)
L mr 2 mvr
Percepatan sentripetal massa m dalam gambar Gbr.2.19 diberikan oleh
a v r.
Contoh 2.15 :
(2.68)
(2.69)
A B C B A C - C A B 3 j 2 j k 0 6 j
3.8 Turunan vektor
Sebuah partikel bergerak dari posisi r t ke posisi r t t selang waktu t (lihat gambar 2.21).
r t t
x
Gbr.2.21 : Perubahan vektor posisi r t ke posisi r t t selang waktu t
r r t t r t
Perubahan perpindahan partikel terhadap waktu t adalah
r r t t r t
t
t
(2.70)
(2.71)
r t x t i y t j z t k
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
(2.72)
23
i
j k
dt dt
dt
dt
(2.73)
(2.74)
dv d 2 r
dr
menunjukkan kecepatan partikel dan a
menunjukkan percepatan partikel.
dt
dt dt 2
d
dA dB
A+B
dt
dt dt
2.
d
dB dA
A B A
dt
dt dt
3.
d
dB dA
A B A
dt
dt dt
5.
d
dA d
A
dt
dt dt
Jika A Ax i Ay j Az k , maka dA dAx i dAy j dAz k
6.
d A B A dB dA B
7.
d A B A dB dA B
4.
konstanta. Tunjukkan bahwa (a) kecepatan v tegak lurus terhadap r , (b) percepatan a arahnya ke titik
asal dan memiliki nilai sebanding dengan jarak dari titik asal, (c) r v vektor konstan
y
v
Penyelesaian :
dr
a. v
r sin t i r cos t j
dt
24
Jadi,
b.
c.
d mv
dt
Menggunakan rumus
F m
(2.76)
d
dA d
A
dt
dt dt
dv
dm
v
dt
dt
(2.77)
Dua vektor memiliki besar yang sama dengan F membentuk sudut . Jika besar resultan kedua vektor
sama dengan F. Hitung nilai !
Penyelesaian :
Diketahui bahwa FR F1 F2 F .
F 2 F 2 F 2 2F 2 cos
1
2
Besar sudut berada dalam kuadran II, sehingga nilai = 1200.
cos
25
2. Sebuah pesawat bergerak dengan kecepatan 5 m/s ke arah Utara. Pada saat yang bersamaan, angin
bertiup pada sudut 370 dari Utara dengan kecepatan 2 m/s. Tentukan resultan kecepatan dan arah
gerak pesawat dari arah Utara!
Penyelesaian :
Utara
va
370
1430
vp
vr
Barat
Timur
Selatan
vr v 2p va2 2v p va cos370
vr 52 22 2 5 2 cos370
vr 29 16 km 3 5 m s 6,71 m s
Menentukan arah resultan kecepatan pesawat menggunakan aturan sinus.
vr
v
a
0
sin
sin143
v
sin a
vr
2 3
0
sin 37 6,71 5 0,179
11,50
Resultan kecepatan pesawat adalah 6,71 m/s membentuk sudut 28,80 terhadap arah Utara.
3. Sebuan balok bermassa 20 kg didorong oleh gaya F = 100 N membentuk sudut 300 terhadap sumbu
vertikal, seperti ditunjukkan pada gambar. Hitung komponen gaya pada sumbu x dan sumbu y!
y
F = 100 N
300
20 kg
x
Penyelesaian :
Komponen gaya pada sumbu x:
26
1
50 N
2
Komponen gaya pada sumbu y:
1
Fy F cos30 0 100
3 50 3 N
2
Fx F sin 30 0 100
4.
F2 2i 2 j 7k N
F3 i 8k N
Hitung vektor dan besar resultan gaya yang bekerja pada partikel P!
Penyelesaian :
Vektor resultan gaya :
FR FR FR FR
3i j 3k 2i 2 j 7 k i 8k
j 2k N
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 90 m dan kecepatan arus sungai 4 m/s. Bila
perahu diarahkan menyilang tegak lurus sungai dengan kecepatan 3 m/s. Tentukan resultan
kecepatan perahu dan sudut yang dibentuk oleh lintasan perahu terhadap arah tegak lurus sungai!
Penyelesaian :
Diagram vektor kecepatan perahu v p , kecepatan sungai vs dan resultan kecepatan perahu vs :
vs
vp
vr v p vs
vr v 2p vs2 32 42 5m s
Besar sudut adalah
tan
6.
vs 4
530
vp 3
27
A B a 2 1 0
a 1
7. Hukum Cosinus. Buktikan hukum cosinus menggunakan perkalian dot!
Penyelesaian:
C A B
C C A B A B
C 2 A2 2 A B B 2
C 2 A2 B 2 2 AB cos
C A B
C B ( A B) B A B
C A ( A B) A B A A B
Kita mendapatkan hubungan bahwa :
A B C A C B
AB sin AC sin BC sin
A
B
C
A B A2 B 2 A B
28
Penyelesaian:
A B Ay Bz Az B y Az B x Ax B z 2 Ax B y Ay B x
2
A B A2 B 2 A B
10. Buktikan bahwa cos cos cos sin sin mengunakan perkalian dot!
Penyelesaian :
Misalkan vektor satuan a membentuk sudut terhadap sumbu x positif dan vektor satuan b
membentuk sudut terhadap sumbu x positif.
y
a
a cos i sin j
b cos i sin j
A B dan | A B |
A B
A B A B
Penyelesaian :
a. A B 2i 2 j k
A B 22 22 12 3
b.
cos
A B
0
AB
900
29
c.
j k
i
1 1
1 1
1 1
j
A B 1 1 1
i
k 3i 3 j
1 2
1 2
1 1
1 1 2
d.
A B A B 12
12. Gerak Melingkar. Sebuah partikel bermassa m bergerak melingkar menurut persamaan posisi
r r cos t i r sin t j
dimana r dan konstan. Hitung nilai daya yang bekerja pada benda P F v !
Penyelesaian:
r r cos t i r sin t j
v
dr
r sin t i r cos t j
dt
d 2r
2 r cos t i 2 r sin t j
dt 2
Daya yang bekerja pada partikel :
a
P F v ma v 0
Daya yang bekerja pada partikel sama dengan nol artinya partikel tidak mengalami perubahan
kelajuan.
13. Gaya magnet. Suatu ruangan diberi medan magnet homogen B B z . Sebuah partikel bermuatan
positif q bergerak dengan kecepatan v v x . Hitung gaya magnet ( F qv B ) yang dialami oleh
partikel!
Penyelesaian :
k
A B 2 1 1 i 5 j 3k
1 1 2
2
2
A B
35
35
35
1 5 3
30
A B C dan A B C
A B C dan A B C
A B C dan A B C
Penyelesaian :
a.
2 1 0
A B C 1 0 1 8
0 4 0
c.
A B C B A C - C A B 4 i k 2 4 j 4i 8 j 4k
A B C C A B 2i j 0 4 i j 4i 4 j
A B C A B C 8
A B A B A B
A B A B 2A B
2
Penyelesaian :
a.
b.
A B A B A A A B B A B B A B
A B A B A A A B B A B B A B A B 2A B
2
17. Defenisi momentum sudut adalah perkalian silang vektor posisi dan momentum linear.
Lrp
Tinjau Lx :
31
3 p z 4
4
3
Tinjau Lz :
L z rx p y ry p x 2
pz
3py 2
py
2
3
Jadi , p 23 i 43 i .
18. Rumus percepatan sentripetal benda bermassa m adalah a r . . Jika tegak lurus terhadap
a r r r
Jika tegak lurus terhadap r , maka r 0 . Jadi, a 2 r . Kecepatan benda m adalah
a 2r
v2
r
r F
dL
dt
Penyelesaian :
Gunakan aturan turunan vektor
d
dB dA
A B A
B.
dt
dt dt
dL d
dr
dv
mr v m
v mr
mv v r ma
dt dt
dt
dt
dL
r F
dt
32
d 2 r dv
d
4t i 8t j 4 i 8 j
2
dt dt
dt
33