Anda di halaman 1dari 33

2.

Vektor
2.1 Vektor dan skalar
Berdasarkan nilai dan arahnya, besaran fisika dibagi menjadi dua bagian , yaitu besaran skalar dan
besaran vektor. Besaran skalar hanya memiliki nilai saja, seperti massa, waktu, energi, daya dan suhu.
Besaran vektor memiliki nilai dan arah, seperti perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum,
torsi dan momentum angular. Konsep vektor merupakan alat bantu yang sangat penting akan untuk
menjelaskan besaran vektor. Operasi besaran skalar berbeda dengan dengan operasi vektor. Sehingga kita
akan mempelajari operasi vektor terlebih dahulu sebelum mempelajari kinematika dan dinamika gerak
benda.
Sebuah vektor disimbolkan oleh anak panah dengan arah vektor ditunjukkan oleh mata panah, seperti
Gbr.2.1. Panjang vektor menunjukkan nilai atau besar vektor. Titik P disebut titik asal vektor ( titik
tangkap vektor) dan titik Q disebut ujung vektor menunjukkan arah vektor. Ada perbedaan cara penulisan
besaran skalar dan besaran vektor. Besaran vektor dituliskan dengan huruf cetakan tebal, contohnya A .
Cara lain

penulisan vektor adalah

menuliskan anak panah di atas huruf, yaitu A .

Nilai vektor

ditunjukkan oleh A atau |A| . Huruf miring miring dan simbol | | menunjukkan nilai sebuah vektor.
Q
A atau A

A = 10 cm
P
Gbr. 2.1 : Simbol vektor

2.2 Komponen vektor


Arah gerak sebuah partikel bergerak lurus dapat dijelaskan dengan tanda positif atau negatif. Untuk
menentukan arah gerak benda dalam bidang dan ruang tidak bisa lagi menggunakan tanda positif atau
negatif. Arah gerak benda dalam bidang (dua dimensi) dan ruang (tiga dimensi) dapat dinyatakan dalam
vektor. Skalar hanya memiliki satu komponen, sedangkan vektor memiliki tiga komponen.Posisi vektor
dalam bidang atau ruang biasanya ditempatkan dalam sistem koordinat, misalnya koordinat kartesian.
Komponen vektor dua dimensi
Sebuah vektor A terletak pada bidang xy seperti pada Gbr. 2.2. Vektor A membentuk sudut terhadap
sumbu x positif. Vektor A dapat diuraikan menjadi komponen Ax pada sumbu x dan komponen Ay
pada sumbu y.

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

Ay

Ax

Ay

Ax

Gbr. 2.2: Komponen Vektor dalam dua dimensi

Komponen vektor A diperoleh dengan menggunakan aturan trigonometri.


A
cos x Ax A cos
A
Ay
sin
Ay A sin
A
Besar vektor diperoleh menggunakan teorema Phytagoras.

A Ax2 Ax2

(2.1)
(2.2)

(2.3)

Arah vektor A terhadap sumbu x positif diberikan oleh


Ay
tan
Ax

(2.4)

Contoh 2.1 :
Tentukan komponen vektor kecepatan v1 dan v2 dalam arah sumbu x dan sumbu y ! Besar kecepatan v1
dan v2 berturut-turut adalah 20 m/s dan 10 m/s.
y

v1
300

x
370

v2

Penyelesaian :
Komponen vektor kecepatan v 1 :

1
3 m s 10 3 m s
2
1
v1 sin 300 20 m s 10 m s
2

v1,x v1 cos300 20

v1,y

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

Komponen vektor kecepatan v 2 :

3
m s 6 m s
5
4
v2 cos370 10 m s 8m s
5

v 2,x v2 sin 370 10

v 2,y

Komponen vektor tiga dimensi


Sebuah vektor A terletak dalam ruang kartesian seperti pada Gbr. 2.3. Vektor A membentuk sudut
terhadap sumbu x positif, sudut terhadap y positif, dan sudut terhadap sumbu z positif . Vektor A
dapat diuraikan menjadi komponen Ax pada sumbu x, komponen Ay pada sumbu y , dan komponen Az
pada sumbu z .
z

Az

Ay

Ax
x
Gbr. 2.3: Komponen Vektor dalam tiga dimensi

Komponen vektor A diperoleh dengan menggunakan aturan trigonometri.


A
cos x Ax A cos
A
Ay
cos
Ay A cos
A
A
cos z Az A cos
A

(2.5)
(2.6)
(2.7)

Besar vektor A diperoleh menggunakan teorema phytagoras.

A Ax2 Ay2 Az2

(2.8)

Arah vektor terhadap sumbu x positif adalah

tan

Ay2 Az2
Ax

(2.9)

Arah vektor A terhadap sumbu y positif adalah

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

tan

Ax2 Az2
Ay

(2.10)

Arah vektor A terhadap sumbu y positif adalah


tan

Ax2 Ay2

(2.11)

Az

2.3 Vektor satuan


Vektor satuan adalah vektor menunjukkan arah vektor yang nilainya satu satuan. Koordinat kartesian
memiliki tiga vektor satuan i, j dan k saling tegak lurus.
i atau x : vektor satuan dalam arah sumbu x dan besarnya satu satuan

j atau y : vektor satuan dalam arah sumbu y dan besarnya satu satuan
k atau z : vektor satuan dalam arah sumbu z dan besarnya satu satuan

Az
y

A
k

Ay

Az k

Ax i

Ax

Ay

A y j

x
x

Gbr.2.4: Vektor satuan koordinat kartesian

Vektor A dalam dua dimensi dituliskan dalam bentuk


A Ax i Ay j

(2.12)

dengan nilai vektor A adalah :

A Ax2 Ay2

(2.13)

Vektor satuan dalam tiga dimensi dapat dituliskan menjadi


A Ax i Ay j Az k atau A Ax x Ay y Az z

(2.14)

dan nilai vektor A adalah

A Ax2 Ay2 Az2

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

(2.15)

Vektor satuan A adalah A . Tanda ^ adalah simbol vektor satuan. Vektor satuan A adalah vektor A
dibagi besar vektor A .

A
A=
A

(2.16)

Vektor posisi adalah vektor berasal dari titik asal 0,0,0 . Vektor posisi A Axi Ay j Az k dapat
dituliskan dalam bentuk titik A Ax , A y , Az . Vektor nol disimbolkan dengan 0 atau 0 . Semua
komponen vektor nol sama dengan nol.

Contoh 2.2 :
Sebuah benda dilemparkan dengan kecepatan 10 m/s membentuk sudut 600 terhadap sumbu x positif.
Nyatakan kecepatan awal benda dalam vektor satuan i dan j !
y
v0
600

Penyelesaian :
Komponen vektor kecepatan benda dalam sumbu x dan sumbu y adalah

v0, x v0 cos 10cos60 0 5m s

v 0, y v 0 sin 10sin 60 0 5 3 m s
Vektor kecepatan awal benda dalam vektor satuan i dan j dituliskan dalam bentuk

v 0 v 0, x i v 0, y j 5 i 5 3 j m s
Contoh 2.3 :
Sebuah benda memiliki vektor posisi r (i 2 j 2k) m . Tentukan besar dan vektor satuan vektor r !
Penyelesaian :
Besar komponen vektor r i 2 j 2k pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z berturut-turut adalah rx = 1
m, ry = 2 m , dan rz = 2 m. Besar vektor r adalah

r rx2 ry2 rz2 12 2 2 2 2 3m


Vektor satuan vektor r adalah
r 1
2
2
r i j k
r 3
3
3
2.3 Aljabar vektor

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

Kita akan mulai operasi dasar vektor seperti kesamaan, penjumlahan, pengurangan dan perkalian
vektor. Alajabar vektor sangat banyak digunakan dalam persamaan fisika.
Kesamaan vektor
Dua vektor dikatakan sama hanya jika nilai dan arah dua vektor tersebut sama. Secara geometri, dua
vektor sama hanya jika kedua vektor sejajar dengan arah yang sama dan panjangnya sama, tetapi tidak
membutuhkan posisi yang sama, lihat Gbr.2.5a. Secara analitik, dua vektor sama ketika nilai komponen
kedua vektor sama. Kesamaan vektor A dan A dituliskan dalam bentuk

AB
atau
Ax i Ay j Az k B x x B y y B z z

(2.17)
(2.18)

ini sama dengan tiga buah persamaaan

Ax Bx

Ay B y

Az Bz

(2.19)

Sebuah vektor dipindahkan ke posisi lain akan tetap sama asalkan tidak mengubah nilai dan arah vektor
tersebut. Vektor A dan A memiliki nilai yang sama tetapi arah vektornya berlawanan. Vektor A
dikatakan berlawanan dengan vektor A , seperti pada Gbr. 2.5b.

A
A= 5cm

B= 5cm

(a)

(b)

Gbr. 2.5 : (a) Kesamaan vektor A dan B . (b) Vektor A berlawanan dengan A

Penjumlahan vektor
Penjumlahan dua vektor didefenisikan oleh persamaan
A B A B i A B j A B k
x

(2.20)
Jumlah dua vektor adalah sebuah vektor yang komponennya merupakan penjumlahan komponenkomponen pada arah yang sama dari kedua vektor. Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara geometri
dan analitik. Metode geometri dibagi menjadi dua cara, yaitu aturan segitiga dan jajargenjang. Metode
analitik menggunakan aturan penjumlahan komponen vektor.
Perkalian vektor dengan skalar
Jika c adalah skalar (konstanta) dan A adalah sebuah vektor, maka
c A c Ax i Ay j Az k cAxi cA y j cAz k Ac

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

(2.21)
6

Perkalian vektor A dan skalar c akan menghasilkan vektor yang baru, yaitu cA . Konstanta c akan
mempengaruhi besar dan arah vektor A . Jika c konstanta positif, maka vektor baru akan memiliki arah
yang sama dengan vektor A . Jika k konstata negatif, maka vektor baru akan memiliki arah yang
berlawanan dengan vektor A . Misalkan kita ambil nilai konstanta c =-1, 2, 1/2, -2, dan -1/2, hasil
perkalian ditunjukkan oleh Gbr.2.6. Jika c = -1, maka arah vektor A berlawanan dengan vektor A .

2A

-2A

-A
1
2

12 A

Gbr. 2.6 : Perkalian vektor A dengan konstanta k =-1, 2, 1/2, -2, dan -1/2

Pengurangan vektor
Pengurangan vektor B dari vektor A didefenisikan oleh persamaan
A B A 1 B Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k

(2.22)

2.4 Penjumlahan vektor secara geometri


Penjumlahan vektor secara geometri berarti tidak menggunakan sistem koordinat. Dua buah vektor
A dan B , ditunjukkan oleh Gbr. 2.7.
A

Gbr. 2.7 : Vektor A dan B

Jumlah vektor A dan B disebut resultan vektor, R :


R= A + B

(2.23)

Jumlah besar vektor A dan B tidak sama dengan besar vektor R .


|R| |A|+|B|

(2.24)

Cara untuk menjumlahkan vektor dapat digunakan dengan metode geometri atau analitik. Metode
geometri dibagi menjadi dua aturan, yaitu aturan segitiga dan aturan jajargenjang. Metode analitik
menggunakan penjumlahan komponen vektor.
Aturan segitiga
Lihat kembali Gbr. 2.7. Untuk menghitung resultan vektor A dan B , pertama hubungkan titik
tangkap vektor B ke titik arah vektor A . Resultan vektor diperoleh dengan menggambarkan vektor
menghubungkan titik tangkap vektor A ke titik arah vektor B , seperti ditunjukkan pada Gbr. 2.8.

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

B
A

Gbr. 2.8 : Penjumlahan vektor aturan segitiga

Misalkan adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B . Nilai resultan vektor diperoleh
menggunakan hukum kosinus.

180

B
Gbr. 2.9 : Geometri resultan vektor aturan segitiga

Besar resultan vektor dapat dituliskan dalam bentuk :

R |A+B| A2 B 2 2 AB cos(180 0 - )
R |A+B| A2 B 2 2 AB cos

(2.25)

Kesimpulan :
Jika vektor A sejajar B ( = 0), maka R = A + B
Jika vektor A tegak lurus B ( = 900), maka R

A2 B 2
Jika vektor A berlawanan dengan B ( = 1800), maka R A B
Rentang nilai resultan vektor A dan B adalah A B R A B
Untuk menghitung resultan lebih dari dua vektor dapat diselesaikan dengan cara menyelesaikan dua
vektor terlebih dahulu. Kemudian resultan dua vektor dijumlahkan dengan vektor lainnya, demikian
seterusnya sehingga diperoleh resultan vektor total. Gambar vektor resultan dari tiga atau lebih vektor
dapat langsung diperoleh dengan mengikuti aturan penjumlahan metode segitiga. Misalkan terdapat tiga
buah vektor seperti pada Gbr.2.10a, maka gambar vektor resultannya ditunjukkan oleh gambar Gbr.2.10b.
B
A
B

C
R

(a)

(b)

Gbr.2.10 : (a) Vektor A, Bdan C . (b) Resultan tiga buah vektor

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

Penjumlahan vektor memiliki beberapa sifat penting. Sifat-sifat penjumlahan vektor :


Pertama, penjumlahan vektor berlaku sifat komutatif.
A B B A
Kedua, penjumlahan vektor berlaku sifat asosiatif.

(2.26)

A B C A B C

(2.27)

Ketiga, pengurangan vektor A - B bentuk khusus dari perjumlahan vektor A+B .

C A -B A - B

(2.28)
A B

-B

Gbr. 2.11 : Pengurangan vektor aturan segitiga

Besar pengurangan dua buah vektor dapat dituliskan dalam bentuk :

|A-B| A2 B 2 2 AB cos
Contoh 2.4 :
Dua buah gaya F1 dan F2 membentuk sudut menarik sebuah peti dan besar gaya berturut-turut adalah
80 N dan 60 N. Tentukan nilai resultan gaya yang dirasakan oleh peti untuk nilai adalah 00, 600 ,900 dan
1800!

F1

F2
Penyelesaian :
Diketahui bahwa F1 = 80 N dan F2 = 60 N. Rumus resultan vektor adalah

FR |F1 F2 |= F12 F22 2 F1 F2 cos


Jika = 00, maka

FR |F1 F2 |= F1 F2 140 N
Jika = 00, maka

FR |F1 F2 |= F12 F22 2 F1F2 cos600 121,7 N


Jika = 900, maka

FR |F1 F2 |= F12 F22 100 N


Jika = 1800, maka

FR |F1 F2 |= F1 F2 20 N
Aturan Jajargenjang

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

Lihat kembali Gbr.2.8. Untuk mendapatkan resultan vektor A dan B dengan metode jajar genjang,
pertama hubungkan titik tangkap vektor A dan titik tangkap vektor B . Gambarkan vektor bayangan A
dan hubungkan titik tangkap vektor A ke titik arah vektor B . Kemudian gambarkan vektor bayangan
B dan hubungkan titik tangkap B vektor ke titik arah A . Besar resultan vektor diperoleh dengan
menggambarkan vektor menghubungkan titik tangkap vektor A ke titik arah vektor B , seperti
ditunjukkan pada Gbr. 2.12.
B
A

A
B

Gbr. 2.12: Penjumlahan vektor aturan jajargenjang

Misalkan adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B . Nilai resultan vektor diperoleh
menggunakan hukum kosinus.
B

O
B

180
Q

Gbr. 2.13: Geometri resultan vektor metode jajargenjang

Besar resultan vektor dapat dituliskan dalam bentuk :

R |A+B| A2 B 2 2 AB cos(1800 -)

R A2 B 2 2 AB cos

(2.29)

Sudut adalah besar sudut yang dibentuk oleh vektor A dan vektor R . Sudut adalah besar
sudut yang dibentuk oleh vektor B dan vektor R . Nilai sudut dan dapat ditemukan menggunakan
hukum sinus.
R
A
B

sin 180 sin sin

(2.30)

Contoh 2.5 :
Sebuah mobil bergerak 3 km ke Utara, kemudian 5 km ke Timur Laut. Gambarkan vektor perpindahan
mobil dan tentukan besar dan arah perpindahan mobil dari arah Utara!
Penyelesaian :

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

10

Utara

B
450
1350

Barat

Timur
Selatan

Hubungan antara vektor A , B dan S adalah

S A B
Besar sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B adalah 450. Besar perpindahan mobil adalah

S A2 B 2 2 AB cos 450
S 32 52 2 3 5cos 450
S 34 15 2 km 7,43km
Arah perpindahan mobil diperoleh menggunakan hukum sinus.
S
B

0
sin
sin135
B
5 1
sin sin 450

2 0,437
S
7,43 2

28,80
Mobil berpindah sejauh 7,43 km pada sudut 28,80 dari arah Utara.
Contoh 2.6 :
Sebuah beban beratnya w = 200 N digantungkan menggunakan tali seperti ditunjukkan pada gambar.
Beban dalam keadaan setimbang seperti pada gambar. Tentukan besar tegangan tali T1 dan T2!
300

T2

T1
w

300 N

Penyelesaian :
Kita dapat menggambarkan hubungan vektor T1 , T2 dan w memenuhi hubungan

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

11

T2
300

600

900

T1
Besar tegangan tali T1 dan T2 diperoleh dengan menggunakan hukum sinus.
w
T1
sin 600

w 200 3 N
1
sin 300 sin 600
sin 300
w
T2
sin 900

w 400 N
1
sin 300 sin 900
sin 300

2.5 Penjumlahan vektor metode analitik


Penjumlahan dua vektor menggunakan metode analitik adalah penjumlahan komponen kedua vektor
pada sumbu yang sama. Penjumlahan ini dikenal sebagai metode perhitungan aljabar vektor. Resultan dua
vektor dapat dituliskan dalam bentuk
R A B

(2.31)

Cara menjumlahkan vektor dengan metode penjumlahan komponen vektor, yaitu :


a. Uraikan komponen vektor dalam komponen skalarnya. Komponen vektor A adalah Ax , A y dan Az .
Komponen vektor B adalah B x , B y dan B z .
b. Jumlahkan semua komponen vektor pada sumbu yang sama untuk mendapatkan komponen vektor R ,
yaitu R x , R y dan R z .

R x Ax B x

R y Ay B y

R z Az Bz

(2.32)

c. Gabungkan komponen vektor R untuk mendapatkan vektor R .

R Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k

(2.33)

Nilai vektor resultan R akan sama dengan

Fx Fy Fz
2

R x2 R y2 R z2

(2.34)

Secara umum dapat dituliskan bahwa jika ada dua vektor,


A Axi Ay j Az k dan B Bxi B y j B z k
maka :

A B Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k

(2.35)

A B Ax Bx i Ax Bx j Ax Bx k

(2.36)

Contoh 2.7 :
Diketahui dua buah vektor
r 3i j 2k m
1

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

12

r2 3i 4k m
Tentukan :
a. besar vektor r1 dan r2

r1 r2
c. r1 r2
d. 2r1 3r2
b.

Penyelesaian :
a. Besar vektor r1 adalah

r1 3 2 12 2 2 14 m
Besar vektor r2 adalah

r1 3 2 4 2 5 m
b.
c.


r r 3i j 2k 3i 4k 3 3 i j 2 4 k j 2k
2r 3r 2 3i j 2k 33i 4k 6i 2 j 4k 9i 12k 15i 2 j 16k

r1 r2 3i j 2k 3i 4k 3 3 i j 2 4 k 6i j 6k
1

d.

Contoh 2.8 :
Tentukan besar resultan dari tiga vektor gaya pada gambar di bawah ini!
y

10 3 N
10 N
300

600

5N

Penyelesaian :
Misalkan F1 = 10 N, F2 = 10 3 N, dan F3 = 10 N. Sekarang kita uraikan masing-masing vektor gaya pada
sumbu x dan sumbu y .
F1 F1 cos30 0 i F1 sin 30 0 j 5 3i 5 j

F2 F2 cos60 0 i F2 sin 60 0 j 5 3i 15 j
F3 F3 j 5 j
Resultan ketiga gaya adalah
FR F1 F2 F3 Fx i F y j 15 j
Besar resultan vektor gaya adalah

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

13

Fx Fy
2

15 2 0 2 15 N

3.6 Perkalian dua vektor


Perkalian dua vektor merupakan operasi vektor yang sangat banyak digunakan dalam mekanika. Ada
dua jenis perkalian dua buah vektor, yaitu perkalian skalar (dot product) dan perkalian silang (cross
product).
Perkalian skalar
Defenisi perkalian skalar dua vektor adalah perkalian antara dua besar vektor dikalikan dengan
kosinus sudut yang dibentuk oleh dua vektor.

A B AB cos
(2.37)
dimana sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B . Perkalian skalar dinamakan juga perkalian dot.
A B dibaca A dot B . Hasil perkalian dot dua vektor menghasilkan besaran skalar.

A cos
B

B cos

(b)

(a)

Gbr. 2.14 : (a) Dua vektor A dan B membentuk sudut


(b) Proyeksi vektor A dan B

Perkalian dot adalah proyeksi vektor A ke vektor B atau proyeksi vektor B ke vektor A .
Perkalian skalar menyearahkan dua buah vektor.

A B A B cos A cos B AB cos

(2.38)

Jika = 0 (vektor A searah dengan vektor B ), maka A B AB .


Jika = 90 (vektor A tegak lurus dengan vektor B ), maka A B 0 .
Jika = 180 (vektor A berlawanan arah dengan vektor B ),, maka A B AB .
Jika vektor A tegak lurus B , maka vektor A dikatakan ortogonal dengan vektor B . Vektor satuan
i, j dan k saling ortogonal. Perkalian dot vektor satuan koordinat kartesian mengikuti aturan :

i i j j = k k = 11 cos0 1

(2.39)

i j j k = i k = 11 cos90 0 0

(2.40)

Jika ada vektor A dan B ,


A Axi Ay j Az k

B Bxi B y j B z k
maka perkalian dot vektor A dan B adalah

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

14

A B Ax i Ay j Az k B x i B y j B z k

Ax B x i i Ax B y i j Ax B z i k Ay B x j i Ay B y j j A y B z j k
Az B x k i Az B y k j Az B z k k
Jadi,

A B Ax B x A y B y Az B z

(2.41)

Kita juga dapat menuliskan bahwa

A A Ax2 Ay2 Az2 A2

(2.42)

Jadi,

A A A
Kosinus sudut yang dibentuk oleh dua vektor adalah
Ax B x Ay B y Az B z
A B
cos
2
AB Ax Ay2 Az2 B x2 B y2 B z2

(2.43)

(2.44)

Kesimpulan :
1.

A B B A

Hukum komutatif

A B C A B AC

Hukum distributif

3.

k A B kA B A kB A B k

4.

i i j j = k k = 1, i j j k = i k 0

5.

A B Ax B x A y B y Az B z

6.

A B 0 dan A dan B adalah bukan vektor nol, maka A dan B tegak lurus

2.

dimana k adalah skalar

Aplikasi perkalian skalar dalam fisika :


a. Kerja
Jika gaya dan perpindahan sejajar maka kerja yang dilakukan oleh gaya sama dengan perkalian
besar gaya dan perpindahan. Jika gaya dan perpindahan tegak lurus maka kerja yang dilakukan oleh
gaya sama dengan nol. Jadi, defenisi kerja adalah perkalian komponen gaya sejajar perpindahan
dikali besar perpindahan.

W F cos S F S

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

(2.45)

15

Gbr. 2.15 : Kerja adalah perkalian dot antara gaya dan perpindahan

b. Energi kinetik
Defenisi energi kinetik adalah
1
1
E k mv v mv 2
2
2

(2.46)

Contoh 2.9 :
Jika A 2i 2 j k dan B 6i 3 j 2k , hitung A B dan sudut antara vektor A dan B !
Penyelesaian:
Menghitung nilai A B :
A B 2i 2 j k 6i 3 j 2k (2)(6) (2)(3) (1)(2) 12 6 2 4

A 2 2 12 2 2 3
B 6 2 32 2 2 7
Menghitung sudut vektor A dan B :

A B AB cos
cos

A B
4
4

AB (3)(7) 21

cos 1

4
0
79
21

Contoh 2.10 :
Tentukan nilai a agar vektor A ai j k tegak lurus dengan vektor B i 2 j 3k !
Penyelesaian:
A dan B tegak lurus hanya jika A B 0 . Jadi,

A B (a)(1) (1)(2) (1)(3) a 2 3 0


a=-5
Contoh 2.11 : Kerja

Hitung kerja yang dilakukan gaya pada benda yang memiliki vektor perpindahan r 5i j 4k m dan
gaya yang bekerja adalah F 2i j 2k N !
Penyelesaian :

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

16

Kerja = F r 2i j 2k 5i j 4k 10 1 8 19 joule.
Perkalian Silang
Defenisi nilai perkalian silang dua vektoradalah perkalian antara dua besar vektor dan kemudian
dikalikan dengan sinus sudut yang dibentuk oleh dua vektor. Hasil perkalian silang dua vektor
menghasilkan vektor.

C A B AB sin

(2.47)

A B disebut perkalian silang atau perkalian cross . A B dibaca A cross B .

Jika = 0 (vektor A searah dengan vektor B ), maka A B 0 .


Jika = 90 (vektor A tegak lurus dengan vektor B ), maka A B AB .
Jika = 180 (vektor A berlawanan arah dengan vektor B ),maka A B 0 .
Jika besar sudut yang dibentuk oleh dua vektor adalah 0 0 dan180 0 ( dua vektor sejajar atau berlawanan
arah) , maka hasil perkalian vektor dua vektor tersebut sama dengan nol. Nilai perkalian vektor

C A B maksimum ketika vektor A dan B tegak lurus.


Perkalian silang antara A dan B menghasilkan vektor C. Vektor C tegak lurus dengan bidang yang
dibentuk oleh vektor A dan B , artinya vektor C juga tegak lurus dengan vektor A dan B . Arah vektor
hasil perkalian silang ditentukan menggunakan aturan tangan kanan.

C= A B
B

C=B A

B
A

Gbr. 2.16 : Aturan tangan kanan pada perkalian silang

Lihat Gbr. 2.16, perkalian A B kebalikan dari B A . Perkalian silang memiliki sifat antikomutatif.
A B B A

(2.48)

Hasil perkalian cross antara vektor satuan koordinat kartesian mengikuti aturan :

i i j j = k k = 0

(2.49)

i j k , j k = i, k i j

(2.50)

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

17

j i k, k j = i, i k j

(2.51)

Jika ada dua buah vektor A dan B ,


A Axi Ay j Az k

B Bxi B y j B z k
maka perkalian silang vektor A dan B adalah
A B Ax i Ay j Az k B xi B y j B z k

Ax B xi i Ax B y i j Ax B z i k A y B x j i A y B y j j A y B z j k
Az B x k i Az B y k j Az B z k k
Kita menyederhanakan persamaan di atas menjadi :
A B Ay Bz Az B y i Az Bx Ax Bz j Ax B y Ay Bx k
Kita juga dapat menentukan hasil perkalian silang menggunakan metode determinan.
j
i
k
Ay Az
A Ay
Ax Az
j x
A B Ax A y Az
i
k
B y Bz
Bx B y
Bx Bz
Bx B y Bz

(2.52)

(2.53)

A B Ay Bz Az B y i Az Bx Ax Bz j Ax B y Ay Bx k
Untuk menentukan sumbu x positif, sumbu y positif, dan sumbu z positif dalam koordinat kartesian
ditentukan menggunakan perkalian silang i j k . Vektor satuan i searah sumbu x positif, vektor satuan

j searah sumbu y positif dan vektor satuan k searah sumbu z positif.


Kesimpulan :
1.

A B B A

Tidak memenuhi hukum komutatif

A B C A B AC

Hukum distributif

3.

k A B kA B A kB A B k

4.

i i j j = k k = 0, i j k, j k = i, i k j

5.

A B Ay Bz Az B y i Az Bx Ax Bz j Ax B y Ay Bx k

2.

dimana k adalah skalar

6. Nilai A B 0 sama dengan luas jajar genjang dengan sisi A dan B


7.
8.

A B 0 dan A dan B adalah bukan vektor nol, maka A dan B sejajar.


A A B 0 dan B A B 0

Aplikasi perkalian vektor dalam fisika:


a. Luas

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

18

Nilai perkalian silang A B AB sin menunjukkan luas jajargenjang yang dibentuk oleh vektor
A dan B , lihat Gbr. 2.17. Jadi, luas adalah besaran vektor.

y
B cos
B

B sin

x
A

Gbr.2.17 : Jajar genjang representasi dari perkalian silang

b. Torsi
Perkalian komponen gaya (F) tegak lurus dengan dengan lengan gaya (d) dikali dengan panjang
lengan gaya dinamakan torsi atau momen gaya. Jika torsi dan lengan gaya sejajar maka torsi sama
dengan nol. Jika gaya dan lengan gaya tegak lurus, maka torsi sama dengan Fd. Jika gaya dan lengan
gaya membentuk sudut , maka torsi sama dengan
rF sin
(2.54)
Jadi torsi merupakan perkalian silang antara lengan gaya dan gaya.

r F

(2.55)

Gbr.2.18 : Vektor torsi, .

c. Kecepatan angular
Sebuah benda bermassa m bergerak melingkar dengan kecepatan sudut terhadap kerangka acuan
titik O yang diam. Titik P berjarak r dari titik O. Kecepatan tangensial v benda m di titik P adalah
v r
(2.56)
Besar kecepatan tangensial adalah

v r r sin

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

(2.57)

19

r sin

P
r

O
Gbr.2.19 : Benda m bergerak dengan kecepatan sudut

d. Momentum sudut
Sebuah benda bergerak rotasi seperti pada Gbr 2.19. Momentum sudut benda m didefenisikan
perkalian silang antara vektor posisi benda dari suatu acuan dan vektor momentum linear.
L r p r mv

(2.58)

Contoh 2.12 : Luas


Jika A 2i 3 j k dan B i 4 j 2k , hitung A B dan luas jajargenjang yang dibentuk oleh vektor
A dan B !

Penyelelesaian :
Metode 1 :
A B 2i 3 j k i 4 j 2k

2i i 4 j 2k 3 j i 4 j 2k k i 4 j 2k

2i i 8i j 4i k 3 j i 12 j j 6 j k k i 4k j 2k k
0 8k 4 j 3k 0 6i j 4i 0 10i 3 j 11k

Metode 2 :
i j
k
3 1
2 1
2 3
j
A B 2 3 1
i
k 10i 3 j 11k
4 2
1 2
1 4
1 4 2
Luas yang dibentuk oleh vektor A dan B sama dengan besar vektor A B .
Luas = A B 10 2 32 112 230 satuan
Contoh 2.13 : Momen gaya

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

20

Sebuah gaya F 3i 2 j 4k N bekerja pada pada benda titik dengan vektor posisi r 2i j 3k m .
Tentukan momen gaya yang bekerja pada benda terhadap titik asal!
Penyelelesaian :
Momen gaya pada benda :
i j k
2 4
3 4
3 2
j
r F 3 2 4
i
k 2i j k
1 3
2 3
2 1
2 1 3
2.7 Perkalian tiga vektor
Perkalian kombinasi tiga vektor dinamakan perkalian triple. Perkalian triple dibagi menjadi dua jenis,
yaitu perkalian triple skalar (triple scalar product) dan perkalian triple vektor (triple vector product).
Perkalian triple skalar
Perkalian triple skalar memiliki bentuk kombinasi

A B C

(2.59)

Perkalian triple skalar akan menghasilkan skalar. Hasil perkalian triple skalar adalah
A B C Ax B y C z B z C y Ay B z C x B x C z Az B x C y B y C x
B C A C A B

Perkalian triple skalar dapat dituliskan dalam bentuk


Ax Ay Az
A B C Bx B y Bz
Cx C y Cz

(2.60)

(2.61)

Hasil perkalian triple skalar A B C menunjukkan volume ruang yang dibentuk oleh vektor A, Bdan C
seperti terlihat dalam Gbr. 2.20.

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

21

C
B

y
A

x
Gbr.2.20 : Volum menunjukkan hasil perkalian triple skalar

Contoh 2.14 :

Hitung volume yang dibentuk oleh vektor r1 2i 3 j m , r2 i j k m, dan r2 3i k

Penyelesaian :
i j

k
1 1
1 1
1 1
j
i
k 1i 2 j 3k
r2 r3 1 1 1
0 1
3 1
3 0
3 0 1

Volume = r1 r2 r3 2i 3 j 1i 2 j 3k 2 6 0 4m 3
Perkalian triple vektor
Perkalian triple skalar memiliki bentuk kombinasi

A B C

(2.62)

Hasil perkalian triple vektor memenuhi aturan

A B C B A C -C A B

(2.63)

Pers.(2.32), sebuah hubungan yang dikenal sebagai aturan BAC - CAB . Perkalian triple vektor
menghasilkan vektor.
Contoh aplikasi perkalian triple vektor adalah rumus momentum angular. Andaikata sebuah partikel
bermassa m bergerak dengan kecepatan sudut relatif terhadap kerangka acuan yang diam O . Defenisi
momentum angular partikel m terhadap titik O seperti ditunjukkan Gbr. 2.19 adalah
L r p r mv mr v

(2.64)

Hubungan antara kecepatan linear v dan kecepatan sudut adalah v r . Sehingga


L r p r mv mr r

(2.65)

Kita dapat membuat analogi bahwa A r , B dan C r , dengan menggunakan aturan BAC-CAB akan
kita peroleh

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

22

L m r r r r

(2.66)

Jika kecepatan angular tegak lurus dengan radius r , maka r 0 . Jadi,

L mr 2

(2.67)

Nilai momentum angular adalah

L mr 2 mvr
Percepatan sentripetal massa m dalam gambar Gbr.2.19 diberikan oleh
a v r.
Contoh 2.15 :

(2.68)
(2.69)

Diberikan tiga vektor A 2i, B 3 j dan C j k , hitung A B C !


Penyelesaian :

A B C B A C - C A B 3 j 2 j k 0 6 j
3.8 Turunan vektor
Sebuah partikel bergerak dari posisi r t ke posisi r t t selang waktu t (lihat gambar 2.21).

r t t

x
Gbr.2.21 : Perubahan vektor posisi r t ke posisi r t t selang waktu t

Perpindahan partikel selang waktu t adalah

r r t t r t
Perubahan perpindahan partikel terhadap waktu t adalah
r r t t r t

t
t

(2.70)

(2.71)

Turunan vektor r t terhadap waktu adalah


r t t r t
dr
r
lim
lim
dt t 0 t t 0
t
(2.69)

Vektor r t dalam koordinat kartesian diberikan oleh

r t x t i y t j z t k
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com

(2.72)
23

Turunan pertama vektor r t terhadap waktu adalah


dr dx dy dz

i
j k
dt dt
dt
dt

(2.73)

Turunan kedua vektor r t terhadap waktu adalah


d 2r d 2 x d 2 y d 2 z
2 i 2 j 2 k
dt 2
dt
dt
dt
v

(2.74)

dv d 2 r
dr
menunjukkan kecepatan partikel dan a
menunjukkan percepatan partikel.

dt
dt dt 2

Rumus turunan vektor


Jika A, B dan C adalah turunan vektor bergantung waktu t dan fungsi skalar bergantung waktu t, maka
1.

d
dA dB
A+B

dt
dt dt

2.

d
dB dA
A B A

dt
dt dt

3.

d
dB dA
A B A

dt
dt dt

5.

d
dA d
A

dt
dt dt
Jika A Ax i Ay j Az k , maka dA dAx i dAy j dAz k

6.

d A B A dB dA B

7.

d A B A dB dA B

4.

Contoh 2.16 : Gerak Melingkar


Sebuah partikel bergerak

memiliki vektor posisi r r cos t i r sin t j , dimana r dan adalah

konstanta. Tunjukkan bahwa (a) kecepatan v tegak lurus terhadap r , (b) percepatan a arahnya ke titik
asal dan memiliki nilai sebanding dengan jarak dari titik asal, (c) r v vektor konstan

y
v

Penyelesaian :
dr
a. v
r sin t i r cos t j
dt

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

24

Jadi,

r v r cos t i r sin t j r sin t i r cos t j


r cos t r sin t r sin t r cos t 0

Karena r v 0 , maka r dan v tegak lurus.


d 2 r dv

2 r cos t i 2 r sin t j 2 r cos t i r sin t j 2 r


dt
dt 2
Percepatan berlawanan dengan arah r , artinya percepatan arahnya menuju titik asal. Nilainya
sebanding dengan jarak dari titik asal.
r v r cos t i r sin t j r sin t i r cos t j
a

b.

c.

r 2 cos 2 t k r sin 2 t k r 2 k, sebuah vektor konstan


Fisisnya, gerak ini adalah gerak melingkar sebuah partikel dengan kecepatan angular konstan .
Percepatan partikel arahnya menuju pusat lingkaran dikenal percepatan sentripetal.
Aplikasi turunan vektor : Hukum kedua Newton
Dinamika mempelajari gaya yang menyebabkan benda bergerak. Hukum kedua Newton bahwa
resultan gaya yang bekerja pada benda m sama dengan perubahan momentum benda terhadap waktu.
Bentuk matematis hukum kedua Newton adalah
dp
(2.75)
F
dt
Momentum p didefenisikan perkalian massa m dan kecepatan v , sehingga
F

d mv
dt

Menggunakan rumus
F m

(2.76)

d
dA d
A

A , maka akan diperoleh

dt
dt dt

dv
dm
v
dt
dt

(2.77)

3.9 Soal dan penyelesaian


1.

Dua vektor memiliki besar yang sama dengan F membentuk sudut . Jika besar resultan kedua vektor
sama dengan F. Hitung nilai !
Penyelesaian :
Diketahui bahwa FR F1 F2 F .

FR F12 F22 2F1F2 cos

F 2 F 2 F 2 2F 2 cos
1
2
Besar sudut berada dalam kuadran II, sehingga nilai = 1200.
cos

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

25

2. Sebuah pesawat bergerak dengan kecepatan 5 m/s ke arah Utara. Pada saat yang bersamaan, angin
bertiup pada sudut 370 dari Utara dengan kecepatan 2 m/s. Tentukan resultan kecepatan dan arah
gerak pesawat dari arah Utara!
Penyelesaian :
Utara

va
370
1430

vp

vr

Barat

Timur
Selatan

Besar perpindahan mobil adalah

vr v 2p va2 2v p va cos370
vr 52 22 2 5 2 cos370

vr 29 16 km 3 5 m s 6,71 m s
Menentukan arah resultan kecepatan pesawat menggunakan aturan sinus.
vr
v
a
0
sin
sin143
v
sin a
vr

2 3

0
sin 37 6,71 5 0,179

11,50
Resultan kecepatan pesawat adalah 6,71 m/s membentuk sudut 28,80 terhadap arah Utara.
3. Sebuan balok bermassa 20 kg didorong oleh gaya F = 100 N membentuk sudut 300 terhadap sumbu
vertikal, seperti ditunjukkan pada gambar. Hitung komponen gaya pada sumbu x dan sumbu y!
y

F = 100 N
300

20 kg
x

Penyelesaian :
Komponen gaya pada sumbu x:

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

26

1
50 N
2
Komponen gaya pada sumbu y:
1
Fy F cos30 0 100
3 50 3 N
2
Fx F sin 30 0 100

4.

Ini adalah gaya-gaya yang bekerja pada sebuah partikel P :


F 3i j 3k N
1

F2 2i 2 j 7k N
F3 i 8k N
Hitung vektor dan besar resultan gaya yang bekerja pada partikel P!
Penyelesaian :
Vektor resultan gaya :
FR FR FR FR

3i j 3k 2i 2 j 7 k i 8k

j 2k N

Nilai resultan gaya adalah FR = 5 N


5.

Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 90 m dan kecepatan arus sungai 4 m/s. Bila
perahu diarahkan menyilang tegak lurus sungai dengan kecepatan 3 m/s. Tentukan resultan
kecepatan perahu dan sudut yang dibentuk oleh lintasan perahu terhadap arah tegak lurus sungai!
Penyelesaian :
Diagram vektor kecepatan perahu v p , kecepatan sungai vs dan resultan kecepatan perahu vs :

vs
vp

vr v p vs

Besar resultan kecepatan perahu adalah

vr v 2p vs2 32 42 5m s
Besar sudut adalah

tan

6.

vs 4
530
vp 3

Hitung nilai a agar vektor A ai j k tegak lurus dengan vektor B a i k !


Penyelesaian:

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

27

A dan B tegak lurus hanya jika A B 0 . Jadi,

A B a 2 1 0
a 1
7. Hukum Cosinus. Buktikan hukum cosinus menggunakan perkalian dot!
Penyelesaian:

C A B

C C A B A B

C 2 A2 2 A B B 2
C 2 A2 B 2 2 AB cos

8. Hukum Sinus. Buktikan hukum sinus menggunakan perkalian silang!


Penyelesaian :
Misalkan sudut , dan adalah sudut dalam segitiga yang dibentuk oleh vektor A, B dan C .

C A B
C B ( A B) B A B
C A ( A B) A B A A B
Kita mendapatkan hubungan bahwa :

A B C A C B
AB sin AC sin BC sin
A
B
C

sin sin sin

9. Buktikan bahwa nilai perkalian silang adalah


2

A B A2 B 2 A B

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

28

Penyelesaian:

A B Ay Bz Az B y Az B x Ax B z 2 Ax B y Ay B x
2

Dengan sedikit kerja keras, kita akan memperoleh

A B Ax2 Ay2 Az2 Bx2 B y2 Bz2 Ax Bx Ay B y Az Bz


2

atau dengan menggunakan perkalian dot, kita peroleh

A B A2 B 2 A B

10. Buktikan bahwa cos cos cos sin sin mengunakan perkalian dot!
Penyelesaian :
Misalkan vektor satuan a membentuk sudut terhadap sumbu x positif dan vektor satuan b
membentuk sudut terhadap sumbu x positif.
y
a

a cos i sin j
b cos i sin j

a b cos i sin j cos i sin j

cos cos cos sin sin


11. Untuk dua vektor A i j k dan B i j 2k , hitung :
a.

A B dan | A B |

b. sudut antara vektor A dan B


c.
d.

A B

A B A B

Penyelesaian :
a. A B 2i 2 j k
A B 22 22 12 3

b.

cos

A B
0
AB

900

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

29

c.

j k
i
1 1
1 1
1 1
j
A B 1 1 1
i
k 3i 3 j
1 2
1 2
1 1
1 1 2

d.

A B A B 12

12. Gerak Melingkar. Sebuah partikel bermassa m bergerak melingkar menurut persamaan posisi
r r cos t i r sin t j
dimana r dan konstan. Hitung nilai daya yang bekerja pada benda P F v !
Penyelesaian:
r r cos t i r sin t j
v

dr
r sin t i r cos t j
dt

d 2r
2 r cos t i 2 r sin t j
dt 2
Daya yang bekerja pada partikel :
a

P F v ma v 0
Daya yang bekerja pada partikel sama dengan nol artinya partikel tidak mengalami perubahan
kelajuan.
13. Gaya magnet. Suatu ruangan diberi medan magnet homogen B B z . Sebuah partikel bermuatan
positif q bergerak dengan kecepatan v v x . Hitung gaya magnet ( F qv B ) yang dialami oleh
partikel!
Penyelesaian :

F q v x B z qvB y . Partikel dibelokkan pada sumbu y negatif karena q bernilai positif.


14. Untuk dua vektor A 2i j k dan B i j 2k , tentukan vektor satuan bidang yang dibentuk
oleh vektor A dan B !
Penyelesaian :
i j

k
A B 2 1 1 i 5 j 3k
1 1 2

Vektor satuan bidang dibentuk oleh vektor A dan B adalah


A B
i 5 j 3k
i
5 j
3k
n
2

2
2
A B
35
35
35
1 5 3

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

30

15. Diberikan tiga vektor A 2i j, B i k dan C 4 j , hitung :


a.
b.
c.


A B C dan A B C
A B C dan A B C
A B C dan A B C

Penyelesaian :
a.

A B C 2i j i 4 j k (2)(1) (1)(4) (0)(1) 6

A B C 3i j k 4 j (3)(0) (1)(4) (1)(0) 4


b.

2 1 0
A B C 1 0 1 8
0 4 0

c.


A B C B A C - C A B 4 i k 2 4 j 4i 8 j 4k
A B C C A B 2i j 0 4 i j 4i 4 j

A B C A B C 8

16. Tunjukkan bahwa


a.
b.

A B A B A B
A B A B 2A B
2

Penyelesaian :
a.
b.

A B A B A A A B B A B B A B
A B A B A A A B B A B B A B A B 2A B
2

17. Defenisi momentum sudut adalah perkalian silang vektor posisi dan momentum linear.
Lrp

Diketahui bahwa L 4 j 2k dan r 3 i . Jika p p y i p z i , tentukan nilai py dan pz!


Penyelesaian :
Momentum sudut : L 4 j 2k Lx 0, Ly 4, Lz 2
Vektor posisi : r 3 i rx 3, ry rz 0
Momentum : p p y i p z i p x 0
L r p Lxi L y j Lz k ry p z rz p y i rz p x rx p z j rx p y ry p x k

Tinjau Lx :

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

31

L x ry p z rz p y 0 , karena ry rz 0 maka nilai pz tidak bisa ditentukan nilainya.


Tinjau Ly :
L y rz p x rx p z 4

3 p z 4
4
3
Tinjau Lz :
L z rx p y ry p x 2
pz

3py 2
py

2
3

Jadi , p 23 i 43 i .
18. Rumus percepatan sentripetal benda bermassa m adalah a r . . Jika tegak lurus terhadap

r , tunjukkan bahwa a 2 r dan nilai percepatan sentripetal adalah v 2 r !


Penyelesaian :

Gunakan aturan perkalian triple vektor A B C B A C -C A B .

a r r r
Jika tegak lurus terhadap r , maka r 0 . Jadi, a 2 r . Kecepatan benda m adalah

v r r . Besar percepatan sentripetal benda adalah

a 2r

v2
r

19. Momentum sudut partikel m didefenisikan L m r v . Tunjukkan bahwa

r F

dL
dt

Penyelesaian :
Gunakan aturan turunan vektor

d
dB dA
A B A

B.

dt
dt dt

dL d
dr
dv
mr v m
v mr
mv v r ma
dt dt
dt
dt

Karena v v 0 , F ma dan r F , maka kita peroleh hubungan

dL
r F
dt

20. Sebuah partikel bergerak memiliki persamaan gerak


r 2t 2 1 i 4t 2 j m

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

32

Tentukan kecepatan dan percepatan partikel sebagai fungsi waktu!


Penyelesaian :
Kecepatan partikel adalah
dr
d
d
v
2t 2 1 i 4t 2 j m 4t i 8t j
dt dt
dt
Percepatan partikel adalah
a

d 2 r dv
d

4t i 8t j 4 i 8 j
2
dt dt
dt

Pembina Olimpiade Fisika


davitsipayung.blogspot.com

33

Anda mungkin juga menyukai