FOTOSINTESIS
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
C. METODOLOGI PENELITIAN
b. Alat
1. Hasil praktikum
a. Kegiatan 1 : Fotosintesis Menghasilkan Karbohidrat
10 cm (Lux) - 4 7 10 14 35 7
20 cm (Lux) 10 13 10 8 6 47 9,4
30 cm (Lux) 6 8 5 4 4 27 5,4
40 cm (Lux) 4 4 3 4 4 19 3,8
Berdasarkan data diatas jarak lampu adalah sebagai perbedaan intensitas cahaya yang
diberikan pada Hydrilla dan didapati bahwa intensitas cahaya berpengaruh terhadap
laju fotosintesis. Dibuktikan dengan adanya gelembung-gelembung O
2. Pembahasan
a. Kegiatan 1 : Fotosintesis Menghasilkan Karbohidrat
Tumbuhan tingkat tinggi harus melakukan fotosintesis untuk bisa bertahan hidup
dan memperoleh makanannya. Tumbuhan memiliki klorofil pada selnya masing –
masing untuk menunjang mereka melakukan fotosintesis. Namun, fotosintesis juga
butuh CO2, cahaya matahari, dan air sebagai bahan – bahannya. Tanpa matahari kita
tidak dapat mengaktifkan klorofil untuk memulai fotosintesis. Fotosintesis disinyalir
menghasilkan glukosa atau amilum sebagai cadangan makanannya. Pada percobaan
pertama ini kita akan menguji bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Alat yang
dibutuhkan untuk melakukan percobaan ini adalah gelas kimia besar dan gelas kimia
kecil, kasa asbeb, korek api, bunsen, pinset, cawan petri, dan pipet tetes. Sedangkan
bahan – bahannya adalah daun dikotil, larutan lugol, alkohol, dan air suling. Sehari
sebelum percobaan kami mencari daun dikotil yang tepat untuk percobaan yaitu dan
yang hijaunya merata agar klorofilnya juga merata tersebar pada daun, bukan daun yang
tua karena daun yang tua warnanya menguning dan kandungan klorofilnya lebih sedikit,
serta daun yang tipis agar memudahkan saat klorofilnya dilarutkan dengan alkohol.
Alasan dipilihnya daun dari semua bagian tumbuhan adalah karena dalam daun
terkandung paling banyak klorofilnya untuk fotosintesis. Lalu, daun tersebut dibungkus
dengan kertas timah bagian tengahnya dan didiamkan seharian. Esoknya daun yang
telah dibungkus itu diambil lagi untuk diuji pada percobaan Sachs ini.
Mula – mula kita menyiapkan alat dan bahan lalu memanaskan air pada gelas
kimia dengan bunsen sampai airnya panas dan mendidih, setelah itu lepas alumunium
foil pada daun dan rebus daun di air panas sampai daun melayu. Fungsi daun direbus
dengan air panas adalah agar sel – selnya mati. Saat dirasa daun sudah cukup layu,
angkat daun dan panaskan alkohol hingga panas, setelah itu rebus daun dalam larutan
alkohol. Daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol panas untuk melarutkan
klorofilnya sehingga daun menjadi pucat warnanya. Namun, kami kesulitan dalam
melarutkan klorofil pada daun karena daun yang kami gunakan cenderung lebih tebal
maka dari itu klorofilnya sulit untuk larut dan membutuhkan waktu yang banyak agar
bisa larut dan berwarna pucat. Apalagi, alkohol yang digunakan kurang keras kadarnya
karena seharusnya semakin tebal daun, maka semakin keras pelarutnya, contoh pelarut
yang keras adalah aseton.
Setelah daun sudah direbus bersama alkohol, daun diangkat dan ditaruh pada
cawan petri. Lalu daun ditetesi dengan larutan lugol sehingga seharusnya terjadi
perubahan warna. Larutan lugol bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada
daun tersebut. Jika terdapat amilum, maka bagian daun yang ditetesi lugol akan berubah
warna menjadi biru kehitaman atau biru dongker. Saat daun tersebut ditetesi larutan
lugol seharusnya bagian yang dibungkus kertas timah tidak berwarna biru kehitaman
dan bagian yang tidak dibungkus kertas timah berwarna biru kehitaman. Hal ini
menunjukkan bahwa daun yang dibungkus oleh kertas timah tidak mengalami
fotosintesis karena daunnya tertutup dan tidak terkena sinar matahari, sedangkan
fotosintesis membutuhkan sinar matahari, dan klorofil tidak dapat berfungsi tanpa sinar
matahari. Tanpa adanya sinar matahari, tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis.
Daun yang tidak dibungkus kertas timah terkena sinar matahari sepanjang hari dan
mengalami fotosintesis sehingga dapat menghasilkan amilum. Amilum merupakan hasil
dari fotosintesis hal ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan Sachs yang
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam daun terdapat amilum
yang merupakan hasil dari fotosintesis. Warna biru kehitaman muncul saat ditetesi lugol
yang dibentuk oleh ikatan tara-amilum yang mampu mengikat lugol sehingga
menghasilkan warna ungu.
Namun, percobaan kami kurang sempurna karena keterbatasan waktu dan sulitnya
air dan alkohol yang dipanaskan untuk benar – benar panas. Faktor lainnya yang
membuat percobaan kami kurang sepurna adalah daun yang kami gunakan terlalu tebal
sehingga klorofil pada daun sulit dilarutkan. Hasil percobaan kami hanya menunjukkan
bintik hitam di bagian pinggir daun dan warna daun tidak berubah seperti yang
seharusnya saat ditetesi lugol.
DAFTAR PUSTAKA
Buana, eqi, et all .2011. Struktur dan inti sel Rhoeo discolor saat normal dan Plasmolisis .
Regina : Bogor.
Tjitosoepomo,Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Sari, Yunita. Difusi Kristal KmnO4 Dalam Pelarut dan Tekanan Osmotik Cairan Sel
Epidermis Pada Daun Rhoeo discolor. Dalam Jurnal Biologi. Hlm. 1 – 9.