Anda di halaman 1dari 3

Nama : Achmad Nabil

Nomor Induk Mahasiswa : 1308618025


Mata Kuliah : Genetika (A)

SEJARAH GENETIKA KLASIK DAN MODERN


Genetika adalah ilmu cabang biologi yang mengkaji materi genetik tentang
strukturnya, reproduksinya, kerjanya (ekspresi), perubahan dan rekombinasinya, keberadaannya
dalam populasi, serta perekayasaannya (Corebima, 2010). Pada tahun 1856, Gregor
Mendel memulai percobaan untuk menemukan pola pewarisan sifat dari penguasaan ke
generasinya. Mendel mampu memproses semua hasil percobaannya menjadi Hukum Genetika
pada 1865 (Mukherjee, Siddartha 2016). Berdasarkan Hukum Genetika Mendel, setiap
karakteristik yang diwariskan memiliki faktor (dominan atau resesif) dan pola – pola (Suryo,1984).
Tapi Mendel sendiri masih ragu-ragu tentang hukumnya berlaku umum, yaitu berlaku di berbagai
sifat, bukan hanya sifat-sifat yang dia amati di tanaman. Namun sekitar tahun 1900, teori genetika
ditemukan kembali oleh beberapa peneliti dan mulai populer. Butuh waktu 35 tahun, hingga teori
ini mulai diterima di kalangan ilmuwan. Dan Mendel baru dijuluki sebagai Bapak Genetika. Istilah
"gen" kemudian diusung oleh ahli botani asal Denmark, Wilhelm Johannsen , untuk menyebut unit
hereditas Mendelian ”Sifat-sifat atau karakter pada makhluk yang dibawa dan diturunkan kepada
anakannya melalui gen”.
Seiring bertambahnya waktu, ilmu pengetahuan pun terus berkembang. Termasuk adanya
penemuan teknologi mikroskop. Perkembangan mikroskopis memungkinkan proses pembahasan
sel dan mempelajari lebih lanjut tentang bagian-bagian, salah satunya adalah kromosom. Pada
tahun 1908, seorang ahli genetika Amerika Serikat bernama Thomas Hunt Morgan melakukan
penelitian terhadap lalat buah ( Drosophila melanogaster ), yang dilakukan untuk mengamati
apakah terjadi mutasi dalam suatu spesies. Morgan pun mencoba merumuskan percobaannya
menggunakan rumus dan aturan yang dipublikasikan Hukum Genetika Mendel. Pada tahun 1911,
ia pun mempublikasikan hasil penelitiannya dan menyimpulkan bahwa gen tersebut membawa
sifat-sifat pada penelitian itu dalam kromosom (Steinman RM,1994). Setelah penemuan Morgan,
sekarang saintis tahu bahwa gen itu ada di kromosom.  Setelah dicari tahu lebih dalam, ternyata
kromosom itu mengandung DNA dan protein. Namun, protein menjadi kandidat kuat sebagai
materi genetik karena jauh lebih bervariasi. Pada tahun 1950, Erwin Chargaff juga melakukan
penelitian. Chargaff sangat terinspirasi dengan publikasi Oswald Avery. Ia pun melakukan
penelitian lebih lanjut tentang DNA. Chargaff menemukan bahwa persentase basa nitrogen

Mata Kuliah Genetika, Semester 112 1


Prodi Biologi FMIPA UNJ
Adenin, Timin, Guanin, dan Sitosin berbeda-beda setiap kebudayaan . Fakta ini seperti
memberikan fakta bahwa setiap spesies memiliki kodenya masing-masing dan kode itu tersimpan
di DNA.  Hal ini semakin mendukung DNA sebagai materi genetik karena setiap spesies memiliki
variasi yang berbeda.Chargaff juga menemukan bahwa persentase Adenin selalu sama dengan
Timin dan Guanin selalu sama dengan Sitosin. Penemuan ini kemudian dikenal sebagai “ aturan
Chargaff”.  Adenin berpasangan dengan Timin dan Guanin berpasangan dengan Sitosin (Watson
dan rick, 1C953). 

Zaman terus berkembang, pada tahun 1950-an, dunia sains telah sampai pada bukti dan
fakta yang tidak terbantahkan karena DNA adalah materi genetik, molekul yang menyimpan
informasi dan mewariskan sifat dari pengorganisasian ke tulang. Rosalind Franklin bergaul dengan
baik, terutama dengan Maurice Wilkins, rekan satu labnya di King's College. Maurice
Wilkins sendiri adalah seorang ahli molekuler biologi yang bekerja di laboratorium biofisik King's
Collage bersama Franklin. Wilkins juga bekerja menggunakan sinar X untuk menyibak struktur 3D
DNA.  Di sisi lain, James Watson adalah pakar biologi Amerika Serikat yang sedang menyelesaikan
studi S3 di Inggris untuk menemukan struktur DNA. Pada tahun 1951, ia berbicara Wilkins
berbicara tentang struktur molekuler DNA pada sebuah konferensi di Zoological Station,
Naples yang menunjukkan hasil foto kristalografi sinar-X yang dihasilkan DNA. Watson terinspirasi
dengan metode sinar-X yang digunakan Wilkins. Watson mengajak Crick untuk review
membantunya menemukan Struktur 3D DNA (Tobin , 2003) .Pada 25 April 1953, ada 3 penemuan
yang membahas di jurnal Nature mengenai struktur DNA.

1. "Struktur untuk Asam Nukleat Deoksiribosa " oleh James Watson dan Francis Crick.
((Watson JD, Crick FH,1953)
2. " Struktur molekul asam nukleat deoxypentose " oleh Maurice Wilkins dan rekannya Alex
Stokes.
3. " Konfigurasi molekul dalam natrium thymonucleate " oleh Rosalind Franklin dan
asistennya Raymond Gosling.
James Watson, Francis Crick, dan Maurice Wilkins meraih penghargaan Nobel pada 1962
atas temuan mereka. Sayang sekali, Rosalind Franklin tidak menerima Nobel karena sudah
meninggal pada tahun 1958. Ada aturan yang menyatakan bahwa Nobel tidak bisa diberikan pada
orang yang sudah meninggal. Franklin meninggal akibat kanker yang dicurigai karena terlalu sering
terpapar sinar X.

Mata Kuliah Genetika, Semester 112 2


Prodi Biologi FMIPA UNJ
REFERENSI

Eckert Wagner, Silvia (2004). Mendel und seine Erben: Eine Spurensuche

Mukherjee, Siddartha. 2016. The Gene: An intim history Bab 4.

Steinman RM, Moberg CL (Februari 1994). "Penghargaan tiga kali lipat untuk percobaan yang
mengubah biologi" . Jurnal Kedokteran Eksperimental . 179 (2): 379-84.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Watson JD, Crick FH (Apr 1953). "Struktur molekul asam nukleat; struktur untuk asam nukleat
deoksiribosa".

Mata Kuliah Genetika, Semester 112 3


Prodi Biologi FMIPA UNJ

Anda mungkin juga menyukai