Anda di halaman 1dari 16

PROSEDUR ANALISIS AIR DAN AIR LIMBAH

NAMA SISWA : AMANDA PUTRI AGUSTINE


KELAS : XIII KIMIA ANALISIS 2
NO. PRESENSI : 04/EMPAT

N NAMA PERALATAN BAHAN PROSEDUR ANALISIS ANALISIS PENJELASAN 


O. ANALI ANALISIS ANALISIS HASIL UJI
SIS

1. Uji sifat 1. Konduktiv 1. Sampel  Kalibrasi alat Hasil berupa -


fisik air ity meter 2. Tissu 1. Bilas elektoroda dengan akuades. angka yang
Daya 2. Gelas piala 3. akuades 2. Keringkan dengan tissu muncul pada
Hantar 3. Kalibrasi dengan larutan KCl layar display
Listrik 0,01 M
4. Dicelupkan elektroda kedalam
larutan
5. Diamati hasil pengukuran
6. Membilas kembali eketroda
dengan akuades dan dikeringkan
 Analisa sampel
1. Disiapkan sampel secukupnya
dalam gelas piala
2. Elektroda dicelupkan dan
diamati hingga pembacaan
stabil.

2. Uji sifat 1. Turbidity 1. Larutan 1. Membuat larutan SiO2 100 ppm Hasil berupa -
fisik air meter SiO2 1000 dari SiO2 1000 ppm angka yang
Kekeru 2. Labu ukur ppm 2. Memipet larutan SiO2 1000 ppm akan muncu di
han 3. Botol 2. Akuades sebayak 10 ml kedalam labu ukur display layar
semprot 3. Kertas 100 ml
4. Gelas piala hisap 3. Mengisi dengan akuades hingga
5. Pipet 4. Formazin tanda batas (digunakan untuk
volume 20 NTU membuat deret larutan standar)
10ml 5. Sampel 4. Menekan tombol ON
6. Batang 5. Mengkalibrasi tirbiditi dengan
pengaduk formazin 20 NTU
7. Pipet tetes 6. Membilas botol kaca dengan
8. Botol kaca akuades (berulang kali)
7. Mengisi botol kaca dengan larutan
standar hingga batas
8. Dimasukkan kedalam alat dan
diukur
9. Membials kembali botol kaca
10. Menuangkan sampel pada botol
kaca hingga tanda batas
11. Dimasukkan kedalam alat dan
mencatat nilainya

3 DO 1. Gelas ukur 10. Sampel 1. Menuang sampel kedalam botol Hasil volume Bertujuan mengetahui
(Dissolv 2. Pipet tetes 11. MnSO4 winkler titrasi akan besarnya oksigen terlarut
ed 3. Cawan petri 12. Pereaksi 2. Menambahkan MnSO4 1 ml digunakan didalam air
Oxygen) 4. Erlenmeyer oksigen(Al 3. Menambahkan pereaksi oksigen 1 unntuk
Metode 5. Pipet ukur kali Azida) ml emnghitung Saat ditambahkan pereaksi
Winkler 6. Botol 13. H2SO4 4. Membiarkan mengendap selama 5- kadar DO oksigen, akan timbul warna
winkler pekat 10 menit menggunakan oranye
7. Buret 14. Na2SO3 5. Menambahkan H2SO4 1 ml rumus
8. Statif dan 0,0125 N 6. Dihomogenkan DO= 1000 𝑥 Saat ditambahkan amilum
klem 15. Indikator 7. Mengisi buret dengan Na2SO3 𝐴𝑜 𝑥 𝑁 𝑥 8 𝑥 akan berubah warna menjadi
9. Gelas amilum 8. Menuang sampel sebanyak 100mL 𝐹/ 50 biru kehitaman
beaker kedalam erlenmeyer Titik akhir ditunjukkan dengan
9. Menititrasi sampai berwarnakuning warna biru hilang
muda
10. Menambahkan indikator amilum 3-5 Faktor-faktor yang
tetes mempengaruhi oksigen terlarut
11. Menitrasi kembali hingga warna dalam air
hiru tepat hilang 1. Suhu
12. Mencatat volume titrasi Ketika suhu naik, maka
13. Menghitung molekul dalam air akan
bergerak. Kketika ergerak
dapat melepas kadar oksigen
terlarut kembali ke udara
bebas. Semakin tinggi suhu,
maka kadar oksigen terlarut
tinggi
Semakin hangat, kadar oksigen
terlarut tipis
Semakin tinggi oksigen
terlarut semakin bagus
Menjaga fluktuasi agar tidak
terlalu tinggi dengan menjaga
ketinggian air, dan memasang
pelindung dalam kolam

2. Bod dan Cod


Semakin padat plankton atau
bakteri, nilai Bod semakin
tinggi.
Semakin tinggi Bod dan Cod
maka oksigen terlarut dalam
air rendah.
3. Viskositas
(kekentalan)
Kekentalan disebabkan total
bahan organik didalam air.
Zat-zat tersebut memenuhi
ruang dalam molekul air
sehingga tidak ada ruang untuk
oksigen terlarut.

4. COD 1. Pipet ukur 1. Padatan Pembuatan standar Hasil yang COD merupakan jumlah
2. Bulb K2Cr2O7 1. Menimbang padatan K2CrO7 untuk didapat berupa oksigen (mg O2) yang
3. Labu ukur 2. Akuades membuat larutan K2Cr2O7 0,025 N data hasil diperlukan untuk
4. Beaker gelas 3. Tissu 2. Manmbahkan akuades secukupnya titrasi yang mengoksidasi zat-zat organis
5. Erlenmeyer 4. Asam untuk melarutkan nantinya akan dalam 1 liter sampel air.
6. Spatula sulfat 3. Menghomogenkan digunakan
7. Labu pekat 4. Memasukkan kedalam labu ukur untuk Mengurai bahan organik yang
destilasi 5. Indikator 100ml perhitungan terkandung didalam air dengan
8. Batang feroin 5. Membilas alat dengan akuades cara mengoksidasi dengan
pengaduk 6. Larutan 6. Mengeringkan labu ukur dengan kalium bikromat dengan
9. Botol FAS tissu kondisi asam dan panas
semprot 0.025N 7. Menambhakan akuades dengan menggunakan katalis perak
10. Corong kaca 7. Sampel tanda batas sulfat
11. Pipet tetes 8. HgSO4 8. Menghomogenkan
12. Gelas ukur 9. AgSO4.H2 Standarisasi FAS 0.025 N K2cr2O7 digunakan sebagai
13. Buret SO4 9. Memipet 10 ml larutan K2Cr2O7 sumber oksigen
14. Statif dan 10. Vaselin kedalam erlenyer
klem 10. Menambahkan asam sulfat pekat cod atau chemical oxygen
15. Batu didih sebanyak 15ml kedalam erlenmeyer demand adalah jumlah oksigen
16. Heater 11. Mendinginkan sampai suhu ruangan yang diperlukan untuk
17. Kondensor (hijau mudah) mengurai seluruh bahan
18. 12. Menambhakan 10 tetes indikator organik yang terkandung
feroin dalam air. hal ini karena bahan
13. Menitrasi dengan FAS 0.025N organik yang ada sengaja
sampai berwarna kemerahan diurai secara kimia dengan
14. Mencatat volume akhir titrasi menggunakan oksidator kuat
15. Melakukan triplo kalium bikromat pada kondisi
Preparasi sampel/blanko asam dan panas dengan
16. Memipet 10ml sampel kedalam labu katalisator perak sulfat,
alas bulat sehingga segala macam bahan
17. Menambhakan HgSO4 sedikit organik, baik yang mudah urai
18. Menambahkan 20ml K2Cr2O7 maupun yang kompleks dan
0.025N sulit urai, akan teroksidasi
19. Menambahkan AgSO4.H2SO4 dengan demikian, selisih nilai
sebanyak 10ml antara cod dan bod
20. Menambhkan batu didih memberikan gambaran
secukupnya besarnya bahan organik yang
21. Mengoles vaselin pada ujung sulit urai yang ada di perairan,
kondensor secukupnya bisa saja nilai bod sama
22. Menghubugkan labu alas bulat dengan cod, tetapi bod tidak
dengan kondensor bias lebih besar dari cod. jadi
23. Memanaskan selama 1,5-2 jam cod menggambarkan jumlah
24. Membilas kondensor dengan total bahan organik yang ada
akuades
25. Mendinginkan labu hingga suhu
ruang (Warna biru
kehijauan=sampel)
(blanko=kekuningan)
26. Mengulangi langkah untuk
pengerjaan blanko
Titrasi
27. Memipet blanko sebanyak 10ml
kedalam erlenmeyer
28. Menambhakan 10 tetes indikator
feroin (kebiruan)
29. Menitrasi dengan FAS 0.025N
sampai berwarna kemerahan
30. Mencatat volume akhir titrasi
31. Melakukan langkah yang sama
untuk perlakuan sampel

5. BOD 1. neraca 1. padatan 1. menimbang padatan k2cro7 Hasil yang analisis empiris untuk
analitik k2cr2o7 2. melarutkan dengan sedikit akuades didapat berupa mengukur proses proses
2. beaker glass 2. akuades 3. mengaduk hinngga homogen data hasil biologis (khususnya aktivitas
3. spatula 3. tissu 4. memasukkan kedalam labu ukur 100 titrasi yang mikroorganisme dalam air)
4. botol 4. larutan ki ml nantinya akan
semprot 15% 5. menambahkan dengan akuades digunakan bod atau biochemical oxygen
5. batang 5. larutan hcl hingga tanda batas untuk demand adalah suatu
pengaduk 2n 6. menghomogenkan perhitungan karakteristik yang
6. labu ukur 6. larutan na- standarisasi na-tiosulfat menunjukkan jumlah oksigen
100 ml tiosulfat 7. memipet larutan k2cro7 sebanyak terlarut yang diperlukan oleh
7. corong gelas 0,025 n 10ml kedalam erlemneyer mikroorganisme (biasanya
8. pipet tetes 7. indikator 8. menambahkan secukupnya larutan ki bakteri) untuk mengurai atau
9. pipet ukue amilum 15% mendekomposisi bahan
10. erlenmeyer 8. larutan 9. menambhakan 10 ml hcl 2 n organik dalam kondisi aerobik.
11. bulb/filler mnso4 10. menitrasi dengan larutan na-tiosulfat ditegaskan lagi oleh boyd
12. buret 9. larutan 0,025n sampai kuning pucat (1990), bahwa bahan organik
13. klem&statif azida 11. mencatat volume awal titrasi yang terdekomposisi dalam
14. botol 10. h2so4 12. menmbahkan larutamn inikator bod adalah bahan organik yang
winkler pekat amilum 1% secukupnya sampai siap terdekomposisi (readily
15. berwarna biru decomposable organic matter).
13. melanjutkan titrasi hingga warna biru mays (1996) mengartikan bod
hilang sebagai suatu ukuran jumlah
14. mencatat volume akhir titrasi oksigen yang digunakan oleh
preparasi sampel populasi mikroba yang
terkandung dalam perairan
15. mengisi botol winkler dengan sampel sebagai respon terhadap
hingga penuh tanpa udara yang masuknya bahan organik yang
masuk dapat diural. dari pengertian-
pengertian ini dapat dikatakan
16. memipet 2 ml mnso4 kedalam botol bahwa walaupun nilai bod
winkler . pipet harus masuk kedalam menyatakan jumlah oksigen,
botol untuk mencegah udara masuk tetapi untuk mudahnya dapat
juga diartikan sebagai
17. memipet larutan azida sebanyak 2ml
gambaran jumlah bahan
kedalam botol winkler
organik mudah urai
18. memipet h2so4 pekatt sebanyak 2ml (biodegradable organics) yang
kedalam botol winkler ada di perairan

19. menutup botol dan dihomogenkan


karena beberapa alasan
kelemahan, terutama dalam
20. mengulangii prosedur untuk
hubungannya dengan
pengerjaan blanko
pengolahan air limbah, yait
21. menyimpan diruangan gelap selam 5 (1) bod penting untuk
hari mengetahui perkiraan jumlah
oksigen yang akan diperlukan
analisis blanko
untuk menstabilkan bahan
22. memipet blanko sebanyak 10 ml organik yang ada secara
kedalam erlenmeyer biologi,

(2) untuk mengetahui ukuran


23. menmbahkan larutan ki 15%
fasilitas unit pengolahan
secukupnya limbah;
24. menambhakan 10 ml hcl 2 n
25. menitrasi dengan larutan na-tiosulfat (3) untuk mengukur efisiensi
0,025n sampai kuning pucat suatu proses perlakuan dalam
26. mencatat volume awal titrasi pengolahan limbah dan
27. menmbahkan larutamn inikator (4) untuk mengetahui
amilum 1% secukupnya sam kesesuaiannya dengan batasan
28. pai berwarna biru yang diperbolehkan bagi
29. melanjutkan titrasi hingga warna biru pembuangan air limbah
hilang
30. mencatat volume akhir titrasi
31. melakukan hal yang sama untuk
analisis sampel

32. menghitung kadar bod

6. Analisa 1. DO meter Sampel 1. Mecelupkan elektroda kedalam Hasil berupa -


DO 2. Gelas tangki aerasi / sampel angka yang
beaker 2. Menunggu hingga hasil pembacaan akan muncul
konstan pada layar pada layar
display

7. Pengujia 1. Phototmeter 1. Sampel air 1. Menyaring sampel Sampel air Air sebaiknya tidak berwarna
n warna ZE-200 minum 2. Menyaring sampel RO kemasana 5 untuk alasan estetis dan untuk
pada merk kemasan 3. Memasukkan 10 ml sampel air mg/l atau TCU mencegah keracunan dari
sampel inscienpro 2. Air minum kemasan kedalam tabung reaksi Sampel RO 0 berbagai zat kimia maupun
air 2. Color/ RO 4. Memasukkan 10 ml sampel RO mg/l atau TCU organisme yag berwarna
minum turbidity kedalam tabung reaksi Warna dapat disebabkan
set /kertas 5. Memasukkan 10 ml sampel air adanya tannin dan asam humat
saring kemasan yang telah disaring yang terdapat secara alamiah
3. Tabung kedalam tabung reaksi sebagai di air rawa berwarna kuning
reaksi 10ml blank muda
4. Tissu 6. Memasukkan 10 ml sampel RO Zat organik ini bila terkena
5. Label yang telah disaring kedalam tabung klor dapat membentuk
6. Spuit 10ml reaksi sebagai blank senyawa-senyawa kloroform
7. Gelas Pengujian air kemasan yang beracun
beakerr 7. Menyalakan alat dan menekan Warna pun dapat berasal dari
tombol OK buangan industri. Warna air
8. Memasukkan blanko jika pada layar dapat diamati secara langsung
muncul dialog ataupun dur berdasarkan suatu
9. Memasukkan blanko yang berwarna skala warna dengan
jernih, tetapi sudah dimasukkan photometer
kedalam kit Berdasarkan permenkes
10. Letakkan tube untuk melakukan no.492 th 2010 maksimum
blanking parameter warna sebesar 15
11. Meletakkan sampel kedalam tube TCU
photometer lalu tmenekan tombol
OK untuk pembacaan Air Minum RO (Reverse
12. Hasil akan tampak pada layar LCd Osmosis) Teknologi yang
dalam satuan mg/l atau TCU menggunakan membran
13. Mencatat sebagai hasil pengukuran sebagai filter dan tekanan
14. Melakukan hal yang sama untuk untuk mendorong cairan/air
pengujian RO dari suatu sisi ke sisi lainnya

8. Penentua Alat : 1. HCl 0,02 A. Asiditas


n N  Standarisasi NaoH :
1. Corong
Asiditas 2. Asam  5 ml Asam Oksalat dimasukkan ke
gelas
dan oksalat dalam erlenmeyer
2. Erlenmeyer
Alkalinit 3. Indikator  Ditambah 2 tetes indikator PP
100 ml dan
as PP  50 ml NaOH 0,02 N dimasukkan
250 ml
Dalam 4. Indikator
3. Gelas beker
Sampel 100 ml MO kedalam buret
air 4. Statif klem 5. Na2CO3  Dititrasi sampai terjadi perubahan
dengan 50 ml 0,0227 N warna
metode 5. Gelas 100 6. NaOH  (Hasil titrasi)
asidi dan ml 0,02 N  Titrasi dilakukan secara duplo
alkalimet 6. Labu ukur 7. Air kran  Penentuan Sampel :
ri 100 ml aquades  100 ml sampel air dimasukkan
7. Pipet tetes, kedalam erlenmeyer
pipet ukur 5  Ditambah 2 tetes indikator PP
ml, 10 ml  Dititrasi dengan NaOH 0,02 n
8. Propipet / sampai terjadi perubahan warna
bulb
 (hasil titrasi sampel air keran
dengan NaOH 0,02 N
 Titrasi dilakukan secara duplo
B. Alkalinitas
 Standarisasi HCl
 5 ml Na2CO3 0,0227 N dimasukkan
kedalam erlenmeyer
 Ditambahkan 2 tetes indikator Metil
Orange (MO)
 50 ml HCl 0,02 N dimasukkan
kedalam buret
 Dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai
terjadi perubahan warna
 Perubahan warna kuning menjadi
orange
 (hasil titrasi standarisasi HCl)
 Penentuan Sampel
 100 ml sampel air dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
 Ditambahkan 2 tetes indikator Metil
Orange (MO)
 Dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai
terjadi perubahan warna
 (hasil titrasi sampel air dengan HCl
0,02 N
 Titrasi dilakukan secara duplo/tiplo

9. Analisa 1. Kertas 1. Sampel  Kocok sampel dan saring terlebih


Sulfat saring 2. Aquades dahulu menggunakan corong, kertas
dalam 2. Corong 3. BaCl 2 saring dan dimasukkan kedalam
Air 3. Beaker glass 4. Salt Acid beaker glass, saring hingga kurang
4. Gelas ukur lebih 50 ml
5. Erlenmeyer  Setelah 50 ml +/ masukkan kedalam
gelas ukur, lalu ukur hingga 50 ml
 Sampel yang telah diukur
dimasukkan kedalam erlenmeyer
 Selanjutnya tambahkan salt acid
10ml
 Selanjutnya tambahkan +/ setengah
spatula BaCl2 hingga terjadi
perubahan warna keruh yang
menandakan adanya sulfat didalam
air
 Selanjutnya ukur menggunakan
spektrofometri
 Bilas kuvet menggunakan aquades
dan menggunakan sampel
 Bilas kuvet lainnya menggunakan
aquades dan menggunakan blanko
 Isi kuvet menggunakan sampel yang
telah dibilas sampel, isi kuvet
menggunakan blanko yang telah
dibilas blanko
 Selanjutnya masukkan blanko
kedalam spektrofometri, atur
panjang gelombang 425 nm dan set
blanko
 Setelah di monitor spektrofometri
menunjukan 0,00 adsorbasi
masukkan sampel hingga
pembacaan stabil
 Lalu catat hasilnya dan hitung
menggunakan rumus yang telah
ditentukan, sehingga didapat hasil
sulfat mg/L

10. Penentua 1. Water 1. Na-EDTA  Proses Pengambilan Sampel :


n sampler 0,01 M  Siapkan alat water sampler
Kesadah 2. Gelas beker 2. CaCO3  Kemudian ambil sampel air dengan
an Air 3. Cawan petri 0,01 M menggunakan water sampler
dengan 4. Spatula 3. Indikator  Pindahkan sampel air kedalam
Metode 5. Cooler box Murexid penampung sementara
Titrasi 6. Labu ukur 4. Indikator  Pengawetan Sampel :
250 ml EBT’  Tambahkan beberapa tetes asam
7. Batang 5. Indikator nitrat pekat sampai pH dibawah 5
pengaduk Metil  Ukur nilai pH untuk memastikan pH
8. pH meter Merah larutan sudah dibawah 5
9. Pipet tetes 6. Buffer pH  Kemudian masukkan sampel air
10. Erlenmeyer 10 kedalam botol penyimpanan
250 ml 7. Ammonia  Simpan sampel dalam icebox
11. Pipet ph 12  Pembuatan Larutan Baku
volume 8. Aquades Na2EDTA
12. Pipet ukur 9. HNO3  Timbang dengan teliti 1,86 gram
13. Klem dan Na2EDTA dihidrat
statif, buret  Pindahkan dalam gelas beker dan
larutkan dengan aquades
 Kemudian masukkan larutan
kedalam labu ukur 250 ml
 Tambahkan aquades sampai tanda
batas, lalu seka dan homogenkan
 Standarisasi Larutan Na2EDTA
 Pipet 10 ml larutan CaCO3 0,01 M
 Masukkan kedalam erlenmeyer 250
ml
 Tambahkan 1 ml larutan buffer pH
10
 Tambahkan 40 ml aquades
 Tambahkan indikator EBT 30-50
mg
 Titrasi dengan larutan Na2EDTA
0,01 M
 Titrasi dilakukan sampai warna
larutan berubah menjadi biru
 Catat kebutuhan volume titran
 Penentuan Kesadahan Total
 Pipet 25 ml sampel uji dan
masukkan ke dalam erlenmeyer 250
ml
 Tambahkan 1 ml larutan buffer pH
10
 Tamnbahkan indikator EBT 30-50
mg
 Titrasi dengan larutan Na2EDTA
0,01 M
 Titrasi dilakukan sampai warna
larutan berubah menjadi warna biru
 Catat kebutuhan volume titran
 Penentuan Kalsium
 Pipet 25 ml sampel uji dan
masukkan ke dalam erlenmeyer ke
dalam erlenmeyer 250 ml
 Tambahkan 25 ml aquades
 Tambahkan 1 ml larutan buffer pH
10
 Tambahkan indikator murexid 30-
50mg
 Titrasi dengan larutan NaEDTA
0,01 M
 Titrasi dilakukan sampai warna
larutan berubah menjadi ungu
 Catat kebutuhan volume titran

11. Analisa 1. Hot plate 1. Sampel air  Tuang sampel 100ml kedalam
Nilai PDAM erlenmeyer
Permang 2. Erlenmeyer 2. Larutan  Tambaahkan 2,5 ml larutan KmnO4
anat 3. Gelas beker KmnO4 0,1 N kedalam erlenmeyer lalu
Fakultas 4. Gelas ukur 0,1 N homogenkan
Imlu 5. Klem dan 3. Larutan  Tambahkan 10 ml larutan KmnO4 01
Kesehata statif H2SO4 4n N kedalam erlenmeyer lalu
n 6. Buret 4. Larutan homogenkan kembali
UMAH 7. Pipet ukur H2C2O6  Lalu panaskan erlenmeyer diatas
A hotplate selama 30 menit
Sidoarjo  Setelah 30 menit, tambahkan larutan
H2C2O6 0,1 N kedalam erlenmeyer
diatas hotplate. Masukkan sedikit
demi sedikit hingga larutan berubah
menjadi bening dengan volume yang
tercatat
 Masukkan larutan KmnO4 0,1 N
kedalam buret sampai tanda batas
 Titrasi sampel yang telah dipanaskan
dengan larutan KmnO4 0,1 N dengan
volume tercatat. Hentikan titrasi bila
sampel menjadi merah bata dan
lakukan perhitungan.

12. Praktiku 1. Erlenmeyer 1. Aquades


m PAKL 250 ml 2. Air sungai
II : 2. Gelas ukur 3. Pereaksi
Ammoni 25 ml Nessler
um, 3. Pipet ukur 4. NaCl
Nitrit 10 ml 5. H2SO4
dan 4. Pipet ukur 1 6. Brucin
nitrat ml sulfat
5. Kuvet 7. Asam
6. Hotplate sulfanilat
7. Spektrofome 8. NEDA
tri

Anda mungkin juga menyukai