II. TUJUAN :
Penentuan kadar/penetapan besi (Fe) melalui pembentukan kompleks
berwarna dengan KCNS, kemudian di ukur dengan Spectronic.
Ion besi total dalam sampel direaksikan dengan HNO3 sehingga larutan
Fe teroksidasi menjadi Fe3+ dan dalam suasana asam ini, penambahan KSCN
2+
Besi adalah elemen kimiawi yang dapat ditemukan hampir disetiap tempat
dibumi pada semua lapisan-lapisan geologis dan badan air. Besi dalam air tanah
dapat berbentuk Fe (II) dan Fe(III) terlarut. Fe (II) terlarut dapat tergabung
dengan zat organic membentuk suatu senyawa kompleks. Pada kadar 1-2 ppm
besi dapat menyebabkan air berwarna kuning, terasa pahit, meninggalkan noda
pada pakaian dan porselin. Keracunan besi menyebabkan permeabilitas dinding
pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar.
Akibatnya volume darah menurun dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis
darah. (Peni et al, 2009)
Kandungan Besi III dapat ditentukan dengan beberapa metode, salah
satunya yaitu dengan spektrofotometer sinar tampak. Salah satu metode yang
cukup handal pada spektrofotometer adalah dengan penambahbakuan atau adisi
standar. Metode ini merupakan suatu pengembangan metode spektrofotometer
sinar tampak dengan biaya relatif lebih murah. (Watulingas, 2008).
Metode spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak
oleh suatu larutan berwarna. Hanya larutan senyawa yang berwarna ynag dapat
ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna
dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna.
Contohnya ion Fe3+ dengan ion CNS– menghasilkan larutan berwarna merah.
Lazimnya kolorimetri dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan
cuplikan yang dibuat pada keadaan yang sama. Dengan kalorimetri elektronik
(canggih) jumlah cahaya yang diserap (A) berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan. Metode ini sering digunakan untuk menentukan kadar besi dalam air
minum. Pada metode spektroskopi ultraviolet, cahaya yang diserap bukan cahaya
tampak tapi cahaya ultraviolet. Dengan cara ini larutan tak berwarna dapat
diukur, contoh aseton dan asetaldehid. Pada spektroskopi ini energy cahaya
terserap digunakan untuk transisi electron. Karena energy cahaya UV lebih besar
dari energy cahaya tampak maka energy UV dapat menyebabkan transisi electron
s dan p.(Kimia Analitik Instrumen,1994: 4-5)
Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks
berwarna antara besi (II) dengan CNS– yang dapat menyerap sinar tampak secara
maksimal pada panjang gelombang tertentu. Kadar besi dalam suatu sample yang
diproduksi akan cukup kecil dapat dilakukan dengan teknik spektrofotometri UV-
Vis menggunakan pengompleksan CNS–. Dasar penentu kadar besi (II) dengan
CNS-. Senyawa ini memiliki warna sangat kuat dan kestabilan relatife lama dapat
menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu. Pada
persiapan larutan, sebelum pengembangan warna perlu ditambahkan didalamnya
pereduksi. HNO3 yang akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. pH larutan harus
dijaga pada 6-7.
Bahan :
No Nama Bahan Jumlah Keterangan
1. Larutan FAS 10 ppm 15 ml Cairan
2. HNO3 3 ml Cairan
3. KCNS 5 ml Cairan
4. Aquadest 10 ml- Cairan
secukupnya
5. Air laut selambai 25 ml Cairan
6. Air sumur Bontang Baru 25 ml Cairan
7. Air musholla 25 ml Cairan
8. Air sumur tanjung laut 25 ml Cairan
Pembuatan Sampel
1. Dimasukkan 50 ml larutan sampel yaitu air sumur kedalam gelas
beaker
2. Tambahkan 3 ml HNO3 dan 5 ml KSCN
3. Masukkan kedalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat
serapannya
VII. DATA PENGAMATAN :
A. STANDARD TABEL
B. SAMPEL TABEL
VIII. PERHITUNGAN :
A. LARUTAN STANDART
Konsentrasi
Nama Absorban (y) x.y 𝒙𝟐 𝒚𝟐
(x)
Standart 1 0 -0,001 0 0,000001 0
Standart 2 0,2 0,017 0,04 0,000289 0,0034
Standart 3 0,4 0,039 0,16 0,001521 0,0156
Standart 4 0,6 0,058 0,36 0,003364 0,0348
Standart 5 0,8 0,08 0,64 0,0064 0,064
Standart 6 1 0,101 1 0,010201 0,101
∑ 3 0,294 2,2 0,021776 0,2188
6×0,2188−3×0,294
= 6×2,2−32
1,3128−0,882
=
13,2−9
=0,1025
∑ 𝑦 ∑ 𝑥 2 −∑ 𝑥.∑ 𝑥𝑦
Intersept (b) = 𝑛.∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2
0,294.2,2−3.0,2188
= 6×2,2−32
0,6468−0,6564
= 13,2−9
=-0,0022
n(∑xy)−(∑x)(∑y)
R=
√𝑛(𝑥²)−(∑𝑥)2 .𝑛(∑𝑦²)−(∑𝑦)²
6(0,3936)−3(0,529)
=
√6(2,2)−(3)2 .6(0,070457)−(0,529)²
0,7746
=
√4,2.6(0,070457)−(0,279841)
0,7746
= √0,6001842
0,7746
= 0,7747
=0,99974
y = ax + b
y = 0,1025x - 0,0022
B. LARUTAN SAMPEL
y = 0,1025x - 0,0022
y + 0,0022 = 0,1025x
𝑦 + 0,0022
x=
0,1025
0,008 + 0,0022
- Air laut Selambai : x=
0,1025
= 0,0995
0,010 + 0,0022
- Air sumur Tanjung Laut : x =
0,1025
= 0,1190
0,015+0,0022
- Air Musola : x=
0,1025
= 0,1678
0,010 + 0,0022
- Air sumur Bontang Baru : 𝑥= 0,1025
= 0,0214
IX. PEMBAHASAN :
X. KESIMPULAN :
Dari hasil pengamatan yamg telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
sampel Air Laut Selambai memiliki konsentrasi 0,100 ppm, sampel Air Sumur
Tanjung Laut memiliki konsentrasi 0,120 ppm, sampel Air Musollah memiliki
konsentrasi 0,164 ppm, dan Air Sumur RT 03 memiliki konsentrasi 0,023 ppm,pada
panjang gelombang 475,50 nm.
0.12
0.1 y = 0.1026x - 0.0023
R² = 0.9993
0.08
0.06 Series1
0.04 Linear (Series1)
0.02
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-0.02
- Sampel
0.016
0.015
0.014
0.012
0.01 0.01
0.008 0.008
0.006
0.004
0.002
0 0
0 0.05 0.1 0.15 0.2