Anda di halaman 1dari 16

Penentuan Kadar Fe3+ dalam Perairan

Menggunakan Metode Spektrofotometri

KELOMPOK 1
1.LUTHFIANA RAVA (4001416040)
2.INDAH BELANEGARA K (4001416049)
3.M. IRFAN DWI WAHYU P (4001416067)
4.KHOIRUR RAHMAWATI (4001416070)
A. TUJUAN

1. Menentukan kadar besi dalam sistem perairan.


2. Memperkenalkan metode pengukuran dengan
bantuan kurva kalibrasi.

B. LANDASAN TEORI

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang


didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis
oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan tabung foton hampa.
(Harini, 2012).
C. LANDASAN TEORI
Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu metode
analisis yang memiliki prinsip spektrofotometri dan
merupakan proses pengukuran dalam tahapan analisis.
(Sabrina, 2010).

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau


tanpa proses pengolahan yang melalui syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

Air yang kita minum harus memenuhi persyaratan fisika,


mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif yang termuat dalam
parameter fisik dan parameter kimiawi.
Menurut Permenkes No. 492 / MENKES / PES / IV / 2010
menyatakan bahwa kadar maksimum besi yang ada pada
air yang dikonsumsiadalah 0,3 mg/L atau 0,3 ppm.

D. ALAT DAN BAHAN

Alat :
Bahan :
Spektrofotometer visible
Sampel
Erlenmeyer
Larutan standar Fe3+ 10 ppm
Tabung reaksi
HNO3 1M
Pipet tetes
Aquades
Rak tabung reaksi
Labu takar 10 mL
Pipet ukur
E. CARA KERJA
1.Membuat seri larutan Fe3+ kemudian
mengisikannya pada tabung reaksi dengan volume
yang berbeda
2.Menambahkan HNO3 1mL ke dalam tabung
3.Menambahkan aquades dengan volume yang
berbeda
4.Menambahkan KSCN 0,1 M ke dalam tabung,
mengocok dan mendiamkan kurang lebih 15 menitv
hingga homogen
5.Mengukur absorbsinya dengan spektrofotometri
padapnjang 480nm
6.Membuat kurva kalibrasi sesuai hasil praktikum.
F. DATA PENGAMATAN
No Larutan Fe3+ HNO3 H2O (F e 3+) (x) Absorbansi
10 ppm (mL) (mL) (ppm) (y)
(mL)
1. 0 mL 1 mL 9 mL 0 ppm 0,000

2. 1 mL 1 mL 8 mL 1 ppm 0,0042

3. 2 mL 1 mL 7 mL 2 ppm 0,0088

4. 3 mL 1 mL 6 mL 3 ppm 0,0134

5. 4 mL 1 mL 5 mL 4 ppm 0,0186

Sampel A = 1 mL 1 mL (sampai 10 2,065 ppm 0,0092


mL)
G. ANALISIS DATA
Konsentrasi Fe3+ pada kurva kalibrasi

1.) M1.V1 = M2.V2 4.) M1.V1 = M2.V2


10.0 = M2.10 10.3 = M2.10
M2 = 0 ppm M2 = 3 ppm
2.) M1.V1 = M2.V2
5.) M1.V1 = M2.V2
10.1 = M2.10
M2 = 1 ppm 10.4 = M2.10
3.) M1.V1 = M2.V2 M2 = 4 ppm
10.2 = M2.10
M2 = 2 ppm
absorbansi
0.02
0.02
f(x) = 0x - 0
0.02 R = 1

0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

y = 0,0046x 0,0003
0,0092 = 0,0046x-0,0003
0,0092 + 0,0003 = 0,0046x
0,0095 = 0,0046x
x = 0,0095 : 0,0046
x = 2,065 ppm
H. PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini dilakukan penentuan kadar
Fe3+ dalam sampel perairan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometer adalah
alat untuk mengukur transmitans atau absorbansi
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.

Penentuan kadar Fe dalam sampel dibuat dengan kurva


kalibrasi. Kurva kalibrasi dibuat untuk mengetahui
konsentrasi Fe dalam sampel. Larutan HNO3 ditambahkan
dengan tujuan untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ agar
stabil dan kadar Fe dapat diukur.
HNO3 juga berfungsi untuk mengikat Fe3+ di dalam air. Selain
itu HNO3 HNO3 ditambahkan dengan tujuan mencegah
terjadinya endapan Fe(OH)3 sebagai hasil reaksi hidrolisis Fe3+
dalam air dan untuk memberikan suasana asam, sehingga
hidrolisis tidak terjadi sehingga ion besi akan tetap terlanjut
dalam air dan tidak membentuk endapan.

Berikut ini adalah persamaan reaksi yang terjadi :


Fe2+ + NO3- + H+ Fe3+ + NO2- + H2O
Pengukuran absorbansi dihitung pertamakali
menggunakan larutan blanko, yaitu larutan yang
tidak mengandung Fe dimana larutan blanko persen
transmisinya 100 %. Larutan blanko terdiri atas
campuran antara aquades dan HNO3. Fungsi larutan
blanko untuk mengukur serapan peraksi yang
digunakan untuk analisis kadar Fe sehingga jumlah Fe
adalah nilai absorbansi larutan standar atau sampel
dikurangi serapan peraksinya.
Pembuatan kurva larutan baku standar digunakan untuk
membantu perhitungan kadar Fe dalam sampel
menggunakan perbandingan regresi linier.
Pengukuran absorbansi larutan standar menggunakan
panjang gelombang 480 nm karena sinar yang
dipancarkan spektrofotometer paling banyak diserap
oleh larutan pada panjang gelombang ini.

Absorbansi sampel berturut turut yaitu 0,000 ; 0,0042 ;


0,0088 ; 0, 0134 ; 0, 0186. Nilai absorbansi sebagai sumbu
y dan konsentrasi sebagai sumbu x. Setelah dibuat kurva
kalibrasi didapat persamaan linier y = 0,0046x-0,0003.
Sehingga diketahui kadar Fe3+ sebesar 2,065 ppm,
dengan r= 0,0046.
Kurva kalibrasi yang dihasilkan yaitu linier ,hasil ini
sudah sesuai dengan teori dimana kadar besi dalam larutan
sampel masih dalam rentang antara 0,000 sampai 0,0186.
Dalam praktikum in i data yang dipakai adalah data kedua
karena pembuatan larutan standar yang pertama
menghasilkan kurva kalibrasi naik turun karena proses
pembuatan larutan standar yang berbeda karena
pencampuran antara larutan-larutan yang berbeda kurang
tepat.
Menurut Permenkes No.492/MENKES/PES/IV/2010
menyatakan kadar maksimum besi yang ada pada minuman
yang layak dikonsumsi maksimal adalah 0,3 ppm. Kadar
besi dalam sampel adalah 2,065 ppm, maka sampel ini tidak
memenuhi syarat untuk dikonsumsi.
I. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Berdasarkan praktikum diketahui bahwa kadar Fe 3+
dalam sampel yaitu 2, 065 ppm.
2. Kurva kalibrasi dibuat dengan larutan standar, dengan
konsentrasi sebagai sumbu x dan absorbansi sebagai
sumbu y. Kurva kalibrasi yang didapat linier dengan
persamaan regresi linier y = 0,0046x 0,0003.
Saran :
1. Praktikan harus teliti melakukan praktikum
2. Praktikan harus mengambil larutan secara tepat.
3. Praktikan harus melkukan praktikum sesuai
prosedur.
L.W. 2012. Aplikasi Metode
J. DAFTAR PUSTAKA
Spektrofotometri Visibel Untuk
Mengukur Kadar Curcuminoid pada
Rimpang Kunyit (Curcuma
domestica).Jurnal Sains Kimia.Vol. 2
).
(4).
Peraturan Menteri Kesehatan RI.
2010. Persyaratan Kualitas Air
Minum. Menteri Kesehatan
Indonesia, No
492/MENKES/PER/IV/IV/2010.
Sabrina, A., Wonorahardjo, S., Zakia
N. 2010. Perbandingan Metode
Spektrofotometri UV-Vis dengan
KCKT (Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi) pada Analisis Kadar Asam

Anda mungkin juga menyukai