Anda di halaman 1dari 5

TEORI ANALISIS JENIS KLASIK SECARA UMUM

Metode analisa dibagi menjadi dua yaitu :

1. Metode Klasik atau Metode Basah yang menggunakan pengendapan, ekstraksi, destilasi
dan kualitatif analisa melalui warna,baud an titik leleh untuk pemisahan senyawa.
Analisa kuantitatif digunakan dengan cara menimbang berat atau volume.
2. Metode instrumental yang menggunakan pengukuran kuantitas fisik analitik seperti
absorbs sianr, fluoresensi dan konduktivitas. Pemisahan ini diselesaikan dengan
kramatografi atau elektroforesis.

Analisa Kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi jenis senyawa kimia yang ada dalam suatu
contoh.

Analisa Kuantitatif digunakan untuk menentukan jumlah masing- masing penyusun suatu
senyawa kimia dalam suatu contoh.

Analisa Kualitatif
Identifikasi senyawa dan unsur dari pengujian kualitatif ( analisis jenis )

1. Analisa kualitatif dilaksanakan untuk mengetahui jenis zat atau komponen yang
terkandung dalam suatu sampel. Analisa kualitatif dilaksanakn sebelum analisis
kuantitatif karena suatu analisis kuantitatif tidak dapat dilakukan sebelum diketahui
jenis apa saja yang terkandung dalam suatu sampel.
2. Analisis kualitatif konvensional dapat dilakukan secara visual , baik dalam keadaan
kering maupun basah . Dalam keadaan kering analisis dapat dilakukan melalui
pengenalan bentuk warna, bau, serta uji nyala.

Analisa pendahuluan dari analisis kualitatif adalah :

a. Bentuk dan Rupa Zat


1) Warna : Beberapa ion – ion dalam larutan memberi warna- warna tertentu ,
misal :

Ni 2+, Fe 2+ , Cr 3+, Hijau Fe3+ (senyawaCl-), Kuning


Cu2+ , Cr2O3 , Hg2I2 Cds , As2S3,SnS2 ,
PbI2, K4Fe(CN)6
Co (III) → Biru Biru Fe3+(senyawaOH-),
Ungu, CuSO4.5H2O PbO2 , CdO, Fe2O3

Harus diingat bahwa dari warna tidak atau belum dapat diambil suatu
kesimpulan yang pasti, misalnya suatu larutan berwarna kuning tidak selalu
mengandung Fe3+ dan lain-lain.
2) Sifat Higroskopik
Garam – garam yang bersifat higroskopik : CaCl2, MgCl2 , DAN FeCl3
3) Bau
 Bau NH3 → Garam NH4+
 Bau H2S → Garam sulfide
 Bau cuka → Garam asetat
 Bau halogen ( seperti bau kaporit )
 Bau gas nitrous (NO2)
4) Sifat asam dan basa
Sedikit zat dicampur dengan air dan hasilnya diamati dengan sepotong kertas
lakmus.
 pH asam : kertas lakmus biru → merah
Zat itu sendiri asam.
Zat yang mengalami hidrolisis mengikat OH- dari air.
 pH basa : lakmus merah → biru
Zat itu sendiri basa
Zat yang mengalami hidrolisis mengikat H+ dari air.
b. Reaksi Nyala
Senyawa – senyawa dari beberapa logam tertentu dapat menimbulkan warna-
warna yang khas kepada nyala pembakar Bunsen. Garam Klorida adalah garam
yang paling mudah dapat diuapkan . Untuk mendapatkan garam – garam ini ,
sedikit zat dicampur dengan HCl pekat diatas kaca arloji .Dengan memakai kawat
NiCr/Pt yang telah dibersihkan sebelumnya, kemudian diperiksa warna , apakah
yang terjadi apabila sebagian zat diuapkan didalam nyala Bunsen.
Cara lain ialah kawat NrCr dimasukkan dalam HCl pekat , setelah itu
disentuhkan ke zat yang akan diperiksa, kemudian diuapkan. Warna Natrium
dapat mengganggu pengamatan warna kalium : dalam hal ini dipakai kaca kobalt
atau kaca biru tua lainnya untuk menghilangkan warna kuning dari natrium.

Beberapa warna nyala :

Kuning Na Merah Kehitaman Sr


Lembayung K Kuning Hijau Ba
Merah padam Li Hijau Cu , Garam borat
Merah kuning Ca Biru muda Pb, As , Sb

c. Uji Pipa Tiup


Uji – uji itu dilakukan pada sebuah bongkah ( blok ) arang dalam mana digali
suatu rongga kecil dengan pisau atau uang logam kecil
d. Uji manik boraks
e. Reaksi dengan H2SO4
Disini dapat dipakai H2SO4 encer (1M) dan H2SO4 p karena H2SO4 adalah kuat, maka
sebagai hasil dari reaksi itu asam lemah akan terdesak keluar, contoh :

CO32- + 2H+ → H2CO3


H2CO3 ↔ CO2 + H2O
OAc- + H+ → HOAc

1. H2SO4 encer
Sedikit dicampur dengan ± ⅟2 ML H2SO4 1 M jika perlu dapat dipanaskan.
a) Gas tidak berwarna :
SO2 : bau merangsang , kertas dikhromat + H2SO4 menjadi
Hijau → berarti Sulfit
b) Gas berwarna
NO2 : berwarna coklat , bau merangsang → ada Nitrat
Br2 : berwarna coklat , bau merangsang, membirukan kertas KI+ Kanji
2. H2SO4 pekat
Sedikit zat dicampur dengan ⅟2 mL H2 SO4 pekat perlu dapat dipanaskan.
a. Gas tidak berwarna:
HCL: bau merangsang, batang mengaduk yang telah dicelupkan
dengan NH2 OH memberi uap putih NH4 CI→garam klorida
CO2: mengeruhkan setetes Ba(OH)2→ garam – garam karbonat
dan Oksalat
H2S: menghitamkan kertas pb – asetat →SUlfida dan polisulfida
HOAc: bau cuka →gar am – garam asetat
HF: bau merangsang , dalam keadaan dingin seperti berminyak
dan bila dipanaskan keluar gas
b. Gas barwarna :
HBr , Br2 : bau merangsang ; warna coklat , membirukan kertas
KI+ kanji → garam – Haram Bromida
NO2: bau merangsang , warna coklat , membirukan kertas
KI + Kanji →Garam – garam Nitrat
CIO2: Gas kuning , dapat meledak →garam – garam Klorat
I2 : Gas ungu , bau merangsang , membirukan kertas
Kanji →garam – garam IOdida
CI2: Gas kuning , bau merangsang , memutihkan kertas lakmus ,
membirukan kertas KI + Kanji →Garam Klorida disamping
adanya zat pengoksidasi H2SO4 dalam identifikasi Br berfungsi
sebagai oksidator.
f. Reaksi dengan NaOH

Basa lemah akan terdesak keluar jika zat direaksikan dengan NaOH reaksinya
adalah :

NH4+ + OH- → NH3 + H20

Adanya NH3 ini dapat dibuktikan dari :

 Baunya
 Perubahan warna kertas lakmus merah menjadi biru
 Pereaksi Nessler jadi coklat
g. Reaksi dengan KHSO4
Sedikit zat asal digerus dengan KHSO4 , jika ada asetat , maka dapat diketahui dari
baunya.

OAc- + HSO4 → HOAc + SO42-

Campurkan padatan khso4 dan sampel dalam lumpang kemudian gerus dan cium
baunya. Bereaksi dengan NaOH khusus untuk menentukan adanya NH4+

NaOH + NH4 ↔ NH3 (g) + Na+ + H2O-

Gas NH3 membirukan lakmus merah.

Anda mungkin juga menyukai