Anda di halaman 1dari 43

NORMALITAS(N)

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H +.

Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH -.

Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :

N = M x valensi
Contoh soal :
98 gr H2SO4 dilarutkan dalam 500 ml larutan, berat jenis larutan 1,1 gr/ml. Hitung :
A . Molaritas (M)
B.  Molalitas (m)
C.  Normalitas (N)
(Ar H=1, S=32, O=16)

Pembahasan :

A. Molaritas (M)

B. Molalitas (m)

Langkah pertama kita harus mencari gr pelarut, dengan cara gr larutan dikurang dengan gr zat
terlarut. cara untuk mencari gr larutan :

Lalu gr larutan - gr zat terlarut dan menghasilkan gr pelarut = 452 gr.


C. Normalitas (N)

Langkah pertama kita harus mencari BE(Berat Ekivalen), dengan cara mr/n, dimana n adalah
tara kimia atau banyaknya muatan asam/basa yang dilarutkan. Contoh HCL → H+ + Cl- (n=1).
Jadi larutan H2SO4 memiliki n=2.

Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan
kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam
gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat
untuk mendapat satu muatan.

Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan, H = 1, S = 32 dan O = 16, kita dapat
tentukan gram ekivalennya. Dalam hal ini kita telah mengenal konsep ionisasi. 1 mol H2SO4 =
98 gram. (Ingat konsep mol).

Normalitas (N) ditentukan oleh banyaknya gram ekivalen zat terlarut dalam 1000 ml larutan.
Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai berikut :

- Reaksi asam basa (netralisasi)


- Reaksi pengendapan
- Reaksi pembentukan senyawa komplek
- Reaksi oksidasi reduksi

Dalam reaksi netralisasi , setiap senyawa akan melepaskan atau menerima atom hidrogen. Jadi
berat ekivalen (BE) berdasarkan reaksi netralisasi (asam basa) dapat ditentukan sebagai berikut :
Berat ekivalen suatu senyawa dalam reaksi pengendapan dan pengomplekan ditentukan oleh
valensi dari senyawa tersebut.

Berat ekivalen (BE) dalam reaksi oksidasi reduksi didasarkan pada banyaknya elektron yang
dilepaskan atau diikat dalam suatu reaksi oksidasi atau reduksi.

Contoh perhitungan Berat Ekivalen:

1. Reaksi asam basa :


BE HCl = Mr HCl
BE H2SO4 = ½ Mr H2SO4
BE NaOH = Mr NaOH
2. Reaksi pengendapan :
BE AgNO3 = Mr AgNO3
BE NaCl = Mr NaCl
3. Reaksi oksidasi (dalam suasana asam) :
BE KMnO4 = 1/5Mr KMnO4
BE K2Cr2O7 = 1/6 Mr K2Cr2O7

Contoh Perhitungan :

 Berapa normalitas (N) dari HCl pekat yang mempunyai BJ = 1,1878 dan konsentrasinya
37% (Mr = 36,5)
Jawab :
- BJ = 1,1878 gram berarti di dalam 1 Liter larutan terdapat 1187,8 gram
- Konsentrasi 37%

439,486
= _______ = 12,04
36,5
Secara langsung dapat dihitung sebagai berikut :

 Berapa Normalitas (N) H2SO4 pekat dengan BJ= 1,19 dan konsentrasinya 98% (Mr=98).
Jawab :
- BJ H2SO4 = 1,19
Berarti dalam 1 Liter larutan terdapat 1190 gram
-Konsentrasi 98 %

Secara langsung dapat dihitung sebagai berikut :

 Jadi untuk membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000 mL yang dibuat dari HCl pekat
dengan konsentrasi 37% dan BJ 1,1878 yang mempunyai normalitas 12,04 (hasil
perhitungan nomor 1). Maka HCl pekat tersebut yang dibutuhkan dapat dihitung dengan
rumus :

Jadi HCl pekat yang dibutuhkan adalah 8,3 mL

 Untuk membuat larutan dengan bahan yang digunakan dalam bentuk padatan, maka
banyaknya bahan yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Contoh:
Untuk membuat larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 500 mL, maka AgNO3 padatan yang dibutuhkan
dapat dihitung sebagai berikut :

mg AgNO3 = 500 x 0,1 x 180


= 9,000 mg
= 9 gram

 Untuk membuatlarutan NaCl 10% sebanyak 500 mL, maka bahan padatan NaCl yang
dibutuhkan adalah 50 gram NaCl dilarutkan sampai dengan 500 mL. Jadi AgNO3 yang
dibutuhkan sebanyak 9 gram

 Untuk membuat larutan NaCl 100 ppm maka dilarutkan sebanyak 100 mg kedalam 1
Liter larutan.

Cara menghitung :

100 ppm= 100 gram/106 gram


= 100 gram/103 kg
= 100.000 mg /103 kg
= 100 mg/ 1 kg
˜ 100 mg/ 1 Liter
STOIKIOMETRI LARUTAN
STOIKIOMETRI LARUTAN
A. Zat yang mudah larut
Untuk menentukan jumlah volume larutan (V), mol (n), molaritas (M) zat yang hanya diketahui salah
satu zat yang bereaksi, dapat ditentukan dengan perbadingan koefisien reaksi.
Rumus yang berhubungan dengan stoikiometri larutan ini adalah :

mol (mol)

Molaritas (mol/L)

Mol STP

Mol tidak STP


PV = nRT

Cara mudah menentukan V, n, M:


Buat persamaan reaksi setarakan koefisien reaksi.
Tentukan mol atau mmol zat yang diketahui.
Cari mol yang ditanya dengan membandingkan koefisien zat dit/koefisien dik dikali dengan mol yang
diketahui.
Ex.
1. Tentukan volume larutan Ba(OH)2 0,1 M yang diperlukan, jika direaksikan dengan 100 mL HCl 0.3 M.
Jawab:
BaCl2 + 2H2O2HCl + Ba(OH)2
mmol HCl = volume HCl x konsentrasi HCL
= 100 mL x 0.3 M = 30 mmol
mmol BaOH brx =
= = 15 mmol
Vol Ba(OH)2 =
B. Zat yang sukar larut
Bila zat yang dilarutakan berupa zat yang sukar larut dalam air akan terbentuk endapan. Pembentukan
endapan menunjukkan perubahan sifat kelarutan. Beberapa senyawa dibawah yang sukar larut sebagai
berikut:
Anion (-) Kation (+) Seny yg terbentuk(end)
Cl-, Br-, I- Ag+, Pb+2,Hg+¬ dan Cu+2 AgCl, AgBr, AgI, PbCl2, PbBr2, PbI2, HgCl2, HgBr2, HgI2, CuCl2,
CuBr2,CuI2
SO42- Ag+, Pb2+ dan beberapa unsur gol IIA (Sr-2,Ba2+) Ag2SO4, Pb SO4, SrSO4, dan BaSO4
OH- Mg2+ dan beberapa unsur gol transisi (Cu, Zn dan Fe) Mg(OH)2, Cu(OH)2, Fe(OH)3 dan Zn(OH)2
S2- Bebrapa unsur transisi (Cu, Ag, Pb dan Zn CuS,Ag2S, PbS, ZnS
Ex. Jika 11, 2 g logam besi (Ar Fe= 56 g/mol) direaksikan dengan larutan HCL 0,25 M. Tentukan volume
HCl yang diperlukan dan gas hidrogen yang dihasilkan pada keadaan STP.
Jawab:
2FeCl3(aq) + 3H2 (g)2Fe(s) + 6HCl(aq)
mol Fe = g/Ar = 11.2g/56 g/mol = 0.2 mol
mol HCl = koef HCl/koef Fe x mol Fe
= 6/2 x 0,2 mol= 0,6 mol
Vol HCl = mol HCl/M HCL
= 0.6 mol/0.25 M= 2.4 L
mol H2 = koef H2/ koef Fe x mol Fe
= 3/2 x 0,2 mol = 0,3 mol
Vol H2 = 0,3 mol x 22,4 L/mol = 6,27 L
C. Pereaksi pembatas
Dalam perhitungan kimia biasanya hanya diketahui jumlah mol mula-mula yang diketahui adalah satu
pereaksi saja. Jadi jumlah mol pereaksi yang lain dapat diketahui dengan cara membandingkan mol
sesuai dengan koefisien reaksi setiap zat. Dari sini bisa ditentukan reaksi pembatas (pereaksi yang habis
bereaksi.
Cara cepat untuk mengetahui pereaksi pembatas (pereaksi yang habis bereaksi):
Tentukan jumlah mol yang diketahui.
Buat persamaan reaksi setarakan koefisien reaksinya
Buat jumlah mol mula-mula dari masing-masing zat yang berx
Bandingan jumlah mol dengan koefisien rx masing-masing zat.
Ex.
Mg (s) + MgCl2(aq) + H2 (g)2HCl
Mula2 0.2 0.3

 Hasil bagi mol per koefisien reaksi yang terkecil adalah zat yang habis bereaksi (pereaksi pembatas).
Hasil bagi mol yang besar adalah zat yang bersisa.
Tentukan mol zat yang berx dengan cara bandingkan koefisien dengan mol zat prx pembatas.
Mol Mg brx =
Mol zat sisa = mol awal – mol brx, kemudian tentukan massa sisa.
Untuk seterusnya bisa ditentukan dengan cara-cara sebelumnya adalah sama.
Ex. Sebanyak 4,8 g logam magnesium direaksikan dengan 30 mL larutan HCl 1 M menghasilkan garam
MgCl2 dan gas Hidrogen. Tentukan massa garam MgCl2 yang terbentuk, volume gas hidrogen yang
terbentuk pada STP dan pereaksi yang habis dan jumlah sisa pereaksi? (Ar Mg = 24, Cl = 35)
Jawab:
Mg (s) + MgCl2(aq) + H2 (g)2HCl
Mula2 0.2 0.3

Preaksi pembatas HCl (nilai terkecil)


mol Mg = g/Ar = 4,8 g/ 24 g/mol = 0,2 mol
mol HCl = 30 mL x 1 M = 30 mmol = 0,3 mol HCl
mol MgCl2 = koef MgCl/koef HCl x mol HCl
= ½ x 0.3 mol = 0.15 mol
Massa MgCl2 yang terbentuk = mol x Mr
= 0.15 mol x 95 g/mol = 14.25 g
mol gas H2 = koef H2/koef HCl x mol HCl
= ½ x 0,3 mol = 0.15 mol
Vol H2 = mol H2 x Vol STP = 0.15 mol x 22.4 L/mol = 3.36 L
pereaksi yang habis dan yang bersisa
- mol Mg yang bereaksi = koef Mg/koef HCl x mol HCl
= ½ x 0,3 mol = 0.15 mol
- mol Mg sisa = mol Mg awal – mol Mg brx
= 0.2 mol – 0.15 mol = 0.05 mol
- massa Mg sisa = mol x Ar Mg = 0.05 mol x 24 g/mol= 1,2 g

D. Hukum gas
Juga bisa digunakan untuk perbadingan dua gas dan pada gas dalam tekanan dan suhu yang sama.
Berlaku hukum-hukum gas.
Hukum Avogadro
Pada tekanan dan suh yang sama, gas-gas yang bervolume sama akan memiliki mol yang sama. Dengan
rumus sebagai berikut:

Ex. Reaksi logam aluminium dengan asam sulfat encer menghasilkan gas H2 sebanyak 6 liter. Berapa
gram Al telah bereaksi jika gas H2 diukur pada tekanan dan suhu dimana 0.5 liter gas NO massanya 0.75
g?
Jawab:
Al2(SO4)3 + 3H22Al + 3H2SO4
 Mol NO = g/Mr = 0,75 g / 30 g/mol = 0,025 mol
V NO = 0,5 liter
V H2 = 6 L

n H2 =
Mol Al =
= = 0.2 mol
Massa Al = gram x Ar = 0,2 mol x 27 g/mol = 5,4 gram

Hukum Keadaan standart (STP)


Setiap 1 mol pada suhu 00C dan tekanan 1 atm memiliki volume 22,4 L (22,4 dm3). Berlaku rumus:
Liter STP = mol x 22,4 L/mol
Hukum dalam keadaan tidak standar jika suhu dan tekanan diketahui.
Pv = nRT

Pengertian Dasar Stoikiometri


Posted on January 4, 2014

Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk membedakannya
dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa
Yunani stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran).

1.  Stokiometri Larutan


Stoikiometri (stoi-kee-ah-met-tree)
merupakan bidang dalam ilmu kimia yang
menyangkut hubungan kuantitatif antara
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik
sebagai pereaksi maupun sebagaihasil reaksi.
Stoikiometri juga menyangkut perbandingan
atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus
kimia, misalnya perbandingan atom H dan
atom O dalam molekul H2O.  Kata
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani
yaitu stoicheon yang artinya unsur dan
metron yang berarti mengukur. Seorang ahli
Kimia Perancis, Jeremias Benjamin Richter
(1762-1807) adalah orang yang pertama kali
meletakkan prinsip-prinsip dasar
stoikiometri. Menurutnya stoikiometri
adalah ilmu tentang pengukuran
perbandingan kuantitatif atau pengukuran
perbandingan antar unsur kimia yang satu
dengan yang lain.
1. Konsentrasi Larutan
a. Pengertian Konsentrasi Larutan
Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut
yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan
pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut
dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan
larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer
digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan.
Dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dalam g/mL (sama seperti satuan
untuk densitas). Namun, dalam perhitungan stoikiometri satuan gram diganti dengan satuan mol
sehingga diperoleh satuan mol/L. Konsentrasi dalam mol/L atau mmol/mL dikenal dengan istilah
molaritas atau konsentrasi molar.

STOIKIOMETRI LARUTAN
A. PERSAMAAN ION
Suatu cara pemaparan reaksi kimia yang melibatkan larutan elektrolit disebut
persamaan ion. Dalam persamaan ion, zat elektrolit kuat dituliskan sebagai ion-ionnya
yang terpisah, sedangkan elektrolit lemah, gas, dan zat padat tetap ditulis sebagai
molekul atau senyawa netral tak terionkan.
contoh soal
Tulislah reaksi rumus dan reaksi ion untuk reaksi ;
karbon dioksida dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium
karbonat dan air.
jawab :
CO2(g) + NaOH(aq) Na2CO3(aq) + H2O(l) (belum setara)
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(aq) + H2O(l) (setara)

Persamaan ion lengkap :


CO2(g) + 2Na+(aq) + 2OH-(aq) 2Na+(aq) +CO32-(aq) + H2O(l)
Persamaan ion bersih :
CO2(g) + 2OH-(aq) CO32-(aq) + H2O(l)
B. SIFAT BERBAGAI MACAM ZAT
Ada tidaknya reaksi dapat diketahui melalui pengamatan. Namun demikian, jika
mengetahui sifat-sifat zat yang dicampurkan, kita dapat menentukan terjadi-tidaknya
reaksi. Untuk dapat meramalkan reaksi dalam larutan elektrolit, perlu pemahaman
tentang berbagai hal berikut :
1. Jenis zat yang direaksikan
2. Kelarutan elektrolit
3. Kekuatan elektrolit
4. Senyawa-senyawa hipotesis
5. Deret keaktifan logam
1. Jenis Zat Pereaksi
a. Asam
Asam adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam.

contoh :
HCl dan H2SO4 yang mengion sebagai berikut :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
b. Basa
Basa adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion OH- dan suatu kation logam.

contoh :
NaOH dan Ca(OH)2
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
c. Garam
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion asam.

contoh :
NaCl, Ca(NO3)2, dan Al2(SO4)3
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
Ca(NO3)2(aq) Ca2+(aq) + 2NO3-(aq)
Al2(SO4)3(aq) 2Al3+(aq) + 3SO42-(aq)
d. Oksida Basa dan Oksida Asam
Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida. Bergantung
pada jenis unsurnya (logam atau nonlogam), oksida dapat dibedakan atas oksida logam
dan oksida nonlogam. Oksida logam yang bersifat basa disebut oksida basa. Oksida
nonlogam yang bersifat asam disebut oksida asam.
1. Oksida Basa
Oksida basa tergolong senyawa ion, terdiri dari kation logam dan anion oksida (O2-).

contoh :
Na2O dan CaO
Na2O mengandung ion Na+ dan O2-, sedangkan CaO terdiri dari ion Ca2+
dan O2-
2. Oksida Asam
Oksida asam merupakan senyawa molekul dan dapat bereaksi dengan air membentuk
asam.
contoh :
Oksida Asam Rumus Asam
SO2 H2SO3 e. Logam
SO3 H2SO4 Logam bertindak sebagai spesi yang melepas
N2O3 HNO2 elektron. Pelepasan elektron akan
N2O5 HNO3 menghasilkan ion logam. Jumlah elektron
yang dilepaskan bergantung pada bilangan
oksidasi logam tersebut.
contoh :
Natrium melepas 1 elektron membentuk ion Na+
Kalsium melepas 2 elektron membentuk ion Ca2+
2. Kelarutan Elektrolit
Semua asam mudah larut dalam air. Adapun basa dan garam ada yang mudah larut
dan ada pula yang sukar larut.
3. Kekuatan Elektrolit
Asam basa yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat : HCl, H2SO4, HNO3, HBr, HI, dan HClO4
Basa kuat : NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2, Ca(OH)2, Mg(OH)2
(semua basa dari golongan IA dan IIA, kecuali Be(OH) 2).
4. Senyawa-senyawa Hipotesis
Beberapa senyawa yang tidak stabil dan peruraiannya adalah :
a. Asam
Asam karbonat (H2CO3) H2O(l) + CO2(g)
Asam nitrit (HNO2) H2O(l) + NO(g) + NO2(g)
b. Basa
Amonium hidroksida (NH4OH) H2O(l) + NH3(g)
Perak hidroksida (2AgOH) Ag2O(s) + H2O(l)
c. Garam
Besi (III) iodida (2FeI3) 2FeI2(aq) + I2(s)
Tembaga iodida (2CuI2) 2CuI2(s) + I2(s)
5. Deret Keaktifan Logam
Logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda. Urutan kereaktifan dari beberapa
logam, dimulai dari yang paling reaktif adalah sebagai berikut :
Li–K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Sebelah kiri (H) lebih aktif dibandingkan sebelah kanan (H)
C. BERBAGAI JENIS REAKSI DALAM LARUTAN ELEKTROLIT
1. Reaksi-Reaksi Asam-Basa
a. Reaksi Asam dengan Basa
ASAM + BASA GARAM + AIR
b. Reaksi Oksida Basa dengan Asam
OKSIDA BASA + ASAM GARAM + AIR
c. Reaksi Oksida Asam dengan Basa
OKSIDA ASAM + BASA GARAM + AIR
d. Reaksi Amonia dengan Asam
NH3 + ASAM GARAM AMONIUM
2. Reaksi Pergantian (Dekomposisi) Rangkap
Reaksi pergantian (dekomposisi) rangkap dapat dirumuskan sebagai berikut :
AB + CD AD + CB
Senyawa AB dan CD dapat berupa asam, basa atau garam. Reaksi dapat berlangsung
apabila AD atau CB atau keduanya memenuhi paling tidak satu dari kriteria berikut :
1. sukar larut dalam air
2. merupakan senyawa yang tidak stabil
3. merupakan elektrolit yang lebih lemah dari AB atau CD
3. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
a. Reaksi Logam dengan Asam Kuat Encer (ex : HCl dan H2SO4)
LOGAM + ASAM KUAT ENCER GARAM + GAS H2
b. Reaksi Logam dengan Garam
LOGAM L + GARAM MA GARAM LA + LOGAM M
Reaksi hanya akan berlangsung jika logam L terletak di sebelah kiri logam M dalam
deret keaktifan logam (logam L lebih aktif daripada logam M).
D. STOIKIOMETRI REAKSI DALAM LARUTAN
1. Hitungan Stoikiometri Sederhana

mol = massa (gram) M = mol


Mr v (liter)
2. Hitungan Stoikiometri dengan Pereaksi Pembatas
Jika zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen, maka salah satu dari zat itu akan habis
lebih dahulu. Zat yang habis lebih dahulu itu kita sebut pereaksi pembatas.
contoh soal :
Hitunglah massa endapan yang terbentuk dari reaksi 50ml timbel(II) nitrat 0.1M
dengan 50ml KI 0.1M (Pb = 207 ; I = 127)
jawab :
 Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) PbI2(s) + 2KNO3(aq)
menentukan pereaksi pembatas
jumlah mol Pb(NO3)2 = 50ml x 0.1M
= 5 mmol
jumlah mol KI = 50ml x 0.1M
= 5 mmol
mol Pb(NO3)2 = 5/1 = 5
koefisien Pb(NO3)2
mol KI = 5/2 = 2.5
koefisien KI
pereaksi pembatas adalah KI karena hasil pembagi KI lebih kecil
 Jumlah mol PbI2 (endapan) yang terbentuk dibandingkan dengan jumlah mol pereaksi
pembatas.
Mol PbI2 = ½ x mol KI
= ½ x 5 mmol
= 2.5 mmol
massa PbI2 = 2.5 mmol x 461 gr/mol
= 1152.5 mg
= 1.1525 gram
3. Hitungan Stoikiometri yang Melibatkan Campuran
Jika suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen mempunyai
persamaan reaksi sendiri. Pada umumnya hitungan yang melibatkan campuran
diselesaikan dengan pemisalan.
contoh soal :
Sebanyak 5.1 gram campuran CaO – Ca(OH) 2 memerlukan 150ml HCl 1M. Tentukanlah
susunan campuran tersebut.
jawab :
CaO(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) …………………………………………... (1)
Ca(OH)2(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + 2H2O(l) …………………………………… (2)
misalkan massa CaO = x gram
dan massa Ca(OH)2 = (5.1 – x), maka
mol CaO = x gr
56 gr/mol
mol Ca(OH)2 = (5.1 – x)
74 gr/mol
mol HCl = 0.15 liter x 1M
= 0.15 mol
mol HCl untuk reaksi (1) = 2 x mol CaO
= 2 x x/56 mol
= x/28 mol
mol HCl untuk reaksi (2) = 2 x mol Ca(OH)2
= 2 x (5.1 – x) mol
74
= (5.1 – x) mol
37
Persamaan : x + (5.1 – x) = 0.15
28 37
37x + 142.8 -28x = 155.4
9x = 12.6
x = 1.4
Jadi, susunan campuran adalah :
CaO = x gram = 1.4 gram
Ca(OH)2 = (5.1 – x) gram = 3.7 gram
E. TITRASI ASAM BASA
Reaksi penetralan asam-basa dapat digunakan untuk menentukan kadar (konsentrasi)
berbagai jenis larutan, khususnya yang terkait dengan reaksi asam-basa. Proses
penetapan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi asam-basa.
Sejumlah tertentu larutan asam dengan volume trtentu dititrasi dengan larutan basa
yang telah diketahui konsentrasinya menggunakan indikator sebagai penunjuk titik
akhir titrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan bantuan indikator (tepat habis
bereaksi). Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna,
saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.

Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan
kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam
gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat
untuk mendapat satu muatan. Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan, H = 1, S = 32
dan O = 16, kita dapat tentukan gram ekivalennya. Dalam hal ini kita telah mengenal konsep
ionisasi. 1 mol H2SO4 = 98 gram. (Ingat konsep mol).

Stoikiometri Larutan
Stoikiometri Larutan 

Reaksi kimia bisanya berlangsung antara dua campuran zat bukannya antara dua zat murni. Satu bentuk
yang paling lazim dari campuran adalah larutan. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam
larutan air. Sebagi contoh, cairan tubuh baik tumbuhan maupun hewan merupakan larutan dari
berbagai jenis zat. Dalam tanah pun reaksi pada umumnya berlangsung dalam lapisan tipis larutan yang
diadopsi pada padatan.
Perhitungan kimia untuk reaksi yang berhubungan dalam larutan disebut juga stokiomeri. Di dalam
stokiometri larutan, materi-materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
4.1 Sifat-sifat Berbagai Macam Zat yang Terkait dengan Reaksi dalam
Larutan Elektrolit.
4.1.1. Jenis Zat yang Direaksikan
4.1.1.1. Asam
Terkait dengan pelarut air, maka pengertian asam dan basa umumnya dikaitkan dengan teori asam basa
Arrhenius. Jadi asam adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam.
Contoh : HCl dan H2SO4 yang mengion sebagai berikut :
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq) H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)
HCN(aq) ↔ H+(aq) + CN-(aq) CH3COOH ↔ H+(aq)+ CH3COO-(aq)
4.1.1.2. Basa
Zat yang dalam air menghasilkan ion OH- dan suatu kation logam.
Contoh : NaOH dan Ca(OH)2
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2 → Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
NH4OH ↔ NH4+ + OH-(aq)
4.1.1.3 Garam
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.
Contoh NaCl, Ca(NO3)2
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Ca(NO)2(aq) → Ca2+(aq) + 2NO3-(aq)
4.1.1.4. Oksida Basa dan Oksida Asam
Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida. Bergantung pada jenis
unsurnya (logam atau non logam). Oksida dapat dibedakan atas oksida logam dan oksida non logam.
Oksida logam cenderung berifat asam.
Oksida logam yang bersifat basa disebut oksida basa, sedangkan oksida non logam yang bersifat asam
disebut oksida asam.
(1) Oksida Basa
Oksida basa tergolong senyawa ion, terdiri dari kation logam (selain Mn(4,6,7), Cr(6) dan semilogam kiri
dengan anion oksida (O-).
Contoh : Na2O mengandung ion Na+ dan ion O2-, sedangkan CaO terdiri dari ion Ca2+ dan O2-.
(2) Oksida Asam
Oksida asam merupakan senyawa molekul. Oksida asam dapat bereaksi dengan air membentuk asam.
Penyusunnya non logam kecuali C(2), S(2), N(1,2,4), semilogam kanan, Cr(6), Mn(6,7),.
4.1.1.5 Logam
Di dalam reaksi-reaksinya, logam bertindak sebagai spesi yang melepas elektron. Pelepasan elektron
akan menghasilkan ion logam. Jumlah elektron yang dilepaskan bergantung pada bilangan oksidasi
logam tersebut.

4.1.2. Kelarutan elektrolit


Semua asam mudah larut dalam air. Adapun basa dan garam ada mudah larut ada pula yang sukar larut.
4.1.3. Kekuatan Elektrolit
Diantara asam dan basa yang biasa, yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat : HClO4, HNO3, H2SO4, HI, HBr, HCl.
Basa kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2, (semua basa dari golongan IA dan IIA kecuali
Mg(OH)2, Be(OH)2).

4.1.4. Senyawa-senyawa Hipotesis


Beberapa senyawa yang tidak stabil dan peruraiannya adalah :
4.1.4.1. Asam
Asam karbonat (H2CO3) :
H2CO3 → H2O(I) + CO2(g)
Asam nitrit (HNO2) :
2HNO2 → H2O(I) + NO(g) + NO2(g)
Asam sulfit (H2SO3) :
H2SO3 → H2O(I) + SO2(g)
Asam tiosulfat (H2S2O3) :
H2S2O3 → H2O(I) + S(g) + SO2(g)
4.1.4.2. Basa
Amonium hidroksida (NH4OH) :
NH4OH → H2O(I) + NH3(g)
Perak hidroksida (AgOH) :
2AgOH → Ag2O(s) + H2O(I)
Raksa II hidroksida (Hg(OH)2) :
Hg(OH)2 → HgO(s) + H2O(I)
4.1.4.3. Garam
Besi (III) Iodida (FeI3) :
2FeI3 → 2FeI2(aq) + I2(s)
Tembaga iodida (CuI) :
2CuI → 2CuI(s) + I2(s)
4.1.5. Deret Keaktifan Logam
Logam mempunyai keaktifan yang berbeda-beda. Hal ini dapat ditentukan melalui percobaan. Urutan
kereaktifan dari beberapa logam yang lazim kita tentukan, dimulai dari yang paling reaktif, adalah
sebagai berikut :
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
4.2. Reaksi Kimia dalam Larutan Elektrolit
Reaksi kimia dalam larutan elektrolit adalah reaksi kimia yag salah satu zat pereaksinya berupa elektrolit
(asam, basa, garam). Suatu reaksi dalam larutan elektrolit dapat berlangsung apabila setidaknya salah
satu produknya berupa air (H2O), endapan, gas atau elektrolit lemah.
Hal ini dapat dipahami melalui pembahasan jenis-jenis reaksi kimia larutan elektrolit sebagai berikut :
4.2.1. Reaksi Penetralan Asam Basa
Reaksi yang terjadi antara larutan HCl dan larutan NaOH dapat
ditunjukkan oleh persamaan reaksi berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi ini dapat ditulis dengan menggunakan reaksi ion bersihnya sebagai berikut :
Na+(aq) + OH-(aq) + H+(aq) +Cl-(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Diperoleh :
H+(aq) + OH-(aq) → H2O(l)
Reaksi di atas adalah reaksi penetralan. Hal ini sesuai dengan perubahan pH yang terjadi pada beberapa
reaksi sebagai berikut :
(1) Reaksi :
Contoh : HNO3(aq) + KOH(aq) → KNO3(aq) + H2O(l)
(2) Reaksi :
Contoh : H2SO4(aq) + CaO(s) → CaSO4(aq) + H2O(l)

(3) Reaksi :
Contoh : H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq)

(4) Reaksi :
Contoh : SO3(g) + 2NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + H2O(l)
Amonia (NH3) termasuk basa yang berupa senyawa molekul sehingga dibedakan dari dua jenis basa
lainnya, yakni senyawa ion yang dapat melupas ion OH- dan oksida basa. Terdapat molekul senyawa
basa lainnya seperti metalamina (CH3NH2), tetapi reaksinya tidak umum seperti halnya ammonia.
4.2.2. Reaksi Pendesakan Logam
Reaksi yang terjadi antara logam Zn dan larutan HCl dapat ditunjukkan oleh persamaan reaksi sebagai
berikut :
Zn(s) + 2HCl (aq) → ZnCl(aq) + H2(g)
Reaksi ini dapat ditulis dengan menggunakan reaksi ion bersihnya sebagai berikut :
Zn(s) + 2H+(aq) + Cl-(aq) → Zn+(aq) + 2Cl-(aq) + H2(g)
Diperoleh:
Zn(s) + 2H+(aq) → Zn+(aq) + H2(g)
Dari reaksi tersebut terlihat bahwa logam Zn dapat mendesak atau menggantikan posisi H dalam
senyawanya. Urutan kemampuan suatu logam lainnya dan unsur H ditunjukkan dengan deret volta yang
telah disebutkan dalam keaktifan logam. Secara umum anggota deret volta yang lebih kiri dapat
mendesak anggota deret volta yang lebih kanan. Reaksi pendesakan oleh logam ini disebut juga reaksi
pendesakan logam (reaksi perpindahan). Reaksinya secara umum dapat ditulis sebagai :
A + BC → AC + B
A disebelah kiri B dalam deret Volta
Reaksi ini terdiri dari :
(1) Reaksi
Contoh : Cu(s) + AgNO3(aq) → CuNO3(aq) + Ag(s)
Cu(s) + Na2SO4(aq) ≠ Tidak bereaksi karena Cu
ada di kanan Na
(2) Reaksi
Semua logam di sebelah kiri unsur H dalam deret volta dapat mendesak H dalam asam ( selain
HNO3encer/pekat dan H2SO4pekat) membentuk garam dan gas hidrogen.
Contoh : Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Ag(s) + HCl(aq) ≠ Tidak bereaksi karena
Ag ada di kanan H
(3) Reaksi
Logam bereaksi dengan HNO3encer/pekat dan H2SO4pekat menghasilkan garam, air dan gas. Jenis gas
tergantung dari jenis dan kepekatan asam.
Contoh: 2Fe(s) + H2SO4(aq)pekat → Fe2SO4(aq)+6H2O(l)+ 3SO2(g)
3Cu(s)+HNO3(aq)encer → 3Cu(NO3)2(aq)+4H2O(l)+2NO(g)
4.2.3. Reaksi Metatesis (Pertukaran Pasangan)
Reaksi yang terjadi antara larutan Pb(NO3)2 dan larutan KI dapat
ditunjukkan oleh persamaan reaksi sebagai berikut :
Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(s) + KNO3(aq)
Reaksi ini dapat ditulis dengan menggunakan reaksi ion bersihnya sebagai berikut :
Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2K+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s) +2K+(aq) +2NO3-(aq)
Diperoleh :
Pb2+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s)
Pada reaksi di atas, terjadi pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit dimana ion Pb2+ (aq) dari
senyawa Pb(NO3)2(aq) bergabung dengan ion I dari senyawa KI. Reaksi demikian disebut reaksi
metatesis (reaksi pertukaran pasangan ). Pada reaksi ini, setidaknya satu produk reaksi akan membentuk
endapan, gas atau elektrolit lemah. Gas dapat berasal dari peruraian zat hipotesis yang bersifat tidak
stabil. Rumus umumnya dapat ditulis sebagai berikut :
AB + CD →AD + CB

(1) Reaksi
Contoh : AgNO3(aq) + HBr(aq) → AgBr(s) + HNO3(aq)

(2) Reaksi
Contoh : CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → NaSO4(aq) + Cu(OH)2(aq)

(3) Reaksi
Contoh : Na2CO3(aq) + CaNO3(aq) → 2NaNO3(aq) + CaCO3(aq)
KNO3(aq) + MgCl2(aq) ≠ Tidak bereaksi
4.3. Stoikiometri Reaksi dalam Larutan
Pada dasarnya, stikiometri reaksi dalam larutan sama dengan stoikiometri pada umumnya, yaitu bahwa
perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya. Hitungan
stoikiometri reaksi dapat digolongkan sebagai stoikiometri sederhana, stoikiometri dengan pereaksi
pembatas, dan stoikiometri yang melibatkan campuran.
4.3.1. Hitungan Stoikiometri Sederhana
Hitungan stoikiometri dengan salah satu zat dalam reaksi diketahui atau dapat ditentukan jumlah
molnya, digolongkan sebagai stoikiometri sederhana.
Penyelesaiannya dilakukan menurut langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Menuliskan persamaan setara.
(2) Menentukan jumlah mol zat yang diketahui (yang dapat ditentukan jumlah molnya)
(3) Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan dengan
menggunakan perbandingan koefisien.
(4) Menyesuaikan jawaban dengan hal yang ditanyakan.
4.3.2. Hitungan Stoikiometrri dengan Pereaksi Pembatas
Jika zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen, maka salah satu dari zat itu akan habis lebih dahulu yang
disebut pereaksi pembatas. Banyaknya hasil reaksi akan bergantung pada jumlah mol pereaksi
pembatas. Oleh karena itu, langkah penting dalam menyelesaikan hitungan seperti ini adalah
menentukan pereaksi pembatas.
4.3.3. Hitungan Stoikiometri yang Melibatkan Campuran
Jika suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen mempunyai persamaan reaksi sendiri.
Pada umumnya hitungan yang melibatkan campuran diselesaikan dengan pemisalan. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
(1) Menuliskan persamaan setara.
(2) Memisalkan salah satu komponen dengan x, maka komponen
lainnya sama dengan selisihnya.
(3) Menentukan jumlah mol masing-masing komponen.
(4) Menentukan jumlah mol zat lain yang diketahui.
(5) Membuat persamaan untuk menentukan nilai x.
(6) Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan.

STOIKIOMETRI LARUTAN
Rumus :  1.  n =       n = mol 
         
                2. Vstp  = n x 22,4    Vstp = volum pada keadaan standar
                3.  Pengenceran  ; M1 X V1  = M2 x V2
                4. M =        ket: M = Molaritas  ( mol/L), a= massa ( gram ) , V= volum (L) ,
                                                    Mr = Massa molekul relatif
                 5.  M=  ,      n= M x V
 
            RUMUS TITRASI  ASAM BASA
             

a  x Va x Ma = b x Vb x Mb ,   a= banyaknya ion H+, Va = volum larutan asam


                 Ma = molaritas asam, b = banyaknya ion OH-, Vb = volum basa, Mb = molaritas basa
A.     Reaksi dalam larutan elektrolit
1.      Reaksi asam + basa  →  garam + air ( Reaksi penetralan)
Contoh:  a. HCl + NaOH  → NaCl + H2O  ( pH netral karena asam dan basa kuat )
                 b. CH3COOH(aq) + KOH(aq)   → CH3COOK(aq)  + H2O(l) ( bersifat basa)
                 c. H2SO4(aq)  + 2NH4OH(aq)  →  (NH4)2SO4  + 2H2O  ( bersifat asam)
                 d. 3HF(aq) + Al(OH)3(aq) → AlF3(aq) + 3H2O(l)
Catatan : lemah berpasangan dengan lemah harga pH tergantung :
1.      Jika Ka lebih besar dari Kb maka larutan bersifat asam
2.      Jika Kb lebih besar dari Ka maka larutan bersifat basa
3.      Jika Ka = Kb maka larutan bersifat larutan bersifat netral
2.      Asam + oksida basa → garam + air
Contoh: a. 2HCl(aq) + MgO(s) →MgCl2(aq) + H2O(l)
                        b. 6HCN(aq) + Fe2O3(s)  →    2Fe(CN)3(aq) + 3H2O(l)  3.    
Oksida asam + Basa   →   Garam + Air
         a. CO2(g) + NaOH(aq)   → Na2CO3(aq)  + H2O(l)
           Catatan : Perubahan a. CO2 → CO3-      b.  SO3 → SO42-     c.  NO2  → NO3-
4.          Amonia  +  asam      →   Garam ammonium
NH3(g) + HCl(aq)  →   NH4Cl(aq)
5.          Logam + Asam  →  Garam + Gas hydrogen
Mg(s)  + 2HCl    → MgCl2  + H2
6.         Logam  1 + Garam 1    →   Garam 2 + logam 2
Fe(s)  + 3NaCl(aq)   → FeCl3(aq) + 3Na(s) 
7.         Garam 1 + Garam 2   →  Garam 3   + Garam 4
CuSO4(aq) + 2KBr(Aq)      →  CuBr2(aq) +k2SO4(aq)
8.      Garam 1 +  Asam 1    →    garam 2 + asam 2
MgSO4(aq)    + HNO3(aq)    →  Mg(NO3)2(aq)   + H2SO4(aq)
9.      Garam 1  + Basa 1   →  Garam 2 + Basa 2
2NaI(aq)  + Ca(OH)2(aq)  →  CaI2(aq)  +  2NaOH(aq)
B.     Persamaan reaksi ion lengkap dan ion bersih
a.       NaOH(aq)  + HCl(aq)   →  NaCl(aq) + H2O(l)  ( Yang boleh diionkan adalah yang fase aqua )
Na+ + OH- + H+ + Cl-       →  Na+  +  Cl- + H2O (Persamaan reaksi ion lengkap)
OH- + H+   → H2O(l)  (Persamaan reaksi ion bersih)
Contoh soal:
1.      5, 4 gram logam aluminium direaksikan dengan 200 ml larutan asam sulfat menghasilkan . 
aluminium sulfat  dan gas hydrogen ( Ar Al= 27), tentukan:
a.       Persamaan reaksinya  b. Konsentrasi larutan H2SO4,   c. Volum gas hydrogen pada STP
Jawab:
a.       Persamaan reaksinya :
2 Al    + 3 H2SO4    → Al2(SO4)3 + 3H2
b.      Perbandingan koefisien : 2: 3 : 1 : 3
Diketahui  a Al = 5,4 gram,   Ar Al =27,    n= a/ Ar,  n= 5,4/27 = 0,2 mol
 0,2 mol Al – 0,3 mol H2SO4 – 0,2 mol H2
Maka konsentrasi H2SO4 = n/v
                                         = 0,3/ 0,2= 1,5 M
c.       V stp H2  = n x 22,4  = 0,2 mol x 22,4 = 6, 72 liter
1.      100 ml larutan timbale (II) nitrat 0,1 M direaksikan dengan 100 ml larutan kalium iodide 0,1 M
Tentukan a. Tuliskan persamaan reaksi setaranya
b.      Tentukan pereaksi pembatas
c.       Hitung mol pereaksi yang tersisa
d.      Hitung massa (gram ) endapan PbI2 yang terbentuk ( Mr PbI2 = 461)
2.      Hitung berapa ml HCl yang diperlukan pada titrasi larutan HCl 0,1 M yang tepat bereaksi
dengan 20 ml larutan NaOH 0,2 M!
Soal:
1.    Selesaikan reaksi-reaksi dibawah ini:
a.       Fe + HCl             b. Mg + HCl           c. Cu + H2SO4          d. Zn + H2Cr2O7     e. Al  + NiSO4
          f. MgSO4  + BaCl2    g. Na3PO4  + CaI2   h. K2SO3  + HNO3   i. PbCl2  +NaOH
            j. Na2SO4  + KOH
2.   Sebanyak 50 ml larutan perak nitrat 0,1 M direaksikan dengan 150 ml larutan KI 0,1 M,
tentukan        massa endapan yang dihasilkan! ( Ar Ag= 108, I= 127 )
3. Apabila 2,7 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 100 ml larutan asam sulfat maka
dihasilkan gas hidrogen
     a. Tentuka garam yang dihasilkan       b. tentukan konsentrasi asam sulfat tersebut
     c. Tentukan volum gas hidrogen pada keadaan stándar
4. Tuliskan persamaan reaksi penetralan asam basa berikut ini :
     a. Kalsium hidroksida + asam klorida          b. Natrium hidroksaida  + asam sulfat
5. 100 ml larutan AgNO3 0,1 M direaksikan dengan larutan NaCl menurut reaksi
    AgNO3(aq) + NaCl(aq)  → AgCl(Aq) + NaNO3(aq)
    Hitung banyaknya endapan AgCl yang terbentuk ¡ ( Ar Ag= 108, Cl= 35,5 )
6.Sebanyaknya 6 gram logam magnesium (Ar Mg=24) direaksikan dengan larutan asam klorida
berlebih menurut reaksi : Mg(s) + 2HCl(aq)   → MgCl2(aq)  + H2(g)
Hitung volum gas hirogen yang terbentuk bila diukur pada keadaan estándar
7.Larutan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 100 ml direaksikan dengan 100 ml larutan KI 0,1 M , Jika
Ar= Pb= 207, I=127 , maka
a.       Tuliskan persamaan reaksi setaranya!        C. Tentukan persamaan reaksi pembatasnya
b.      Hitung massa (gram) endapan yang terbentuk
8.Larutan Pb(NO3)2 0,2 M sebanyak 50 ml direaksikan dengan 50 ml larutan KI 0,8 M , jika Ar
Pb= 207, I=127, tuliskan a. persamaan reaksi setaranya  b. tentukan pereaksi pembatasnya   c.
Hitung massa endapan yang terbentuk.

KIMIA : STOIKIOMETRI LARUTAN
 

REAKSI PENETRALAN

1. 1.  ASAM + BASA   à  GARAM  +  AIR

Contoh : H2SO4  +  Ba(OH)2  à BaSO4  +  H2O

1. 2.  OKSIDA ASAM  +  BASA   à   GARAM    + AIR

Contoh :  CO2  + NaOH  à  Na2CO3  + H2O

1. OKSIDA BASA + ASAM  à  GARAM + AIR

Contoh  :  Al2O3   +  3 H2SO4 à   Al2(SO4)3   +  3 H2O

4. OKSIDA ASAM  + OKSIDA BASA  à  GARAM

Contoh  : CO2 +Na2O à  Na2CO3

REAKSI PENDESAKAN LOGAM


Pada tahun 1825 ALESSANDRO GIUSEPPE VOLTA dari ITALIA menyusun DERET
LOGAM, mulai dari Reduktorterkuat sampai reduktor terlemah yang dinamakan DERET
VOLTA. Deret itu adalah   :

K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-AgPt-Au

Makin ke kiri letak suatu logam, sifat reduktornya makin kuat. Oleh karena itu, anggota deret
volta yang lebih kiri dapat mendesak anggota deret volta yang lebih kanan melalui reaksi redoks.
Reaksi ini disebut reaksi pendesakan logam.

Sebagai contoh alumunium dapat bereaksi dengan larutan asam, sebab Al terletak disebelah kiri 
H, dilain pihak perak tidak bereaksi deengan larutan asam, sebab Ag terletak disebelah kanan H.

Ada 2 jenis reaksi pendesakan logam dalam larutan elektrolit yaitu   :

1. Logam  + Asam  à   Garam   + H2

Syarat berlangsungnya reaksi  :

1. Logam yg direaksikan harus terletak disebelah kiri H


2. Asam yang direaksikan bukanlah HNO3 atau H2SO4 pekat
3. Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan oksidasi, garam yang terbentuk
mengandung ion logam yang bermuatan  2+

Contoh :  Zn  + H2SO4 à ZnSO4   +  H2

2Al  + 6 HBr à 2 AlBr3  +  3 H2

Ag   + HCl  à  tidak terjadi reaksi

1.  Logam   +  Garam  à  Garam  +  Logam

Syarat berlangsungnya reaksi      :

1. Logam yang direaksikan harus terletak disebelah kiri logam pada garam
2. Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan oksidasi, garam yang terbentuk
mengandung ion logam yang bermuatan 2+.

Contoh   :

Zn  + CuSO4   à  ZnSO4   + H2

Cu   + 2 AgNO3 à  Cu(NO3)2   +  2 Ag

Pb   + NiCl2  à  tidak terjadi reaksi.


REAKSI METATESIS

Adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari 2 buah elektrolit . ada 3 jenis reaksi metatesis yaitu:

1. GARAM AX  + GARAM BY   à    GARAM AY  +  GARAM BX


2. GARAM AX   + ASAM HY  à    GARAM AY   +  ASAM HX
3. GARAM AX  +  BASA B(OH)2  à   GARAM BX  +  BASA A(OH)

Syarat berlangsungnya reaksi   :

Salah satu zat yang terbentuk diruas kanan harus mengendap(berupa padatan yang tidak larut),
atau berupa gas, atau dapat terurai menjadi gas.

Asam yang berupa gas yaitu  : H2S

Asam yang terurai menjadi gas yaitu  :   H2CO3  à  H2O  +  CO2(g)

H2SO3 à  H2O  +   SO2(g)

Basa yang terurai menjadi gas yaitu    :    NH4OH  à  H2O   +   NH3(g)

DAFTAR KELARUTAN ELEKTROLIT DALAM AIR

1. Semua asam larut .


2. Sebagaian besar basa tidak larut. Kecuali  : NaOH, KOH, NH4OH, Ba(OH)2, dan Ca(OH)2 larut.
3. Garam Kalium, Natrium, Amonium, Nitrat(NO 3-), Asetat(CH3COO-, Hipoklorit(ClO-),
klorit(ClO2-),klorat,(ClO3-)perklorat(ClO4-),bromat(BrO3-),dan iodat(IO3-) semua larut.
4. Garam sulfat umumnya larut. Kecuali  : BaSO4, PbSO4, dan Ag2SO4 tidak larut.
5. Garam flourida(F-) umumnya  larut. Kecuali  : MgF2,CaF2, dan BaF2 tidak larut.
6. Garam klorida (Cl-),Bromida(Br-) dan iodida(I-) umumnya larut.
7. Garam Sulfida (S-2) umumnya tidak larut kecuali   : Na2S, K2S, (NH4)2S,MgS, CaS, dan BaS larut.
8. Garam-garam yang belum disebutkan (CO 3+, CrO4+, (PO4)3-, NO2-  dsb) umumnya tidak larut.
Kecuali Na+, K+, dan NH4+ Larut lihat no 3.

Contoh reaksi metatesis    :

AgNO3  +  NaCl    →  AgCl(s)  +  NaNO3

Pb(NO3)2  +  K2SO4  →  PbSO4(s)  + 2KNO3

CaCO 3  +  2HCl   →  CaCl2  +  H2CO3 (H2O  +  CO2)


Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan
kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam
gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat
untuk mendapat satu muatan.

Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan, H = 1, S = 32 dan O = 16, kita dapat
tentukan gram ekivalennya. Dalam hal ini kita telah mengenal konsep ionisasi. 1 mol H2SO4 =
98 gram. (Ingat konsep mol).

Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti unsur dan metron
yang berarti mengukur.  Stoikiometri membahas tentang hubungan massa antarunsur dalam suatu
senyawa (stoikiometri senyawa) dan antarzat dalam suatu reaksi (stoikiometri reaksi).
Pengukuran massa dalam reaksi kimia dimulai oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743 – 1794)
yang menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa (hukum kekekalan
massa). Selanjutnya  Joseph Louis Proust (1754 – 1826) menemukan bahwa unsur-unsur
membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan tetap). Selanjutnya
dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton menemukan hukum dasar kimia yang
ketiga, yang disebut hukum kelipatan perbandingan. Ketiga hukum tersebut merupakan dasar
dari teori kimia yang pertama, yaitu teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun
1803. Menurut Dalton, setiap materi terdiri atas atom, unsur terdiri atas atom sejenis, sedangkan
senyawa terdiri dari atom-atom yang berbeda dalam perbandingan tertentu. Namun demikian,
Dalton belum dapat menentukan perbandingan atom – atom dalam senyawa (rumus kimia zat).
Penetapan rumus kimia zat dapat dilakukan berkat penemuan Gay Lussac dan Avogadro.
Setelah rumus kimia senyawa dapat ditentukan, maka perbandingan massa antaratom (Ar)
maupun antarmolekul (Mr) dapat ditentukan. Pengetahuan tentang massa atom relatif dan rumus
kimia senyawa merupakan dasar dari perhitungan kimia.

Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan, yaitu sebagai berikut :

MOLARITAS (M) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mL larutan.
NORMALITAS (N) : adalah banyaknya gram ekivalen zat yang terlarut dalam 1000 mL larutan.
MOLALITAS (m) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mg pelarut.

STOIKIOMETRI LARUTAN
STOIKIOMETRI LARUTAN
A. Zat yang mudah larut
Untuk menentukan jumlah volume larutan (V), mol (n), molaritas (M) zat yang hanya diketahui salah
satu zat yang bereaksi, dapat ditentukan dengan perbadingan koefisien reaksi.
Rumus yang berhubungan dengan stoikiometri larutan ini adalah :

mol (mol)

Molaritas (mol/L)

Mol STP

Mol tidak STP


PV = nRT

Cara mudah menentukan V, n, M:


Buat persamaan reaksi setarakan koefisien reaksi.
Tentukan mol atau mmol zat yang diketahui.
Cari mol yang ditanya dengan membandingkan koefisien zat dit/koefisien dik dikali dengan mol yang
diketahui.
Ex.
1. Tentukan volume larutan Ba(OH)2 0,1 M yang diperlukan, jika direaksikan dengan 100 mL HCl 0.3 M.
Jawab:
BaCl2 + 2H2O2HCl + Ba(OH)2
mmol HCl = volume HCl x konsentrasi HCL
= 100 mL x 0.3 M = 30 mmol
mmol BaOH brx =
= = 15 mmol
Vol Ba(OH)2 =
B. Zat yang sukar larut
Bila zat yang dilarutakan berupa zat yang sukar larut dalam air akan terbentuk endapan. Pembentukan
endapan menunjukkan perubahan sifat kelarutan. Beberapa senyawa dibawah yang sukar larut sebagai
berikut:
Anion (-) Kation (+) Seny yg terbentuk(end)
Cl-, Br-, I- Ag+, Pb+2,Hg+¬ dan Cu+2 AgCl, AgBr, AgI, PbCl2, PbBr2, PbI2, HgCl2, HgBr2, HgI2, CuCl2,
CuBr2,CuI2
SO42- Ag+, Pb2+ dan beberapa unsur gol IIA (Sr-2,Ba2+) Ag2SO4, Pb SO4, SrSO4, dan BaSO4
OH- Mg2+ dan beberapa unsur gol transisi (Cu, Zn dan Fe) Mg(OH)2, Cu(OH)2, Fe(OH)3 dan Zn(OH)2
S2- Bebrapa unsur transisi (Cu, Ag, Pb dan Zn CuS,Ag2S, PbS, ZnS

Ex. Jika 11, 2 g logam besi (Ar Fe= 56 g/mol) direaksikan dengan larutan HCL 0,25 M. Tentukan volume
HCl yang diperlukan dan gas hidrogen yang dihasilkan pada keadaan STP.
Jawab:
2FeCl3(aq) + 3H2 (g)2Fe(s) + 6HCl(aq)
mol Fe = g/Ar = 11.2g/56 g/mol = 0.2 mol
mol HCl = koef HCl/koef Fe x mol Fe
= 6/2 x 0,2 mol= 0,6 mol
Vol HCl = mol HCl/M HCL
= 0.6 mol/0.25 M= 2.4 L
mol H2 = koef H2/ koef Fe x mol Fe
= 3/2 x 0,2 mol = 0,3 mol
Vol H2 = 0,3 mol x 22,4 L/mol = 6,27 L
C. Pereaksi pembatas
Dalam perhitungan kimia biasanya hanya diketahui jumlah mol mula-mula yang diketahui adalah satu
pereaksi saja. Jadi jumlah mol pereaksi yang lain dapat diketahui dengan cara membandingkan mol
sesuai dengan koefisien reaksi setiap zat. Dari sini bisa ditentukan reaksi pembatas (pereaksi yang habis
bereaksi.
Cara cepat untuk mengetahui pereaksi pembatas (pereaksi yang habis bereaksi):
Tentukan jumlah mol yang diketahui.
Buat persamaan reaksi setarakan koefisien reaksinya
Buat jumlah mol mula-mula dari masing-masing zat yang berx
Bandingan jumlah mol dengan koefisien rx masing-masing zat.
Ex.
Mg (s) + MgCl2(aq) + H2 (g)2HCl
Mula2 0.2 0.3

 Hasil bagi mol per koefisien reaksi yang terkecil adalah zat yang habis bereaksi (pereaksi pembatas).
Hasil bagi mol yang besar adalah zat yang bersisa.
Tentukan mol zat yang berx dengan cara bandingkan koefisien dengan mol zat prx pembatas.
Mol Mg brx =
Mol zat sisa = mol awal – mol brx, kemudian tentukan massa sisa.
Untuk seterusnya bisa ditentukan dengan cara-cara sebelumnya adalah sama.
Ex. Sebanyak 4,8 g logam magnesium direaksikan dengan 30 mL larutan HCl 1 M menghasilkan garam
MgCl2 dan gas Hidrogen. Tentukan massa garam MgCl2 yang terbentuk, volume gas hidrogen yang
terbentuk pada STP dan pereaksi yang habis dan jumlah sisa pereaksi? (Ar Mg = 24, Cl = 35)
Jawab:
Mg (s) + MgCl2(aq) + H2 (g)2HCl
Mula2 0.2 0.3

Preaksi pembatas HCl (nilai terkecil)


mol Mg = g/Ar = 4,8 g/ 24 g/mol = 0,2 mol
mol HCl = 300 mL x 1 M = 300 mmol = 0,3 mol HCl
mol MgCl2 = koef MgCl/koef HCl x mol HCl
= ½ x 0.3 mol = 0.15 mol
Massa MgCl2 yang terbentuk = mol x Mr
= 0.15 mol x 95 g/mol = 14.25 g
mol gas H2 = koef H2/koef HCl x mol HCl
= ½ x 0,3 mol = 0.15 mol
Vol H2 = mol H2 x Vol STP = 0.15 mol x 22.4 L/mol = 3.36 L
pereaksi yang habis dan yang bersisa
- mol Mg yang bereaksi = koef Mg/koef HCl x mol HCl
= ½ x 0,3 mol = 0.15 mol
- mol Mg sisa = mol Mg awal – mol Mg brx
= 0.2 mol – 0.15 mol = 0.05 mol
- massa Mg sisa = mol x Ar Mg = 0.05 mol x 24 g/mol= 1,2 g

D. Hukum gas
Juga bisa digunakan untuk perbadingan dua gas dan pada gas dalam tekanan dan suhu yang sama.
Berlaku hukum-hukum gas.
Hukum Avogadro
Pada tekanan dan suh yang sama, gas-gas yang bervolume sama akan memiliki mol yang sama. Dengan
rumus sebagai berikut:

Ex. Reaksi logam aluminium dengan asam sulfat encer menghasilkan gas H2 sebanyak 6 liter. Berapa
gram Al telah bereaksi jika gas H2 diukur pada tekanan dan suhu dimana 0.5 liter gas NO massanya 0.75
g?
Jawab:
Al2(SO4)3 + 3H22Al + 3H2SO4
 Mol NO = g/Mr = 0,75 g / 30 g/mol = 0,025 mol
V NO = 0,5 liter
V H2 = 6 L

n H2 =
Mol Al =
= = 0.2 mol
Massa Al = gram x Ar = 0,2 mol x 27 g/mol = 5,4 gram

Hukum Keadaan standart (STP)


Setiap 1 mol pada suhu 00C dan tekanan 1 atm memiliki volume 22,4 L (22,4 dm3). Berlaku rumus:
Liter STP = mol x 22,4 L/mol
Hukum dalam keadaan tidak standar jika suhu dan tekanan diketahui.
Pv = nRT

STOIKIOMETRI LARUTAN
A.      Reaksi netralisasi (reaksi penggaraman )

Jika larutan asam di campurkan dengan larutan basa akan terjadi reaksi, yaitu: reaksi
pengikatan ion H+ dari asam oleh OH- dari basa menghasilkan air (H2O), reaksi ini di
sebut reaksi netralisasi.

·         Contoh:

Asam + basa --> garam + air

HCl + NaOH --> NaCl +H2O

·         Contoh soal:

1.       Tuliskan reaksi berikut:

a)      KOH + HCl

b)      Ca(OH)2 + 2HCl

c)       2Al(OH)3 + 3H2SO4

Jawabannya:

a)      KOH + HCl --> KCl +H2O

b)      Ca(OH)2 + 2HCl --> CaCl2 + 2H2O

c)       2Al(OH)3 + 3H2SO4 --> Al2(SO4)3 + 6H2O

2.       Tuliskan reaksi berikut:

a)      3Ba(OH)2 + 2H3PO4

b)      Al3+ + 3Cl-

c)       Ba2+ + 2Cl-

d)      H+ + OH-

e)      Ba2+ + S2-

Jawabannya:
a)      3Ba(OH)2 + 2H3PO4 --> Ba3(PO4)2 + 6H2O

b)      Al3+ + 3Cl- --> AlCl3

c)       Ba2+ + 2Cl- --> BaCl2

d)      H+ + OH- --> H2O

e)      Ba2+ + S2- --> BaS

3.       NaOH + H2SO4 -->

2NaOH + H2SO4 --> Na2SO4 + 2H2O

4.       HCl + Al(OH)3 -->

3HCl + Al(OH)3 --> AlCl3 + 3H2O

5.       Ba(OH)2 + HCl -->

Ba(OH)2 + 2HCl --> BaCl2 + 2H2O

·         Perbandingan koefisien reaksi = perbandingan mol

-          Contoh :

1.       3HCl + Al(OH)3 --> AlCl3 + 3H2O

- koefisien : - HCl = 3

- Al(OH)3 =1

- AlCl3 = 1

- H2O = 3

- mol : - HCl = 3

- Al(OH)3 =1

- AlCl3 = 1

- H2O = 3

2. 25ml H2SO4 0,2M dinetralkan oleh KOH


a) tuliskan reaksi yang terjadi

b) tentukan jumlah mol zat yang terbentuk

c) tentukan jumlah massa masing-masing zat yang di hasilkan( Mr. K2SO4 =174, Mr.
H2O = 18 )

jawabannya:

a)      H2SO4 + 2KOH --> K2SO4 + 2H2O

b)      Mol: - H2SO4 = M x Volume = 0,2 x 0,025 = 5x10-3 mol

Ket H2SO4 + 2KOH --> K2SO4 +


. 2H2O

M= 0,005 mol - - -
R= 0,005 mol 2/1x0,005 = 1/1x 0,005 = 2/1x 0,005 = 0,01
0,01 mol 0,005 mol mol
S= 0 0 0,005 mol 0,01 mol

-          Jumlah mol zat yang terbentuk setelah reaksi :

Mol. K2SO4 = 0,005 mol

Mol. H2O = 0,01 mol

c)       Massa K2SO4 = mol x Mr. K2SO4 = 0,005 x 174 = 0,87 gram.

Massa H2O = mol x Mr.H2O = 0,01 x 18 = 0,18 gram.

3. sebnyak 2,7 gram logam aluminium di larutkan dalam 100 ml larutan H2SO4:

a) tuliskan reaksi yang terjadi

b) tentukan jumlah mol zat yang terbentuk

c) tentukan jumlah massa masing-masing zat yang di hasilkan( Mr. Al2(SO4)3 = 342,
Mr. H2 = 2 )

jawabannya:
a)      2Al + 3H2SO4 --> Al2(SO4)3 + 3H2

b)      Mol. Al : gram/Mr.Al =2,7/27 = 0,1 mol

Ket 2Al + 3H2SO4 -->  Al2(SO4)3 +


. 3H2

M = 0,1 mol - - -
R = 0,1 mol 3/2 x 0,1mol= 1/3 x 0,15mol = 3/1x 0,05mol
0,15 mol 0,05mol = 0,15mol
S= 0 0 0,05 mol 0,15 mol

-          Jumlah mol masing-masing zat yang terbentuk setelah reaksi :

Mol. Al2(SO4)3 = 0,05 mol

Mol. H2 = 0,15 mol

c)       – massa. Al2(SO4)3 = mol x Mr.Al2(SO4)3 = 0,05 x 342 = 17,1 gram

– massa . H2 = mol x Mr.H2 = 0,15 x 2 = 0,3 gram

·         Catatan :

-          Mol = gram/Mr

-          Mol = M x Volume

-          Mol = jumlah partikel / 6,02 x 10”23

-          Mol = Volume / 22,4 ( keadaan STP )

B.      Titrasi Asam-Basa

-          Buret

-          Titik ekivalen

-          Titik akhir titrasi

·         Tirasi Asam-Basa dilarutkan untuk menemukan molaritas asam atau basa.

·         Titik ekivalen, yaitu: saat jumlah mol asam = jumlah mol basa.
·         Titik akhir titrasi, yaitu: saat di hentikannya titrasi yang ditandai dengan terjadinya
perubahan warna.

·         Larutan titran ( larutan standar ) = larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.

·         Larutan analit = larutan yang dicari konsentrasinya.

-          Contoh soal :

1.       Tentukan molaritas larutan HCl. HCl dititrasi dengan NaOH 0,1 M, dengan data
sebagai berikut:

Percobaa Volume NaOH Volume HCl


n
1 10 ml 20 ml
2 11 ml 20 ml
3 9 ml 20 ml
Rata-rata 10 ml 20 ml

Jawabannya :

V1 x M1 x Valensi asam = V2 x M2 x Valensi basa

20 ml x M1 x 1 = 10 ml x 0,1 x 1

M1 = 1/20 = 0,05M

2.       2gram cuplikan Ca(OH)2 di larutkan dalam air sampai 20 ml. larutan ini dinetralkan
oleh 20 ml HCl 1,2 M. tentukan persen kemurnian Ca(OH)2 tersebut?(Mr. Ca(OH)2=
74)

Jawabannya:

V1 x M1 x Valensi asam = V2 x M2 x Valensi basa

20 ml x 1,2 x 1 = 20 ml x M2 x 2

M2 = 24/40 = 0,6 M

·         Mol.Ca(OH)2 = M x V
= 0,6 x 0,02 L

= 0,012 mol

·         Massa.Ca(OH)2 = mol x Mr.Ca(OH)2

= 0,012 x 74

= 0,89 gram

%.Ca(OH)2 = 0,89/2 x 100% = 44,5%

C.      Kurva titrasi Asam – basa

Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan PH. Ada 4 macam titrasi yang biasa
dilakukan :

a)      Titrasi asam kuat dan basa kuat, titik ekivalen pada PH = 7

b)      Titrasi basa kuat dan asam kuat, titik ekivalen pada PH = 7

c)       Titrasi asam lemah dan basa kuat, titik ekivalen pada PH > 7

d)      Titrasi basa lemah dan asam kuat, titik ekivalen pada PH <
Detik itu
Detik pukul satu
Ketika pancaroba hadir dalam hidup
Saat keraguan datang
Kemarau membayang
Panas terik mentari hingga ke jiwa
Tanaman hijau letih, lemah, dan layu
Menanti rintik air membasahi bumi
Jiwa-jiwa suci terasa hampa
Sunyi, sepi, tanpa kehidupan
Menahan kemarau berkepanjangan
Harapan hujan tertahan
Daun-daun kering berguguran
Tanah merintih gersang menerjang
Bumi menjerit kesakitan
Oh Tuhan, berikan kedamaian
Setiap jejak yang terpijak
Setiap irama yang terhembus
Rasa panas telah menemani jiwa
Mencoba tetap bersabar
Mencoba tetap tegar
Tuk menahan kemarau panjang di hati
Menanti hujan berjatuhan
Kini do’a telah terkabulkan
Kebahagiaan yang dinantikan
Musim hujan telah datang
Terima kasih wahai Tuhan
Namun ketika hujan datang
Kekeringan masih menghadang
Seakan hidup tertekan
Tak mampu lagi untuk bertahan
Ketika lisan tak sanggup mengatakan
Ketika hati tak sanggup merasakan
Ketika jiwa tak sanggup membuktikan
Rasa kedamaian yang telah datang
Bertemanlah wahai awan
Bersahabatlah wahai hujan
Biar terasa mekarnya kehidupan
Biar memberi warna keceriaan
Dengan harap aku lantunkan
Dengan ikhlas aku sajakkan
Do’a suci pada Ilahi
Agar Engkau memberikan kesegaran dalam hidup ini
Syair UAS

Ini malam materi harus diringkas


sistem kebut semalam buat mata seperti memelas
berserakanlah pena dan kertas
membuat kepala seperti diperas
dengan materi yg buat mengas
aduh mana yang mau dipelajari bagi si malas
kerjanya cuma kecilin catatan di kertas
lumayan buat ngisi UAS
ketahuan dosen bilang cuma alas
aduh kasihan si pemalas!
Nilai besar masih tak puas
karena tidak usaha keras
maka sahabat belajarlah jika UAS
Allah suka hatipun ikhlas

(masih) kemarau
Musim kemarau masih enggan berlalu
tetap tegak tak menyapa waktu
tak peduli melebur debu
menjilat rumah-rumah kayu

kemarau memprihatinkan
tetap menyemburkan debu-debu jalanan
bertahta menutupi hujan
mengingkari kesepakatan dengan bulan-bulan

kemarau tetap bertahan


menghabiskan berhektar lahan
tapi, mereka masih belum berpikir apa yang menyebabkan
padahal mereka telah merupakan perjanjian agung dengan Sang Penggenggam hujan

Indralaya, 4 Oktober 2012 (di mata kuliah Sanggar Sastra)

Rasanya Baru Kemarin

Rasanya baru kemarin menginjakkan kaki di sini


di tanah penuh perjuangan
perjuangan untuk bersaing menempati kursi di Universitas ternama bumi Sriwijaya ini
Entah apa yang membuatku berada disini
karena campur tangan Allah yang pasti

Rasanya baru kemarin menjadi mahasiswa baru


Rasanya baru kemarin mendaftar menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa
Rasanya baru kemarin bergabung di jalan dakwah ini
tiga tahun lebih, memasuki semester ke tujuh
seharusnya dalam alur, sudah memenuhi rekayasa finansial
seharusnya sudah lebih dewasa dan menjadi teladan
seharusnya sudah hampir memenuhi sepuluh muwashafat kader

tapi, nyatanya hafalanku belum bertambah


tapi, nyatanya tiap bulan masih menadah
tapi, nyatanya urusanku belum terarah

Mungkin usahaku belum maksimal


Mungkin aku yang belum dapat mengatur urusan
Mungkin aku masih bersantai

Kini waktuku tinggal sedikit lagi


Kini kesempatanku hampir habis
Kini aku tengah bosan

Sedikit lagi…sebentar lagi…


semangat, semangat, dan terus bersemangat!

Dewasalah sedikit
Wibawalah sedikit
Kuatlah sedikit

Rasanya baru kemarin, kini telah tingkat akhir!

Hijrah

Sesungguhnya ini adalah jejak para syuhada


yang meninggalkan budaya jahiliyah dari masa lalunya
yang meninggalkan kemewahan harta bendanya
yang meninggalkan kebiasaan membunuh hidup-hidup bayi perempuannya
hijrah ke madinah kemudian disatukan dalam ukhuwah islamiyah
yang hijrah bukan sekedar raganya tapi dengan segenap jiwa
3 tahun kemudian, kuatlah pertahanan itu sehingga muncullah fathu Makkah
tibalah masa ekspansi saat amirul mukminin memutuskan bergabung sebagai syuhada

kitapun dapat hijrah meninggalkan kejahiliyahan


menyusun cita-cita masa depan
melahirkan generasi emas yang akan menjadi arsitek peradaban
menuju Islam yang akan kembali gemilang
menegakkan panji-panji kebenaran
menyusun strategi-strategi menjemput keindahan seni kematian

Wahai Sang Petarung


Wahai sang petarung
takut-takut aku mengikutimu
ya, kau yang bertarung dengan penyakitmu
tapi tak pernah kumelihat keluhanmu
meskipun penyakit itu menyisakan tulang di tubuhmu

Wahai sang petarung


teruslah menceritakanku siroh-siroh nabi dan sahabat
teruslah membaca, menulis, dan berbicara
bahkan kau tengah bertarung untuk meninggalkan jejak hidupmu
jejak yang akan terus dikenang sebagai petarung kehidupan

Wahai sang petarung


semoga Allah memanjangkan umurmu
untuk melahirkan generasi yang berkualitas sepertimu
sesungguhnya jiwa pemimpin terlihat dari ruh bicaramu
ya, ruh… ruh yang berupa aura natural yang Allah beri lewat qiyamullailmu

Wahai sang petarung


kepakkan sayapmu
terbanglah melesat mengikuti maumu
untuk mengukir visi misi hidupmu

Hujan

Ya Allah turunkanlah hujan


yang akan mengisi sumur-sumur kekeringan
yang akan mengurangi debu jalanan
yang akan memberi minum hewan kehausan
yang akan membasahi pohon serta tumbuhan
jika ini teguran maka kami harapkan ampunan
tak sanggup jika ke sekolah harus kesiangan
mencuci di kosan teman
Allah, turunkanlah hujan!

Mitsaqon Gholizo

Ini adalah perjanjian yang kuat


bukan hanya diucapkan di lisan tapi juga diikrarkan dalam hati
Ini bukan sekedar ucapan yang dilupakan
tapi saat diikrarkan menggetarkan Arsy-Nya
Bukan janji saat itu saja tapi dibutuhkan komitmen luar biasa
Harus dipersiapkan visi misi yang jelas untuk mengucapkannya
Ini hanya diucapkan sekali seumur hidup kepada pilihanmu dan pilihan-Nya
Ini bukan sekedar menyatukan dua hati,
tapi juga menyatukan dua keluarga dengan latar belakang yg berbeda dr segala aspek
Bukan hanya pemuas nafsu belaka,
tapi dipertanyakan pertanggungjawabanmu kelak disana
Jadi, jangan sembarangan mengucapkannya persiapkanlah segala konsekuensi yang akan kau
tanggung.

#Dedicated for my beloved brother_Mas Aan n Mbak Rita:-)

Kidung 49

Kepada Ibunda tercinta, selamat hari lahir


Duhai malaikat penjagaku di waktu kecil
ustadzah pertamaku yang mengajari mengucapkan basmallah
guru pertamaku yang membantu memegang pensil untuk menulis dan mengajariku a be ce
dokter terbaikku yang selalu terjaga di sisi saat sakit
teman curhatku saat ingin berbagi
manajerku yang selalu mengingatkan untuk bangun di sepertiga malam
ibu yang menyiapkan sarapan lengkap dengan susu hangat sebelum keluar rumah
menteri keuangan di sepanjang hayat
ibu nomor satu dari seluruh dunia.
Di usia 49 tahun ini, moga ibu diberi Allah kesehatan dan keberkahan usia
diberi kebahagiaan di dunia dan akhirat,
serta diberi ketabahan dalam menghadapi ujian.
Saat ini, telah mengumpulkan mozaik ke 49 dalam hidup.
Ananda mencintai ibu karena Allah ^_^

Torehan Cinta Buat Mentariku

Mentari….teruslah bersinar dihatiku


tiap ku kan katakan cinta, bibirku kelu
mentari….teruslah dengar kisahku
jadilah lentera bagi jalanku
mentari…kasihmu tak lekang buatku
jarak pisahkan aku dan dirimu
namun, panasmu menjangkau diriku
kelu…….
mentari…ku kan selalu ingat pesanmu
relakan ku berpisah denganmu
jangan kau teteskan bulir suci dari matamu saat melepasku
mentari…ku kan membuatmu bisa mengandalkanku
bunda…kaulah mentari hatiku

PANTUN
Bibir di kulum makan daun katu
Buah asam di masak gulai santan
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terimalah salam kami wahai besan

Makan siang pakai sayur katu


Masak lepat dengan daun pandan
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Selamat datang kami ucapkan
malam-malam ke kota garut
keliling kampung lampunya redup
barangsiapa suka cemberut
wajahnya tua seumur hidup
naik pesawat terbang ke angkasa
terus melaju sampai california
kasih ibu sepanjang masa
bagai sang surya menyinari dunia
rambut panjang hendak dicukur
sayang disayang gunting tak punya
barangsiapa pandai bersyukur
niscaya Allah menambah rizkinya
pergi ke pasar menjual pengki
pengki tak laku diganti panci
janganlah kita berhati dengki
hidupnya hina banyak yang benci
buka puasa makannya rendang
ditambah lagi bolu seloyang
wajah cantik sedap dipandang
rajin mengaji rajin sembahyang
pohon ditebang jadi kayu bakar
aduh kasihan si lebah madu
kenapa kita mesti bertengkar
kalaulah bisa bersatu padu

Coba dik makan buahnya


Buahnya masih segar
Mau nggak dik jadi pacar saya
Saya belum punya pacar
Saya mau makan pepaya
Asal saja dibuang kulitnya
Saya mau jadi pacar kanda
Asalkan kanda setia

Anda mungkin juga menyukai