Anda di halaman 1dari 23

TITRASI ASIDI-ALKALIMETRI

ASAM POLIPROTIK DAN BASA KUAT

Disusun Oleh:

Dewi Nafiah (4301414060)


Liska Ariani (4301414061)
M. Rasyid Nafi (4301414080)
Andhiena M.N. (4301414096)
Ahmad Roisul M. (4301413052)

Titrasi merupakan
salah satu cara
untuk menentukan
konsentrasi larutan
suatu zat dengan
cara mereaksikan
larutan tersebut
dengan
zat lain
yang
Asidimetri
adalah
diketahui
titrasi
untuk
konsentrasinya.
menentukan
kadar

suatu basa atau garam


menggunakan larutan
standar asam.
Alkalimetri untuk
menentukan kadar
suatu asam atau
garam menggunakan
larutan stansar basa.

PENGERTIAN
TITRASI

Titik ekivalen pada


titrasi asam basa
adalah pada saat
sejumlah asam
tepat dinetralakan
oleh sejumlah basa.
Titrasi biasanya
dibedakan
berdasarkan jenis
reaksi yang
terlibat di dalam
proses titrasi.

APA SIH DEFINISI


ASIDI-ALKALIMETRI
POLIPROTIK??

DEFINISI ASIDI-ALKALIMETRI
POLIPROTIK
Asam poliprotik adalah suatu asam
yang memiliki dan berkemampuan
untuk melepas lebih dari satu ion H+ di
dalam larutannya.
Rumus umum asam poliprotik
dinyatakan dengan HnX dengan nilai n
biasanya 2 atau 3.
Untuk asam poliprotik dengan rumus
umum H2X, maka tahapan dissosiasi
dapat dinyatakan dengan persamaan:

Besarnya Ka dalam tiap-tiap tahapan


tergantung dari kekuatan asamnya dan
tahapan dissosiasinya, nilai .
Besarnya perbedaan nilai Ka tiap
tahapan sekitar 104.

Bila perbedaan antar nilai Ka sebesar


104 atau lebih maka perhitungan pHnya
identik dengan asam monoprotik, yaitu
dengan mengabaikan reaksi terhadap
asam lemahnya.

G
N
A
Y
R
O
T
A
K
I
D
I
N
I
S
A
A
J
R
A
T
I
T
A
APA S
D
A
P
N
A
K
A
I
N
R
T
U
E
G
I
M
D
I
L
A
K
L
ASIDI-A OTIK ??
POLIPR

Indikat
or
KERTAS LAKMUS

Asam
Basa
Lakmu
s
Merah
Lakmu
s Biru

INDIKATOR
ASAM BASA
UNIVERSAL

Larut

Larut

an

an

Asam

Basa

Merah

Biru

Merah

Biru

mampu membedakan zat


yang diuji serta dapat
menentukan berapa pH dari
larutan tersebut.

INDIKATOR
BAHAN KIMIA

Cara Memilih Indikator Titrasi Asidialkalimetri Poliprotik yaitu dengan


memperhatikan pH ekivalen, indikator
yang bisa digunakan pada titrasi
tersebut adalah:
Untuk menandai titik ekivalen I :
indikator asam, (metil merah)
Untuk menandai titik ekivalen II :
indikator basa, (fenolftalein)
Untuk menandai titik ekivalen III :
indikator basa lainnya, (nitramin).

N
A
K
U
T
N
R
I
E
H
N
ME IK AK
A
AR N TIT
C
NA N DA ??
A
IM ALE
?
?
A
I
G
S
V
A
BA
KI
R
E
T
I
T
IK
TIT

Cara untuk menentukan titik ekuivalen pada


titrasi asidi-alkalimetri poliprotik:
Memakai pH meter untuk memonitor
perubahan pH selama titrasi dilakukan,
kemudian membuat plot antara pH
dengan volume titrant untuk memperoleh
kurva titrasi. Titik tengah dari kurva
titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
Memakai indikator asam basa. Indikator
ditambahkan pada titran sebelum proses
titrasi dilakukan. Indikator ini akan
berubah warna ketika titik ekuivalen
terjadi, pada saat inilah titrasi
dihentikan.

KU BAGA
AN
IMA
T
ALK
I
N
ALI TATIF A AN
ME
A
TR TITRA LISA
IP
OL S I A S
I PR
OT IDIIK?
?

Contoh Titrasi Asam


Poliprotik:

Sepuluh milliliter H3PO4 0,1 M dititrasi


dengan NaOH 0,1 M. Perhitungan pH selama
titrasi adalah sebagai berikut:
pH awal =
pH pada penambahan 8 mL NaOH : pH
buffer

pH pada titik ekivalen I =


=
= 4,67
pH pada penambahan 12 mL NaOH :

*) diperoleh dari:
H3PO4 + NaOH
NaH2PO4 + H2O
1mmol

NaH2PO4 + NaOH
Na2HPO4 + H2O
1mmol
(2.0,1) mmol
0,2 mmol
NaH2PO4 sisa = (1-0,2) = 0,8 mmol
Sehingga
dan diperoleh pH = 6,597

pH pada penambahan 18 mL NaOH

(harga perbandingan 8/2 diperoleh dengan


cara analog no d)
pH = 7,8
pH pada titik ekivalen II =
=
= 9,773
pH pada penambahan 22 mL NaOH:
pH = 12,346 + log 2/8
pH = 11,746

pH pada penambahan 28 mL NaOH :


pH = pKa3 + log 8/2
pH = 12,346 + 0,602
pH = 12,948
pH pada titik ekivalen III :
pH = (pKw + pKa3 + log [garam])
pH = (14 + 12,346 + log 3/40)
pH = 12,655
pH setelah ekivalen = pH sisa basa kuat.

CONTOH ILUSTRASI

Menetapkan pH larutan NaHB dengan konsentrasi


0,1 M dengan = 1 x 10-3 dan =1 x 10-7
Berdasarkan proses yang terlibat dalam
pelarutan dapat diperoleh hubungan konsentrasi
antar spesies sebagai berikut:
[Na+] + [H3O+] = [HB-] + [OH-] + 2[B2-] (4.1)
Konsentrasi total dari spesi yang mengandung B
sama dengan konsentrasi NaHB
[H2B] + [HB-] + [B2-] = 0.1 M (4.2)
Berdasarkan proses pelarutannya, [N a+] = 0,1 M
(4.3)
Penggabungan persamaan (1) dan (2) di peroleh
persamaan :
[H2B] + [H3O+] = [OH-] + [B2-] (4.4)

Jika
nilai untuk [H2B], [OH-] dan [B2-] di
peroleh dari dan didistribusikan pada
persamaan 4 kita peroleh:
(4.5)
Perkalian persamaan (5) dengan factor
[ diperoleh persamaan 6 berikut:
(4.6)
Dalam bentuk lain dapat dinyatakan
dengan persamaan 7 :
(4.7)
(4.8)

Sehingga
:

(4.9)
(4.10)
(4.11)

Jika spesi sebagai spesi utama dalam


larutan, maka dimungkinkan untuk
melakukan penyederhanaan dengan
persaamaan :
[H2B] + [HB-] + [B2-] = [HB-] = 0,1 M.
Dengan memasukan nilai-nilai = 1 x 10-3 ,
= 1 x = 1 x 10-14 dan [HB-] =0,1 M pada
persamaan (11), maka diperoleh nilai:

Pendekatan
nilai [HB-] sama dengan

konsentrasi awal garam mendekati nilai
sebenarnya apabila nilai , relatife kecil
(asamnya cukup lemah) dan nilai konsentrasi
garam tidak terlalu kecil.
Dalam kondisi seperti ini dapat pula
digunakan penyederhanaan: : [HB-]>> dan
[HB-]>> Kw, sehingga persamaan (11) dapat
disederhanakan menjadi:
[
Bila nilai = 1 x 10-3 dan = 1 x 10-7 maka nilai
pH =
Kurva titrasi untuk asam lemah biprotik [H2B]
dengan dan yang berbeda cukup besar
akan menggambarkan dua titik ekivalen,
yang nilai pHnya berbeda cukup signifikan.

Anda mungkin juga menyukai