Anda di halaman 1dari 7

PENEMUAN DUALISTIK

KARTIKA SYARIFAH F H
SUGENG SURAYITNO
JOHN JACOBS BERZELLIUS

Bapak kimia modern Jons Jakob Berzelius


Lahir di Swedia, tanggal 20 Agustus 1779
Meninggal di Stockholm, tanggal 7 Agustus 1848
Belajar kedokteran di Universitas Uppsala,
Tahun 1807 Diangkat menjadi guru besar botani dan farmasi di Stockholm
Tahun 1815 1832 menjadi guru besar kimia di Caroline Medico dan
Chirugical Institute di Stockholm
Tahun 1808 Anggota Akademi Sains Stockholm
Tahun 1818 Sekretaris tetap di Akademi Sains Stockholm
Tahun 1835 Berzelius diberi gelar baron oleh Charles XIV John Raja Swedia
dan Norwegia karena atas jasanya untuk sains
SEJARAH PENEMUAN DUALISTIK ELEKTROKIMIA
Diawali dengan penemuan dari Guillaume Francois Rouelle (1730-1770) adalah seorang ahli kimia bangsa Prancis,
mengajar pada Jardin du Roi Paris dan menjadi guru Lavoisier. Ia berpendapat bahwa garam itu adalah gabungan asam
dengan basa. Pada tahun 1744 Roucelle membedakan antara garam netral, garam asam dan garam basa. Lavoisier dapat
menerima pendapat gurunya dan ia menyatakan bahwa asam adalah senyawa antara bukan logam dengan oksigen
(sekarang disebut anhidra asam), sedangkan apa yang disebut asam sekarang, dahulu dianggap asam dan air. Jadi
andaikan Lavoisier dapat menyatakannya dengan simbol sekarang, maka rumus yang dikenal sekarang akan ditulis
SO3HO. Asam Belerang dengan kapur akan membentuk garam dan air. Air ini akan benar-benar dianggap berasal dari
SO3HO. Apabila dituliskan dengan simbol sekarang, maka
CaO + SO3HO menjadi CaO,SO3 + HO
Baik asam maupun basa adalah oksida sehingga Lavoisier percaya bahwa semua asam mengandung oksigen. Hal ini
diperkuat oleh kenyataan bahwa semua asam mengandung oksigen. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa asam ini
sebagai gas yang kering dengan kapur (CaO) menghasilkan juga garam dan air. Jadi asam ini serupa dengan asam
belerang misalnya.

Dilanjutkan dengan penemuan Humphry Davy yang lahir pada 17 Desember 1778 di Cornwall, Inggris.
Oleh karena terbukti bahwa beberapa asam ternyata tidak mengandung oksigen, maka Davy
berpendapat bahwa yang penting asam bukanlah oksigen tetapi hidrogen. Sayang sekali karena
pengaruh Lavoisier masih terlalu kuat maka pendapat Davy tidak mendapat sambutan. Gay-Lussac
kemudian mengusulkan suatu kompromi, yaitu bahwa asam ada yang mengandung oksigen dan
ada pula yang tidak mengandung oksigen..

Mengenai afinitas kimia Davy berpendapat bahwa ada hubungan antara muatan listrik dengan
afinitas. Bila dua buah atom saling mendekati, mereka akan memiliki muatan listrik yang berlawanan,
dan apabila dua atom tadi bergabung maka muatan tersebut saling menetralkan. Karena itu suatu
senyawa dapat diuraikan kembali menjadi unsursunsurnya oleh arus listrik dalam proses elektrolisis.
Gagasan Davy ini tidak dikembangkan lebih lanjut akan tetapi di kemudian hari digunakan sebagai
dasar teori yang dikemukakan oleh berzelius.

Sumbangan Faraday bagi perkembangan elektrokimia yang penting ialah pendapatnya tentang
elektrolisis. Dapat dikatakan bahwa hampir semua istilah yang digunakan dalam elektrolisis adalah
ciptaannya. Setiap zat yang diuraikan oleh arus listrik dinamakannya elektrolit, sedangkan proses
penguraian disebut elektrolisis. Istilah kutub diganti dengan elektroda. Elektroda positif disebut
anoda, sedangkan elektroda negatif disebut katoda. Bagian atau komponen garam-garam
disebutnya ion. Ion yang bergerak menuju katoda pada proses elektrolisis dinamakannya kation dan
yang menuju anoda disebut anion.
Sumbangan Davy dan Faraday terhadap perkembangan elektrokimia merupakan dasar bagi teori dualistik yang
dikemukakan oleh Barzelius. Problema dalam ilmu kimia yang timbul pada permulaan abad ke-19 ternyata
bermacam-macam. Berzelius ingin dapat mengatasi problema yang timbul. Ia menggunakan simbol kimia yang
diambilnya dari huruf pertama atau dua huruf dari depan nama-nama unsur dalam bahasa latin seperti yang
digunakan sekarang. Berzelius adalah pengikut dan pengagum Lavoisier dan ia bertekad untuk menyelesaikan
hal-hal yang belum sempat dilaksanakan oleh ilmuwan besar Perancis ini.

Pada tahun 1803 Berzelius menulis suatu naskah bersama dengan Hissinger tentang elektrolisis. Kesimpulan
yang mereka peroleh ialah:
1. Senyawa kimia dapat diuraikan oleh arus listrik dan komponen-komponennya terkumpul pada kutub-
kutub.
2. Zat yang mudah terbakar, alkali, alkali tanah, dan logam menuju ke kutub negatif, sedangkan oksigen, asam
atau oksida menuju ke kutub positif.
3. Banyak sedikitnya penguraian tergantung pada afinitas dan permukaan kutub-kutub dan sebanding pula
dengan jumlah (kuantitas) listrik dan daya hantar. (kesimpulan ini di kemudian hari diubah berdasarkan
hasil penelitian Faraday)
4. Penguraian senyawa kimia pertama-tama tergantung pada afinitas komponen terhadap kutub,, kedua pada
afinitas komponen satu dengan yang lain dan ketiga pada daya kohesi senyawa yang terbentuk.

Kesimpulan ini merupakan dasar teori dualistik yang dikemukakan oleh Berzelius.
Dasar teori Berzelius adalah sebagai berikut: atom berbagai unsur bermuatan positif atau negatif dalam jumlah
yang berbeda, dan muatan ini adalah gaya dorong pembentukan zat. Misalnya, tembaga bermuatan listrik
positif dan oksigen bermuatan negatif. Tembaga oksida terbentuk dengan kombinasi kedua unsur tersebut
masih sedikit positif. Hal ini yang menyebabkan umumnya oksida logam yang agak positif dan air yang agak
negatif bereaksi satu sama lain menghasilkan hidroksida. Penemuan bahwa elektrolisis oksida logam alkali
menghasilkan logam dan oksigen dengan baik dijelaskan dengan dualisme elektrokimia

Namun, ditemukan beberapa kasus yang tidak cocok dengan teori ini. Menurut aksioma Berzelius, atom
hidrogen bermuatan positif dan atom khlorin bersifat negatif. Menurut teori Berzelius, walaupun asam asetat,
CH 3 COOH, bersifat asam, asam trikhloroasetat, CCl 3 COOH, seharusnya basa. Berzelius percaya b ahwa
muatan listrik adalah asal usul keasaman dan kebasaan. Karena penukaran hidrogen dengan khlorin, yang
muatannya berlawanan, akan membentuk basa. Faktanya asam trikhloroasetat asam, bahkan lebih asam dari
asam asetat Dualisme elektrokimia dengan demikian perlahan ditinggalkan
Teori dualisme elektrokimia ini bekerja baik dengan senyawa inorganik, namun zat
organik tampaknya berbeda. Tahun 1830an, saat ahli kimia mempelajari
bagaimana mengganti hidrogen dari senyawa organik dengan atom klor, teori
Berzelius terancam. Hidrogen dan klorin memiliki ciri elektrokimia berlawanan,
namun substitusi yang dilakukan membuat perbedaan kecil pada sifat senyawa.
Tahun 1840an dan 50an, debat hebat terjadi antar sistem atom kimia dan
dualisme elektrokimia dan terekam dengan jelas dalam literatur jurnal ilmiah saat
itu.
Yang perlu disempurnakan dalam teori John Jacob Berzellius
1. Teori dualisme yang dikemukakan oleh John Jacobs Berzelliius ini sangat bekerja
dengan baik dengan senyawa inorganik namun tidak untuk senyawa organik.
2. Konsep dualisme atomik yang dikemukakan John Jacobs Berzellius ini terancam
saat ada ahli kimia yang mempelajari bagaimana mengganti senyawa hidrogen
dari senyawa organik dengan unsur klor.

Anda mungkin juga menyukai