I. JUDUL PERCOBAAN
III.TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan asam amino yang terdapat dalam sampel dengan kromatografi kertas
IV. DASAR TEORI
Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak
dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino
Struktur asam -amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus
karboksil di sebelah kanan. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C
yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom
hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau
rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa
tersebut merupakan asam -amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam
amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika
nonpolar.
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Kelarutan asam amino ini
berbeda dengan asam karboksilat dan amina. Asam amino mempunyai titik
lebur yang tinggi bila dibandingkan dengan asam karboksilat dan amina. Hal ini
menunjukkan
bahwa
asam
amino
cenderung
bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi dan bukan sekedar senyawa yang
mempunyai
gugus COOH dan gugus NH2. Hal ini tampak pula pada sifat
dengan
ikatan
peptida.
Meskipun
demikian,
pada
awal
pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai
asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein
(proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai
kode genetik.
Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam
kurung menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan
dalam kajian protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:
Asam amino alifatik sederhana
Glisina (Gly, G)
Alanina (Ala, A)
Valina (Val, V)
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Leusina (Leu, L)
Isoleusina (Ile, I)
Asam amino hidroksi-alifatik
Serina (Ser, S)
Treonina (Thr, T)
Asam amino dikarboksilat (asam)
Asparagina (Asn, N)
Glutamina (Gln, Q)
Asam amino basa
Lisina (Lys, K)
Arginina (Arg, R)
Sisteina (Cys, C)
Metionina (Met, M)
Prolin
Glisina (Gly, G)
Alanina (Ala, A)
Valina (Val, V)
Leusina (Leu, L)
Isoleusina (Ile, I)
Asam amino hidroksi-alifatik
Serina (Ser, S)
Treonina (Thr, T)
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Asparagina (Asn, N)
Glutamina (Gln, Q)
Asam amino basa
Lisina (Lys, K)
Arginina (Arg, R)
Sisteina (Cys, C)
Metionina (Met, M)
Prolin
Fenilalanina (Phe, F)
Tirosina (Tyr, Y)
Triptofan (Trp, W)
Kromatografi Kertas
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya
menjadi
komponen-komponennya.
Seluruh
bentuk
kromatografi
bekerja
berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam
(berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan
atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponenkomponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda
akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas, fase diam
adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran
pelarut yang sesuai.
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Untuk mengetahui jenis-jenis dari asam amino yang terkandung dari suatu
bahan/sampel, biasanya digunakan metode kromatografi kertas.Kromatogrfi
kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino karena asam amino
memiliki sifat yang larut dalam air dan tidak mudah menguap sehingga dapat
dipisahkan
melaui
perpindahan
fasa
gerak
(eluen)
pada
fasa
diam
(adsorben).Asam amino akan terbawa oleh fasa gerak dan akan mengendap atau
menempel pada fasa diam (adsorben) setelah menempuh jarak tertentu.
Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa.
Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung
dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan ke dalam pelarut yang
mengisi dasar wadah.Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak
tertentu.Setiap jenis asam amino akan selalu menempuh jarak yang khas dari
masing-masing asam amino asalkan jenis kertas, eluen, dan pelarutnya sama
Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang
ditempuh pelarut; beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak
tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang
anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi
pelarut yang tepat.
Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku
rumus sebagai berikut:
Rf
Posisi pelarut depan ditandai dengan pensil dan kromatogram lalu dikeringkan
dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam
amino menghasilkan senyawa berwarna, utamanya coklat atau ungu.
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
No
Asam Amino
Nilai Rf
Histidin
0.11
Glutamin
0.13
Lisin
0.14
Arginin
0.20
Asam aspartat
0.24
Glisin
0.26
Serin
0.27
Asam glutamat
0.30
Treonin
0.35
10
Alanin
0.38
11
Sistein
0.40
12
Prolin
0.43
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
13
Tirosin
0.45
14
Asparagin
0.50
15
Metionin
0.55
16
Valin
0.61
17
Triptofan
0.66
18
Fenilalanin
0.68
19
Isoleusin
0.72
20
Leusin
0.73
ninhidrin
Alanin
anion ungu
+ RCHO + CO2 + 3H2O + H+
Semua asam amino, kecuali glisin dapat dianggap sebagai derivat alanin. Alanin
diperoleh untuk pertama kalinya oleh Weyl dari hasil hidrolisis fibroin, yaitu
protein yang terdapat pada sutera. Struktur alanin :
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Treonin
Treonin adalah homolog yang lebih besar dari erin dan termasuk dalam golongan
asam amino esensial. Mula-mula treonin diisolasi dari hasil hidrolisis fibrin darah.
Berikut struktur treonin :
Glisin
Glisin adalah asam amino yang paling sederhana dan terdapat pada skleroprotein.
Pada tahun 1820 Braconnot menemukan glisin dari hasil hidrolisis gelatin.
Adapun struktur glisin adalah :
1 buah
2. Kaca kapiler
4 buah
1 buah
4. Botol semprot
1 buah
5. Oven
1 buah
b. Bahan
1. Kertas kromatografi
2. Asam asetat glasial
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
3. n-butanol
4. Aquades
5. Larutan asam amino standar
6. HCl pekat
7. Larutan sampel
VI.
ALUR KERJA:
Pembuatan larutan pengemulsi (fasa gerak)
25 ml n-butanol + 6 ml asam asetat glasial + 25 ml aquades
Dimasukkan dalam lemari kromatografi (chamber)
Dikocok dan dicampur
Dijenuhkan dengan uapnya
Larutan pengemulsi
Kertas Kromatografi 4 x 10 cm
Diukur
Ditetesi 4 macam larutan A, B, C, S berdampingan dengan jarak 1 cm (larutan ujung ada pada 0,5
Dikeringkan dulu tiap tetesan sebelum tetesan berikutnya diletakkan diatasnya (besar noda tidak
Digantung diatas lemari kromatografi beberapa jam
Setelah penjenuhan tercapai, dimulai dengan elusi
Setelah larutan elusi berjalan cukup jauh, kertas kromatografi diangkat
Batas larutan ditandai dengan pensil dan dikeringkan pada 105-110C
Dihitung harga Rf dan dicatat warnanya
Hasil pengamatan
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
10
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
VII.
HASIL PENGAMATAN:
No.
Prosedur Percobaan
Perc
1.
Hasil Pengamatan
Sebelum
diletakkan
tetesan
butanol
n-
HO-CH2-CH2-CH2-CH3 (aq)
+ CH3COOH (aq)
larutan asam
asetat glasial
CH3COOC4H9 (aq)
aquades:
larutan
tidak
Sampel mengandung
asam amino standar
glisin
berwarna
berikutnya
diatasnya
(besar
Kesimpulan
Sesudah
larutan
tidak
25 ml n-butanol + 6 ml asam asetat glasial + 25 ml aquades
berwarna
Larutan
asam
Diukur
Dimasukkan dalam lemari kromatografi (chamber)
asetat
glasial:
Ditetesi
4 macam larutan A, B,
Dikocok dan
dicampur
larutan
tidak
Dijenuhkan C,
dengan
uapnya
S berdampingan
dengan
berwarna
jarak 1 cm (larutan ujung ada
Aquades:
tidak
pada 0,5 cm dari pinggir kertas
berwarna
Larutan
pengemulsi
Dikeringkan
dulu tiap tetesan
sebelum
Dugaan / Reaksi
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
dioven
ninhidrin
berwarna putih
Larutan Alanin:
larutan
tidak
berwarna
Larutan glisin:
larutan
tidak
berwarna
Larutan sistein:
larutan
Batas
larutan
dengan
diekringkan
ditandai
pensil
pada
dan
tidak
berwarna
Sampel: larutan
105-
tidak berwarna
Eluen: larutan
dan
tidak berwarna
Larutan
larutan
berwarna
tidak
berwarna
Pelat + eluen
+
disemprot
ninhidrin: ada
noda
tidak
berwarna
merah muda
Rf
alanin:
2,2
=0,27
8,2
Rf
ninhidrin:
Pelat + eluen:
glisin:
1,7
=0,21
8,2
Rf
sampel:
12
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
1,4
=0,17
8,2
+ H+
Reaksi sistein dengan
ninhidrin
13
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
+
+ CO2 + H2O
14
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
15
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Ketika kertas kromatografi yang telah ditotolkan sampel asam amino, maka
akan terjadi pemisahan, dimana pelarut organik merambat ke atas melalui kapiler
kertas mengangkut campuran asam amino yang ada ditotolkan pada kertas
kromatografi. Asam amino yang paling larut di dalam pelarut organic, akan
diangkut paling cepat dan asam amino yang paling kurang larut akan tertinggal
paling bawah. Pelarut yang digunakan adalah n-butanol : asam asetat glasial : air.
Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara
sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase
diam dari bentuk plat silica dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel
yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan
eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan
semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
Pada proses penotolan larutan asam amino yang digunakan yaitu alanin
(sampel A), glisin (sampel B), sistein (sampel C), dan sampel 1 yang belum
diketahui asam amino apa yang digunakan. Semua sampel ditotolkan tidak lebih
dari 0,4 cm. Setelah ditotolkan dengan keempat sampel tersebut, kertas
kromatografi dimasukkan dalam chamber. Jalan eluen sangat lambat, sehungga
dibutuhkan waktu yang lama agar eluen mencapai batas atas. Ketika eluen telah
mencapai batas atas, kertas kromatografi diangkat dari dalam chamber dan dioven
pada suhu 105o-110oC. Saat diangkat dari chamber dan dioven noda pada
kromatografi belum terlihat.
Berdasarkan literatur, dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat
bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia
sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah
kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino. Kromatogram dapat
16
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Rumusnya :
: 0,27
Strandar B
: 0,21
Sampel S1
: 0,17
Pada sampel C tidak terdapat noda yang terlihat. Sehingga tidak bisa
dihitung jarak yang ditempuh. Berdasarkan standar asam amino diketahui bahwa
sampel mendekati standar B. Berdasarkan teori standar B mempunyai Rf yang
mendekati Glisin, sehinngga standar B dan sampel S 1 merupkan asam amino
Glisin. Jika dibandingkan dengan harga Rf asam-asam amino standar secara teori
yakni Glisin (Rf=0,26), berbeda dengan harga Rf hasil percobaan. Hal ini karena
harga Rf dipengaruhi oleh eluen, sedangkan pada harga Rf standar tidak diketahui
17
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
eluen yang digunakan, bisa saja eluen yang digunakan berbeda sehingga hasil
daripada harga Rf juga berbeda.
Glisin
ninhidrin
IX.
DISKUSI
18
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Noda pada sampel C tidak dapat terlihat setelah direaksikan dengan ninhidrin.
Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal. Hal pertama yang dapat
menyebabkan sampel tidak terlihat yaitu proses penotolan yang kurang sesuai
sehingga sampel tidak dapat berjalan. Hal kedua yang dapat terjadi yaitu pada saat
proses penyemprotan ninhidrin kurang merata pada kertas kromatografi sehingga
noda tidak dapat terlihat.
X. KESIMPULAN
1. Kromatografi kertas dapat digunakan untuk mengidentifikasi/memisahkan asam
amino dalam suatu campuran.
2. Asam-asam amino yang terkandung dalam sampel (sampel 1)
adalah Glisin, hal ini dikarenakan pada sampel memiliki nilai R f
(Rf =0,17) yang hampir sama dengan larutan standar yang
mengandung Glisin ( Rf = 0,21 ). Penentuan asam amino ini
berdasarkan besarnya Rf yang mendekati dengan teori, Glisin
XI.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah keuntungan dan kerugian dalam mitode pemisahan dengan kromatografi
kertas ?
Jawab :
Keuntungan dan kerugian dari metode pemisahan dengan Kromatografi Kertas :
Keuntungan :
19
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Kerugian :
KLT
Tidak bisa menggunakan pereaksi H2SO4 karena selulosa akan
terdekomposisi
2. Apakah metode kromatografi kertas dapat digunakan untuk analisis kuantitatif ?
Jawab :
Metode kromatografi kertas dapat digunakan baik untuk melakukan analisis
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Analisis Kuantitatif dilakukan berdasarkan perbandingan Rf dari zat sampel
dengan harga Rf zat standar. Agar analisis kuantitatif dapat berhasil baik perlu
diperhatikan hal hal berikut :
Kondisi percobaan harus sama, karena harga Rf tergantung pada kondisi
tersebut
Adanya noda pada kromatogram belum berarti adanya zat tunggal dalam
sampel
Harus dicoba dengan berbagai pelarut
Analisis Kualitatif dilakukan dengan mengidentifikasi komponen asam amino
dari sampel terhadap suatu larutan asam amino yang telah diketahui sebelumnya
berdasarkan nilai Rf, Pada percobaan ini ditandai dengan adanya warna ungu
serta dari harga Rf sampel yang diselidiki lalu dibandingkan dengan harga Rf
standarnya.
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi nilai Rf ?
Jawab :
20
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
yang
sangat
kecil
dalam
komposisi
pelarut
dapat
partisi.
Ukuran dari bejana volume dari bejana mempengaruhi homogenitas
dari atmosfer sehingga mempengaruhi kecepatan penguapan dari
komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan,
ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut
sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor
kecepatan aliran.
Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari
atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponenkomponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi
perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang
kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu
21
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
LAMPIRAN
A. Perhitungan Harga Rf
Rf A
Menghitung nilai
Rf A =
Rf A =
2,2 cm
8,2 cm
Rf A =0,27
Menghitung nilai
Rf B
Rf B=
Rf B=
1,7 cm
8,2 cm
22
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
Rf B=0,25 cm
Menghitung nilai
Rf S
Rf S=
Rf S=
1,4 cm
8,2 cm
Rf S=0,17 cm
LAMPIRAN FOTO
a. Pembuatan larutan pengemulsi (fasa gerak)
No.
1.
Dokumentasi
Keterangan
Disiapkan alat-alat
akan digunakan.
yang
23
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
2.
Disiapkan
bahan-bahan
yang akan digunakan.
3.
Campuran 25 mL n-butanol
+ 6 mL asam asetat glasial +
25 mL aquades yang telah
dijenuhkan dengan uapnya
dalam chamber.
Dokumentasi
Keterangan
Kertas kromatografi 4 x 10
cm. Diberi garis batas
bawah 1 cm dan batas atas
0,5 cm.
24
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
2.
3.
4.
5.
25
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
6.
7.
8.
26
LAPORAN BIOKIMIA 1
Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel
9.
Kertas kromatografi
diberi sinar UV.
saat
10.
27