Anda di halaman 1dari 8

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454

Vol. 8 , No. 1, pp. 67-74 January 2019

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DENGAN


STRATEGI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
PADA MATERI KOLOID

DEVELOPMENT OF STUDENTS 'WORK SHEET WITH THE MIND MAPPING


STRATEGY TO INCREASE STUDENTS CREATIVE THINKING
ON COLLOID MATERIAL

Anadhofa Ainurrohmah dan *Mitarlis


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Email: mitarlis@unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan lembar kerja peserta didik (LKPD) dengan
strategi mind mapping untuk meningkatkan berpikir kreatif peserta didik pada materi koloid.
Kelayakan ditinjau dari validitas isi dan konstruk melalui hasil validasi oleh para ahli, kepraktisan
melalui pengamatan aktivitas peserta didik dan respon peserta didik terhadap LKPD serta
keefektifan melalui tes peningkatan bepikir kreatif peserta didik. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan model 4-D dengan tahapannya yaitu, pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran (disseminate), yang dibatasi
hanya sampai pada tahap pengembangan (develop). Uji coba terbatas dilakukan terhadap 15
peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan LKS yang
dikembangkan valid ditinjau dari validitas isi memperoleh persentase sebesar 89,44% serta
validitas konstruk memperoleh persentase sebesar 88,11%. Praktis ditinjau dari respon siswa
terhadap masing-masing kriteria yaitu kriteria isi sebesar 88,89%, kriteria bahasa 80%, kriteria
sajian 91,43%, kriteria mind mapping sebesar 95% yang didukung hasil observasi aktivitas selama
tahap uji coba LKPD dengan persentase sebesar 97,04%. Keefektifan yang ditinjau dari
peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik melalui skor N-gain 46,67% mengalami
peningkatan dengan kriteria sedang dan 53,33% dengan kriteria tinggi.
Kata kunci: LKPD, mind mapping, keterampilan berpikir kreatif, kelayakan

Abstract
The purpose of this research is determine the feasibility of the student worksheets with the mind
mapping strategy on colloid material. The feasibility evaluated from validity contains and
construct based on the result which validated by validator, practicality through the students
activity observation and students responses to student woerksheet, and the effectiveness based on
the increases of students creative thinking test. The type of this research is a 4-D model
development with its stages are define, design, develop, and distribute, which is confined only to
the develop stage. The limited trial test was conducted to 15 students of 11 th grade of SMA Negeri
7 Surabaya. The results showed that the worksheet developed was valid in terms of the content
validity obtained at 89.44% and the construct validity of the profits was 88.11%. Practical in
terms of students' responses to each criterion, the content structure is 88.89%, 80%%, 91.43%
serving criteria, 95% mind mapping that supports by activities during the student worksheet trial
phase with percentage is 97, 04%. Effectiveness in terms of increasing the creativity of students
through an N-gain score of 46.67% compared to moderate and 53.33% with high criteria
Keywords: Student worksheet mind mapping, creative thinking, feasibility

PENDAHULUAN (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya


Mata pelajaran kimia mempunyai kimia juga diperoleh dan dikembangkan
karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik berdasarkan teori (deduktif). Mata pelajaran
tersebut adalah objek ilmu kimia, cara kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu
memperoleh, serta kegunaannya. Kimia tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan
merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat
dan dikembangkan berdasarkan percobaan yang melibatkan keterampilan dan penalaran [1].
67
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 8, No. 1, pp. 67-74 January 2019

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berturut-turut 88,89%, 73,33%, 93,33%, dan
menuntut peserta didik untuk berperan aktif 96,67% [6].
dalam proses pembelajaran, karena pada Kebutuhan untuk selalu memberikan
kurikulum ini pembelajaran menitikberatkan pada jawaban yang benar di sekolah menghambat
peserta didik (student centered). Guru berperan kemampuan berpikir kreatif peserta didik [4].
sebagai fasilitator atau mediator serta perancang Jadi kemampuan berpikir kreatif peserta didik
pembelajaran agar peserta didik aktif mencari tidak akan terhambat jika peserta didik terbiasa
pengetahuan baru [2]. Peserta didik dituntut membuat solusi yang beragam atau tidak terpaku
untuk memiliki keterampilan berpikir dan pada satu jawaban benar. Pemikiran kreatif
bertindak, yaitu kreatif, produktif, kritis, mandiri, masing-masing orang akan berbeda dan terkait
kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan dengan cara mereka berpikir dalam melakukan
ilmiah sebagai pengembangan dari yang pendekatan terhadap permasalahan. Pemikiran
dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain kreatif terkait dengan pengetahuan yang dimiliki
secara mandiri [3]. Pembelajaran kimia dan oleh seseorang dan relevan dengan ide atau upaya
penilaian hasil belajar kimia harus kreatif yang diajukan [2]. Ciri-ciri keterampilan
memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai berpikir kreatif secara operasional dapat
proses dan produk [1]. Oleh sebab itu, dalam dirumuskan sebagai kemampuan yang
pembelajaran kimia tidak hanya bertujuan untuk mencerminkan kelancaran, keluwesan
menyampaikan suatu konsep dan teori, melainkan (fleksibilitas), orisinalitas dalam berpikir, serta
juga dapat mengembangkan keterampilan kemampuan untuk mengelaborasi (memperkaya,
berpikir kreatif peserta didik. Diperlukan bahan memperinci, dan mengembangkan) suatu gagasan
ajar dalam proses pembelajaran karena dapat [7]. Mind map merupakan salah satu ciri kreatif
meningkatkan minat dan kreatifitas belajar yang dapat digunakan oleh guru pada saat
peserta didik. Bahan ajar yang biasa digunakan di kegiatan belajar-mengajar berlangsung [8].
sekolah diantaranya handout, buku, modul, Keterampilan berpikir kreatif peserta didik dapat
Lembar kerja peserta didik (LKPD), dan lain- ditingkatkan dengan mengembangkan bahan ajar
lain. seperti LKPD dengan menggunakan strategi mind
LKPD merupakan lembaran-lembaran yang mapping. Mind mapping menggunakan
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam
didik yang dapat dikembangkan oleh guru suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta
sebagai media dalam kegiatan pembelajaran [4]. pikiran atau Mind mapping pada dasarnya
Dengan mengembangkan LKPD diharapkan menggunakan citra visual dan prasarana grafis
peserta didik dapat memenuhi kriteria pada lainnya untuk membentuk kesan pada otak [9].
kurikulum 2013. Salah satu kriteria yang Salah satu materi pokok dalam kimia yang
diperlukan yaitu kreatif. Untuk itu dibutuhkan menuntut peserta didik untuk kreatif adalah
suatu strategi untuk dapat membantu peserta koloid. Koloid merupakan pokok bahasan dalam
didik lebih memahami materi serta dapat pelajaran kimia di SMA yang diberikan di kelas
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif XI MIA pada semester genap. Karakteristik
peserta didik. Strategi yang dapat digunakan materi pada pokok bahasan koloid adalah
untuk membantu peserta didik untuk memenuhi pemahaman konsep dan bersifat aplikasi. Materi
kriterian berpikir kreatif yakni dengan ini berisi materi-materi yang sifatnya banyak
menggunakan mind mapping. Buzan (2012) hafalan. Penyajian materi koloid dengan
mengemukakan bahwa otak manusia bekerja melibatkan peserta didik aktif dalam bermain
mengolah informasi melalui mengamati, bersama dalam kelompoknya diharapkan mampu
membaca, dan mendengar tentang suatu hal memberi kontribusi pada peningkatan kreatifitas
berbentuk hubungan fungsional antar bagian peserta didik untuk selalu belajar berprestasi dan
(konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah satu dikarenakan banyak hafalan maka sangat sesuai
sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi jika diterapkan lembar kerja peserta didik dengan
kalimat lengkap [5]. Penelitian yang dilakukan strategi mind mapping yang dapat membantu
oleh Defiari (2015) menunjukkan bahwa hasil peserta didik memahami materi tersebut.
respon positif diperoleh kelayakan LKS Berdasarkan penyebaran angket pra-
didasarkan pada kriteria materi, penyajian, penelitian yang dilakukan pada tanggal 23
kebahasaan, dan kesesuaian dengan komponen Agustus 2017 di SMA Negeri 3 Kota Mojokerto
mind mapping memperoleh rata-rata persentase menunjukkan bahwa; sebanyak 90,32% peserta
68
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 8, No. 1, pp. 67-74 January 2019

didik menyatakan bahwa pelajaran kimia secara pada materi koloid. Sumber data penelitian akan
umum merupakan mata pelajaran yang menarik, diperoleh dari pendapat dosen kimia sebagai ahli
namun pada salah satu materi yang diajarkan materi, guru kimia, dan peserta didik kelas XI
yaitu koloid sebanyak 61,29% peserta didik MIA SMA Negeri 7 Surabaya terhadap LKPD
menyatakan jika materi tersebut tidak menarik yang dikembangkan.
untuk dipelajari. Hal tersebut didukung bahwa Dosen ahli memberikan masukan dan saran
sebanyak 74,19% peserta didik menyatakan dengan mengisi lembar telaah. Kemudian 3
bahwa LKPD yang dimiliki selama ini tidak validator yang merupakan 2 dosen kimia serta 1
menarik dan sebanyak 67,74% peserta didik guru kimia memberikan skor penilaian pada
menyatakan jika sumber belajar yang dimiliki rentang 1-5 pada lembar validasi. Penilaian
hanya berisi soal dan materi secara garis besar. kevalidan dilihat dari validitas isi dan validitas
Sedangkan sebanyak 96,77% peserta didik konstruk. Kevalidan LKPD dihitung
menginginkan jika pada proses pembelajaran menggunakan rumus
digunakan sumber belajar yang terdapat gambar ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
Kevalidan (%) = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑥 100%
dan variasi warna, serta 83,87% peserta didik
lebih tertarik jika dalam proses pembelajaran [9]
dilakukan dengan menggambar dan mewarnai. Σ skor keseluruhan : jumlah skor setiap item x
Peserta didik sebanyak 83,87% juga menyatakan banyaknya responden yang menjawab skor pada
bahwa dengan membuat ringkasan materi yang setiap item.
dibuat berwarna-warni dan penuh gambar Σ skor maksimum : skor tertinggi x jumlah aspek
membuat peserta didik lebih memahami materi. x jumlah validator.
Hal ini dapat diatasi dengan menyediakan LKPD Persentase skor data hasil validasi
yang dapat memenuhi kebutuhan peserta didik ditentukan menggunakan Skala Likert. Hasil dari
tersebut yaitu dengan mengembangkan LKPD penilaian skor validitas yang telah diperoleh
berstrategi mind mapping. diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria
Berdasarkan fakta di lapangan LKPD yang kevalidan pengembangan seperti pada Tabel 1
digunakan tidak dilengkapi dengan pemetaan dengan kriteria skor LKPD yang dikembangkan
materi yang jelas dan kurang menarik untuk dikatakan valid jika memenuhi kriteria minimal
dipelajari. Dengan adanya fakta tersebut maka valid.
dibutuhkan LKPD yang dapat membuat peserta Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor
didik tertarik untuk belajar dan lebih memahami Persentase Kriteria
materi. Diharapkan peserta didik tidak 0% – 20% Kurang layak sekali
mengalami kesulitan dalam mempelajari materi 21% - 40% Kurang layak
koloid dengan dibantu menggunakan lembar 41% - 60% Cukuplayak
kerja peserta didik yang dilengkapi dengan mind 61% - 80% Layak
maping serta menumbuhkan keterampilan 81% - 100% Sangat layak
berpikir kreatif peserta didik. Oleh karena itu [10]
perlu dikembangkan Lembar Kerja Peserta Didik Berdasarkan kriteria interpretasi skor
(LKPD) dengan strategi mind mapping untuk tersebut, LKPD yang dikembangkan dapat
meningkatkan berpikir kreatif peserta didik pada dikatakan layak apabila pada aspek validitas isi
materi koloid seperti pada penelitian yang telah dan validitas konstruk memperoleh persentase
dilakukan ini. sebesar ≥61% [10].
Tahap uji coba LKPD yang dikembangkan
METODE dilakukan kepada 15 peserta didik kelas XI MIA
Jenis penelitian yang diambil yaitu di SMA Negeri 7 Surabaya. Pada tahap uji coba
penelitian pengembangan. Model pengembangan dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dan
perangkat yang digunakan yakni 4-D oleh keefektifan LKPD yang dikembangkan.
Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (Ibrahim, Persentase dari data hasil angket respon
2014). Pada penelitian ini hanya dibatasi hingga peserta didik diperoleh berdasarkan perhitungan
tahap develop atau pengembangan. Sasaran skala Guttman [10]. Kemudian skor tersebut
penelitian ini adalah perangkat pembelajaran dimasukkan ke dalam rumus berikut:
yang dikembangkan yaitu Lembar Kerja Peserta 𝐹
𝑃= × 100%
Didik (LKPD) dengan strategi mind mapping 𝑁
untuk meningkatkan berpikir kreatif peserta didik

69
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 8, No. 1, pp. 67-74 January 2019

Kepraktisan LKPD yang dikembangkan Terdapat dua aspek yang divalidasi meliputi
dianalisis melalui perolehan persentase aktivitas validitas isi dan validitas konstruk.
dan angket respon peserta didik seperti pada Dari hasil penilaian yang telah dilakukan
Tabel 1. Berdasarkan kriteria interpretasi skor oleh tiga validator yaitu dari 2 dosen kimia dan 1
tersebut, LKPD yang dikembangkan dapat guru kimia diperoleh persentase yang tertera pada
dikatakan praktis apabila memperoleh persentase Tabel 3.
sebesar ≥61% [10]. Tabel 3. Data Hasil Validasi
Kefeektifan dianalisis melalui peningkatan Validitas
No Persentase Kategori
hasil pretest dan posttest peserta didik. Pada soal yang dinilai
pretest hanya terdapat satu macam soal yaitu soal 1 Isi 89,44% Sangat layak
uraian berpikir kreatif. Sedangkan pada soal 2 Konstruk 88,11% Sangat layak
posttest terdapat dua macam soal, soal pertama Pada validitas isi terdapat tiga komponen
adalah soal uraian berpikir kreatif dan yang yaitu komponen LKPD, komponen materi pada
kedua adalah soal mind mapping. Pada soal LKPD dan kesesuaian LKPD dengan komponen
uraian, peserta didik dapat dikatakan tuntas atau mind mapping yang memperoleh persentase rata-
mengalami peningkatan berpikir kreatif dilihat rata sebesar 89,44% dengan kategori sangat
melalui indeks N-Gain yang sebelumnya telah layak. Hasil ini menunjukkan bahwa LKPD yang
diuji Normalitas menggunakan SPSS. dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan
Persamaan untuk menentukan nilai indeks dengan persentase ≥61%. Validitas konstruk
gain adalah sebagai berikut: mempunyai dua komponen yaitu kesesuaian
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑃𝑟𝑒 LKPD dengan kriteria kebahasaan dan
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = kesesuaian LKPD dengan kriteria penyajian yang
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
memperoleh persentase rata-rata sebesar 88,11%
Berdasarkan nilai indeks gain yang dengan kategori sangat layak. Dari hasil tersebut
diperoleh, LKPD dapat dikatakan efektif apabila juga menunjukkan bahwa LKPD yang
memperoleh N-gain sebesar ≥ 0,3 dengan dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan
kategori sedang. karena memperoleh persentase pada keseluruhan
Peserta didik dapat dikatakan kreatif apabila aspek sebesar ≥61%.
menghasilkan mind mapping dengan kategori
baik. Kategori untuk perjenjangan berpikir kreatif Kepraktisan LKPD
dapat dilihat pada Tabel 2. Kepraktisan dari LKPD yang dikembangkan
Tabel 2. Perjenjangan Berpikir Kreatif diketahui melalui observasi aktivitas peserta
Kategori Karakteristik Tingkat didik serta hasil angket respon peserta didik.
Sangat baik Kelancaran, Sangat Aktivitas peserta didik diperoleh dari hasil
keluwesan, dan kreatif observasi aktivitas peserta didik yang dilakukan
orisinalitas oleh 3 pengamat pada saat proses pembelajaran
Baik Kelancaran, Kreatif berlangsung. Sedangkan untuk angket respon
orisinalitas, atau peserta didik tersebut disebarkan dan diisi oleh
kelancaran dan peserta didik setelah pelaksanaan proses
keluwesan pembelajaran menggunakan LKPD yang
Cukup baik Orisinalitias atau Cukup dikembangkan. Berdasarkan data hasil observasi
keluwesan Kreatif aktivitas peserta didik diketahui bahwa selama
Kurang baik Kelancaran Kurang kegiatan uji coba terbatas menggunakan LKPD
kreatif dengan strategi mind mapping untuk
Tidak baik Tidak ada Tidak meningkatkan berpikir kreatif peserta didik
komponen kreatif memperoleh aktivitas relevan peserta didik pada
berpikir kreatif pernyataan “Ya” dengan persentase rata pada
[11] pertemuan pertama, kedua, dan ketiga yakni
sebesar 97,04%. Data hasil respon peserta didik
HASIL DAN PEMBAHASAN secara keseluruhan memperoleh persentase
Validitas LKPD sebesar 88,83% dengan kategori sangat praktis.
Validasi bertujuan untuk mengetahui Hal tersebut menunjukkan bahwa LKPD yang
penilaian dari dosen kimia dan guru kimia dikembangkan sangat praktis ditnjau dari respon
terhadap kelayakan LKS yang dikembangkan. peserta didik yang memiliki presentase ≥61%.

70
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 8, No. 1, pp. 67-74 January 2019

Hasil respon peserta didik dapat dilihat pada peserta didik setelah melalui proses pembelajaran
Gambar 1. disebabkan karena peserta didik yang belajar
dengan menggunakan mind mapping dirangsang
secara aktif untuk dapat mempelajari konsep
Respon Peserta Didik
yang ada.
100 Dari data tes keterampilan berpikir kreatif
95 terdiri dari nilai pretest dan posttest. Sebelum
90
Persentase

ditentukan Gain Score dari data hasil tes perlu


85
dilakukan uji normalitas untuk menentukan
80
75 bahwa data untuk nilai N-Gain telah berdistribusi
70 normal. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan
Kelayakan Penilaian
Kelayakan
materi
kebahasaa
Kelayakan
penyajian
mind menggunakan LKPD yang dikembangkan,
n mapping
Persentase 88.89 80 91.43 95
peserta didik diberikan soal pretest untuk
mengetahui kemampuan awal yang
Gambar 1. Hasil Respon Peserta Didik dimilikiBerdasarkan hasil pada uji distribusi
normal, diperoleh nilai kolmogorov-sminov Z
Selain dengan hasil angket respon peserta didik, sebesar 0,698>0,05 dan nilai most extreme
kepraktisan juga didukung dengan aktivitas differences positif 0,092>0,05. Berdasarkan hasil
peserta didik selama proses pembelajaran. analisis tersebut maka dapat dikatakan bahwa
Aktivitas peserta didik diamati oleh 3 observer. data pretest yang diperoleh berdistribusi normal.
Dari hasil pengamatan diperoleh persentase Setelah proses pembelajaran menggunakan
aktivitas peserta didik yang relevan sebesar LKPD yang dikembangkan, peserta didik
97,04%. kemudian diberikan soal posttest untuk
mengetahui peningkatan kemampuan berpikir
Keefektifan LKPD kreatif peserta didik setelah pembelajaran
Keefektifan LKPD yang dikembangkan menggunakan LKPD yang dikembangkan.
diperoleh dari hasil tes keterampilan berpikir Terdapat dua macam soal posttest yaitu soal
kreatif ini digunakan untuk mengetahui uraian berpikir kreatif dan soal membuat mind
keefektifan dari LKPD yang dikembangkan. Tes mapping materi koloid. Hasil nilai posttest pada
keterampilan berpikir kreatif ini terdiri dari 2 soal uraian tersebut kemudian diuji normalitas
tahap, yaitu pretest yang diberikan kepada untuk menentukan bahwa data yang diperoleh
peserta didik sebelum menggunakan LKPD dan telah berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji
posttest yang diberikan kepada peserta didik normalitas yang telah dilakukan menggunakan
setelah melaksanakan proses pembelajaran aplikasi SPSS, diperoleh hasil bahwa data
menggunakan LKPD yang dikembangkan. posttest yang diperoleh telah berdistribusi normal
Peningkatan hasil pretest dan posttest kemudian dengan hasil yang diperoleh nilai kolmogorov-
dianalisis menggunakan kriteria nilai gain yang smirnov Z 0,709>0,05 dan nilai most extreme
telah dinormalisasikan terlebih dahulu. LKPD differences positif 0,183>0,05.
dinyatakan efektif apabila sebanyak ≥80% dari Berdasarkan hasil nilai soal uraian pretest
peserta didik yang menikuti uji coba dan posttest yang telah diuji dan dinyatakan telah
mendapatkan N-gain ≥0,3 atau dalam kategori berdistribusi normal, kemudian dihitung nilai N-
sedang. Gain untuk mengetahui peningkatan keterampilan
Keterampilan berpikir kreatif adalah berpikir kreatif peserta didik setelah
kemampuan untuk menemukan banyak pembelajaran menggunakan LKPD yang
kemungkinan jawaban terhadap permasalahan dikembangkan. Dari 15 peserta didik yang
yang ada berdasarkan data atau informasi [5]. diujicoba dengan LKPD sebanyak 46,67%
Ciri-ciri ketrampilan berpikir kreatif secara mengalami peningkatan dengan kriteria sedang
operasional dapat dirumuskan sebagai dan 53,33% dengan kriteria tinggi. Sehingga
kemampuan yang mencerminkan kelancaran dapat diketahui bahwa peserta didik telah
(fluency), keluwesan (flexibility), orisinalitas mengalami peningkatan pada keterampilan
dalam berpikir, serta kemampuan untuk berpikir kreatif, karena peserta didik dapat
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, mengerjakan soal-soal yang mempunyai ciri
memperinci) suatu gagasan [5]. Peningkatan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas, serta
keterampilan berpikir kreatif yang dialami oleh telah memenuhi syarat yang telah ditentukan

71
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 8, No. 1, pp. 67-74 January 2019

yaitu peserta didik mengalami peningkatan


minimal skor ≥ 0,3 dengan kriteria sedang atau ≥ Pada Gambar 2 mind mapping memperoleh
0,7 dengan kriteria tinggi. Berdasarkan hasil tes kriteria sangat baik atau sangat kreatif
keterampilan berpikir kreatif, dapat diketahui dikarenakan di dalam mind mapping yang telah
bahwa LKPD yang dikembangkan dinyatakan dibuat semua aspek dari keterampilan berpikir
efektif digunakan sebagai bahan ajar dengan kreatif yaitu kelancaran (fluency), keluwesan
≥80% dari peserta didik uji coba mendapatkan N- (flexibility), dan orisinalitas muncul. Dari hasil
Gain ≥0,3 dengan kategori sedang. Hasil tersebut peserta didik tersebut dapat dikatakan
peningkatan berpikir kreatif peserta didik dapat sangat kreatif. Aspek kelancaran dipenuhi karena
dilihat pada Tabel 4. peserta didik mampu menuangkan idenya yaitu
Tabel 4. Hasil peningkatan berpikir kreatif dengan menemukan kata kunci dari materi koloid
peserta didik yang saling berkaitan satu sama lain (connection)
Nilai Nilai [7]. Aspek kelancaran juga dapat dilihat dari jenis
No Nam Gai Kategor
Pretes Posttes cabang yang digambar peserta didik, cabang
. a n i lebih tebal daripada ranting serta bentuk cabang
t t
1. RMA 54 82 0,6 Sedang berupa garis melengkung dan panjang, sesuai
2. BAS 50 93 0,8 Tinggi dengan aturan pembuatan mind mapping, peserta
RD 54 78 0,5 Sedang didik juga dapat dengan lancer menghubungkan
3.
kata kunci satu dengan yang lainnya dengan
4. MM 14 75 0,3 Sedang
tepat, dengan gagasan utama berada di bagian
5. SDN 46 89 0,8 Tinggi tengah atau center yang kemudian dihubungkan
6. FA 28 82 0,7 Tinggi dengan cabang-cabang yang sesuai dengan
7. SAZ 50 75 0,5 Sedang materi, setiap cabang mempunyai kata kunci.
8. MAB 36 75 0,6 Sedang Aspek keluwesan (flexibility) telah terpenuhi,
9. IDK 46 86 0,7 Tinggi karena peserta dapat menyampaikan idenya
dengan cara menemukan kata kunci yang tidak
10. ZAJ 39 82 0,7 Tinggi
terdapat dalam bacaan koloid yang diberikan
11. MAR 21 78 0,7 Tinggi tetapi masih berkesinambungan dengan materi.
12. ZSP 39 75 0,6 Sedang Peserta didik juga menambahkan gambar atau
13. STA 64 89 0,7 Tinggi ilustrasi serta dilihat dari keanekaragaman produk
MR 57 93 yaitu, penggunaan warna yang digunakan untuk
14. 0,8 Tinggi membuat mind mapping. Warna setiap cabang
M
15. RYP 50 82 0,6 Sedang berbeda-beda dan warna pada ranting cabang
sama dengan warna cabang. Aspek orisinalitas
telah terpenuhi, karena desain yang dibuat oleh
Selain soal uraian, pada posttest peserta peserta didik merupakan sesuatu yang “baru” dan
didik juga diberikan soal mind mapping. Pada berbeda antara peserta didk yang satu dengan
soal mind mapping peserta didik diberikan soal yang lain, semua produk yang dihasilkan
sesuai dengan aspek yang ada pada tingkat merupakan produk asli yang dihasilkan dari
berpikir kreatif. Terdapat tiga aspek yang ada, kreativitas masing-masing peserta didik.
yaitu kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility), dan orisinalitas. Dari soal tersebut
diharapkan peserta didik dapat memenuhi ketiga
aspek berpikir kreatif. Berikut ini contoh mind
mapping yang dibuat peserta didik dengan tingkat
keterampilan berpikir kreatifnya.

Gambar 3. Hasil mind mapping peserta didik


dengan kriteria baik

Berdasarkan Gambar 3, dapat diketahui


bahwa mind mapping yang telah dihasilkan oleh
Gambar 2. Hasil mind mapping peserta didik peserta didik memperoleh kriteria baik karena di
dengan kriteria sangat baik
72
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 8, No. 1, pp. 67-74 January 2019

dalam mind mapping ini hanya terdapat satu terdapat dalam bacaan koloid yang diberikan
aspek keterampilan berpikir kreatif yang kurang tetapi masih berkesinambungan dengan materi
terpenuhi, sehingga peserta didik tersebut koloid serta dilihat dari penggunaan warna yang
dikatakan kreatif. Pada Gambar 2, peserta didik terdapat ketidaksesuaian warna cabang dengan
dapat menunjukkan aspek kelancaran (fluency) rantingnya.
dan orisinalitas, akan tetapi pada aspek
keluwesan (flexibility) belum dapat terpenuhi, PENUTUP
meskipun peserta didik menambahkan gambar Kesimpulan
atau ilustrasi yang mendukung, karena peserta Berdasarkan kesesuaian antara hasil penelitian
didik belum dapat memenuhi dua indikator dan rumusan masalah serta analisis data dapat
lainnya yang terdapat dalam aspek keluwesan ditarik kesimpulan bahwa LKPD dengan strategi
yaitu, menyampaikan ide dengan cara mind mapping untuk meningkatkan berpikir
menemukan kata kunci yang tidak terdapat dalam kreatif peserta didik pada materi koloid layak
bacaan yang diberikan tetapi masih digunakan sebagai bahan ajar di kelas dengan
berkesinambungan dengan materi koloid, serta rincian sebagai berikut:
warna yang digunakan oleh peserta didik kurang 1. LKPD dengan strategi mind mapping
bervariasi. Kata kunci yang didapatkan peserta dinyatakan valid digunakan sebagai bahan ajar
didik hanya dari bacaan koloid yang diberikan. berdasarkan hasil penilaian validator. Nilai
validitas pada validitas isi sebesar 89,44%
serta validitas konstruk memperoleh
persentase sebesar 88,11%.
2. LKPD dengan strategi mind mapping
dinyatakan praktis digunakan sebagai bahan
ajar ditinjau dari aktivitas peserta didik dan
respon peserta didik. Persentase aktivitas
peserta didik yang relevan dengan rata-rata
sebesar 97,04%. Hasil respon mendapatkan
persentase untuk masing-masing kriteria yaitu
Gambar 4. Hasil mind mapping peserta didik kriteria isi atau materi sebesar 88,89%,
dengan cukup baik kriteria kebahasaan sebesar 80%, kriteria
penyajian sebesar 91,43% dan kriteria
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa kesesuaian dengan komponen mind mapping
mind mapping yang dibuat peserta didik sebesar 95%.
memperoleh kategori cukup baik karena di dalam 3. LKPD dengan strategi mind mapping
mind mapping yang dibuat terdapat dua aspek dinyatakan efektif digunakan sebagai bahan
keterampilan berpikir kreatif yang kurang ajar ditinjau dari peningkatan keterampilan
terpenuhi, sehingga peserta didik tersebut berpikir kreatif peserta didik dari soal pretest
dikatakan cukup kreatif. Pada Gambar 4 peserta dan posttest. Nilai N-gain memperoleh
didik menunjukkan aspek orisinalitas akan tetapi peresentase sebesar 46,67% mengalami
aspek kelancaran (fluency) dan keluwesan peningkatan dengan kriteria sedang dan
(flexibility) belum terpenuhi. Aspek kelancara 53,33% dengan kriteria tinggi.
belum terlihat dikarenkan terdapat dua indikator
yang tidak dapat dipenuhi oleh peserta didik Saran
yaitu, kata kunci yang didapatkan peserta didik 1. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas belum
belum mencakup materi koloid secara maksimal dikarenakan waktu yang diberikan
keseluruhan. Hanya beberapa kata kunci yang dalam proses pembelajaran terlalu singkat.
dapat ditentukan oleh peserta didik, jenis cabang Sehingga perlu diperhitungkan waktu yang
yang digambar peserta didik, cabang dan ranting dibutuhkan dalam penggunaan LKPD dengan
mempunyai ketebalan yang sama, tidak sesuai strategi mind mapping.
dengan aturan pembuatan mind mapping. Aspek 2. Peserta didik perlu melakukan latihan lebih
keluwesan (flexibility) belum dipenuhi, karena untuk membuat mind mapping sebelum LKPD
terdapat dua indikator yang tidak terpenuhi yaitu, dengan strategi mind mapping di uji cobakan
peserta didik belum dapat menyampaikan idenya supaya peserta didik dapat membuat mind
dengan cara menemukan kata kunci yang tidak

73
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 8, No. 1, pp. 67-74 January 2019

mapping sesuai dengan petunjuk pembuatan Peserta Didik Kelas XI SMA. UNESA
mind mapping. JOURNAL of Chemical Education, 4(2),
340-348.
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Pembinaan SMA. (2014). 7. Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan
Pembelajaran Kimia. Jakarta: Direktorat Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Pendidikan dan Kebudayaan. Indonesia.
2. Sani, R. A. (2013). Pembelajaran Sintifik 8. Saleh, Andri. (2009). Kreatif Mengajar
untuk Implementasi Kurikulum 2013. dengan Mind Map. Bogor: CV Regina
Jakarta: PT.Bumi Aksara.
9. Khairudin, M., & Mitarlis. (2016).
3. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Penerapan Model Pembelajaran Langsung
tentang Kurikulum SMA MA. dengan Strategi Mind Mapping pada Materi
Asam Basa di SMAN 1 Waru Sidoarjo.
4. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). UNESA Journal of Chemical Education Vol.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar. 3, No. 3, 380-387
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan 10. Riduwan. 2015. Skala Pengukuran Variabel-
Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sekolah Menengah Atas.
11. Siswono, Tatag Yuli Eko. (2005). Model
5. Buzan, T. (2012). Buku Pintar Mind Map. Pembelajaran Matematika Berbasis
Jakarta: Gramedia Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif.
6. Putri, D., & Mitarlis. (2015). Pengembangan Surabaya: Unesa University Press.
Lembar Kerja Siswa Berbasis Mind
Mapping Pada Materi Laju Reaksi Untuk
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kreatif

74

Anda mungkin juga menyukai