Analisis Vitamin C
I.
JUDUL PERCOBAAN
: ANALISIS VITAMIN C
Selesai
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
menyusui tingkat tinggi dan normal. Vitamin C adalah vital dalam pembentukan dari
kolagen protein struktural (Thenawijaya, 1982).
suatu
reduktor
kuat
(Winarno,1997).
Bentuk
teroksidasinya,
asam
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
2. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang
tidak reversible.
Penentuan Kadar Vitamin C
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam
atau basa atau zat yang dapat diubah menjadi asam/basa. Air digunakan sebagai
pelarut karena mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunyai koefisien
suhu muai yang rendah. Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air karena
kelarutannya rendah atau memiliki kekuatan asam/ basa yang tidak memadai untuk
mencapai titik akhir, Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan
konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat
lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada
reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat
dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi
berlangsung, terjadi perubahan pH. Di mana pH pada titik equivalen ditentukan oleh
sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang
digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik
equivalen berada.
Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah
dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen
tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai
dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan
titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil
kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah
dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion
hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang
ditambahkan (Mulyono 2005).
Penentuan Titik Akhir
Indikator yang digunakan pada titrasi iodometri adalah larutan kanji. Kanji
atau pati disebut juga amilum yang terbagi menjadi dua yaitu: Amilosa (1,4) atau
disebut b-Amilosa dan Amilopektin (1,4) ; (1,6) disebut a-Amilosa. Warna larutan
iod 0,01 N cukup tua, tetapi diperlukan penambahan 2mL amilum 2 % sebagai
disperse koloid, karena warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji
kepekaan terhadap iod. Molekul iod diikat pada permukaan
suatu konstituen
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
amilum. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam daripada dalam larutan
netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Indikator kanji yang dipakai adalah
amilosa, karena jika dipakai amilopektin, maka akan membentuk kompleks kemerahmerahan (violet) dengan iodium, yang sulit dihilangkan warnanya karena
rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr = 50.000 1.000.000.
Kadar vitamin C dapat ditentukan dengan cara Iodometri,dimana vitamin C
mereduksi I2 menjadi I-. Titik akhir titrasi ditentukan dari warna biru amilum. Kadar
vitamin C dapat dihitung sebagai berikut:
Kadar Vit C =
( )
( )
Kadar Vit C =
Peranan Vitamin C
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein
yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan
lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah
tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Vitamin C juga berperan penting
dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai
antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui
pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau
kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di
Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir
pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah
mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%. Hipoaskorbemia
(defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit
kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah
kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu,
asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolesterol
tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan
metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis
kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui cara: 1)
vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam empedu, 2)
4
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko
menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat berfungsi sebagai pencahar
sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan
pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol.
Pisang
Pisang merupakan buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Indonesia juga
merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai produsen pisang dunia. Indonesia
telah memproduksi sebanyak 6,20% dari total produksi dunia, 50% produksi pisang
Asia berasal dari indonesia. Sulawesi Selatan adalah pulau diluar Jawa penghasil
pisang terbesar yaitu 183.853 ton (Suyanti dan Supriyadi, 2008). Melimpahnya
pisang di Indonesia menjadikan buah ini memiliki nilai ekonomis rendah. Untuk
meningkatkan nilai ekonomis dari buah pisang dapat dibuat berbagai macam produk
olahan yang sekaligus menjadi salah satu cara untuk mempertahankan daya simpan
buah pisang. Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain
menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang
kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga
mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai
neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Tabel kandungan gizi buah pisang per 100 gram (Suyanti& Supriyadi, 2008)
Kandungan Gizi
Jumlah
Kalori
90 kkal
Karbohidrat
22,84 g
Gula
12,23 g
Serat
2,26 g
Lemak
0,33 g
Protein
1,09 g
3 g
0%
0,031 mg
2%
0,073 mg
5%
0,665 mg
4%
0,334 mg
7%
0,367 mg
28%
20 g
5%
Vitamin A
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
Kalsium
8,7 mg
15%
5 mg
1%
Vitamin C
0,26 mg
2%
Magnesium
27 mg
7%
Fosfor
22 mg
3%
Potasium
358 mg
8%
Seng
0,15 mg
1%
Besi
Alat :
Mortar
1 buah
1 buah
Erlenmeyer
4 buah
Buret
1 buah
1 buah
Pipet tetes
5 buah
Bahan :
Buah jeruk
Aquades
Amilum 1%
Iodium 0,01 N
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
2. Analisis Vitamin C
Buah Pisang
Dikupas
Ditimbang sebanyak 10 gram
Dihancurkan dengan mortar dan alu sehingga diperoleh slurry
Slurry
Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml
Ditambah aquades hingga tanda batas
Didiamkan selama 15 menit sambil kadang-kadang dikocok
Disaring
Filtrat
Residu
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
Prosedur Percobaan
Perc
1.
Hasil Pengamatan
Sebelum
20 ml aquades
Ditambah 1 ml larutan amilum 1%
Dititrasi dengan I2 standar 0,01 N
Perubahan warna
Aquades:
Kesimpulan
Sesudah
tidak Aquades
berwarna
Amilum: larutan
putih keruh
Dugaan / Reaksi
larutan amilum:
larutan
tidak
berwarna
Dititrasi dengan
I2
berubah
menjadi warna
biru
Volume I2 yang
digunakan: 0,2
ml
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
Slurry
Buah Pisang
Dikupas
Ditimbang sebanyak 10 gram
Dihancurkan dengan mortar dan alu
sehingga diperoleh slurry
Slurry
berwarna kuning
Filtrat:
larutan
tidak berwarna
Berat
10,0485 g
pisang
sampel:
Filtrat + larutan
amilum
aquades: larutan
tidak berwarna
Volume I2 yang
digunakan:
V1 = 1,4 ml
- Prinsip
digunakan yaitu
rata-rata dalam
titrasi iodometri
100 g = 23,94
- Kandungan
vitamin C rata-
rata = 0,024%
berwarna merah
muda (-)
Supriyadi, 2008.
Disaring
Filtrat
Diambil 10 ml dan
dimasukkan pada 3 buah
erlenmeyer
Ditambah 1 ml larutan
amilum 1%
Ditambah 20 ml aquades
Dititrasi dengan larutan I2
0,01 N
Filtrat
Residu
V2 = 1,4 ml
Pisang Budidaya,
dengan larutan
Pengolahan dan
berwarna merah
Prospek Pasar.
muda (-)
Penebar swadaya.
V3 = 1,3 ml
kadang-kadang dikocok
mg
Jakarta)
C6H6O6 + 2H+ + 2e
I2(aq) + 2e 2IC6H8O6(aq) + I2(aq)
C6H6O6(aq) + 2H+
+2I-
persen:
9
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
Tabung I: 24,52
mg dan 0,024%
Tabung
II:
24,52
dan
0,024%
Tabung
III:
22,77 mg dan
0,023%
10
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
Semakin besar kandungan vitamin C di dalam sampel, maka akan semakin banyak I2
yang digunakan untuk titrasi. Hal ini menandakan lamanya vitamin C yang teroksidasi
dengan semakin banyaknya kandungan vitamin C pada sampel. Percobaan diulangi
sebanyak 3x. Titik akhir titrasi dapat ditentukan setelah terjadi perubahan warna pada
filtrat yang merupakan larutan tidak berwarna menjadi merah muda (-). Kadar vitamin
C pada cabe merah besar dapat ditentukan dengan menggunakan rumus.
Berdasarkan percobaan ini pada titrasi pertama, diperoleh volume I2 sebanyak 1,4
mL dan kadar vitamin C yang diperoleh sebesar 24,52 mg atau 0,024 %. Pada titrasi
kedua diperoleh volume I2 sebanyak 1,4 mL dan kadar vitamin C yang diperoleh sebesar
24,52 mg atau 0,024 %. Pada titrasi ketiga, diperoleh volume I2 sebanyak 8,2 mL dan
kadar vitamin C yang diperoleh sebesar 22,77 mg atau 0,023 %. Adapun rata-rata
persentase kadar vitamin C pada buah pisang yaitu sebesar 23,94 mg/100 gram atau
0,024%. Hasil kadar vitamin C percobaan berbeda dengan kadar vitamin C teori, hal ini
dapat disebabkan karena buah pisang sudah teroksidasi oleh udara sehingga ketepatan
titik akhirnya berkurang.
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Iodometri adalah analisa titimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide ditambahkan membentuk iodine.
2. Dengan metode titrasi iodometri, diperoleh kadar vitamin C pada buah pisang
sebesar : titrasi 1 : 0,024%, titrasi 2 : 0,024%, titrasi 3 : 0,023% sehingga diperoleh
rata-rata sebesar 0,024%.
12
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
X. DAFTAR PUSTAKA
Godam.
2006.
Pengertian
dan
Definisi
Vitamin.
Diakses
dari
2010.
Vitamin.
Diakses
dari
13
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
JAWABAN PERTANYAAN
1. Hitung kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel !
Jawab :
Tabung I
-
Kadar Vitamin C =
( )
( )
=
= 1,232 mg
-
% Kadar Vitamin C
( )
[ ]
=
= 0,024%
Tabung II
-
Kadar Vitamin C =
( )
( )
=
= 1,232 mg
-
% Kadar Vitamin C
( )
[ ]
=
= 0,024 %
Tabung III
-
Kadar Vitamin C =
( )
( )
=
= 1,144 mg
-
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
= 2,288 mg
-
% Kadar Vitamin C
( )
[ ]
=
= 0,023 %
Kadar vitamin C rata-rata dalam 100 g =
= 23,94 mg
3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C!
Jawab :
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut
maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas,
perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi.
Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti
kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !
Jawab :
Makanan yang mengandung vitamin C :
No.
Jenis makanan
mg/100mg
1.
Bawang
80
2.
Cabe rawit
70
3.
Daun katuk
239
4.
Daun mlinjo
182
15
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
5.
Daun pepaya
150
6.
Gandaria
111
7.
Daun singkong
275
8.
Jabu mente
197
9.
Jambu biji
87
10.
Jeruk bali
43
11.
Jeruk manis
49
12.
Kembang kol
69
13.
Labu kuning
52
14.
Mlinjo
100
15.
Pepaya
78
16.
Peterseli
193
17.
Rambutan
58
18.
Sawi
102
16
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Kadar Vitamin C =
( )
( )
=
= 1,232 mg
-
% Kadar Vitamin C
( )
[ ]
=
= 0,024%
Tabung II
-
Kadar Vitamin C =
( )
( )
=
= 1,232 mg
-
% Kadar Vitamin C
( )
[ ]
=
= 0,024 %
Tabung III
-
Kadar Vitamin C =
( )
( )
=
17
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
= 1,144 mg
-
% Kadar Vitamin C
( )
[ ]
=
= 0,023 %
Kadar vitamin C rata-rata dalam 100 g =
= 23,94 mg
18
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
LAMPIRAN FOTO
1. Pembuatan Blanko
No.
1.
Dokumentasi
Keterangan
20 mL aquades dimasukkan
dalam Erlenmeyer 100 mL.
2.
Ditambah
dengan
mL
amilum.
3.
dari
larutan
menjadi
tidak
berwarna
biru.
19
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
2. Titrasi sampel
No.
1.
Dokumentasi
Keterangan
Ditimbang sebanyak 10 gram
buah pisan yang telah dikupas.
2.
3.
20
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
4.
Slurry
yang
dihasilkan
5.
Ditambahkan
aquades
hingga
tanda batas.
6.
21
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
8.
Setelah
tercampur,
disaring
dengan
menggunakan
saring.
7.
8.
22
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
9.
10.
I2
terjadi
perubahan
11.
I2
terjadi
perubahan
23
LAPORAN BIOKIMIA I
Analisis Vitamin C
12.
I2
terjadi
perubahan
13.
Perbandingan
antara
larutan
24