Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari
bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang
mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraseluler. Beberapa karakteristiknya antara lain
sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan seperti jeruk
merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit,urat, tulang rawan, dan jaringan lainnya di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di
seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat meningkatkan pembuangan
feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat sariawan, baik di mulut
maupun di perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, pendarahan
di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam
askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan yang lain, seperti kolesterol tinggi, sakit
jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang dikonsumsi melebihi yang
dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh,
vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis yang rata-rata dibutuhkan bagi orang dewasa
adalah 60-90 mg/hari. Tapi bisa juga lebih tergantung kondisi tubuh dan daya tahan masing-
masing orang yang berbeda-beda. Batas maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi
vitamin C adalah 1000 mg/hari.
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gusi berdarah, sariawan, nyeri otot atau
gangguan syaraf. Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan anemia, sering mengalami infeksi dan
b. Bahan
Larutan vitamin C 0,1% Larutan yodium iodide Sari buah Tomat
Nutrisari Jeruk Sari buah Apel kemasan Sari buah Apel perasan
Jeruk Nipis
G. Pembahasan :
Pada percobaan ini, yaitu pengujian vitamin c yang terdapat pada sari buah-
buahan dengan menggunakan larutan iodide. Larutan iodide dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak 1 mL atau 10 tetes, setelah itu teteskan larutan sari buah ke dalam tabung
reaksi yang berisi larutan iodide, kemudian goyangkan tabung reaksi lalu beri tetesan lagi
dan goyang tabung reaksi lakukan kegiatan tersebut sampai berubah warna. Kita bisa
menentukan kadar vitamin-C melalui jumlah tetesan sari buah yang dicampurkan dengan
larutan iodide itu tadi, dengan cara semakin banyak tetesan untuk menghilangkan warna
biru dari larutan Amilum iodida maka semakin sedikit kandungan Vitamin C dan semakin
sedikit tetesan untuk menghilangkan warna biru dari larutan Amilum iodida maka semakin
banyak kandungan Vitamin C nya. Larutan vitamin C 0,1% membutuhkan 11 tetesan untuk
mengubah larutan iodide menjadi bening, larutan nutrisari jeruk membutuhkan 10 tetes,
sari apel perasan 10 tetes, sari apel kemasan 40 tetes, jeruk nipis 25 tetes, dan sari tomat
sebanyak 18 tetes untuk mengubah warna larutan iodide menjadi bening. Dari pengamatan
tersebut dapat disimpulkan jika nutrisari jeruk dan sari apel perasan mengandung vitamin C
yang tinggi sedangkan sari apel kemasan memiliki kadar vitamin C yang rendah.
I. Kesimpulan :
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai
radikal bebas ekstraseluler.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, berperan penting dalam
membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran.
Dari percobaan yang didapat hasil pengamatan :
1. Larutan vitamin C memerlukan 11 tetes untuk mengubah larutan iodide
menjadi bening
2. Larutan nutrisari jeruk memerlukan 10 tetes untuk mengubah larutan
iodide menjadi bening
3. Larutan sari apel perasan memerlukan 10 tetes untuk mengubah larutan
iodide menjadi bening
4. Larutan sari apel kemasan memerlukan 40 tetes untuk mengubah larutan
iodide menjadi bening
5. Larutan jeruk nipis memerlukan 25 tetes untuk mengubah larutan iodide
menjadi bening