Anda di halaman 1dari 14

REVIEW JURNAL

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF SARI


BUAH NAMNAM

OLEH :

NI KETUT ERMIN

1808511014

PROGRAM STUDI KIMIA

DAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
JUDUL JURNAL : Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Komponen Bioaktif Sari Buah
Namnam

NAMA JURNAL : Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Ilmu
Kimia

TAHUN, HALAMAN DAN VOLUME : November 2015, 130-136 , Vol 1(2)

PENULIS : Adawiah, Dede Sukandar, Anna Muawanah

REVIEWER : Ni Ketut Ermin

TANGGAL : 6 Oktober 2020

LINK JURNAL : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi/article/view/3155

REVIEW :

Pendahuluan

Pangan Fungsional merupakan makanan yang mengandung satu atau lebih senyawa yang
memiliki fungsi gizi atau fisiologis yang memiliki pengaruh lebih tinggi terhadap kesehatan
dibandingkan dengan makanan biasa namun terbukti tidak berbahaya dan memiliki banyak
manfaat. Pangan fungsional dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman,
mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat
diterima oleh konsumen

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan cara
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu bentuk senyawa oksigen
reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh dan dipicu oleh bermacam-
macam faktor (Winarsi, 2007). Dalam produk pangan fungsional antioksidan sangat erat
kaitannya dengan peranannya dalam menjaga kesehatan karena dapat menangkap radikal bebas
dan spesies oksigen reaktif sehingga dapat menghambat terjadinya reaksi oksidatif yang daat
menyebabkan penyakit.

Buah namnam merupakan salah satu buah yang banyak mengandung flavonoid,
tritepenoid, saponin dan tannin yang diketahui berkhasiat sebagai antioksidan namun
pemanfaatannya masih sangat rendah karena rasa dari buah namnam terkenal asam, sedikit
manis dan sepat. Dalam pengolahannya buah namnam ini dijadikan minuman sari buah yang
bernutrisi tinggi dan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi Minuman jus atau sari buah
adalah suatu produk olahan buah-buahan yang kaya akan kandungan gizi dan memiliki rasa
yang menyegarkan. Minuman jus atau sari buah biasanya dibuat hanya dengan menggunakan
satu jenis buah-buahan atau lebih atau bahan tambahan lainnya.

Buah namnam dijadikan sebagai minuman sari buah diharapkan dapat menghasilkan
minuman sari buah yang bernutrisi dan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Minuman sari buah
namnam yang dihasilkan juga dapat menambah keanekaragaman produk pangan fungsional sumber
antioksidan.

Metode Penelitian

Pembuatan sari buah namnam menggunakan metode Satuhu (2004) yang mengalami
sedikit modifikasi melalui beberapa tahap yaitu, buah namnam disortasi, dicuci, diblansing
dengan air garam 0.02% pada suhu 85 0C selama 5 menit. Kemudian buah namnam diekstrak
dengan menggunakan juicer untuk memisahkan ampas dan sari buahnya. dilakukan pada sari
buah namnam dengan metode DPPH free radical scavenger menggunakan spektroskopi UV-
Vis. Analisis aktivitas antioksidan dilakukan pada kedua formulasi minuman sari buah
namnam-jahe dan sari buah namnam tanpa formulasi. Dan Kadar vitamin C ditentukan dengan
cara titrasi Iod. Analisis antioksidan dilakukan pada sari buah namnam dengan metode DPPH
free radical scavenger menggunakan spektroskopi UV-Vis. Dan Kadar vitamin C ditentukan
dengan cara titrasi Iod.

Untuk Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan melarutkan sari buah namnam dalam
metanol pada berbagai konsentrasi (0.1 μL/mL–12.8 μL/mL) dan dimasukkan sebanyak 2 mL
larutan sari buah kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 mL larutan DPPH 0.002% dalam
metanol dan divorteks sampai homogen. Kemudian Diinkubasi selama 30 menit dan diukur
absorbansi campuran tersebut pada panjang gelombang 517 nm. Untuk analisis fenolik 0.5 mL
sampel ditambahkan dengan 2.5 mL air destilasi, kemudian ditambahkan 0,5 mL reagen Folin-
Cioceltaeu (1:1) dan diinkubasi selama 3 menit, lalu ditambahkan 2 mL larutan NaCO3 20%
dan Setelah didinginkan pada ice bath dan diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang
750 nm. Pada analisis flavonoid 0.1 ml sampel sari buah namnam ditambahkan 0.3 ml air
destilasi dan 0.03 ml larutan NaNO3 5% lalu diinkubasi selama 5 menit. Ditambahkan 0.03 ml
larutan alumunium klorida (AlCl3) 10%. Larutan yang dihasilkan disentrifugasi dan diinkubasi
selama 5 menit kemudian ditambahkan 0.2 ml larutan NaOH 1 M dan air didestilasi hingga
volume 1 ml. Diukur nilai absorbansi pada panjang gelombang 430 nm. Pada analisis vitamin
C ditentukan dengan cara titrasi Iod. 5 mL sari buah namnam dimasukkan ke dalam erlenmeyer
100 mL. Lalu ditambahkan 20 ml air destilat dan beberapa tetes larutan pati sebagai indikator.
Selanjutnya dititrasi dengan larutan Iod 0.01 N sampai larutan berwarna biru.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Aktivitas antioksidan

Hasil analisis aktivitas antioksidan menunjukkan sari buah namnam murni memiliki
aktivitas antioksidan yang sangat baik dengan nilai IC50 5 μL/mL.Dalam analisis antioksidan
dan kandungan bioaktif pada sari buah namnam ini ditemukan kandungan fenolik, flavonoid
dan vitamin C sehingga tingginya aktivitas antioksidan sari buah namnam sangat erat kaitannya
dengan tingginya kandungan senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C dalam sari buah
namnam.

Analisis Total Fenolik

Dalam analisis kadar fenolik dengan metode Folin-Ciocalteu dengan menggunakan


pereaksi FolinCiocalteu yang ditandai dengan adanya warna biru semakin tinggi intensitas
warna biru maka semakin banyak kandungan senyawa fenoliknya. Sari buah namnam memiliki
kandungan senyawa fenolik yang tinggi yaitu sebesar 996.03 mg/L lebih tinggi dibandingkan
kandungan fenolik sari buah lainnya. Sebagai antioksidan senyawa fenolik berperan penting
dalam menangkapa radikal bebas karena gugus hidroksil dari senyawa fenolik dapat
mendonorkan atom hidrogen sehingga dapat menstabilkan senyawa radikal bebas.

Analisis Total Flavonoid

Analisis kandungan flavonoid dilakukan dengan menggunakan reagen alumunium


klorida (AlCl3) dimana gugus orto hidroksi dan gugus hidroksinya bereaksi dengan alumunium
klorida membentuk kompleks alumunium-flavonoid. Hasil analisis menunjukkan sari buah
namnam memiliki kandungan flavonoid yang tinggi yaitu 421.09 mg/L namun lebih rendah
dibanding kandungan flavonoid dari sari buah namnam-jahe karena penambahan ekstrak jahe
mengandung banyak antioksidan sehingga mempengaruhi aktivitas antioksidan. Flavonoid
berperan sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang dapat mendonorkan atom
hidrogen kepada senyawa radikal bebas dan menstabilkan senyawa oksigen reaktif (ROS).

Analisis Total Vitamin C

Dalam sari buah namnam memiliki kandungan vitamin C yang tinggi yaitu sebesar
121,44 mg/100 mL lebih tinggi dari kandungan vitamin C pada sari buah namnam-jahe. Vitamin
C merupakan antioksidan non enzimatis yang larut dalam air. Vitamin C berfungsi sebagai
antioksidan, dimana vitamin C bekerja sebagai donor elektron ke dalam reaksi biokimia baik
intraseluler maupun ekstraseluler.

Critikal Review Jurnal

Dalam penulisan jurnal sudah sesuai dengan struktur penulisan jurnal pada umumnya.
Judul jurnal juga sesuai dengan isi jurnal yaitu kita dapat mengetahui bagaimana aktivitas
antioksidan pada sari buah namnam dan senyawa bioaktif apa saja yang terdapat pada sari buah
namnam. Pada bagian abstrak yang telah mewakili isi jurnal secara keseluruhan sehingga
memudahkan pembaca untuk mencari informasi dan mudah dipahami. Dalam jurnal ini juga
membahas apa saja fungsi dan manfaat bagi kesehatan dari senyawa aktif yang terdapat dalam
sari buah namnam sehingga kita dapat mengetahuinya. Selain itu dalam analisisnya, untuk
mengetahui aktivitas antioksidan digunakan sampel pembanding yakni sari buah namnam-jahe
yang mana sari buah namnam ditambahkan dengan ekstrak jahe sehingga kita dapat mengetahui
perbandingan aktivitas antioksidan dalam sari buah namnam. Dalam analisis komponen
senyawa bioaktifnya juga digunakan sampel pembanding yaitu sari buah jambu mete, delima,
murbei dan sari buah namnam-jahe, sehingga kita dapat mengetahui perbandingannya. Dalam
pembahasan juga dijelaskan sifat-sifat dari komponen senyawa bioaktif dalam sari buah
namnamulai dari sifatnya dalam mempengaruhi kesehatan, struktur kimianya, sifatnya sebagai
antioksidan bagaimana serta pengaruhnya terhadap senyawa lain.
Pada bagian pendahuluan sudah menjabarkan gambaran dari sampel atau produk yang
digunakan serta permasalahan apa yang menjadi topik untuk penelitian serta kandungan bahan
apa yang menjadi bahasan utama pada penelitian ini. Pada bagian metode juga sudah dijelaskan
tahapan setiap analisisnya mulai dari metode, sampel, pembuatan produk, formulasi, alat dan
bahannya serta cara kerjanya. Namun dalam metode analisis senyawa fenolik dan flavonoid
tidak tertera metode apa yang digunakan sehingga kurang dipahami tetapi dalam pembahasan
dijelaskan metode yang digunakan serta pereaksi apa yang digunakan dalam analisisnya. Selain
itu alat dan bahan juga tidak ada.

Meskipun dalam jurnal antara judul dan isi sudah sesuai namun pada bagian pembahasan
kurang menjelaskan bagaimana aktivitas antioksidan pada buah namnam hanya dijelaskan
kadarnya dan pentingnya terhadap senyawa bioaktif fenolik, flavonoid dan vitamin C. Sehingga
pembaca kurang memahami bagaimana aktivitas antioksidan pada buah namnam tersebut.
Selain itu juga kurang dijelaskan bagaimana reaksinya terhadap metode atau hasil dari
penelitiannya seperti apa. Dalam penelitiannya aktivitas antioksidan dianalisis dengan metode
metode DPPH free radical scavenging sudah dijelaskan secara teori jika semakin besar
kandungan antioksidannya (fenolik, flavonoid dan vitamin C) maka konsentrasi DPPH semakin
menurun. Namun dalam jurnal ini tidak dijelaskan apakah antioksidan dalam sari buah namnam
ini mampu menurunkan konsentrasi DPPH dalam penelitiannya. Memang sudah dijelaskan
bahwa kandungan antioksidan pada sari buah namnam sangat baik tapi tidak dijelaskan
bagaimana hasil dalam penelitiannya sehingga saya kurang mengerti.

Pada bagian analisis fenolik hasil analisis dijelaskan dan mudah dipahami seperti
metodenya dan hasil reaksinya dimana semakin tinggi intensitas warna biru maka semakin
banyak kandungan senyawa fenoliknya. Kadar dan sifatnya sebagai antioksidan juga sudah
dijelaskan hanya saja terlalu banyak penjelasan dari sumber lain sebagai pendukung sehingga
mudah dipahami. Pada analisis flavonoid juga sudah dijabarkan metode yang digunakan serta
didukung oleh sumber-sumber yang dicantumkan. Dalam analisis ini juga dijelaskan kaitan
antara tingginya kandungan flavonoid dengan kadar dari senyawa fenolik sehingga kita dapat
mengetahui pengaruhnya terhadap senyawa lain. Selain itu juga digambarkan bagaimana
mekanisme reaksi yang terjadi pada uji kandungan flavonoid sehingga lebih mudah untuk
dipahami begitu jiga pada analisis vitamin C. Pada analisis kandungan vitamin C selain menjadi
antioksidan juga dijelaskan bahwa vitamin C juga berfungsi dalam pembentukan kolagen dan
untuk meneruskan kerja enzim hidroksilase dalam mensintesis 4-hirdoksiprolil suatu asam
amino yang penting dalam pembentukan kolagen.

Kelebihan jurnal ini adalah memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari
pendahuluan dan latar belakang permasalahan bagaimana aktivitas antioksidan dan senyawa
bioaktif apa saja yang terkandung dalam sari buah namnam. Banyak dicantumkan sumber-
sumber yang mendukung hasil penelitian sehingga mudah dipahami, penjabaran masing-masing
analisis juga lengkap beserta reaksi kimianya dan dilengkapi teori-teori pendukung.

Kekurangan jurnal tidak dicantumkan gambar sari buah namnam atau buah namnam itu
sendiri. Kurang dicantumkan alat dan bahan pada metode penelitian serta tidak dijelaskan
dimana tempat penelitian.

Kesimpulan

Penggunaan buah namnam sebagai sari buah sangat berpotensi sebagai makanan
fungsional karena memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Senyawa fenolik dan flavonoid
pada sari buah namnam jahe lebih tinggi dikarenakan adanya penambahan ekstra jahe yang
kandungan antioksidannya tinggi. Pada vitamin C, kandungan pada sari buah namnam-jahe
lebih rendah karena vitamic C rusak oleh adanya proses pasteurasi. Aktivitas kandungan
antioksidan berkaitan dengan kandungan dari fenolik, flavonoid dan vitamin C pada buah.
Penilisan jurnal sudah sangat sesuai dengan struktur, judul dan isi juga sesuai namunada
kekurangan pada metode dan alat bahan. Penjelasan setiap analisis dijabarkan dengan rinci
dengan dukungandari sumber-sumber terkait sehingga lebih mudah dipahami.

Adapun saran-saran untuk jurnal ini agar mencantumkan gambar buah namnam karena
tidak semua orang tahu buah tersebut karena masih jarang penggunaannya. Dan juga untuk
metode yang digunakan harap dicantumkan pada metode peneitian. Selain itu untuk alat dan
bahan yang digunakan juga dijabarkan karena pada jurnal ini belum dicantumkan. Untuk
keseluruhan jurnal sudah sangat bagus, semoga dengan adanya saran-saran ini dapat berguna
dan kedepannya lebih baik lagi.
Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Ilmu Kimia, 1(2), November 2015, 130-136

Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi

Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Komponen Bioaktif Sari Buah


Namnam
Adawiah, Dede Sukandar, Anna Muawanah

Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Jl. Ir. H. JUada No. 95 Ciputat 15412

Email : sukandarkimia@uinjkt.ac.id

Received: October 2015; Revised: November 2015; Accepted: November 2015; Available Online: August 2016

Abstrak

Antioksidan adalah senyawa yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan karena dapat menangkap
molekul radikal bebas sehingga menghambat reaksi oksidatif dalam tubuh yang merupakan penyebab berbagai
penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan komponen bioaktif meliputi total fenolik, total
flavonoid, total vitamin C dan aktivitas antioksidan sari buah namnam. Hasil analisis menunjukkan bahwa sari
buah namnam murni mengandung fenolik sebesar 996.03 mg/L, flavanoid 421.09 mg/L, vitamin C 121.44
mg/100mL dan aktivitas antioksidan dengan IC50 5 μL/mL.

Kata kunci: buah namnam, jahe, sari buah, antioksidan.

Abstract

Antioxidant is a compoud inhibit that have an important role in protecting health due to it can absorb free
radical molecules and inhibit oxidative reaction which cause anykinds of diseases. This study aims to determine
the chemical compositition and antioxidant activity of namnam juice, characteristic of namnam. In this
experimental, proximat analysis, TPC, TFC, Vitamin C, antioxidant activity were evaluated. Namnam juice
contains 996.03 mg/L of phenolics, 421.09 mg/Lof flavonoids, 121.44 mg/100mL of vitamin C and high
antioxidant activity with IC50 5µL/mL.

Keyword: namnam, juice, antioxidant activity.

DOI :http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v0i0.3155.

1. PENDAHULUAN atau obat dimana pangan fungsional preventif


terhadap penyakit, dapat meningkatkan
Tingginya kesadaran masyarakat akan imunitas tubuh dan menurunkan resiko suatu
pentingnya kesehatan menyebabkan terjadinya penyakit.
perubahan pola makan dimana masyarakat Salah satu produk pangan fungsional
cenderung lebih memilih makanan alami dan yang terus mengalami perkembangan adalah
sehat yang berfungsi untuk mencegah atau pangan yang kaya akan antioksidan. Hal ini
mengobati penyakit. Hal tersebut telah sangat erat kaitannya dengan peranan
menempatkan produk pangan fungsional antioksidan dalam memelihara dan menjaga
sebagai trend produk pangan masa kini dan kesehatan karena mampu menangkap molekul
mendorong berbagai pihak industry baik radikal bebas dan spesies oksigen reaktif
industri farmasi maupun industri pangan sehingga menghambat reaksi oksidatif yang
mengarah pada konsep “ Healthy, Functional merupakan penyebab penyakit-penyakit
and Satisfied Foods” dalam menghasilkan degenerative seperti penyakit jantung, kanker,
produk-produknya (Hariyadi, 2006). Pangan katarak, disfungsi otak dan arthritis (Miller et
fungsional berbeda dengan suplemen makanan al., 2000).

Copyright © 2016, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia,
P-ISSN: 2460-6065, E-ISSN: 2548-3013
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [130-136] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

Hasil uji fitokimia yang telah dilakukan Diinkubasi selama 30 menit dan diukur
oleh Sukandar et al., (2013) buah namnam absorbansi campuran tersebut pada panjang
memiliki kandungan senyawa aktif flavonoid, gelombang 517 nm. Dihitung nilai % inhibisi
tritepenoid, saponin dan tannin yang berkhasiat dan IC50 yang diperoleh.
sebagai antioksidan. Namun pemanfaatan buah
namnam sebagai buah konsumsi masih sangat Analisis Total Fenolik (Rekha et al., 2012)
rendah karena buah namnam memiliki rasa 0.5 mL sampel ditambahkan dengan 2.5
asam, sedikit manis dan sepat yang timbul saat mL air destilasi, kemudian ditambahkan 0,5
mengkonsumsi buah namnam sebagai buah mL reagen Folin-Cioceltaeu (1:1) dan
segar. Oleh karena itu, diperlukan adanya diinkubasi selama 3 menit. Kemudian
upaya yang dapat meningkatkan penerimaan ditambahkan 2 mL larutan NaCO3 20% dan
buah namnam di masyarakat, salah satunya dibiarkan pada pada water bath yang mendidih
dengan mengolah buah namnam menjadi selama 1 menit. Setelah didinginkan pada ice
minuman sari buah. bath dan diukur nilai absorbansinya pada
Berdasarkan manfaat tanaman tersebut panjang gelombang 750 nm.Larutan standar
diharapkan buah namnam dapat menghasilkan yang digunakan adalah larutan asam galat 0
minuman sari buah yang bernutrisi dan ppm sampai 1000 ppm. Jumlah Kandungan
memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Fenolik sebanding dengan jumlah mg
Minuman sari buah namnam yang dihasilkan ekuivalen asam galat dalam 100 mL sampel.
juga dapat menambah keanekaragaman produk
pangan fungsional sumber antioksidan. Analisis Total Flavanoid (Eghdami et al.,
2011)
2. METODE PENELITIAN 0.1 ml sampel ditambahkan 0.3 ml air
destilasi dan 0.03 ml larutan NaNO3 5%.
Pembuatan Sari Buah Namnam Kemudian diinkubasi selama 5 menit.
Pembuatan sari buah namnam dilakukan Ditambahkan 0.03 ml larutan alumunium
dengan menggunakan alat yaitu Juicer JE-507 klorida (AlCl3) 10%. Larutan yang dihasilkan
merk Miyako yang dapat memisahkan ampas disentrifugasi dan diinkubasi selama 5 menit
dengan sari buahnya secara langsung. kemudian ditambahkan 0.2 ml larutan NaOH 1
Pembuatan sari buah dilakukan dengan metode M danair destilasi hingga volume 1 ml. Diukur
Satuhu (2004) yang mengalami sedikit nilai absorbansi pada panjang gelombang 430
modifikasi melalui beberapa tahap yaitu, buah nm. Larutan standar yang digunakan adalah
namnam disortasi, dicuci, diblansing dengan kuersetin.Kandungan flavonoid dianggap
air garam 0.02% pada suhu 85 0C selama 5 sebagai jumlah ekuivalen mg kuersetin dalam
menit. Kemudian buah namnam diekstrak 100 mL sampel.
dengan menggunakan juicer untuk
memisahkan ampas dan sari buahnya secara Analisis Total Vitamin C (AOAC, 1995)
langsung, dibiarkan sebentar dan disaring Kadar vitamin C ditentukan dengan cara
sampai dihasilkan sari buah namnam murni titrasi Iod. Sebanyak 5 ml sari buah namnam
yang jernih. Dimasukkan kedalam botol dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml.
disimpan pada suhu 4 0C untuk keperluan Ditambahkan 20 ml air destilat dan beberapa
analisis selanjutnya. tetes larutan pati sebagai indikator. Selanjutnya
dititrasi dengan larutan Iod 0.01 N sampai
Analisis Aktivitas Antioksidan (Rekha et al., larutan berwarna biru. Tiap ml larutan Iod
2012) equivalen dengan 0.88 mg asam askorbat.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan pada Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai asam
sari buah namnam dengan metode DPPH free askorbat dengan rumus sebagai berikut :
radical scavenger menggunakan spektroskopi mg/100 mL Vit. C = (ml Iod 0.01 N x 0.88 x P
UV-Vis melalui tahapan sebagai berikut, sari x 100 ) / ml sampel,
buah namnam dilarutkan dalam metanol pada dimana, P = faktor pengenceran
berbagai konsentrasi (0.1 μL/mL–12.8
μL/mL). Sebanyak 2 mL larutan saribuah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2 mL larutan DPPH 0.002% Analisis aktivitas antioksidan dilakukan
dalam metanol dan divorteks agar homogen. pada kedua formulasi minuman sari buah

131
Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam Adawiah, et. al.

namnam-jahe dan sari buah namnam tanpa fenolik dalam sampel uji. Pereaksi Folin-
formulasi dengan metode DPPH free radical Ciocalteu merupakan larutan kompleks ion
scavenging berkaitan dengan fungsinya polimerik yang diuat dari asam fosfomolibdat
sebagai sumber antioksidan. dan asam heteropolifosfotungstat yang terdiri
Hasil analisis aktivitas antioksidan dari air, natrium tungstat, natrium molibdat,
menunjukkan baik sari buah namnam murni asam fosfat, asam klorida, litium sulfat, dan
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat bromin (Folin dan Ciocalteu, 1944). Senyawa
baik dengan nilai IC50 5 μL/mL. Tingginya fenolik bereaksi dengan oksidator
aktivitas antioksidan sari buah namnam sangat fosfomolibdat dibawah kondisi alkalis
erat kaitannya dengan tingginya kandungan menghasilkan senyawa fenolat dan kompleks
senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C molibdenum-tungsten berwarna biru (gambar
dalam sari buah namnam. Buah yang memiliki 1).
kandungan fenolik tinggi berpotensi memiliki Tingginya intensitas warna biru yang
aktivitas antioksidan yang tinggi (Rekha et al., terbentuk setara dengan banyaknya kandungan
2012; Evan dan Miller, 1996). Senyawa senyawa fenolik dalam bahan. Total fenolik
fenolik, flavonoid dan vitamin C mampu dalam sampel diperoleh dengan memasukkan
mendonorkan atom hidrogen ke radikal bebas nilai absorbansi sampel pada persamaan kurva
DPPH membentuk senyawa DPPH tereduksi kalibrasi standar asam galat.Penggunaan asam
(DPPH-H) yang stabil. Semakin tinggi galat sebagai larutan standar dikarenakan asam
kandungan fenolik, flavonoid dan vitamin C galat memiliki gugus hidroksil dan ikatan
maka semakin banyak radikal DPPH yang rangkap terkonjugasi pada masing-masing
bereaksi sehingga konsentrasinya semakin cincin benzena sehingga senyawa ini mudah
berkurang.Semakin besar penurunan bereaksi membentuk kompleks dengan reagent
konsentrasi DPPH semakin tinggi aktivitas Folin-Ciocalteu serta merupakan unit
antioksidannya. penyusun senyawa fenolik (Rorong dan
Kandungan komponen bioaktif yang Suryanto, 2010). Fenolik adalah senyawa yang
dianalisis dalam sari buah adalah senyawa memiliki cincin aromatik dengan satu atau
yang berkaitan dengan potensi sari buah lebih gugus hidroksil yang terikat pada atom
sebagai sumber antioksidan meliputi analisis karbon dari cincin aromatik tersebut. Gugus
total fenolik, flavonoid dan vitamin C serta hidroksil dalam fenolik berkontribusi secara
analisis aktivitas antioksidan. Senyawa fenolik, langsung terhadap aktivitas antioksidan dan
flavonoid dan vitamin C merupakan senyawa memainkan peranan penting dalam
antioksidan yang berperan aktif dalam penangkapan radikal bebas karena gugus
penangkapan radikal bebas.Sifat antioksidan hidroksil dari senyawa fenolik dapat
senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C mendonorkan atom hidrogen sehingga dapat
dikarenakan sifat kimianya dimana fenolik, menstabilkan senyawa radikal bebas (gambar
flavonoid dan vitamin C dapat berperan 2) (Rezaeizadeh, 2011). Senyawa fenolik pada
sebagai agen pereduksi, pendonor atom famili fabeceae terdiri dari senyawa fenolik
hidrogen, pengkelat logam serta memiliki sederhana dan kompleks. Tanaman yang
aktivitas biologis yang dapat membantu termasuk kedalam famili fabeceae
memelihara sistem metabolisme tubuh (Astuti, mengandung campuran beberapa senyawa
2007). fenolik yang berfungsi sinergis dengan
Total fenolik ditentukan dengan metode komponen lain sebagai antioksidan dan
Folin-Ciocalteu. Prinsip dasar metode Folin- pencegahan berbagai penyakit (Meskin et al.,
Ciocalteu adalah reaksi oksidasi dan reduksi 2002)
kolorimetrik untuk mengukur semua senyawa
O OH
O OH

+ H2 O + H3 PO4 (MoO3 ) 12 + H6 (PMo 12 O 40 )


HO OH reagent folin-ciocalteu HO OH kompleks molibdenum-tungsten
OH
OH
asam gallat senyawa fenolat
-
Gambar 1. Reaksi pembentukan kompleks molibdenum-tungsten blue (Hardiana et al., 2012)

132
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [130-136] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

Tabel 2. Kandungan total fenolik, flavonoid dan vitamin C pada berbagai jenis buah

Sari Buah Total Fenolik Total Flavonoid Total Vit. C Referensi


(mg/L) (mg/L) (mg/100 mL)
Namnam 996.03 421.09 121.44 Uji langsung
Sapota 1346 - - Kulkarni et al, 2006

Jeruk Lemon 760.00 - 10.60 Rekha et al., 2012


Jambu Mete Merah 1752.7 410.20 10.52 March et al, 2012
Delima 92200 36700 - Eghdami et al., 2011

Murbei - 11200 22.69 Indriani,2008

Sari buah namnam memiliki kandungan spektrofotometer UV-Vis pada panjang


senyawa fenolik yang tinggi yaitu sebesar gelombang 430 nm (Prior, 2003).
996.03 mg/L lebih tinggi dibandingkan Hasil analisis menunjukkan sari buah
kandungan fenolik sari buah lainnya seperti namnam memiliki kandungan flavonoid yang
jeruk lemon, tomat, dan limau, namun lebih tinggi yaitu 421.09 mg/L lebih tinggi
rendah dari kandungan fenolik dalam sari buah dibanding kandungan flavonoid dalam sari
Sapota, delima, jambu mete dan sari buah buah jambu mete, tetapi lebih rendah dari
namnam-jahe. Flavonoid berperan dalam delima, murbei dan sari buah namnam-jahe.
memberikan rasa dan warna pada berbagai Jumlah kandungan flavonoid dihitung sebagai
buah dan sayur. Di dalam tubuh flavonoid jumlah mg kuersetin. Arai et al., (2000)
berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, menyatakan bahwa kuersetin adalah golongan
menghambat pertumbuhan mikroba dan flavonoid yang paling penting sebagai senyawa
mencegah kanker (Prior, 2003). Analisis antioksidan. Tingginya kandungan flavonoid
kandungan flavonoid dilakukan dengan juga berkaitan dengan tingginya kandungan
menggunakan reagen alumunium klorida fenolik dalam sari buah namnam, dimana
(AlCl3). Gugus orto hidroksi dan gugus flavonoid merupakan subset dari senyawa
hidroksi keton dari senyawa flavonoid akan fenolik. Oleh karena itu, tingginya kandungan
bereaksi dengan alumunium klorida fenolik dalam suatu bahan mengindikasikan
membentuk kompleks alumunium-flavonoid tingginya kandungan flavonoid dalam bahan
yang absorbansinya diukur dengan tersebut (Maisuthisakul, 2008).

HO OH
HO OH

HO O
OH
+ • RO O + ROH
HO O
Radikal Bebas
OH
O
Polifenol

Gambar 2. Mekanisme penangkapan radikan bebas oleh polifenol (Haryoto, 2007)

Gambar 3. Mekanisme reaksi uji kandungan flavonoid total (Prior, 2003)

133
Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam Adawiah, et. al.

Flavonoid merupakan senyawa yang namnam-jahe. Vitamin C merupakan


berperan penting dalam memberikan rasa dan antioksidan non enzimatis yang larut dalam
warna pada buah dan sayur. Flavonoid air. Sebagai antioksidan, vitmin C bekerja
bertindak sebagai antioksidan dikarenakan sebagai donor elektron ke dalam reaksi
memiliki gugus hidroksil yang dapat biokimia baik intraseluler maupun
mendonorkan atom hidrogen kepada senyawa ekstraseluler. Secara intrasel vitamin C mampu
radikal bebas dan menstabilkan senyawa menghilangkan senyawa oksigen reaktif di
oksigen reaktif (ROS) serta memiliki gugus dalam sel neutrofil, monosit, protein lensa, dan
keton hidroksil yang dapat bertindak sebagai retina serta bereaksi dengan Fe-ferritin. Diluar
pengkelat logam yang menjadi katalis pada sel, vitamin C mampu menghilangkan senyawa
peroksidasi lipid (Rezaeizadeh, 2011). oksigen reaktif, mencegah terjadinya LDL
Flavonoid sangat efektif digunakan teroksidasi, mentransfer elektron ke dalam
sebagai antioksidan dan dapat mencegah tokoferol teroksidasi dan mengabsorpsi logam
penyakit kardiovaskuler dengan menurunkan dalam saluran pencernaan (Levine et al.,
oksidasi Low Density Protein (LDL) (Johnson, 1995).
2001). Misalnya saja senyawa isoflavon Sebagai zat penyapu radikal bebas,
(genistein dan daidzein) yang terdapat pada vitamin C dapat langsung bereaksi dengan
tanaman dari famili fabeceae yaitu kacang anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen
kedelai sangat bermanfaat dalam mencegah singlet dan peroksida lipid. Sebagai reduktor,
oksidasi dari partikel lipid dan menurunkan asam askorbat akan mendonorkan satu elektron
resiko terjadinya aterosklerosis (Anderson et membentuk semidehidroaskorbat yang tidak
al., 1999). Choi et al., (1991) menyatakan bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami
bahwa flavonoid juga dapat menurunkan reaksi disproporsionasi membentuk
hiperlipidemia pada manusia. dehidroaskorbat yang akan terdegradasi
Vitamin C atau asam askorbat adalah membentuk asam oksalat dan asam treonat.
vitamin larut air, banyak ditemukan dalam Oleh karena kemampuan vitamin C sebagai
buah-buahan dan merupakan komponen penghambat radikal bebas, sehingga vitamin C
penting untuk menjaga kesehatan. Vitamin C sangat penting dalam menjaga integritas
berfungsi sebagai antioksidan karena secara membran sel (Suhartono et al, 2007). Reaksi
efektif menangkap radikal bebas terutama ROS asam askorbat dengan superoksida yang
atau senyawa oksigen reaktif (Frei, 1994). dihasilkan dalam tubuh secara fisologis mirip
Berdasarkan hasil pengujian sari buah namnam dengan kerja enzim SOD dan reaksi
memiliki kandungan vitamin C yang tinggi penguraian hidrogen peroksida dikatalisis oleh
yaitu sebesar 121,44 mg/100 mL lebih tinggi enzim askorbat peroksidase (Asada, 1992)
dari kandungan vitamin C dalam buah murbei, yaitu sebagai berikut.
jeruk lemon, jambu mete merah dan sari buah

CH 2OH CH 2OH
O O
O O
+2Oˉ2 ++2H+ 2H2 O2 + OH
OH

HO OH O O
Asam askorbat asam dehidroaskorbat

CH 2OH CH 2OH
O O
O O
OH +H+2O2 H2O+ OH

HO OH HO •
OH
Asam askorbat asam semidehidroaskorbat

Gambar 4. Mekanisme reaksi asam askorbat dan ion superoksida (atas) dan hidrogen peroksida (bawah)
(Asada, 1992).

134
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [130-136] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

Selain itu, vitamin C sangat diperlukan officinale roscoe varr Rubrum) Dalam
tubuh dalam pembentukan kolagen. Vitamin C Mengurangi Nyeri Otot Pada Atlet Sepak
diperlukan bukan sebagai koenzim melainkan Takraw. Artikel Penelitian. Universitas
untuk meneruskan kerja enzim prolil Diponegoro. Semarang.
hidroksilase dalam mensintesis 4-hirdoksiprolil
Choi JS, T Yokozaiva, H Owa. 1991.
suatu asam amino yang penting dalam Antihyperlipedemic Effect of Flavonoid
pembentukan kolagen. Vitamin C akan From Prunes deividiana. in: Meskin, M. S.,
mereduksi ion Fe3+ dari sisi aktif enzim prolil WR, Bidlack AJ Davies, ST Omaye. 2002.
hidroksilase menjadi bentuk Fe2+ sehingga CRC Press, London-New York (USA):
enzim berada dalam bentuk aktifnya (Rekha et Phytochemicals in Nutrition and Health.
al., 2012).
Eghdami A, Moghaddasi MS, Sadegi Fatimah.
2011. Determination of antioxidant activity
4. SIMPULAN
of juice and peel extract of three variety of
pomegranate and clinical study. Advances in
Sari buah namnam dan sari buah Environmental Biology. 5(8): 2282-2287.
namnam-jahe memiliki potensi sebagai ISSN 1995-0756
minuman fungsional sumber antioksidan
karena memiliki aktivitas antioksidan yang Frei B, Englangd L, Ames BN. 1989. Ascorbate Is
sangat baik. Kandungan senyawa fenolik, An Outstanding Antioxidant in Human
flavonoid sari buah namnam-jahe lebih tinggi Blood Serum. Proc. Natl. Acad. Sci. USA
dibandingkan sari buah namnam karena 86,6377–6381. Didalam: Kulkarni Anand P,
adanya pengaruh dari penambahan ekstrak jahe Policegoudra RS, Aradhya SM. 2007.
Chemical composition and antioxidant
yang kaya akan antioksidan. Akan tetapi,
activity of sapota (Achras sapota L.) fruit.
kandungan vitamin C dalam sari buah Journal Of Biochemistry. 31: 399-414
namnam-jahe lebih rendah karena adanya
proses pasteurisasi yang dapat merusak Frei. 1994. Reactive Oxygen Species and
vitamin C. Antioxidant Vitamins: Mechanisms of
Action (American Jurnal Medicine).
DAFTAR PUSTAKA Excerpta Medica Inc.

AFRC Institute of Fruit Research. 1989. Home Hariyadi P. 2006. Pangan Fungsional Indonesia.
Preservation of Fruit and Vegetables. Didalam: Herold. 2007. Formulasi minuman
London (ID): HMSO Publications Centre. fungsional berbasis kumis kucing
(Orthosiphon aristatus Bl. Miq) yang
Anderson JW, BM Smith, CS Washnock. 1999. didasarkan pada optimasi aktivitas
Cardiovaskuler and renal benefits of dry antioksidan, mutu citarasa dan warna.
bean and soybean intake. American Journal [Skripsi]. Bogor (ID): Insitut Pertanian
of Clinical Nutrition. 70(3): 464S-474S. Bogor.

AOAC. 1999. Official Methods of Analysis of The Haryoto Santoso, Broto Nugroho, Hafidz. 2007.
Association Analytical Chemistry, Inc., Aktivitas antioksidan fraksi polar ekstrak
Washington D. C. metanol dari kulit kayu batang shorea
acuminatissima dengan metode DPPH.
Arai Y, Watanabe S, Kimira M, Shimoi K, Jurnal ILMU DASAR. 8(2): 158-164
Mochizuki R, Kinae N. 2000. Dietary
intakes of flavonols, flavones and Herold. 2007. Formulasi minuman fungsional
isoflavones by japanese women and the berbasis kumis kucing (orthosiphon aristatus
inverse correlation between quercetin intake bl. miq) yang didasarkan pada optimasi
and plasma LDL cholesterol concentration. aktivitas antioksidan, mutu citarasa dan
Journal of Nutritional. 30: 2243-2250. warna. [Skripsi]. Bogor (ID): Insitut
Pertanian Bogor.
Asada K. 1992. Ascorbate Peroxidase-Hydrogen
Peroxyde Scavenging Enzyme in Plants. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid
Didalam: Physiologia Plantarum. 85:23241 1. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

Astuti Ambar Dwi Widhi. 2011. Efektivitas Indriani Dian. 2008. Formulasi sari buah jeruk
Pemberian Ekatrak Jahe Merah (Zingiber pontianak (Citrus nobilis var. Microcarpa)

135
Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam Adawiah, et. al.

dengan aplikasi metode lye peeling sebagai products. Journal Agriculture and Food
upaya penghilang rasa pahit pada sari buah Chemistry. 55: 2867-2872.
jeruk. [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Rekha C, Poornima G, Manasa M, Abhipsa V, Devi
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian JP, Kumar HTV, Kekuda TRP. 2012.
Bogor. Ascorbic acid, total phenol content and
antioxidant activity of fresh juice of four ripe
Johnson IT, GR Fenwick. 2000. Dietary and unripe citrus fruits. Research Article.
Anticarcinogen and Antimutagens. The royal Chemical Science Transactions. 1(2): 303-
Society of Chemistry 310.

Kulkarni, Anand P, Policegoudra RS, Aradhya SM. Rezaeizadeh A, Zuki ABZ, M Abdollahi, Goh YM,
2007. Chemical composition and antioxidant Noordin MM, Hamid M, Azmi TI. 2011.
activity of sapota (Achras sapota L.) fruit. determination of antioxidant activity in
Journal Of Biochemistry. 31: 399-414 methanolic and chloroformic extract of
momordica charantia. African Journal of
Levine MKR, Dhariwal RW, Welch Y, Wang, JB Biotechnology.10(24): 4932-4940. ISSN
Park. 1995. Determination of optimal 1684–5315.
vitamin c requirements in humans. The
American Journal of Clinical Nutrition. Rice-Evans CA, Miller NJ, Paganga G. 1996.
62(Suppl) 1347S-1356S. Structureantioxidant activity relationships of
flavonoids and phenolic acids. free radical
Maisuthisakul Pitchaon, Pasuk, Sirikarn biol. Med. 20, 933–956. Didalam: Kulkarni
Ritthiruangdejca. 2008. Relationship Anand P, Policegoudra RS, Aradhya SM.
between antioxidant properties and chemical 2007. Chemical composition and antioxidant
composition of some thai plants. Journal of activity of sapota (Achras sapota L.) fruit.
Food Composition and Analysis. 21: 229– Journal Of Biochemistry. 31: 399-414
240.
Rorong Johnly A, Suryanto, Edi. 2010. Analisis
Miller HE, F Rigelholf, L Marquart, A Prakash, M fitokimia enceng gondok (Eichhornia
Kanter. 2000. Antioxidant content of whole crassipes) dan efeknya sebagai agen
grain breakfast cereals, fruits and vegetables. photoreduksi Fe3+. Chem. Prog. 3(1): 33-41.
Journal of The American College of
Nutrition. 19(3): 312S-319S. Satuhu S. 2004. Penanganan dan Pengolahan
Buah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Prior RL, Hoang HA, Gu L, Wu X, Bacchiocca M,
Howard L, Hampsch-Woodill M, Huang D, Sukandar Dede, Amelia Eka Rizki. 2013.
Ou B, Jacob R. 2003. Assay for hydrophilic Karakterisasi senyawa aktif antioksidan dan
and lipophilic antioxidant capacity (oxygen antibakteri ekstrak etanol buah namnam
radical absorbance capacity (ORACFL)) of (Cynometra cauliflora L.). Jurnal Valensi.
plasma and other biological and food 3(1): 34-38. ISSN: 1978-8193.
samples. Journal of Agricultural and Food
Chemistry. 51: 3273-3279. Didalam: Hsiu- Suhartono E. Fachir H, Setiawan B. 2007. Kapita
Ling Tsai, Sam KC, Sue-Joan Chang. 2007. Sketsa Biokimia Stres Oksidatif Dasar dan
Antioxidant content and free radical Penyakit. Universitas Lambung Mangkurat,
scavenging ability of fresh red pummelo Banjarmasin (ID): Pustaka Benua.
(Citrus grandis L.) juice and freeze dried

136

Anda mungkin juga menyukai