Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PANGAN FUNGSIONAL

“PAPER APEL SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL”

OLEH
NI KETUT ERMIN
1808511014

PROGRAM KULIAH MERDEKA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini banyak masyarakat perkotaan yang cenderung mengkonsumsi makanan siap
saji yang mengandung rendah karohidrat dan serat namun tinggi lemak dan protein. Kebiasaan
seperti itu dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker kolon dan juga jantung koroner.
Maka dari itulah perlunya pengetahuan tentang serat pangan (dietary fiber). Para ahli
mengungkapkan bahwa serat mempunyai efek positif bagi sistem metabolism manusia dan
bukan hanya sebagai pencahar. Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan
yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Makanan siap saji mudah ditemukan
dimana saja, namun hal itu sangat berpengaruh pada kesehatan manusia. Segala macam penyakit
bermunculan seperti penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas, radikal bebas dapat
mengoksidasi asam nukleat, protein, lipid sehingga menginisiasi terjadinya degeneratif dan
kerusakan sel.

Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah


kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan
makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat
mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Radikal bebas adalah molekul yang
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya, radikal bebas
sangat reaktif dan tidak stabil, sebagai usaha untuk mencapai kestabilannya radikal bebas akan
bereaksi dengan atom atau molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi
ini berlangsung terus menerus dalam tubuh, dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif
lainnya.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran,
buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap
radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Antioksidan adalah
suatu zat yang dapat mencegah serta memperlambat proses oksidasi. Antioksidan memiliki
fungsi dalam memperbaiki sel tubuh yang mengalami kerusakan dikarenakan radikal bebas.
Penyebab radikal bebas sendiri karena pola makan yang tidak baik, polusi, asap rokok dan
lainnya. Mengkonsumsi makanan dan buah yang mengandung antioksidan sangat bagus untuk
kesehatan tubuh manusia. Bahkan pakar kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang memiliki kandungan antioksidan setiap hari untuk menjaga kesehatan.

Buah-buahan dan sayuran merupakan makanan yang kaya akan serat. Mengapa harus
makanan kaya serat? Karena serat makanan ini dapat meningkatkan massa feses, menurunkan
kadar kolesterol plasma dan menurunkan respon organik glisemik dari makanan. Selain
mengandung kaya serat, buah-buahan dan sayuran juga mengandung antiksidan yang tinggi
sepert vitamin A, beta karoten, vitamin C, Vitamin E, Selenium, Flavonoid, dll. Yang mana
antioksidan ini berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Salah
satu buah yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi adalah apel. Apel adalah salah satu
tanaman subtropis yang di gemari oleh masyarakat. Umumnya apel dikonsumsi mentah atau
segar, bahkan untuk usaha kuliner apel banyak diolah sebagai makanan , minuman, dan makanan
ringan. Dilihat dari segi kesehatan apel mengandung senyawa flavonoid, menurut penelitian
senyawa flavonoid pada kulit apel memiliki sifat antihipertensive (Balasuriya, N and
Rupasinghe, H.P.V., 2012). Bahkan dibandingkan daging buahnya yang terlihat segar, flavonoid
yang terdapat pada kulit apel aktivitas oksidannya enam kali lebih tinggi dari dagingnya. Apel
merupakan buah yang tersebar luas menjadi sumber yang kaya serat, pektin, kalium, dan vitamin
A dan C. Secara keseluruhan studi in vitro maupun studi in vivo terdapat mekanisme bioaktif
dari apel yang dapat membantu mencegah penyakit kronis. Selain itu terdapat 75-95 % air, apel
segar mengandung signifikan jumlah senyawa fenolik, yang dapat melindungi tubuh manusia
terhadap stres oksidatif akibat pelepasan radikal bebas (Juranovic et al., 2011).

Berdasarkan potensi yang dimiliki buah apel sebagai antioksidan alami dan mengandung
komponen yang bioaktif sebagai antioksidam, maka perlu diketahui mengenai komponen
bioaktif beserta manfaatnya dan juga produk dari buah apel yang bisa menjadi pangan
fungsional.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja senyawa bioaktif dari buah apel ?
1.2.2. Apa saja produk pangan fungsional dari buah apel ?
1.2.3. Bagaimana pengolahan buah apel menjadi pangan fungsional ?
1.2.4. Apa peranan atau fungsi senyawa bioaktif yang dimiliki buah apel pada tubuh manusia ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui kandungan senyawa bioaktif dari buah apel
1.3.2. Mengetahui produk pangan fungsional dari buah apel
1.3.3. Mengetahui cara pengolahan buah apel menjadi pangan fungsional namun tetap
mempertahankan senyawa bioaktifnya
1.3.4. Mengetahui fungsi senyawa bioaktif dari buah apel pada tubuh manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang terkandung dalam tubuh hewan maupun
tumbuhan. Senyawa ini memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya dapat
dijadikan sebagai sumber antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, dan antikanker (Prabowo et al.,
2014).

Senyawa antioksidan semakin berkembang pemanfaatannya pada bidang pangan dan


kesehatan. Pada bidang pangan antioksidan dapat berperan sebagai bahan pengawet. Selain itu,
dalam bidang kesehatan senyawa antioksidan juga memiliki peranan yang sangat penting.
Senyawa antioksidan telah dibuktikan secara ilmiah untuk mengurangi resiko penyakit-penyakit
kronis, seperti kanker dan jantung koroner. Mekanisme kerja senyawa antioksidan dalam
mencegah penyakit kronis tersebut adalah dengan cara menangkap radikal bebas dalam tubuh
(Prakash, 2001).

Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih
elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang tidak berpasangan
menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan
mengikat elektron molekul yang berada disekitarnya. Senyawa radikal bebas juga dapat
mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal (Winarsi, 2011). Radikal bebas sangat penting
untuk setiap proses biokimia dan merupakan bagian penting dari proses aerob dan metabolisme
(Tiwari, 2001).

Apel adalah jenis buah buahan yang memiliki rasa dan tekstur buah yang unik. Rasanya
yang manis dan manfaat serta khasiat buah apel ini menjadikan banyak orang gemar
mengkonsumsi buah ini. Buah ini merupakan buah yang banyak dan sering dikonsumsi oleh
orang orang di dunia. Buah yang memiliki rasa yang segar ini banyak mengandung vitamin B
dan vitamin C yang bagus untuk dimakan dan menjadi primadona. Pohon apel adalah pohon
yang kecil serta berdaun gugur. Pohon ini mencapai ketingggian antara 3 meter sampai 12
meter.

Bunga apel mekar pada musim semi, bersamaan dengan panjangnya dan
perkecambahan daun, bunganya berwarna putih dengan perpaduan kulit berwarna merah jambu
yang berangsung pudar. Pertama kali orang menanam pohon apel di Asia Tengah. Buah apel
memiliki nama latin yaitu Malus dosmetica dan Malus sylvestris. Namun sekarang tanaman
apel banyak di tanam di berbagai tempat yang ada di dunia. Apel di budidayakan dari
keturunan Mulus several yang berasal dari Asia Tengah dengan sebagian genom Mulus
sylvestris atau apel hutan/apel liar.Apel yang mempunyai nama latin Malus sylvestris Mill
merupakan tanaman buah tahunan yang tumbuh didaerah dengan iklim sub tropis. Tanaman
apel berasal dari daerah Asia Barat dan di Indonesia sendiri apel telah ditanam sejak tahun 1934
hingga saat ini (Bappenas, 2000). Berdasarkan sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman
apel dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Bappenas, 2000):

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Dicotyledone

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Malus

Species : Malus sylvestris Mill

Apel merupakan sumber kaya akan berbagai fitokimia flavonoid (misalnya katekin,
flavonols, dan quarcetin) dan senyawa fenolik lainnya (misalnya, epicatechin dan
procyanidin) yang ditemukan di kulit, inti, dan buah apel (Ribeiro et al.,2014).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Kandungan Senyawa Bioaktif

Apel merupakan sumber kaya akan berbagai fitokimia flavonoid (misalnya katekin,
flavonols, dan quarcetin) dan senyawa fenolik lainnya (misalnya epicatechin dan procyanidin)
yang ditemukan di kulit, inti, dan buah apel (Ribeiro et al.,2014).

Kandungan yang terdapat dalam buah apel antara lain (Shatikah dalam Dewi, 2014):

a. Vitamin
Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel adalah vitamin A, vitamin B1, vitamin
B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6 dan vitamin C.
b. Mineral
Mineral yang terkandung dalam buah apel antara lain: kalsium, magnesium, potasium, zat
besi dan zinc.
c. Fitokimia
Fitokimia merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berasal dari polusi
atau lingkungan sekitar. Zat ini berfungsi untuk menekan jumlah kolesterol jahat (LDL)
yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Antioksidan akan mencegah
kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan, antioksidan akan
meningkatkan kolesterol baik (HDL) yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung
dan pembuluh darah. Menurut sebuah penelitian di Cornell University Amerika Serikat,
zat fitokimia yang terdapat dalam kulit apel bermanfaat menghambat pertumbuhan sel
kanker usus sebesar 43%.
d. Serat
Apel kaya akan serat sehingga baik dikonsumsi untuk membantu program diet. Serat
yang terdapat dalam buah apel dapat mengikat lemak dan kolesterol jahat yang tidak
berguna untuk tubuh. Kandungan serat apel terhitung tinggi yaitu sebesar lima gram
untuk setiap buah berukuran sedang. Jumlah ini lebih tinggi daripada kandungan serat
pada produk sereal. Serat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan menurunkan
berat badan.
e. Tannin
Tannin adalah zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut sehingga dapat
mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi.
f. Asam malat
Zat dengan kadar tertentu diduga dapat membantu melarutkan noda pada gigi.
g. Quercetin
Quercetin merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar antioksidan
sehingga tubuh lebih sehat. Zat ini juga dapat mencegah berbagai penyakit.
h. Asam tartar
Asam tartar dapat menyehatkan saluran pencernaan karena mampu membunuh bakteri
yang ada dalam saluran pencernaan.
i. Flavonoid
Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung
flavonoid dibandingkan buah lain. Zat ini mampu menurunkan risiko terkena penyakit
kanker paru-paru sampai 50%. Hasil penelitian Mayo Clinic Amerika Serikat tahun 2001
membuktikan bahwa quacertin sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel dapat
membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat. Kandungan pektin atau serat larut
yang dikandung buah-buahan dan sayuran telah diteliti dan terbukti menurunkan kadar
kolesterol dalam darah.

3.2. Produk Pangan Fungsional Buah Apel

Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh buah apel sebagai antioksidan alami dan
mengandung senyawa bioaktif, maka perlu adanya pengolahan lebih lanjut buah apel sebagai
pangan fungsional salah satunya sebagai cookies. Produk makanan yang banyak digemari
masyarakat, memiliki tingkat convenience yang tinggi serta dapat memenuhi kriteria rendah
energi dan tinggi serat salah satunya adalah cookies. Cookies merupakan salah satu jenis
makanan ringan yang diminati masyarakat. Cookies adalah kue yang terbuat dari bahan dasar
tepung yang umumnya dibuat dari tepung terigu, gula halus, telur ayam, vanilli, margarin, tepung
maizena, baking powder, dan susu bubuk instan. Tekstur cookies mempunyai tekstur yang
renyah dan tidak mudah hancur seperti dengan kue-kue kering pada umumnya. Warna cookies
ini pun agak kuning kecokelatan karena pengaruh dari susu bubuk instan dan penambahan
margarin (Mutmainna, 2013). Karena formula dasar cookies tidak menyediakan cukup serat
maka perlu dilakukan peningkatan mutu gizinya dengan cara menambahkan bahan sumber serat
yang mudah didapat, yaitu apel. Bagian dari buah apel yang digunakan sebagai cookies adalah
kulit apel yaitu ampas apel. Ampas apel adalah padatan yang didapatkan dari proses pembuatan
jus apel. Kandungan serat total ampas apel sebesar 62% (Chen dkk, 1988). Sementara itu kadar
protein dan lemaknya masing-masing adalah 1.03 – 1.82% dan 0.82 – 1.43% (Smock dan
Neubert dalam Hang and Walter, 1989). Ampas apel merupakan bahan yang banyak diminati
untuk menyediakan makanan fungsional. Bahan tersebut telah dicoba ditambahkan dalam
formula roti sampai tingkat 5% dan menghasilkan produk yang dapat diterima konsumen
(Masoodi dan Chauchan, 1998). Dalam eksperimen klinis telah dibuktikan bahwa pemberian
serat dari ampas apel dan gom arab dapat menurunkan total kolesterol darah dan nilai Low
Density Lipoprotein (LDL) darah penderita hiperkolesterol sedang (Mee dan Gee, 1997).
Cookies ampas apel memiliki kandungan energi lebih rendah dibanding cookies standar maupun
beberapa jenis cookies komersial yang ada di pasaran. Tingkat substitusi 40% menghasilkan
energi 365.41 Kal/100g. Penggunaan ampas apel meningkatkan kadar serat cookies secara
bermakna. Dengan level substitusi 40% kadar serat cookies adalah 21.37% lebih tinggi. Sehingga
produk ini sangat sesuai dengan kebutuhan diet rendah energi dan tinggi serat ( Astutik, Dwi I,
2005).

Gambar 3.1. Cookies Ampas Apel

Selain menjadi cookies apel juga dimanfaatkan sebagai selai lembaran. Selai lembaran
merupakan modifikasi dari selai yang berbentuk semi padat (agak cair) menjadi lembaran-
lembaran yang kompak, plastis, dan tidak lengket. Keuntungan dari selai lembaran dibandingkan
dengan selai biasa adalah mempermudah dalam konsumsi sehingga lebih praktis, selain itu selai
lembaran buah apel dapat diterima oleh panelis. Selai lembaran apel ini dibuat dengan kombinasi
teh hijau. Sehingga selai ini memiliki kadar flavonoid, aktivitas antioksidan, dan kadar serat
pangan dari selai lembaran yang sangat tinggi dan sering dimanfaatkan sebagai pangan
fungsional.

Gambar 3.2 Selai Lembaran Apel

3.2. Pengolahan apel sebagai pangan fungsional namun tetap mempertahankan senyawa
bioaktifnya

Apel merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan antioksidan yang sangat
tinggi dibandingkan buah lainnya. Jika dalam pengolahannya digunakan cara yang kurang tepat
dapt mengurangi kandungan antioksidan dalam apel. Secara umum buah apel diolah menjadi jus,
direbus, digoreng atau sebagai bahan pelengkap. Dalam pembuatan cookies buah apel khususnya
ampas apel dijadikan tepung dan menjadi bahan tambahan lalu dipanggang seperti pembuatan
cookies pada umumnya, namun kandungan antioksidan dan seratnya tetap tinggi karena
pengolahan yang tepat.

Pengolahan buah apel yang baik agar senyawa bioaktifnya tetap terjaga, lebih baik diolah
menjadi selai atau jus dengan pengolahan makanan yang tidak melalui proses dengan suhu
tinggi dan waktu uang terlalu lama. Namun pada dasrnya semua proses pengolahan buah apel
dapat mengurangi kadar antioksidannya. Selain pengolahan penyimpanan juga sangat penting
jika kurang tepat maka dapat mengurangi kadarnya. Dalam produk diatas proses pengolahannya
tidak terlalu mengurangi kadar antioksidan pada apel.

3.4. Peranan atau Fungsi Senyawa Bioaktif dari Buah Apel

Buah apel memiliki kandungan senyawa bioaktif yaitu quercetin yang dipercaya dapat
melindungi tubuh dari beberapa jenis penyakit degeneratif dengan cara mencegah terjadinya
proses peroksidasi lemak. Quercetin memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi
LDL (kolesterol) dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi.
sehingga mengurangi resiko penimbunan lemak didalam pembuluh darah. Apel mengandung
quercetin dalam jumlah tinggi. Dalam 100 gram buah apel, terkandung sekitar 4,42 mg aglikon
quercetin dan 13,2 mg glikosida quercetin. Kandungan quercetin ini bervariasi tiap buahnya
dipengaruhi oleh perbedaan varietas, nutrisi tanaman yang dipakai, kondisi pertumbuhan, proses
pengolahan, dan penyimpanan.

Buah apel kuga memiliki kandungan senyawa polifenol yaitu quercetin yang dapat
mencegah kanker atau antikanker. Antioksidan dalam polifenol mampu melindungi tubuh dari
bahaya radikal bebas, yang bisa menjadi penyebab kanker. Radikal bebas bisa Anda dapatkan
dari mana saja, seperti dari polusi, asap rokok, makanan, bahkan tubuh Anda sendiri juga
memproduksi radikal bebas. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa senyawa polifenol
(quertecin) dalam apel dapat mencegah penyakit jantung koroner, seperti dikutip dari jurnal
Oxidative Medicine and Cellular Longevity. Hal ini mungkin terjadi karena polifenol dapat
membantu memperbaiki fungsi pembuluh darah dan membantu memperlambat penggumpalan
darah. Selain itu, polifenol juga bisa menjadi penghambat oksidasi lemak jahat, sehingga
pembentukan aterosklerosis yang jadi penyebab penyakit jantung bisa terhambat. Efek
antioksidan, antiplatelet, dan antiradang yang dimiliki polifenol juga dapat membantu mencegah
dari penyakit jantung. Senyawa bioaktif dalam apel juga dapat membuat kadar gula darah lebih
terkendali. Hal ini dilakukan quertecin dengan cara menghambat penyerapan glukosa dalam
usus.

Apel adalah salah satu tanaman subtropis yang di gemari oleh masyarakat. Umumnya
apel dikonsumsi mentah atau segar, bahkan untuk usaha kuliner apel banyak diolah sebagai
makanan , minuman, dan makanan ringan. Buah apel juga bagian dari pola diet harian dimana
jika apel dikonsumsi selama 10 minggu atau 2 hingga 3 bulan maka akan terjadi penurunan berat
badan sebesar 1,32 kg karena jumlah kalori yang terkandung dalam buah apel sebesar 2401±389
kcal (Hyson, D.A., 2011). Dilihat dari segi kesehatan apel mengandung senyawa flavonoid,
menurut penelitian senyawa flavonoid pada kulit apel memiliki sifat antihipertensive.

Menurut Hyson, D.A (2011) dalam reviewnya menjelaskan bahwa buah apel dan
produknya mengandung fitokimia yang baik untuk kesehatan terutama senyawa metabolit
sekunder berupa flavonoid. Flavonoid pada buah apel salah satunya berupa dihydrochalcones
yang di identifikasi memiliki sifat antioksidan, antimikrobia dan secara biokimia senyawa ini
mampu membuat pohon apel melawan lingkungan dalam kondisi stres biotik dan abiotik
(Gaucher, M., et al., 2013).
BAB IV

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apel merupakan salah satu buah yang
memiliki kandungan antioksidan yang tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan salah satunya
quertecin. Dalam pengolahannya apel dapat diolah menjadi pangan fungsional yaitu cookies dan
selai lembaran. Cookies ini dapat digunakan sebagai makanan untuk diet karena memiliki
kandungan energi rendah namun kadar serat yang tinggi. Selai lembaran juga memiliki
antioksidan yang tinggi. Senyawa bioaktif pada apel bermanfaat sebagai mencegah kanker,
mengurangi kolesterol, mencegah penyakit jantung dan mengurangi kadar gula dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2000. Apel (Malus sylvestris Mill). Jakarta.

Buckle, KA dkk.. 1987. Ilmu Pangan, Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Hari Purnomo.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Chen, H., Rubenthaler, G.L., Leung, H.K., and Baranowski, J.D.1988. Chemical, Physical and
Baking Properties of Apple Fibre Compared with Wheat and Oat Bran. Cereal Chemistry.
Vol 65, no. 3, pp. 244 – 247.

Astutik, Dwi I., Kristianto, Yohanes. 2005. Formulasi Cookies untuk Diet Rendah Energi dan
Tinggi Serat. Prosiding Temu Ilmiah, Kongres XIII Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI). 353-357

Gaucher, M., De Bernonville, T.D., Lohou, D., Guyot, S., Guillemette, T., Marie-Noelle, B., And
Dat, J.F. 2013. Histolocalization And Physico-Chemical Characterization Of
Dihydrochalcones: Insight Into The Role Of Apple Major Flavonoids. Phytochemistry 90;
78–89

Hang Y.D. and Walter, R.H., 1989, ‘Treatment and Utilisation of Apple Processing Wastes’ in
Processed Apple Product, ed. D.L. Downing, Van Nostrand Reinhold, New York, pp. 365
– 378

Hyson, D.A., 2011. A Comprehensive Review Of Apples And Apple Components And Their
Relationship To Human Health (Review). American Society For Nutrition. Adv. Nutr. 2:
408–420

Juranovic, I., et al. 2011. Sample Preparation Methods for the Determination of the
Antioxidative Capacity of Apple Juices. Crotica Chemica Acta. 84(3): 435–438.

Masoodi, F.A. and Chauman, G.S., 1998. Use of Apple Pomace as A Source of Dietary Fibre in
Wheat Bread. Journal of Food Processing and Preservation. Vol. 22. pp. 255 – 263
Mee, K.A., and Gee, D.L., 1997. Apple Fibre and Gum Arabic Lowers Total and Low-density
Lipoprotein Cholesterol Levels in Men with Mild Hypercholesterolemia. Journal of The
American Dietetic Association. vol. 97, no. 4, pp. 422 – 424.

Prakash A. 2001. Antioxidant Activity. Medallion Laboratories: Analytical Progress. 19(2): 1-4.
Reibeiro, F.A., et al. (2014). “The chemopreventive activity of apple against carcinogenesis:
antioxidant activity and cell cycle control”. European Journal of Cancer Prevention
(Review). 23 (5)
Tiwari A. 2001. Imbalance in Antioxidant Defence and Human Diseases: Multiple Approach of
Natural Antioxidant Therapy. Current Science. 81 (9): 1179- 1187
Winarsi, H. 2011. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisus. Yogyakarta
Zaddana, C., Almasyhuri, Shalatin, Risa A. 2020. Selai Lembaran Kombinasi Apel (Malus
Sylvestris (L.) Mill.) dan Teh Hijau ( Camellia Sinensis L.) sebagai Pangan Fungsional
(Sheet Jam Based On Apple And Green Tea As A Functional Food). Jurnal AcTion: Aceh
Nutrition Journal. Vol (5)1. Hal 87-97

Anda mungkin juga menyukai