Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Pemberian Ragi NKL (Na Kok Liong) terhadap Kualitas Tape

dengan Variasi Bahan Dasar

Lilik Kusniah 1 , Iva Khoirus Sa’idah 2 , Fransiska Desi Wulandari 3 , Inggar


Saraswati 4 , Santi Hendriyani 5
1
Universitas Negeri Surabaya
2
Universitas Negeri Surabaya
3
Universitas Negeri Surabaya
4
Universitas Negeri Surabaya
5
Universitas Negeri Surabaya
email korespondensi: frminhee@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemberian ragi NKL (Na Kok Liong)
terhadap kualitas tape dengan variasi bahan baku, yakni singkong, ubi jalar dan pisang
kepok. Pembuatan ketiga jenis tape dilaksanakan pada tanggal 7 November 2018 di
Laboratorium Mikrobiologi Gedung C9 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
eksperimen dengan variabel manipulasi berupa bahan dasar tape (singkong, ubi jalar, dan
pisang kepok). Pengujian organoleptik terhadap hasil yang diperoleh meliputi uji bau
alkohol, tekstur, rasa asam, dan rasa manis tape. Teknik pengumpulan data dilakukan
secara observasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tape
dengan bahan dasar singkong memilki kualitas yang paling baik diantara dua tape dengan
bahan dasar lainnya, dengan bau alkohol khas tape yang tidak terlalu menyengat, tekstur
lunak, dan rasa sedikit asam dengan rasa manis yang mendominasi.

Kata kunci: Ragi NKL, Tape, Singkong, Ubi Jalar, Pisang Kepok.

PENDAHULUAN
Makanan fermentasi merupakan mikroba seperti kapang, khamir, dan bakteri
makanan yang dapat digunakan sebagai menu (Barus 2013). Proses fermentasi tape diawali
makanan sehari-hari karena cara pembuatannya dengan hidrolisis pati oleh enzim amilase yang
yang mudah dan praktis. Makanan hasil dihasilkan oleh kapang, khamir, atau bakteri
fermentasi memiliki banyak keuntungan yang bersifat amilolitik (Finalika dan Widjanarko
diantaranya untuk kesehatan tubuh, 2015). Pada umumnya kapang akan
menghasilkan cita rasa yang khas, dan memiliki menghidrolisis pati menjadi gula sederhana yang
nilai gizi yang baik. Menurut Fanworth (2003) selanjutnya akan difermentasi menjadi alkohol
makanan fermentasi merupakan makanan yang dan komponen flavor lainnya oleh khamir (Djien
baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satu 1972). Hasil fermentasi tape dapat dikatakan baik
makanan hasil fermentasi yaitu Tape. dan bermutu apabila tape harum, enak, legit, dan
Fermentasi tape dipengaruhi oleh baunya alkoholnya agak menyengat karena
mikroorganisme yang terdapat pada ragi yang kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi (Tarigan,
ditambahkan ke dalam singkong, ubi jalar, dan 1988 dalam Wulandari, 2008). Penelitian ini
pisang. Ragi tape mengandung konsorsium menggunakan 3 variasi bahan dasar dalam
pembuatan tape yaitu singkong, ubi jalar, dan Menurut Badan Litbang Pertanian
pisang kepok. (2011). Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta
Crantz) merupakan salah satu sumber METODE PENELITIAN
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu
urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. tanggal 7 November 2018 pukul 11.00 hingga
Kandungan karbohidrat ketela pohon cukuplah 13.30 WIB di Laboratorium Mikrobiologi Gedung
tinggi (36,89 gram), hal ini berpotensi sebagai C9 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
bahan alternatif dalam pembuatan makanan Alam, Universitas Negeri Surabaya.
fermentasi. Karbohidrat akan diubah menjadi Alat yang dibutuhkan dalam penelitian
gula dan gula akan diubah menjadi alkohol ini meliputi: baskom 1 buah, pisau 4 buah,
(Suparti dan Asngad, 2009). kompor 1 buah, panci dandang 1 buah, garpu 1
Ubi jalar kuning memiliki kandungan buah, dan timbangan 1 buah. Bahan yang
karbohidrat yang tinggi, lemak rendah, kadar dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi:
serat yang larut dalam air, serta berpotensi singkong 1 kg, ubi jalar 1 kg, pisang kepok
sebagai penyumbang zat gizi seperti vitamin C, setengah matang I kg, air secukupnya, ragi NKL
vitamin B dan betakaroten. Jika dikonsumsi (Na Kok Liong) sebanyak 6 butir (16.8 gram),
mentah daya cerna protein ubi jalar kuning daun pisang ± 2 lembar, dan wadah mika 3 buah.
relative rendah karena mengandung tripsin Prosedur kerja yang dilakukan dalam
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Maka dari itu penelitian ini antara lain: mengupas dan
biasanya ubi jalar dibuat olahan dengan cara memotong 1 kg singkong; 1 kg ubi jalar; dan 1 kg
dibakar dan di kolak, ubi jalar juga dapat pisang (setelah dikupas dan dipotong langsung
dimanfaatkan untuk pembuatan tape dengan dimasukkan ke dalam rendaman air di dalam
cara difermentasi. baskom), mendidihkan air dalam panci dandang,
Pisang yang dipilih sebagai bahan dasar mengukus 1 kg singkong; I kg ubi jalar; dan 1 kg
pembuatan tape adalah pisang kepok (Musa pisang kapok dalam waktu 20 menit, meniriskan
paradisiaca L). Pisang kepok memiliki kandungan singkong; ubi jalar; dan pisang yang telah
pati yang resisten dan memiliki serat yang tinggi. dikukus, meletakkan hasil kukusan tersebut di
Kandungan pati dalam pisang kepok sebesar 22- atas daun pisang, membiarkan hasil kukusan
25%. Pisang kepok mengandung senyawa tersebut hingga dingin, memberi ragi sebanyak 2
fruktooligosakarida sekitar 0,3% yang butir (5.6 gram) pada tiap 1 kg bahan (singkong,
merupakan sumber prebiotik (Umam, 2012). ubi jalar, dan pisang kepok) secara terpisah dan
Pisang kepok termasuk pisang berkulit tebal mencampurnya hingga rata, membungkus
dengan kulit berwarna kuning apabila sudah bahan-bahan yang telah diberi ragi dengan daun
matang. Tingkat kematangan pisang menjadi pisang hingga seluruh bagiannya tertutup dan
pertimbangan dalam pembuatan tape. Saat memasukkannya ke dalam wadah mika
pisang sudah matang, sebagian besar pati akan (pastikan tidak ada udara yang keluar atau
berubah menjadi sukrosa, glukosa dan fruktosa masuk ke dalam wadah mika tersebut),
serta maltose dalam jumlah kecil. Kadar pati mendiamkan singkong; ubi jalar; dan pisang
pada daging buah serentak turun dari 20% yang telah dibungkus selama 3 hari.
menjadi 1-2% (Shiga et al., 2017). Kandungan Variabel penelitian yang digunakan
gula pada pisang yang matang akan lebih dalam penelitian ini meliputi:
dominan sehingga mempengaruhi senyawa yang 1. Variabel tetap : waktu fermentasi (3
terbentuk pada saat proses peragian (fermentasi). hari), ragi (NKL), tempat penyimpanan
Proses fermentasi bahan yang mengandung gula (mika dengan bungkus daun pisang),
oleh yeast akan menghasilkan etanol sebagai suhu penyimpanan (suhu ruang), berat
produk akhirnya. Pada penelitian ini pisang yang bahan dasar (1 kg), jumlah ragi (masing-
akan diolah adalah pisang kepok yang agak masing 2 butir), lama pengukusan (30
matang. menit)
2. Variabel manipulasi : bahan dasar tape
(singkong, ubi jalar, pisang kepok)
3. Variabel respon : rasa (asam dan manis),
tekstur, bau alkohol

HASIL DAN ANALISIS


Kualitas tape berbahan dasar singkong,
ubi jalar, dan pisang dapat dianalisis melalui
hasil uji organoleptik yang ditinjau dari aspek (a) (b)
bau alkohol (bau khas tape), tekstur, rasa asam,
dan rasa manis.

Tabel 1. Hasil uji organoleptik tape dengan


variasi bahan dasar.

Jenis Hasil Uji Organoleptik


Bahan Bau Rasa (c)
Tekstur
Dasar Alkohol Asam Manis
Tabel 2. Respon tingkat kesukaan responden
Agak terhadap tape dengan variasi bahan dasar.
Singkong Lunak ++ +++
Menyengat
Respon Tingkat Kesukaan Tape dengan
Tidak Variasi Bahan Dasar
Ubi Jalar Keras +++ ++ Responden
Menyengat Tape Tape Ubi
Tape Pisang
Singkong Jalar
Pisang Agak 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Lunak ++ ++
Kepok Menyengat 1
2
Keterangan : 3
Tingkat rasa : 4
+ = tidak berasa 5
++ = agak berasa 6
+++ = berasa
7
++++ = sangat berasa
8

Berdasarkan tabel hasil uji organoleptik 9

tape dengan variasi bahan dasar (Tabel 1.), dapat 10


diketahui bahwa tape singkong dan tape pisang 11
kepok menghasilkan bau alkohol yang harum 12
dan agak menyengat sebagai bau khas tape, 13
sedangkan tape ubi jalar menghasilkan bau 14
alkohol yang tidak menyengat. Dari aspek 15
tekstur, tape singkong dan tape pisang kapok
memiliki tekstur lunak, sedangkan tape ubi jalar Keterangan :
memiliki tekstur keras. Dari aspek rasa, tape Tingkat kesukaan :
singkong dan tape pisang kapok memiliki rasa 1 = tidak suka
manis agak asam, sedangkan tape ubi jalar 2 = kurang suka
memiliki rasa asam agak manis. 3 = suka

Gambar 1. Produk Tape, a. singkong, b. ubi jalar, Berdasarkan hasil respon tingkat
c. pisang kepok kesukaan responden terhadap tape dengan
variasi bahan dasar yang diberikan pada 15
responden (Tabel 2.), dapat disimpulkan bahwa adalah tape yang harum, enak, legit, dan
tape singkong lebih disukai oleh responden memiliki bau alkohol agak menyengat karena
daripada tape ubi jalar dan tape pisang. kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi.
Tape berbahan dasar ubi jalar putih
PEMBAHASAN menunjukkan data yang berbeda dengan tape
Berdasarkan hasil uji organoleptik pada berbahan dasar singkong. Pada tape ubi jalar rasa
tabel 1 dapat diketahui bahwasannya pembuatan asam yang muncul lebih kuat dan mendominasi
tape dengan berbagai bahan dasar yakni rasa manisnya. Sedangkan untuk teksturnya tape
singkong, ubi jalar putih, dan pisang dengan dengan bahan dasar ubi jalar lebih keras jika
pemberian jenis ragi yang sama (NKL) memiliki dibandingkan tape singkong dengan waktu lama
hasil yang berbeda-beda baik secara rasa, bau, penyimpanan yang sama. Bau alkohol yang
dan tekstur. ditimbulkan juga tidak menyengat. Selain itu
Proses fermentasi pada tape melibatkan warna tape juga putih.
tiga tahap, yaitu (1) pemecahan pati menjadi Menurut Gunadya dan Semadi (1997) ubi
glukosa oleh Aspergillus sp., (2) Perubahan jalar putih memiliki tekstur yang lebih keras jika
glukosa menjadi etanol oleh kerja khamir, dan (3) dibandingkan dengan ubi jalar ungu, sehingga
Perubahan etanol menjadi asam asetat oleh perombakan ubi jalar menjadi tape banyak
Acetobacter, sehingga tape terasa asam (Barus, digunakan dengan ubi jalar ungu, sehingga
2011). Hal ini sejalan dengan perubahan tape dari pengukusan bahan baku tape ubi jalar dengan
berbagai bahan dasar yang memiliki ciri khas waktu tertentu akan memudahkan perombakan
berbau alkohol khas makanan hasil fermentasi oleh aktivitas enzim. Hal ini sejalan dengan hasil
dengan tekstur yang melunak karena adanya penelitian yang dilakukan banwa tape ubi jalar
perubahan molekul glukosa menjadi etanol. putih memiliki tektur yang lebih keras dari
Uji organoleptik dilakukan pada proses singkong maupun pisang kepok.
fermentasi hari ke-3. Hal ini dikarenakan pada Tape berbahan dasar pisang kepok
hari pertama pada semua bahan dasar memiliki tekstur yang sangat lembek dan sedikit
pembuatan tape belum nampak ciri khas tape berair. Menurut Hidayat dan Suhartini (2009)
namun masih menunjukkan bau, rasa, dan semakin lama proses fermentasi, maka jumlah
tekstur seperti aslinya hal ini dikarnakan bakteri alkohol dan asam-asam organik yang berwujud
Sacharomyces cerevisiae dalam ragi belum aktif cair dan yang dihasilkan akan semakin tinggi
dan masih dalam tahap adaptasi (Rini, 2017). sehingga menyebabkan tekstur tape yang
Berdasarkan hasil uji organoleptik yang dihasilkan semakin lunak seiring dengan lama
dilakukan pada beberapa mahasiswa Biologi fermentasi. Namun di sisi lain rasa tape pisang
Universitas Negeri Surabaya didapatkan hasil yang dihasilkan cukup seimbang dengan rasa
bahwasannya tape dengan bahan baku singkong manis dan asam yang dengan bau alkohol yang
lebih banyak disukai daripada jenis bahan dasar ditimbulkan juga agak menyengat dengan warna
yang lainnya. hal ini dikarenakan tape dengan yang kuning pudar.
bahan dasar singkong memiliki rasa manis yang Hal ini sejalan dengan penelitian Rini
lebih kuat jika dibanding dengan rasa asamnya. (2017) tentang pembuatan tape pisang kepok
Selain itu bau alkohol hasil fermentasi yang dengan pengamatan lama fermentasi yang
dihasilkan harum agak menyengat sebagai bau menunjukkan bahwa skor rasa tertinggi
khas tape dengan tekstur yang lembut namun pembutan tape pisang kepok ada pada hari ke 3
tidak terlalu lembek dengan warna khas tape dan 4 dengan rasa asam dan manis yang
kuning. Hasil fermentasi tape berbahan dasar seimbang dengan sedikit bau alkohol. Sedangkan
singkong termasuk hasil tape yang baik dan pada hari ke 5 dan 6 tape memiliki rasa asam
bermutu, hal ini sesuai dengan pernyataan dengan tekstur yang sangat lembek.
Tarigan (1988) dalam Wulandari (2008) bahwa Meningkatnya kadar alkohol yang
hasil fermentasi tape yang baik dan bermutu dihasilkan oleh tape berkaitan dengan fase-fase
pertumbuhan Sacharomyces cereviciae, yang Pertanian (Gitayana). Volume: 3 No: 1 hal
dimulai dari fase adaptasi (Lag phase), fase 14-18. Denpasar.
eksponensial (Log phase), fase stasioner (Stationer Hidayat dan Suhartini. 2009. Mikrobiologi Industri.
phase), dan fase kematian (Death phase) (Paulinea Andi. Yogyakarta.
et al., 2017). Paulinea M., Alexandre O., Andoseh, B.K. 2017.
Production Technique and Sensory
SIMPULAN Evaluation of Traditional Alcoholic
Berdasarkan penelitian tentang Beverage Based Maize and Banana.
pemberian ragi NKL terhadap kualitas tape International Journal of Gastronomy and Food
dengan berbagai bahan dasar, diperoleh hasil Science. 10:11–15 Badan Penelitian dan
tape singkong memilki kualitas yang paling baik Pengembangan Pertanian. 2011. Inovasi
diantara dua tape dengan bahan dasar lainnya, Pengolahan Singkong Meningkatkan
dengan bau alkohol khas tape yang tidak terlalu Pendapatan dan Diversifikasi Pangan.
menyengat, tekstur lunak, serta rasa asam dan Rini, Cahyaning U. 2017. Pengaruh Waktu
manis yang mendominasi. Fermentasi Terhadap Karakteristik Kimia
Dan Organoleptik Tape Pisang Kepok.
UCAPAN TERIMA KASIH Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (3) : 163 – 170.
Peneliti mengucapkan terima kasih Shiga, T. M., Carpita N.C., Lajolo, F.M.,
kepada Dra. Mahanani Tri Asri M.Si, Guntur Tri Cordenunsi-Lysenko, B.R. 2017. Two
Mulyono S.Si, M.Sc, dan Pramita Yakub S.Pd, Banana Cultivars Differ in Composition of
M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah Potentially Immunomodulatory Mannan
memberi masukan dan bimbingan kepada and Arabinogalactan.
peneliti sejak awal sampai penyusunan artikel Suparti dan Asngad, A. 2009. Lama Fermentasi
ini, serta seluruh pihak yang membantu dalam dan Dosis Ragi yang Berbeda pada
pengumpulan data dan penyusunan artikel ini. Fermentasi Gaplek Ketela Pohon
(Manihot utilissima Pohl) Varietas
DAFTAR PUSTAKA Mukibat Terhadap Kadar Glukosa dan
Barus T, Wijaya LN. 2011. Mikrobiota Dominan Bioetanol.
Dan Perannya Dalam Cita Rasa “Tape” Umam, M. F. 2012. Kajian Karakteristik
Singkong. Biota. 16:354361. Minuman Sinbiotik Pisang Kepok (Musa
Barus T. 2013. Diversity of amylase-producing paradisiaca forma typical) Dengan
Bacillus spp. from tape (fermented cassava. Menggunakan Starter Lactobacillus
Hayati Journal of Bioscience. 20(2) : 94-98. Acidophillus Ifo 13951 Dan
Djien K. 1972. Tape fermentation. Applied Bifidobacterium Longum Atcc 15707.
and Environmental Microbiology. 23 : 976- Wulandari, Fitri. 2008. Uji Kadar Protein Tape
978. Singkong (Manihot utilissima) Dengan
Farnworth, E.R. 2003. Handbook of Fermented Penambahan Sari Buah Nanas (Ananas
Functional Foods. Ed ke-2. Florida: CRC Pr. comosus) [Skripsi]. Surakarta (ID):
Finalika E, Widjanarko SB. 2015. Penetuan nilai Universitas Muhammadiyah Surakarta.
maksimum respon rendemen dan gula
reduksi brem padat tape ubi kayu (Manihot
esculenta). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3
(2) : 670 – 680.
Gunadnya, I.B.P dan N.S. Antara. 1997.
Perubahan Karakteristik Kimia dan
Organoleptik Tape Sukun Selama
Fermentasi. Majalah Ilmiah Teknologi

Anda mungkin juga menyukai