OLEH:
KELOMPOK 6B
Ni Putu Dharmayanti
(012)
(030)
Ni Wayan Rustini
(045)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2014
TUJUAN PRAKTIKUM
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat membuat olahan susu yaitu yogurt dengan bantuan
mikroorganisme
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengolah susu menjadi produk yogurt dengan bantuan
mikroorganisme.
2. Mahasiswa dapat mengetahui peran bakteri Streptococcus thermophilus
dan Lactobacilus bulgaricus dalam proses fermentasi yogurt
3. Mahasiswa dapat mengamati secara organoleptik perubahan yang terjadi
sebelum dan sesudah yogurt di fermentasi
4. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan hasil dari penambahan agar-agar
pada pembuatan yogurt
5. Mahasiswa dapat menghitung rendemen dari yogurt
6. Mahasiswa dapat menyusun laporan praktikum pembuatan yogurt
II.
PRINSIP PRAKTIKUM
DASAR TEORI
konvensional
merupakan
bioteknologi
yang
memanfaatkan
Streptococcus
probiotik,
thermophilus
berlangsung
lambat
dan
Lactobacillus
bulgaricus memproduksi asam laktat yang menimbulkan penurunan pH. Aroma dan
rasa yoghurt dipengaruhi oleh karena adanya senyawa tertentu dalam yoghurt
seperti senyawa asetaldehida, diasetil , asam asetat dan asam-asam lain yang
jumlahnya sangat sedikit . Senyawa ini dibentuk oleh bakteri Streptococcus
thermophillis dari laktosa susu, diproduksi juga oleh beberapa strain bakteri
Lactobacillus bulgaricus.
IV.
:
ALAT
Panci
Sendok kayu
Waskom plastik
Gelas beker 500 ml
Gelas ukur 500 ml
Neraca analitik
Sendok
Kompor + gas
Wadah plastik + tutup
Nampan
JUMLAH
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
5 buah
1 buah
11
12
13
14
Inkubator
Lemari es
Lap
Termometer
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
NO
1
BAHAN
Susu Indomilk Vanila
JUMLAH
520 ml
Yogurt Bovis
20 gr
V.
Agar-agar putih
CARA KERJA
0,5 gr
1. Menyiapkan alat dan bahan agar dalam keadaan bersih dan siap pakai
2. Menuangkan susu ke dalam gelas ukur sampai tanda batas kemudian masukan ke
dalam panci kemudian di pasteurisasi dengan suhu 80C selama 30 menit
3. Selama proses pasteurisasi susu harus selalu diaduk agar tidak pecah dan
pertahankan susu pada suhu 80C
4. Menimbang sebanyak 0,5 gr agar-agar atau sebanyak 0,1% b/v kemudian
masukan ke dalam susu sambil terus mengaduk
5. Setelah 30 menit, mematikan api kemudian memindahkan susu ke dalam gelas
beker dan dinginkan sampai suhu 45C
6. Setelah dingin menimbang stater yaitu yogurt jadi dengan merk Bovis
sebanyak
neraca analitik,
kemudia
HASIL PENGAMATAN
PENGAMATAN
Warna
Aroma
AWAL
Putih susu
Khas susu
Tekstur
Cair, setelah di
pasteurisasi
sedikit kental
6
520 ml
Vanila/plain
pH
Volume
Rasa
VII.
PERHITUNGAN
AKHIR
Putih susu
Khas yogurt sedikit
berbau asam
Kental
terdapat
endapan pemisah
4
410 ml
Agak asam
Berat awal
: 520 ml
Berat masak
: 410 ml
Rendemen
=
=
VIII. PEMBAHASAN
78,85 %
:
Salah satu cara pengolahan dan pengawetan susu yang tertua adalah
tehnologi pengemasan susu dilakukan dengan cara fermentasi. Salah satu produk
fermentasi susu ini adalah yoghurt. Melalui proses fermenatasi ini maka susu akan
memiliki konsitensi berupa pasta atau puding yang mempunyai cita rasa yang
spesifik karena timbulnya senyawa senyawa yang mudah menguap yang
dihasilkan oleh bakteri stater.
Fermentasi adalah proses yang berlangsung dalam keadaan anaerob, dimana
dalam proses ini tidak melibatkan serangkaian transfer elektron yang dikatalisis
oleh
enzim
yang
terdapat
dalam
membran
sel.
Tergantung
pada
tipe
mikroorganisemenya
asam
piruvat
Produk
akhir
fermentasi
tersebut
dapat
digunakan
untuk
kasein merupakan komponen terbanyak dalam susu yang sangat peka terhadap
asam. Dalam kondisi keasaman yang rendah maka kasein menjadi tidak stabil
sehingga kasein akan terkoaqulasi membentuk padatan yang disebut yoghurt. Pada
umumnya yoghurt yang baik memiliki total asam laktat 0,85 % sampai 0,95 % atau
derajat keasaman (pH) 4 4.5.
Sangat penting diperhatikan bahwa saat memasukkan starter, maka suhu
susu harus didinginkan dulu dari suhu saat pemanasan susu yaitu 80oC menjadi
sekitar 45oC-55oC. hal ini sangat penting karena jika starter dimasukkan pada saat
suhu susu masih tinggi sekita 80 oC maka bakteri yang terkandung dalam starter
tersebut akan mati sehingga pembuatan yoghurt akan mengalami kegagalan.
Pada pembuatan praktikum pembuatan yogurt oleh kelompok kami, di
tambahkan agar-agar sebanyak 0,1% b/v atau sebanyak 0,5 gr sehingga pada hasil
akhir setelah yogurt difermentasi terdapat gumpalan-gumpalan berwarna bening
yang memisahkan antara yogurt dengan agar-agar dan mejadikan yogurt tidak
terbentuk secara sempurna. Perlakuan ini ditujukan untuk melihat ada tidaknya
perbedaan antara yogurt yang ditambahka agar-agar pada saat proses pasteurisasi
dengan yogurt yang tdak ditambahkan agar-agar pada saat proses pasteurisasi.
Agar-agar memiliki sifat koloid yang tergolong dalam kelompok pectin yang
merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Gel terbentuk
pada saat pemanasan di air dan molekul agar-agar akan bergerak bebas. Ketika
didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan
membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk
sistem koloid padat cair.
Namun terdapat perbedaan antara yogurt yang ditambahan agar-agar dan di
inkubasi dekat dengan sinar lampu dengan yogurt dengan penambahan agar-agar
yang di inkubasi jauh dari sinar lampu, yogurt dengan penambahan agar-agar dan di
inkubasi tepat di bawah sinar lampu terfermentasi secara sempurna tanpa adanya
gel pemisah, sedangkan yogurt yang dengan penambahan agar-agar dan di inkubasi
jauh dari sinar lampu tidak terfrmentasi dengan baik dan terdapat pemisah antara
gel dengan yogurt. Hal ini membuktikan bahwa perlakuan penambahan agar-agar
pada pembuatan yogurt harus mendapatkan suhu yang lebih hangat dan optimal
agar terfermentasi secara merata dan sempurna sehingga menghasilkan yogurt yang
enak. Sedangkan untuk yogurt tanpa penambahan agar-agar yang di inkubasi dekat
dengan lampu maupun jauh dengan lampu, terfermentasi secara sempurna dengan
tekstur padat kenyal. Pada praktikum ini didapatkan hasil rendemen yogurt sebesar
78,85 %.
IX. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Krisna Agus. 2011. Pemanfaatan Mikroorganisme di Bidang Pangan Berbasis Bioteknologi
Konvensional.
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/26/
pemanfaatanmikroorganisme-di-bidang-pangan-berbasis-bioteknologi-konvensional/. Diakses pada tanggal
18 November 2014
Syamsir,
Elvira.
2009.
Peluang
Usaha
Yoghurt.
http://ilmupangan.blogspot.com/2009/05/peluang-usaha-yoghurt.html?m=1. Diakses pada
tanggal 18 November 2014
Rorooh, Marisa Trimega Elisabeth. 2012. Susu dan Produk Olahannya. Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
Anonim, 2011. Youghrt. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt-diakses18 November 2014
Darma,
2010. Bioteknologi
Fermentasi.
[online].
DOKUMENTASI
Dosen Pengajar
Mikrobiologi Pangan