Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM VII

KIMIA ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF


“UJI KUALITATIF VITAMIN C”
Disusun oleh :

Nama : Verengki A. Nainggolan


NIM : 16101101009
Program studi : Kimia
Kelompok : II (Dua)

Tanggal :
Acc :
___________
Dosen/Asisten

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
UJI KUALITATIF VITAMIN C

I. TUJUAN

 Menguji secara kualitatif vitamin C pada minuman.

II. DASAR TEORI


Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam
menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utama yaitu asam
askorbat. Vitamin C termaksud golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas ekstra seluler. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya
dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai buah penghasil vitamin C terbesar sebenarnya salah besar,
karena lemon memiliki kandungan vitamin C lebih banyak yaitu 47% dari pada jeruk (Almatsier, 2004).
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan
semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan dan jarinagn lain di tubuh manusia. Struktur kolagen
yang baik dapat menimbulkan penyembuhan patah tulang, memar, pendarahan kecil dan luka
ringan.Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam
kesadaran.Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh.Melalui
pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat meningkatkan pembuangan veses atau kotoran.Vitamin C juga
mampu menangkal nitrit penyebab kanker.Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamine (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh
sejumlah mahasiswa diberi vitamin C berkurang sampai 81% (Almatsier, 2004).
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik
di mulut maupun di perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, pendarahan
di bawah kulit, cepat lelah, otot lemah, dan depresi.Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi
dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, atritis, dan pilek (Almatsier, 2004).
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup
masing-masing.Pada remaja kebiasaan yang berpengaruh diantaranya adalah merokok, minum kopi, atau
minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti anti kejang, antibiotic tetrasiklin, antiartritis, obat
tidur dan kontrasepsi oral.Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain
nikotin, senyawa lain yang sama bedampak buruknya adalah kafein. Selain itu stress, demam, infeksi,
dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C. pemenuhan vitamin C bisa diperoleh dengan
mengkonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu,
mentega, kentang, ikan, dan hati (Almatsier, 2004).
Kolagen adalah protein yang berfungsi seperti lem, merekatkan sel-sel kulit, tulang dan otot pada saat
luka, patah tulang dan memar agar cepat sembuh.Jika asupan vitamin C kurang, pembentukan kolagen
tergantung sehingga sel-sel tak bisa saling melekat.Timbul sariawan, kulit pecah-pecah, gigi goyah, gusi
berdarah, pembulu darah bocor, luka sukar sembuh, rentan infeksi, hingga tulang menipis.Pada pria,
dampak lanjut kekurangan vitamin C adalah menurunnya kesuburan dan meningkatnya resiko kerusakan
gen pada sperma yang dapat menyebabkan cacat pada bayi, dan anak (Toha, 1992).
Namun fungsi vitamin C tak hanya itu.Ada lebih dari 300 fungsi vitamin C di dalam tubuh. Fungsi
dasar vitamin C adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta membantu
penyembuhan penyakit sehingga tubuh bisa lebih fit. Selain itu fungsi dari vitamin C adalah sebagai
antioksidan, yakni menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah maupun cairan sel tubuh. Dengan
cara ini, vitamin C dapat mencegah terjadinya oksidasi kolestrol LDL dan mencegah tersumbatnya
pembuluh darah sehingga tak menyebabkan hipertensi dan penyakit jantung (Toha, 1992).
Juga menjaga kesehatan paru-paru karena menetralkan radikal bebas yang masuk melalui saluran
pernapasan.Vitamin C juga meningkatkan fungsi sel-sel darah putih yang dapat melawan infeksi
sehingga menyembuhkan flu lebih cepat, membantu mengaktifkan asam folat (salah satu vitamin B),
meningkatkan penyerapan zat besi sehingga bisa dipakai lagi sebagai antioksidan (Toha, 1992).
Vitamin C tersedia dalam berbagai bentuk.Baik vitamin C alami maupun sintetik, asal keduanya
berbentuk Lascorbic acid dan tidak memiliki perbedaan kinerja.Asam askorbat (L-ascorbic acid) adalah
jenis vitamin C yang digunakan tubuh.Meski bersifat asam, kekuatan asamnya jauh lebih rendah
disbanding asam lambung.Jenis vitamin C ini juga lebih murah dibandingkan bentuk vitamin C lainnya
(Toha, 1992).
Sifat vitamin C dinetralkan oleh garam sodium atau kalsium sehingga dianggap lebih aman bagi
lambung. Dalam 1000 mg sodium askorbat terkandung 131 dan 141 mg vitamin C. vitamin C dengan
bioflavonoid. Bioflavonoid adalah zat warna tanaman yang biasanya digunakan dan ditemukan dalam
buah atau sayur yang kaya akan vitamin C. meski bioflavonoid mempunyai sifat antioksidan, baru sedikit
penelitian yang menunjukan bahwa kombinasinya dengan vitamin C dapat meningkatkan fungsi vitamin
C (Toha, 1992).
Askorbat dan metabolit vitamin C mengandung kalsium askorbat ditambah sedikit dehidroaskorbat
(asam askorbat yang teroksidasi) dan bahan lain. Meski tujuannya untuk meningkatkan kerja vitamin C,
penelitian pada manusia tidak menunjukan perbedaan dengan asam askorbat.Askorbil palmitat yakni
vitamin C yang diesterifikasi dengan asam palmitat (asam lemak).Sering ditambahkan ke dalam krim
kulit untuk memanfaatkan sifat antioksidannya.Askorbil palmitat juga tersedia untuk suplemen minum
dan sering di sebut vitamin C ester.Namun ini berbeda dengan ester-C yang masuk kategori askorbat
dengan metabolit vitamin C (Yazid, 2006).
Meskipun vitamin C larut dalam air yang mana bila asupannya berlebihan dapat dikeluarkan secara
otomatis melalui urin tetapi vitamin C juga memiliki efek samping bila dikonsumsi dengan dosis yang
tidak tepat.Efek samping suntik vitamin C yang di takutkan adalah terjadinya batu ginjal. Pada seseorang
yang memiliki keturunan penyakit ini, vitamin C yang berlebih dapat mengendap menjadi Kristal apa
lagi bila orang tersebut kurang minum air putih tiap harinya. Gejala yang dirasakan pada pengidap batu
gunajal adalah rasa pegal dan sakit di daerah pinggang.Bila timbul gejala ini setelah penyuntikan vitamin
C maka harus segera dihentikan pemberian vitamin C. Sebaiknya jika seseorang yang terbukti memiliki
keturunan batu ginjal tidak melakukan penyutikan vitamin C (Yazid, 2006).
Pengidap maag juga harus hati-hati, karena vitamin C yang bersifat asam maka sebaiknya konsumsi
vitamin C dianjurkan untuk makan terlebih dahulu untuk menghindari rasa perih di daerah
lambung.Banyak manfaat yang dapat diambil bila mengkonsumsi vitamin C, tapi yang harus perlu
diingat bahwa mengkonsumsi vitamin C bukan merupakan terapi penunjang.Harus berhati-hati
mengkonsumsi vitamin C bila mempunyai penyakit maag dan batu ginjal karena dapat memperberat
penyakit ini (Yazid, 2006).
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai massa molekul 176 gram/mol dengan rumua molekul
C6H8O6. Dalam bentuk Kristal tidak berwarna, titik cair 109 ℃−192 ℃ . Bersifat larut dalam air, sedikit
larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah.Vitamin C sukar larut dalam
kloroform, eter dan benzene.Sifat asam ditentukan oleh ionisasi gugus enol pada atom C nomor 3
(Syahruddin, 2007).
Vitamin C lebih stabil pada PH rendah dari pada PH tinggi.Vitamin C mudah teroksidasi, terutama
apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar dan temperature tinggi. Larutan encer
vitamin C pada PH kurang dari 7,5 masih stabil apa bila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi
vitamin C menghasilkan asam dehidroaskorbat (Syahruddin, 2007).
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam
menangkal penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia asam askorbat. Vitamin C termaksud
golongan antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraseluler. Beberapa
karakteristiknya antara lain mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Vitamin C diperlukan
untuk menjaga struktur kolagen, yaitu jenis protein yang menghubungkan jaringan serabut, kulit, urat,
tulang rawan dan jaringan tubuh manusia.Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang,
memar, pendarahan kecil, dan luka ringan (Hanani, 2005).
Menurut Hanani (2005), vitamin C atau asam askorbat memiliki struktur kimia sebagai berikut :
HO
HO
O
O
H
HO OH
Menurut Novita (2011), kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit berikut :
 Anemia  Nyeri sendi
 Mudah lelah  Kerusakan di jaringan jantung
 Kemampuan melawan infeksi  Kulit kering dan kasar
menurun  Panas dalam
 Masalah gusi dan gigi  Sariawan dan bibir pecah-pecah

III. ALAT DAN BAHAN

III.1 Alat  Sendok makan


 spatula
 Gelas reagen  tabung reaksi
 Pipet tetes
 betadine antiseptik
III.2 Bahan  buavita apel
 buavita mangga
 Air  tepung maisena
 aquades

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

 Untuk table 1

1. Disiapkan 4 tabung reaksi yang telah diisi aquades dan takarannya harus sama tinggi.
2. Masing-masing 3 tabung reaksi diberi betadine sebanyak 3 tetes dan 1 tabung dibiarkan tetap
hanya terisi aquades.
3. Ekstrak buah-buahan (buah vita rasa jambu, adem sari, dan nata de coco) ditetesi sebanyak 20
tetes ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi, 1 tabung dibiarkan tetap terisi aquades.
4. Setelah itu, dicampurkan ekstrak buah-buahan dengan aquades yang telah diberi betadine
hingga larutan tercampur rata dengan cara digoncangkan perlahan.
5. Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat dalam table hasil pengamatan.

 Untuk table 2

1. Dibuat larutan kanji dari campuran aquades dan tepung maizena


2. Disiapkan 10 ml masing-masing sampel dalam botol selai.
3. Diambil larutan kanji sebanyak 2 kali dengan sudip, dituangkan ke dalam sampel.
4. Diteteskan betadine antiseptic lalu diaduk, dilakukan terus menerus sampai sampel berwarna
biru kehitaman.
5. Tetesan dihentikan jika warna larutan sudah biru kehitaman (warna biru kehitaman
menunjukan di dalam sampel terkandung vitamin C).
6. Dicatat beberapa tetes betadine yang dibutuhkan untuk membuat sampel menjadi biru
kehitaman.
7. Prosedur 3-6 diulangi untuk sampel yang lain.
V. HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan 1


No sampel Jumlah tetes Perubahan warna
1 Buavita apel 5 keruh
2 Buavita mangga 5 Cukup jernih

Tabel Hasil Pengamatan 2


No sampel Jumlah tetes Perubahan warna
1 Buavita apel 20 Cokelat kehitaman
2 Buavita mangga 25 Biru kehitaman

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum uji kualitatif vitamin C kali ini, sampel yang digunakan ada tiga sampel minuman
yang memiliki kandungan vitamin C, untuk membuktikan kadar vitamin C secara kualitatif. Ketiga
sampel minuman tersebut adalah buah vita rasa jambu, adem sari, dan nata de coco.Selain sampel, ada
beberapa bahan juga yang sangat diperlukan dalam menguji adanya vitamin C dalam sampel atau tidak,
yaitu betadine dengan tepung maizena.
Hal pertama yang dilakukan ialah membuat larutan kanji terlebih dahulu.Larutan kanji ialah
campuran antara tepung maizena dengan aquades.Digunakannya tepung maizena dalam larutan kanji
karena tepung maizena memiliki komponen-komponen penyusun yang lengkap dan juga lebih kental dan
pekat dibandingkan dengan tepu-tepung lainnya.
Ada dua metode atau prosedur percobaan yang digunakan yaitu, prosedur yang pertama ialah
prosedur yang memperhatikan kejernihan sampel ketika telah ditetesi dengan betadine.Prosedur kedua
ialah prosedur yang memperhatikan banyaknya betadine yang ditetesi hingga sampel berubah warna.Dan
juga pada prosedur pertam tidak menggunakan larutan kanji, sedangkan pada prosedur kedua
menggunakan larutan kanji.Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil yang didapatkan apakah cocok
atau tidak.
Pada praktikum ini juga digunakan betadine.Digunakannya betadine karena di dalam betadine
mngandung iodin. Vitamin C bereaksi dengan iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang
menjadikan larutan berwarna biru kehitaman. Reaksi vitamin C dengan iodin adalah
−¿¿

C 6 H 8 O 6 + I 2 →C 6 H 6 O 6 +2 I −¿+2 H ¿
. Semakin banyak iodin yang diteteskan pada sampel maka semakin
besar jumlah vitamin C yang terkandung pada sampel.
Berdasarkan hasil praktikum pada table hasil pengamatan 1, buah vita rasa jambu pada saat ditetesi
dengan betadine sebanyak 1 ml, berubah warna menjadi keruh.Sampel adem sari pada saat ditetesi dengan
betadine sebanyak 1 ml, berubah warna menjadi cukup jernih.Begitu juga pada sampel nata de coco pada
saat ditetesi dengan betadine sebanyak 1 ml, berubah warna menjadi cukup jernih.Dari ketiga sampel
diatas, yang paling banyak mengandung vitamin C adalah adem sari dan nata de coco.Karena semakin
jernih sampel yang telah ditetesi betadine, semakin banyak kandungan vitamin C yang dimiliki.
Berdasarkan hasil praktikum pada table hasil pengamatan 2, sampel buah vita rasa jambu yang telah
diberi larutan kanji, ditetesi dengan betadine sebanyak 52 tetes (2,6 ml) berubah wana menjadi biru
kehitaman. Sampel adem sari yang telah diberi larutan kanji, ditetesi dengan betadine sebanyak 50 tetes
(2,5 ml) berubah warna menjadi biru kehitaman. Sampel nata de coco yang telah diberi larutan kanji,
ditetesi dengan betadine sebanyak 5 tetes (0,5 ml) berubah warna menjadi biru kehitaman. Dari ketiga
sampel tersebut, yang paling banyak mengandung vitamin C adalah sampel buah vita rasa jambu, karena
sampel buah vita rasa jambu memerlukan 52 tetes betadine untuk berubah warna menjadi biru kehitaman.
Jika dibandingkan antara kedua hasil pengamatan tersebut, dapat dilihat ada perbedaan.Pada table
pertama, diketahui bahwa sampel yang paling banyak mengandung vitamin C adalah adem sari dan nata
de coco.Namun pada table kedua, diketahui bahwa sampel yang paling banyak mengandung vitamin C
adalah buah vita rasa jambu. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya penggunaan larutan kanji atau
tidak.
VII. PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

 Sampel buah vita rasa jambu memiliki kadar vitamin C yang sedikit dibandingkan dengan
sampel adem sari dan nata de coco yang memilki kadar vitamin C yang lebih banyak.

VII.2 Saran

 Diharapkan kerja sama antara praktikan pada saat melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama


Hanani, E. 2005.Identifikasi Senyawa Antioksidan Dalam Spons Collyspongia Sp dari Kepulauan
Seribu.Jurnal Farmasi. 2(3) : 1
Novita, R. 2011. Uji Kadar Vitamin C dan Protein Yogurt Susu Jagung Dengan Penambahan Ekstrak
Buah Sirsak.Jurnal Pendidikan Kimia. 2(2) : 1
Tim Penyusun. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analitik Kualitatif Dan Kuantitatif. Manado : FMIPA
UNSRAT
Toha, A. 1992.Biokimia.Surabaya : Alfabeta
Syahruddin, K. 2007. Biokimia.Makassar : UPT MKU Universitas Hasanuddin
Yazid, E. 2006.Biokimia Analis. Gresik : Andi Yogyakarta
LAMPIRAN
Sampel Betadine

Tepung Maizenaku Aquades

Tepung Maisenaku Aquades

Hasil Metode 1 Hasil Metode 2

Hasil

Hasil Metode I Hasil Metode II

Anda mungkin juga menyukai