Disusun oleh :
Hipotesis/ dugaan sementara pada percobaan yang akan kami lakukan adalah pada
uji kualitatif protein menggunakan metode biuret sampel akan berwarna ungu yang
menandakan bahwa sampel positif mengandung protein, begitu juga pada saat uji
ninhidrin sampel akan berwarna biru keunguan atau ungu pekat pada saat setelah
dipanaskan, yang menandakan sampel positif protein.
V. Tujuan Percobaan :
1. Mengetahui cara melakukan uji kualitatif protein menggunakan metode biuret
2. Mengetahui cara melakukan uji kualitatif protein menggunakan metode ninhidrin
3. Mengetahui cara melakukan uji kualitatif protein metode xantopreteat
4. Mengetahui cara melakukan uji kualitatif protein metode millon
5. Mengetahui cara melakukan uji kualitatif protein metode belerang
6. Dapat mengetahui cara membedakan sampel protein positif dan negatif pada
semua metode uji
VI. Metedeologi Percobaan
6.1 Alat Percobaan :
1. Tabung reaksi 5 buah
2. Pipet tetes 5 buah
3. Mortar dan alu 1 buah
4. Rak tabung 1 buah
5. Hot Plate 1 buah
6. Beker glass 3 buah
7. Botol semprot 1 buah
8. Saringan 1 buah
6.2 Bahan Percobaan :
1. Sampel putih telur secukupnya
2. Sampel ayam secukupnya
3. Sampel susu secukupnya
4. Sampel tahu secukupnya
5. Sampel bubur secukupnya
6. NaOH 1 M 5 ml
7. Pereaksi biuret 1 ml
8. Larutan ninhidrin 1 ml
9. HNO3 pekat 1 ml
10. NaOH 6 M 1 ml
11. Pereaksi millon 3 tetes
12. Pb asetat 4 tetes
6.3 Skema Kerja :
➢ Uji Biuret
Sampel Uji
Dimasukkan sampel uji 2 ml kedalam tabung reaksi
Setelah itu ditambahkan pereaksi biuret 1 ml
Dihomogenkan dan diamati perubahan warnanya
Hasil
➢ Uji Ninhidrin
Sampel Uji
Dimasukkan sampel uji 3 ml kedalam tabung reaksi
Setelah itu ditambahkan 10 tetes larutan ninhidrin
Dipanaskan 1-2 menit
Didimkan sampai dingin dan diamati perubahan warna
Hasil
➢ Uji Xantoproteat
Sampel Uji
Dimasukkan sampel uji 2 ml kedalam tabung reaksi
Setelah itu ditambahkan 1 ml HNO3 pekat
Dipanaskan selama 1 menit
Didinginkan di air mengalir
Dimasukkan NaOH 6M sebanyak 1 ml
Diamati perubahan warna
Hasil
➢ Uji millon
Sampel Uji
Dimasukkan sampel uji 3 ml kedalam tabung reaksi
Setelah itu ditambahkan pereaksi millon sebanyak 3 tetes
Kemudian dipanaskan
Diamati perubahan warnanya
Hasil
➢ Uji belerang
Sampel Uji
Dimasukkan sampel uji 2 ml kedalam tabung reaksi
Setelah itu ditambahkan 5 ml NaOH 1 M
Kemudian dipanaskan
Ditambahkan larutan Pb asetat sebanyak 4 tetes
Dipanaskan kemabali
Diamati perubahan warna yang terjadi
Hasil
➢ Uji Biuret
➢ Uji Ninhidrin
➢ Uji Xantopreat
➢ Uji Millon
➢ Uji Belerang
Pada uji pertama yaitu Uji Biuret ini dilakukan dengan fungsi perlakukan
untuk mengetahui adanya ikatan peptide. Uji ini dilakukan dengan cara menambahkan
1 ml pereaksi biuret ke dalam 2 ml larutan uji yaitu putih telur. Pada Hasil praktikum
uji menunjukan perubahan warna ungu pada tiap sampel uji. Reaksi positif ditandai
dengan terjadinya warna ungu karena adanya kompleks yang terjadi antara ikatan
peptida dengan O dari air.
Selanjutnya dilakukan uji Ninhidrin pada sampel uji. Uji ini dilakukan
dengan cara menambahkan 10 tetes larutan Ninhidrin dalam 3 ml sampel uji kemudian
di panaskan selama 1 menit. Setelah itu dinginkan dan mulai terlihat adanya
perubahan warna seperti contoh pada sampel uji putih telur diatas laruatan menjadi
keunguan dan bentuknya berubah dari yang cair menjadi padat.
Selanjutnya pada Uji Millon, Uji Millon dilakukan untuk menguji adanya
asam amino dalam satu senyawa. Uji millon digunakan untuk mengidentifikasi
protein yang memiliki gugus tirosin. Mekanisme uji Millon dimulai saat sampel
dan pereaksi Millon dicampurkan kemudian terjadi reaksi. HNO3 akan bereaksi
dengan sampel. Reaksi tersebut adalah reaksi nitrasi dimana terjadi substitusi atom
H- dengan NO2, maka akan menghasilkan endapan berwarna putih dan dapat
berubah menjadi endapan berwarna merah jika dipanaskan. Endapan tersebut
berasal dari endapan merkuri, pada awalnya Hg yang terlarut dalam HNO3
teroksidasi menjadi Hg+ . Ion ini kemudian akan membentuk garam dengan gugus
karboksil dari tirosin.
Pada uji terakhir yaitu Uji Belerang. Penambahan NaOH pada uji belerang
bertujuan untuk mendenaturasi protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom
S (asam amino sistein) akan terurai menjadi ion sulfida dan ditambahkan Pbasetat
membentuk PbS. Penambahan Pbasetat bertujuan untuk membentuk garam
berwarna hitam. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat pembentukan garam
tersebut. Garam yang dihasilkan yaitu garam PbS yang berwarna hitam. Garam ini
terbentuk dalam suasana basa dan berasal dari sulfur (belerang) pada molekul
sistein yang bereaksi dengan Pb-asetat (Silaban et al 2014).
➢ Analisis Hasil :
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan protein pada
bahan pangan dengan cara uji kualitatif berdasarkan perubahan warna dan bentuk.
Bahan pangan yang diujikan yaitu putih telur ayam yang dipisahkan dari merah
telurnya tanpa tercampur sedikitpun, susu, bubur, ayam dan tahu. Pada uji keberadaan
protein dilakukan lima uji antara lain uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xantoprotein, Uji
Millon, dan Uji Belerang.
❖ Uji Biuret
Uji Biuret ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya ikatan
peptide. Uji ini dilakukan dengan cara menambahkan 1 ml pereaksi biuret ke dalam
2 ml larutan uji. Hasil uji menunjukan perubahan warna ungu pada larutan uji
seperti contoh pada larutan uji putih telur ayam yang terdapat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 1a Gambar 1b
Pada Gambar 1a merupakan larutann uji yakni putih telur yang berwarna
bening berubah menjadi ungu seperti yang terdapat pada gambar 1b. Hal ini
disebabkan karena protein bereaksi dengan pereaksi biuret. Fungsi dari
penambahan pereaksi biuret itu adalah mencegah endapan Cu (OH)2, dan
memecah ikatan protein menjadi urea, sebagai katalisator. Seperti yang telah
diuraikan sebelumnya reaksi positif ditandai dengan terjadinya warna ungu karena
adanya kompleks yang terjadi antara ikatan peptida dengan O dari air. Reaksi ini
disebut reaksi biuret karena positif terhadap kondensasi 2 molekul urea.
Pada praktikum yang kami lakukan sampel uji pada Uji Biuret yang positif
yaitu sampel putih telur, susu, bubur, ayam, dan tahu.
Pada praktikum yang kami lakukan larutan protein yang menujukkan uji
positif ialah semua sampel uji.
❖ Uji Ninhidrin
Selanjutnya dilakukan Uji Ninhidrin pada sampel uji. Uji ini dilakukan
dengan cara menambahkan 10 tetes larutan Ninhidrin dalam 3 ml sampel uji
kemudian di panaskan selama 1 menit. Setelah itu dinginkan dan mulai terlihat
adanya perubahan warna seperti contoh pada sampel uji putih telur laruatan
menjadi keunguan dan bentuknya berubah dari yang cair menjadi padat. Hal ini
dapat ditunjukan pada gambar berikut ini :
Gambar 2a Gambar 2b
Berdasarkan gambar di atas, gambar 2a merupakan putih telur sebelum
dilakukan pengujian memiliki warna bening dan berbentuk cair. Kemudian pada
gambar 2b yang merupakan putih telur yang sudah di ujikan dengan uji Ninhidrin
dan terbentuklah perubahan warna yakni berwarna ungu serta perubahan yang
sebelumnya putih telur cair menjadi padat.
Menurut literature Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi kuat yang
bereaksi dengan seluruh α asam amino. Dalam suasana asam yang lebih jelasnya
pada PH 4 – 8 yang menghasilkan senyawa berwarna ungu. Ninhidrin ini zat yang
bereaksinya adalah protein dengan triketohydrindene hidrat. Semua asam amino,
atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi dengan
ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan uji Ninhidrin,
putih telur mengandung protein yang ditandai dengan adanya perrubahan warna
ungu.
Pada praktikum yang kami lakukan larutan protein yang menujukkan uji
positif ialah semua sampel uji.
❖ Uji Xantoproteat
Uji xantoproteat membuktikan adanya asam amino torisin, triptofan, atau
fenilalanin yang terdapat dalam protein. Jika protein yang mengandung cincin
benzena (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka
akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan. Fungsi pemanasan secara umum untuk mempercepat reaksi dengan
mekanisme denaturasi protein atau membuat proterin rusak, sehingga diharapkan
molekul protein yang terjadi dari banyak polipeptida dapat terputus menjadi
molekul-molekul penyusunnya yang lebih kecil, sehingga dapat mempercepat
reaksi. Hal ini dapat ditunjukan pada contoh gambar pada sampel uji putih telur
berikut ini :
Gambar 3a Gambar 3b
Dalam percobaan ini sema sampel menghasilkan uji yang positif terhadap
reagen xantropoteat yang ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna
kuning tua/kuning muda ketika berada dalam suasana asam (ditambahkan
HNO3) dan terbentuk kompleks berwarna jingga/kuning ketika berada dalam
suasana basa (ditambahkan NaOH) (Poedjiadi 2007). Fungsi penambahan HNO3
adalah sebagai penyebab terjadinya reaksi nitrasi karena inti benzena dari asam
amino akan bereaksi dengan HNO3 dan menghasilkan campuran berwarna
kuning (Girindra 1986).
Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar larutan protein yang
menujukkan uji positif ialah semua sampel uji. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam zat uji tersebut terdapat asam amino yang mengandung inti benzene yaitu
tirosin, fenilalanin, dan triptofan.
Pada praktikum yang kami lakukan larutan protein yang menujukkan uji
positif ialah semua sampel uji.
❖ Uji Millon
Uji Millon dilakukan untuk menguji adanya asam amino dalam satu
senyawa. Uji millon digunakan untuk mengidentifikasi protein yang memiliki
gugus tirosin. Hasil dari pengujian uji millon disajikan dibawha ini seperti contoh
pada sampel uji putih telur.
Gambar 4a Gambar 4b
Pada praktikum yang kami lakukan larutan protein yang menujukkan uji
positif ialah sampel putih telur.
❖ Uji Belerang
Gambar 4a Gambar 4b
Pada Uji Biuret menghasilkan warna ungu yang artinya positif mengandung
protein. Uji Ninhidrin terjadi perubahan warna ungu pada larutan sampel dan pada
uji xantoprotein menghasilkan warna orange tua yag artinya terkandung protein di
dalam larutan sampel, pada Uji Millon menghasilkan warna merah bata atau orrange
pada sampel uji, pada Uji Belerang menghasilkan warna hitam pada larutan uji.
Berdasarkan hasil pengamatan uji kualitatif protein terhadap bahan pangan yaitu
putih telur baik dengan menggunakan uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xantoprotein,
Uji millon dan Uji Belerang bahwa putih telur mengandung protein. Dan sampel
lainnya seperti susu, bubur, ayam dan tahu mengandung protein. Hal ini ditandai
dengan adanya perubahan warna pada masing-masig uji.
Dalam semua uji, bahan yang diuji memiliki sifat dan struktur yang berbeda.
Sehingga setiap bahan uji memiliki reaksi yang berbeda-beda pula pada setiap
ujinya. Untuk uji Millon, bahan yang positif mengandung tirosin yaitu sampel putih
telur. Uji Ninhidrin, bahan yang positif mengandung gugus karboksil dan gugus
asam amino bebas yaitu semyua sampel uji. Uji Belerang, semua bahan uji negatif
mengandung sulfur (belerang) kecuali pada sampel uji putih telur. Uji Xantoproteat,
bahan yang positif mengandung inti benzena yaitu semua sampel uji. Serta uji
Biuret, bahan yang positif membentuk senyawa kompleks yaitu semua sampel uji.
X. Daftar Pustaka
Ukhradiya M Safira, SSi, Msi . 2019 , Uji Kualitatif Protein . Modul PDF.
Andini Eka Putri . 2016 . Laporan Praktikum Uji Kualitatif Protein . Modul PDF
XI. Lampiran
• Pengujian Sampel