Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI


PERCOBAAN II
UJI KUALITATIF PROTEIN

OLEH:

NAMA : WA ODE SINDI


NIM : O1A120050
KELAS :A
KLOTER :B
ASISTEN : NUR ARIFKA RAHMA

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
UJI KUALITATIF PROTEIN

A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendeteksi keberadaan protein
pada bahan dengan uji kualitatif berdasarkan perubahan warna yang berbentuk.

B. Landasan Teori
Protein merupakan nutrisi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
mempertahankan kehidupan dari semua mahluk hidup. Protein adalah asam amino
rantai panjang yang dirangkai dengan banyak ikatan yang disebut ikatan peptida.
Protein dibutuhkan untuk memperbaiki atau mempertahankan jaringan
pertumbuhan dan membentuk berbagai persenyawaan tertentu. Terdapat sedikitnya
dua penentuan protein untuk ikatan pertama yaitu nilai stabilitas atau kesamaan.
Bila mana protein tidak tercerna, protein tersebut tidak memiliki nilai nutrisi
(Supriyanto dan sufiyasih ,2017).
Kimia analitik menjadi bidang-bidang yang disebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan indentifikasi zat-zat kimia
mengenai unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Analisis
kuantitatif berkaitan dengan penerapan berapa banyak suatu zat yang didapatkan
tersebut, yang seringkali dinyatakan sebagai konshtaan atau analit, menyusun celah
sebagian besar atau sebagian besar sampel yang dianalisis (Day dan Underwood,
2002).
Analisis kualitatif protein terdiri atas reaksi Xantoprotein, reaksi Hoptins-
cole, reaksi Millon, reaksi Ntropsunda, dan reaksi Sakaguchi. Reaksi Xantoprotein,
larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam protein. Reaksi
Hipkins-cole larutan protein yang mengandung friprofen dapat direaksikan dengan
pelaksi Hopkins-cole yang mengandung asam glosilat. Reaksi Millon, adalah
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Reaksi Nitroprusida, natrium
nitropsida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein
yang mempunyaui gugus SH. Reaksi Sakaguchi, pereaksi yang digunakan ialah
nafrol dan natrium hipobrumit. Metode biuret, larutan protein disebut alkalis
dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer (Eddy dan Titik,
2017).
Reagen Biuret, sebanyak 0,15 gram tembaga (II) sulfat dan 0,6 gram
kalium natrium terlarut dilakukan dalam 50 mL aquadest pada gelas kimia 100 mL.
Setelah larut sempurna dipindahkan kedalam labu ukur 100 mL. Kemudian
ditambahkan 30 mL natrium hidroksida 10%. Aduk campuran tersebut lalu
ditambahkan aquadest sampai tanda batas (Salim dan Rahayu, 2017).
Identifikasi peptida secara kualitatif dengan uji biuret. Peptida yang
terkandung dalam suplemen bebas sel netral diintefikasi secara kualitatif dengan
uji biuret. Identifikasi dilakukan dengan mengambil 2 supetanan bebas sel yang
dinetralkan PH-nya, ditambahkan 2 mL NaOH 10% dan beberapa tetes CuSO4
0,1% hingga terbentuk warna ungu (Erlindawati dkk, 2016).
Protein biasanya menjalankan fungsi khas dengan mengatur molekul lain.
Dengan kata lain, protein jarang bertindak sendiri (Feng dkk, 2017).
Protein molekul peting yang berpartisipasi dalam banyak fungsi seluler
dalam suatu organisme. Biasanya protein tidak menjalankan peranannya secara
individual, sehingga deteksi PPI menjadi semakin penting (Anji-yung dkk, 2017).
Mayoritas protein berinteraksi satu sama lain untuk melakukan proses
biologis tertentu. Akumulasi cepat dan data interaksi protein (PPI) telah membuat
peta jaringan PPI dari beberapa organik menjadi model tersedia. Mengedintifikasi
kompleks protein dan jaringan PPI memainkan peran karena dalam memahami
organisme seluler dan mekanisme fungsional (Zhong dkk,2019).
Protein biasanya terdiri dari satu atom lebih bagian submolekul yang
disebut sebagai domain. Domain adalah modul strukur atau fungsional protein dan
biasanya merupakan unit yang dilestarikan secara kondusional (Lixur dkk, 2019).
Pengukuran kadar protein dan jenis asam amino adalah untuk mengetahui
protein apa yang pecah ketika simulasi santan karena didalam santan masih
terdapat protein, air dan lemak. Semakin banyak air atau asam amino tertentu, akan
mempengaruhi kualitas minyak, sehingga dapat dapat dipahami beberapa uji yang
akan dilakukan dalam penelitian ini yang akan mempengaruhi kualitas minyak
(Wijayanti, 2017).
Tujuan utama dari isolasi dan pernurnian suatu protein adalah untuk
mempelajari struktur dan fungsional atau untuk optiknya. Oleh sebab itu, bagian
penting dalam permurnian protein adalah analisis aktivitas (fungsi analitas) dan
protein tersebut. Analilis aktivitas protein juga dapat digunakan untuk mengamati
perkembangan kemurnian karena aktivitas yang terukur berasal dari protein target.
Proses peningkatan dapat diikuti secara sismatis dalam evaluasi pemurnian.
Volume dan jumlah protein total dalam sampel terus menerus sehingga aktivitas
spesifiknya terus meningkat (Thenamdjojo dkk, 2008).
Cara mengetahui adanya protein dalam suatu produk makanan yaitu dengan
proses pembentukan warna. Apabila direaksikan dengan pereaksi tertentu maka
protein akan berwarna. Pembentukan utama disebabkan karena reaksi gugus asam
amino yang terdapat dalam protein dan pereaksi tertentu. Pada umumnya keunikan,
hitam pekat atau sedikit kehijauan (Monlidar dkk, 2017).
G. Pembahasan
Pada percobaan ini menggunakan susu dan telur, pada sampel susu yang
digunakan yaitu milo dan ultamilk. Pada sampel telur yang digunakan yaitu telur
ayam kampung, telur ayam ras dan telur puyuh. Bahan-bahan yang digunakan
untuk pengujian ini yaitu aquadest, CuSO4, HNO3 pekat, milo, larutan biuret,
larutan ninhidrin, larutan sulfur, lauran xantoprotein, NaOH 10 %, NaOH 40 % ,
Pb asetat, telur ayam kampung, telur ayam ras, telur puyuh dan ultamilk. Dan
untuk melakukan pengujian ada empat proses uji biuret, uji ninhidrin, uji sulfur
dan uji xantoprotein.
Uji biuret dilakukan untuk menunjukan adanya ikatan pepthida dalam suatu
zat yang diuji. Pengujian yang dilakukan dengan penambahan NaOH 10% untuk
memberikan suasana basa dalam sampel, sehingga jika ditambahkan CuSO 4 maka
ion CU2+ dalam suasana basa akan beraksi dengan ikatan-ikatan peptida
membentuk senyawa kompleks bersama berwarna ungu.
Hasil yang diperoleh pada percobaan menunjukan pada uji biuret yaitu
ultramilk dan milo menunjukan hasil positif. Pada sampel telur ayam kampung,
ayam ras, dan telur puyuh menunjukkan hasil positif yang mengandung unsur
peptida.
Uji Ninhidrin adalah untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat
yang di uji (mendeteksi gugus amino dalam molekul amino). Pengujian dilakukan
dengan penambahan larutan ninhidrin ke dalam sampel uji dan akan memberikan
perubahan warna menjadi biru yang terdapat endapan merah bata ketika positif
yang mengandung gugus amino. Warna tersebut muncul akibat molekul dan
ninhidrin ( ninhidrin yang telah bereaksi) yang bereaksi dengan NH 3 setelah asam
amino tersebut di oksidasi.
Pengamatan pada uji ninhidrin pada sampel telur ayam ras, telur ayam
kampung dan telur puyuh menunjukan hasil yang positif mengandung protein.
Begitu pun sebaliknya pada sampel susu milo dan ultra milk menunjukkan hasil
positif yang ditandai dengan terbentuknya larutan biru.
Uji sulfur di lakukan untuk menunjukkan adanya unsur belerang, sulfur
dalam protein pengujian di lakukan dengan penambahan NaOH 40% dan Pb
asetat ke dalam sampel uji. Tujuan penambahan NaOH adalah untuk melepaskan
ikatan peptida antar asam amino dengan sulfur sehingga terjadi pelepasan unsur
sulfur. Unsur s yang telah dilepaskan kemudian terikat dengan Pb asetat. Pb
asetat akan bereaksi positif dengan sulfur sehingga membentuk Pb 5 sehingga
akan menghasilkan kualitas sulfur bahan.
Pengamatan pada uji sulfur ditunjukkan pada perubahan warna menjadi
coklat atau hitam yang menunjukkan sampel mengandung ikatan sulfur pada uji
ini semua sampel menunjukkan positif.
Uji xantoprotein di lakukan untuk mengetahui protein pada sampel susu
yaitu milo dan ultramilk meninjukkan hasil yang positif dimana susu tersebut
mengandung gugus benzena dan terdapat cincin benzena seperti pemisa yang
terdapat pada sampel yang di uji. Begitupun pada sampel telur ayam kampung,
telur ayam ras, dan telur puyuh menunjukkan hasil positif yang mengandung
gugus benzena. Uji xantoprotein dilakukan untuk mengetahui protein dengan
asam amino cincin benzena. Apabila di panaskan dengan HNO3 pekat akan
menghasilkan endapan putih yang berubah warna menjadi kuning tua atau
orange.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan protein yaitu panas, PH
( derajat keasaman), ion logam, pengocokkan gula dan dapat dilihat pada sifat
protein bila susunan ruang dan rantai peptida suatu molekul terdenaturasi jika
ikatan-ikatan yang membentuk molekul tersebut rusak molekul akan
mengembang. Terkadang perubahan di kehendaki pada penggolongan makanan.
Manfaat uji kualitatif protein dalam bidang farmasi adalahh digunakan
untuk pembuatan vaksin atau anti virus dan obat kanker serta obat-obatan seperti
albumin digunakan sebagai penetralisasi racun terhadap logam-logam berat dan
menurunkan efek toksitk dan obat.
H. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah untuk menentukan uji kualitatif
protein dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya uji biuret. Jika
menghasilakan reaksi positif maka akan terbentuk warna ungu, intesitas warna
yang dihasilakan merupakan ukuran jumlah ikatan peptida yang ada dalam protein.
Pada uji ini semua sampel-sampel menunjukan reaksi positif. Uji ninhidrin jika
menghasilkan reaksi positif maka akan terbentuk larutan biru-violet dan semua
sampel menunjukan hasil positif. Uji sulfir jika hasil reaksinya positif maka akan
terjadi perubahan warna coklat atau hitam dan semua sampel menunjukan hasil
positif. Pada uji xantoprotein jika ditandai dengan warna orange atau kuning pada
bidang pembatas maka menunjukkan reaksi positif dan pada semua sampel telur
ayam kampung, telur ayam ras, telur puyuh, milo dan ultramilk menunjukkan hasil
positif.

Anda mungkin juga menyukai