Laboratorium Biokimia
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................
BAB V PENUTUP................................................................................................
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM
1.2. Menjelaskan hasil dari masing-masing uji sesuai dengan tujuan khusus masing-masing.
Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Sampel yang akan diuji (susu, putih telur
dan gelatin), dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. Tambahkan 2 ml
(NH4)2SO4. Amati terjadinya endapan. Pisahkan endapan dengan menyaring
menggunakan kertas saring. Lakukan uji biuret pada fitrat dan endapan. Amati perubahan
yang terjadi!
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 3.1 Hasil pengamatan Uji Biuret dan Uji Millon
Uji Biuret
Keterangan :
(+) Terdapat ikatan peptida
(-) Tidak terdapat ikatan peptida
Reaksi Uji Millon
Tabel 3.4. Hasil Pengamatan Uji Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik
Tabel 1 2 3
Sampel +(NH4)2SO4 Susu Putih telur Gelatin
Endpan :ada/tidak ada ada Tidak ada
Pisahkan endapan
dengan penyaring
Uji Biuret:
- filtrat Biru Biru Biru
- endapan biru putih -
Uji Millon:
- filtrat Putih - Putih
- endapan putih putih -
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada uji biuret yang dilakukan pada putih telur, susu, gelatin dan air liur memberikan
hasil positif sehingga dapat dikatakan bahwa semua sampel memiliki ikatan peptida. Hal
terebut sesuai dengan teori karena keempat sampel tersebut memiliki protein sehingga jika
ditetesi dengan larutan NaOH an CuSO4 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan
bahwa sampel memiliki ikatan peptida, hal ini disebabkan bahwa asam amino yang berada
pada protein saling berikatan membentuk ikatan peptida. Reaksi uji biuret ini
memberikan hasil yang positif jika terbentuk senyawa ungu yang dihasilkan akibat
pembentukan senyawa kompleks Cu 2+ gugus CO dan NH dari suatu rantai peptida dalam
suasana basa. Dalam suasana basa (penambahan NaOH), ion
Cu2+ yang berasal dari pereaksi biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus– CO dan
–NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet.
Reaksi Biuret
4.2. Uji Millon
Uji Millon merupakan uji kualitatif protein untuk mengidentifikasi asam amino yang
mengandung monohidroksi benzena. Uji ini dilakukan dengan menambahkan pereaksi millon
ke dalam sampel. Pereaksi millon adalah larutan merkuro nitrat dan merkuri nitrat yang
terdapat dalam asam nitrat. Hasil positif akan ditandai dengan endapan berwarna putih, yang
akan berubah menjadi warna merah apabila dipanaskan.
Endapan putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada larutan protein
tersebut berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg yang terlarut didalam HNO3
2+. Bersamaan teroksidasi menjadi HG+. Ion Hg+ ini selanjutnya membentuk garam dengan
gugus karboksil Hg+ menjadi Hg2+ sebagai pelarut mengoksidasi tirosin
Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan merah. Hal ini
terjadi karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut mengoksidasi hg+ menjadi
Hg2+. Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino tirosin ternitrasi. Kemudian terjadi reaksi
pembentukan HgO yang bewarna merah.
Pada uji millon yang dilakukan putih telur,susu, dan air liur memberikan hasil positif
sehingga dapat dikatakan bahwa sampel memiliki asam amino yang mengandung
monohidroksi benzen karena membentuk endapan setelah ditambahkan pereaksi millon.
Endapan tersebut berubah warna menjadi merah setelah dipanaskan. Sedangkan pada gelatin
memiliki hasil negatif hal ini disebabkan karna gelatin tidak mengandung asam amino tirosin
sehingga tidak mengalami pengendapan dan tidak berubah warna menjadi merah. Tirosin
merupakan gugus R dari asam amino polar yang larut dalam air atau lebih hidrofilik
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golonganini mengandung gugus
fungsional yang mengikat ikatan hydrogen dengan air.
Bentuk yang umum adalah L-tirosin (S -tirosin), yang juga ditemukan dalam tiga isomer
struktur: para, meta, dan orto (Lehninger 1982). Tirosin dalam bentuk tirosina, memiliki
peran kunci dalam pengaktifan beberapa enzim tertentu
melalui proses fosforilasi (membentuk fosfotirosina) pada transduksi signal. Bagimanusia,
tirosina merupakan prekursor hormontiroksin dan triiodotironin yang dibentuk
dikelenjar tiroid, pigmen kulit melanin, dan dopamin, norepinefrin dan epinefrin.
Reaksi millon
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.
Setelah dicampur terjadi pengendapan putih yang dapat berubah menjadikuning apabila
dipanaskan.. reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti Benzen yang terdapata pada molekul
protein. Jadi, reaksi ini positif untuk protein, fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena
asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini
Pada uji ini, digunakan larutan asam nitrat yang berfungsi untuk memecah protein
menjadi gugus benzena. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Reaksi ini didasarkan pada uji
nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul protein menjadi senyawa nitro yang berwarna
kuning.
Tirosin banyak terdapat ayam dan ikan tuna. Fenilanalin teredapat pada ragi, lobak, telur,
keju, alpukat. Triptofan banyak terdapat pada susu, pisang, daging seperti kambing, ayam dan
kalkun, yoghurt, ikan, telur dan beras merah.
Pada uji xantoprotein yang dilakukan, air liur dan susu memberikan hasil positif
sehingga dapat dikatakan mengandung inti benzena. Asam amino yang memiliki inti benzen
adalah asam amino tirosin, fenilanalin dan triptofan. Sedangkan pada gelatin memberikan
hasil negatif sehingga dapat dikatakan tidak mengandung salah satu asam amino tersebut
karena pada percobaan yang dilakukan tidak terdapat asam nitrat bentuk endapan setelah
ditambah asam nitrat pekat.
Reaksi xantoprotein
Pada ketiga sampel timbul presipitasi putih setelah diuji. Pada susu dan putih telur
sesuai dengan teori karna pada kedua sampel tersebut terdapat protein, sehinga jika
direaksikan dengan reagen heller akan memberikan hasil yang positif. Namun pada sampel
air liur encer seharusnya tidak menimbulkan prespitasi putih hal ini terjadi karna air liur encer
tidak mengandung protein sehingga jika di reaksikan dengan reagen heller tidak akan
menimbulkan presipitasi putih. Kesalahan ini terjadi karna ketidaktelitian kami dalam
mengamati hasil pengmatan saat pengujian berlangsung.
Reaksi Heller
Pada percobaan ini, sampel dipanaskan dan pada sampel yang terbentuk endapan
dilakukan penambahan asam asetat. Pada susu dan putih telur timbul hasil positif di mana
terjadi pengendapan berwarna putih yang membuktikan adanya protein pada sampel,
sedangkan pada gelatin timbul hasil negatif di mana tidak terdapat endapan/gumpalan yang
membuktikan tidak adanya protein pada sampel.
pada titik isoelektriknya memiliki kutub negatif dan positif dengan perbandingan sama.
Endapan putih yang dihasilkan merupakan hasil dari reaksi penetralan muatan antara ion
logam berat sebagai kation dengan molekul protein sebagai anion. Pada penambahan larutan
protein dengan Pb asetat, anion dari Pb asetat akan menyebabkan suasana larutan menjadi
Filtrat mengandung air dan garam ammonium sulfat sehingga ketika diuji biuret
seharusnya tidak terbentuk warna biru atau ungu dan ketika di uji millon seharusnya tidak
terbentuk warna merah. Sedangkan residu mengandung endapan protein, maka jika diuji
millon akan terdapat warna biru atau ungu karena adanya ikatan peptida dan ketika diuji
millon akan terbentuk warna merah pada protein yang mengandung gugus fenol.
Pada percobaan ini sampel yang ditetesi dengan reagen biuret sudah sesuai teori sehingga
sampel akan menghasilkan warna biru pada filtrat dan menunjukan adanya protein.
Sedangkan pada endapan yang terbentuk warna biru hal ini menunjukkan bahwa endapan
memiliki protein, hal ini terjadi karna pada proses penyaringan protein tidak tersaring dengan
baik sehingga saat direaksikan dengan reagen biuret akan menghasilkan senyawa ungu
namun pada endapan warna biru yang terbentuk lebih muda dibandingkan dengan filtrat hal
ini menunjukkan bahwa jumlah kadar protein yang terdapat pada endapan lebih sedikit
dengan yang berada pada filtrat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang ditetesi
dengan reagen biuret dan menghasilkan warna biru semakin tua maka menunjukkan bahwa
kadar protein dalam sampel banyak dan begitu sebaliknya. Pada uji millon terjadi kesalahan,
seharusnya warna putih pada sampel jika dipanaskan akan berubah menjadi warna merah.
Pada percobaan kami tidak melakukan pemanasan sehingga warna pada filtrat tidak
berwarna merah. Pengendapan dengan garam, terjadi karena persaingan antara garam
dan protein yang mengikat air. Denga demikian, tidak cukup banyak air yang terikat pada
protein sehingga terjadi gaya tarik menarik antara molekul.
BAB V
PENUTUP
5. KESIMPULAN
5.1 Susu dan putih telur memiliki ikatan peptida (uji biuret), memiliki asam amino yang
mengandung monohidroki benzen (uji millon), mengandung asam amino tirosin,
triptofan, dan fenilanalin (uji xantroprotein) mengandung protein secara kualititif (uji
heller dan koagullasi panas), mengendap dengan penambahan logam berat,
kelarutannya dipengaruhi oleh penambahan garam konsentrasi tinggi, serta dapat
mengalami denaturasi dengan perlakuan penambahan alkohol, asam dan basa, buffer
asetat, air mendidih, deterjen dan perlakuan pengunjangan
5.2 Gelatin memiliki ikatan peptida, tidak memiliki asam amino yang mengandung
monohidroksi benzen, tidak mengandung asam amino tirosin, triptofan, dan
fenilalanin, tidak mengandung protein secara kualitatif, tidak mengendap dengan
penambahan logam beserta kelarutannya tidak dipengaruhi oleh penambahan garam
konsentrasi tinggi
5.3 Air liur yang digunakan memiliki ikatan peptida, memiliki asam amino yang
mengandung monohidroksi benzen, serta mengandung protein secara kualitatif
5.4 Minyak dan larutan pati tidak mengalami denaturasi protein dengan perlakuan
penambahan alkohol, asam dan basa, buffer asetat air mendidih, deterjen dan
perlakuan pengunjangan karena sampel tersebut tidak mengandung protein. Minyak
mengandung lemak dan larutan pati merupakan karbohidrat.