Anda di halaman 1dari 8

I.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Hasil dari percobaan uji sifat-sifat protein adalah pada uji biuret sampel yang

kami gunakan yaitu putih telur (Albumin) dengan hasil pengamatan positif protein

dan terjadi perubahan warna menjadi warna ungu. Pada percobaan kedua yaitu uji

koagulasi protein dengan sampel yang sama yaitu putih telur (Albumin) di

dapatkan hasil pengamatan positif protein dan terjadinya penggumpalan atau

koagulasi pada sampel. Pada percobaan ketiga yaitu uji kelarutan hasil

pengamatan dapat di lihat pada tabel pada bawah ini :

Tabel 1.1 Hasil pengamatan uji kelarutan protein

No. Sampel Pelarut Pengamatan

1. Putih telur (Albumin) Aquadest Larut

2. Putih telur (Albumin) NaOH Larut

3. Putih telur (Albumin) Na2CO3 Larut

4. Putih telur (Albumin) HCl Larut

B. Pembahasan

Protein adalah zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrigen,

oksigen, sulfur, dan fosfor. Protein berguna untuk metabolisme sel, pembentukkan

jaringan, dan lain-lain(Muhsafaat, 2015). Protein juga terbentuk oleh asam amino.

Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein, yang dibagi dalam
dua kelompok, yaitu asam amino-esensial dan asam non-esensial. Asam amino

esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus di tambahkan

dalam bentuk makanan, sedangkan asam amino noon-esensial dapat diproduksi

dalam tubuh (Sitompul 20014 dalam Muhsafaat, 2015).

Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang merupakan

faktor penting untuk fungsi tubuh. Di dalam sebagian besar jaringan tubuh,

protein merupakan komponen terbesar setelah air. Diperkirakan sekitar 50 %

berat kering sel dalam jaringan hati dan daging, berupa protein. Fungsi

utama mengkonsumsi protein adalah untuk memenuhi kebutuhan nitrogen dan

asam amino, untuk sintesis protein tubuh dan substansi lain yang

mengandung nitrogen (Bakhtra, 2016).

Praktikum kali ini kami melakukan uji sifat – sifat protein dengan

menggunakan beberapa metode yaitu metode uji biuret, metode uji koagulasi

protein, dan metode uji kelarutan protein. Yang pertama kami lakukan yaitu uji

biuret. Uji metode biuret bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida,

dimana protein bereaksi dengan NaOH dan CuSO4 yang ditandai dengan

terbentuknya warna biru lembayung sampai ungu(Bakhtra, 2016). Pada

paktikum uji biuret saat sampel ditambahkan dengan larutan NaOH 2,5 M sampel

tersebut tetap sama seperti sampel yang murni atau belum di tambah dengan apa-

apa, setelah itu sampel di campurkan lagi dengan larutan CuSO4 0,001 M

sebanyak 15 tetes sampai terbentuk adanya warna keunguan. Terbentuknya warna

keungunan disebabkan karena biuret bereaksi dengan albumin sehingga

membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam
amino dalam hal ini karena di dalam protein terdapat adanya ikatan peptida pada

albumin. Larutan CuSO4 yang bersifat basa bereaksi dengan polipeptida,

sedangkan polipeptida merupakan penyusun protein. Yang menandakan adanya

protein dalam sampel yaitu terdapat ikatan peptida yang lebih banyak, hal itu

terbukti saat penambahan larutan CuSO4 dan dihomogenkan maka larutan tetap

berwarna ungu itu yang menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat, karena

apabila ikatan peptidanya lemah saat larutan protein ditambahkan larutan CuSO4,

maka warna ungunya akan memudar saat dihomogenkan terlalu lama.

Saat uji koagulasi protein sampel setelah ditambahkan dengan larutan HNO3

terjadi perubahan warna yaitu menjadi putih setelah itu lalu tabung di panaskan

setelah panas di tambahkan dengan larutan NaOH 2 M perubahan yang terjadi

yaitu terjadi penggumpalan pada sampel tersebut. Hal ini yang menyebabkan

karena ion H+ dan larutan HNO3 telah berikatan dengan gugus negatif pada

protein. Pada saat ion H+ masuk ke dalam larutan, maka akan mempengaruhi

keseimbangan dari protein dan terjadi pula bedanya kutub muatan dari molekul

protein. Hal ini yang menyebabkan terjadinya koagulasi atau penggumpalan pada

sampel tersebut. Pada uji terakhir yaitu uji kelarutan protein dalam tabung reaksi

pertama sampel di campurkan dengan 3 ml aquadest hasil yang terjadi yaitu larut

dan tidak terjadi perubahan warna, pada tabung reaksi kedua sampel di campurkan

dengan larutan NaOH 0,1 M hasil yang terjadi larut juga, pada tabung reaksi

ketiga sampel di campurkan dengan larutan Na2CO3 0,1 M hasil yang terjadi tetap

larut, dan pada tabung terakhir sampel di campurkan dengan larutan HCl 0,1 M
hasil yang di terjadi larut. Hal ini yang menunjukkan bahwa protein tersebut larut

dalam keempat larutan tersebut tetapi dalam konsentrasi yang rendah.


II. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa dalam uji protein yaitu uji

biuret, uji koagulasi, dan uji kelarutan benar-benar mendapatkan hasil yang positif

dimana semuanya mengandung protein. Dalam ketiga metode pengujian protein

ini yang paling cepat mendeteksi adanya protein yaitu pada uji biuret karena uji

biuret gampang di dapatkan dan cara pengerjaannyapun tidak terlalu lama.


Daftar Pustaka

Bakhtra, D. D. A., Rusdi, Mardiah, A. 2016. Penetapan Kadar Protein Dalam


Telur Unggas Melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode Kjeldahl.
Jurnal Farmasi Higea. Vol. 8 No. 2.

Mushafaat, L. 2015. Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino Ampas Sagu
Hasil Fermentasi Aspergillius niger dengan Penambahan Urea dan Zeolit.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). Vol. 20 No. 2
Lampiran
Uji Biuret

Uji Koagulasi protein


Uji Kelarutan Protein

Anda mungkin juga menyukai