A. Hasil
Hasil dari percobaan uji sifat-sifat protein adalah pada uji biuret sampel yang
kami gunakan yaitu putih telur (Albumin) dengan hasil pengamatan positif protein
dan terjadi perubahan warna menjadi warna ungu. Pada percobaan kedua yaitu uji
koagulasi protein dengan sampel yang sama yaitu putih telur (Albumin) di
koagulasi pada sampel. Pada percobaan ketiga yaitu uji kelarutan hasil
B. Pembahasan
oksigen, sulfur, dan fosfor. Protein berguna untuk metabolisme sel, pembentukkan
jaringan, dan lain-lain(Muhsafaat, 2015). Protein juga terbentuk oleh asam amino.
Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein, yang dibagi dalam
dua kelompok, yaitu asam amino-esensial dan asam non-esensial. Asam amino
esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus di tambahkan
faktor penting untuk fungsi tubuh. Di dalam sebagian besar jaringan tubuh,
berat kering sel dalam jaringan hati dan daging, berupa protein. Fungsi
asam amino, untuk sintesis protein tubuh dan substansi lain yang
Praktikum kali ini kami melakukan uji sifat – sifat protein dengan
menggunakan beberapa metode yaitu metode uji biuret, metode uji koagulasi
protein, dan metode uji kelarutan protein. Yang pertama kami lakukan yaitu uji
biuret. Uji metode biuret bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida,
dimana protein bereaksi dengan NaOH dan CuSO4 yang ditandai dengan
paktikum uji biuret saat sampel ditambahkan dengan larutan NaOH 2,5 M sampel
tersebut tetap sama seperti sampel yang murni atau belum di tambah dengan apa-
apa, setelah itu sampel di campurkan lagi dengan larutan CuSO4 0,001 M
membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam
amino dalam hal ini karena di dalam protein terdapat adanya ikatan peptida pada
protein dalam sampel yaitu terdapat ikatan peptida yang lebih banyak, hal itu
terbukti saat penambahan larutan CuSO4 dan dihomogenkan maka larutan tetap
berwarna ungu itu yang menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat, karena
apabila ikatan peptidanya lemah saat larutan protein ditambahkan larutan CuSO4,
Saat uji koagulasi protein sampel setelah ditambahkan dengan larutan HNO3
terjadi perubahan warna yaitu menjadi putih setelah itu lalu tabung di panaskan
yaitu terjadi penggumpalan pada sampel tersebut. Hal ini yang menyebabkan
karena ion H+ dan larutan HNO3 telah berikatan dengan gugus negatif pada
protein. Pada saat ion H+ masuk ke dalam larutan, maka akan mempengaruhi
keseimbangan dari protein dan terjadi pula bedanya kutub muatan dari molekul
protein. Hal ini yang menyebabkan terjadinya koagulasi atau penggumpalan pada
sampel tersebut. Pada uji terakhir yaitu uji kelarutan protein dalam tabung reaksi
pertama sampel di campurkan dengan 3 ml aquadest hasil yang terjadi yaitu larut
dan tidak terjadi perubahan warna, pada tabung reaksi kedua sampel di campurkan
dengan larutan NaOH 0,1 M hasil yang terjadi larut juga, pada tabung reaksi
ketiga sampel di campurkan dengan larutan Na2CO3 0,1 M hasil yang terjadi tetap
larut, dan pada tabung terakhir sampel di campurkan dengan larutan HCl 0,1 M
hasil yang di terjadi larut. Hal ini yang menunjukkan bahwa protein tersebut larut
Dari hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa dalam uji protein yaitu uji
biuret, uji koagulasi, dan uji kelarutan benar-benar mendapatkan hasil yang positif
ini yang paling cepat mendeteksi adanya protein yaitu pada uji biuret karena uji
Mushafaat, L. 2015. Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino Ampas Sagu
Hasil Fermentasi Aspergillius niger dengan Penambahan Urea dan Zeolit.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). Vol. 20 No. 2
Lampiran
Uji Biuret