METODE PENELITIAN
9
C. Prosedur Kerja
Ekstrak Ekstrak
10
Kelarutan Albumin
1 ml Larutan Albumin
Uji Biuret
3 ml Albumin 3 ml Albumin
- Ditambahkan 1 ml - Ditambahkan 1 ml
NaOH NaOH
- Dihomogenkan - Dihomogenkan
dengan vortex dengan vortex
- Dimasukkan 3 tetes - Dimasukkan 3 tetes
CuSO4 0,01 M biuret
- Diaduk - diaduk
- Diteteskan lagi 1-2
Perubahan warna
tetes CuSO4 jika
tidak timbul warna
Perubahan warna
11
Ekstrak Ekstrak
- Ditambahkan 1 ml - Ditambahkan 1 ml
NaOH NaOH
- Dihomogenkan - Dihomogenkan
dengan vortex dengan vortex
- Dimasukkan 3 tetes - Dimasukkan 3 tetes
CuSO4 0,01 M biuret
- Diaduk - diaduk
- Diteteskan lagi 1-2
Perubahan warna
tetes CuSO4 jika
tidak timbul warna
Perubahan warna
Uji Biuret
Perubahan warna
12
BAB IV
A. Hasil Percobaan
Tabel Unsur-Unsur dalam Protein
Hasil Pengamatan
No. Prosedur
Sebelum Sesudah
Tabung I Tabung I
Albumin : Albumin :
Tidak berwarna Keruh
Albumin : Terbentuk
Berbau gelembung
pH Albumin : 7 (+++)
Berbau (+)
pH Albumin : 9
1. 1 ml Albumin dipanaskan
Tabung II Tabung II
Albumin : Albumin :
Tidak berwarna Keruh
Albumin : Terbentuk
Berbau gelembung
pH Albumin : 7 (++)
Berbau (+)
pH Albumin : 7
Tabung I Tabung I
Albumin : Albumin +
Tidak berwarna NaOH
1 ml Albumin + 2 ml NaOH NaOH : Tidak dipanaskan :
2.
dipanaskan berwarna Tidak berwarna
Albumin : Terbentuk
Berbau gelembung
NaOH : Berbau Berbau (++)
13
(+) pH campuran :
pH Albumin + 14
NaOH : 12
Tabung II Tabung II
Albumin : Albumin +
Tidak berwarna NaOH
NaOH : Tidak dipanaskan :
berwarna Tidak berwarna
Albumin : Terbentuk
Berbau gelembung
NaOH : Berbau Berbau (++)
(+) pH campuran :
pH Albumin + 14
NaOH : 12
Tabung I Tabung I
Ekstrak Tempe Ekstrak Tempe
: kuning keruh : kuning keruh
(+) (+)
Terdapat Terdapat
6 ml Ekstrak Tempe gumpalan gumpalan
3.
dipanaskan tempe tempe
pH Ekstrak Terbentuk
Tempe: 4 gelembung
Berbau tempe
pH Ekstrak
Tempe: 14
Tabung I Tabung I
Ekstrak Ekstrak
6 ml Ekstrak Kecambah
4. Kecambah : Kecambah :
dipanaskan
kuning keruh kuning keruh
(+) (+)
14
pH Ekstrak Terbentuk
Kecambah : 4 gelembung
pH Ekstrak
Kecambah : 5
Tabung I Tabung I
Susu : putih Susu : putih
pH Ekstrak Terbentuk
Kecambah : 7 gelembung
5. 6 ml susu dipanaskan
Terbentuk
gumpalan
pH Ekstrak
Kecambah : 7
Tabung I Tabung I
Ekstrak Tempe Ekstrak Tempe
: keruh + NaOH
NaOH : tidak dipanaskan :
6 ml Ekstrak Tempe + 3 ml berwarna kuning keruh
6.
NaOH dipanaskan Terdapat Terbentuk
gumpalan gelembung
tempe pH : 13
NaOH : berbau
pH : 13
Tabung I Tabung I
Ekstrak Ekstrak
Kecambah : Kecambah +
keruh NaOH
6 ml Ekstrak Kecambah + 3
7. NaOH : tidak dipanaskan :
ml NaOH dipanaskan
berwarna kuning (+++)
Campuran : keruh
kuning keruh Terbentuk
pH : 13 gelembung
15
Terbentuk
endapan
pH : 14
Tabung I Tabung I
Susu : putih Susu + NaOH
NaOH : tidak dipanaskan :
berwarna kuning
Susu bersifat Terbentuk
homogen gelembung
pH : 13 Berbau amis
6 ml Susu + 3 ml NaOH Terdapat
8.
dipanaskan endapan berupa
gumpalan susu
di dinding
bagian atas
larutan
Larutan
heterogen
pH : 12
Hasil Pengamatan
No. Prosedur
Sebelum Sesudah
Albumin : putih Albumin +
1 ml Albumin + 1 ml keruh Aquades : tidak
1. Aquades divorteks Aquades : tidak berwarna
perubahan berwarna disertai buih
(+)
1 ml Albumin + 1 ml NaOH Albumin : putih Albumin +
2.
0,2 % divorteks keruh NaOH 0,2 % :
16
perubahan NaOH 0,2 % : tidak berwarna
tidak berwarna disertai buih
(++)
Albumin : putih Albumin + HCl
keruh 0,2 % : tidak
1 ml Albumin + 1 ml HCl
HCl 0,2 % : berwarna
3. 0,2 % divorteks
tidak berwarna disertai
perubahan
gumpalan (+)
dan buih (+)
Albumin : putih Albumin +
1 ml Albumin + 1 ml NaCO3 keruh NaCO3 0,2 % :
4. 0,2 % divorteks NaCO3 0,2 % : putih keruh
perubahan tidak berwarna (++) disertai
buih (++)
Hasil Pengamatan
No. Prosedur
Sebelum Sesudah
Ekstrak Cairan kuning
Kecambah : cerah
kuning keruh Endapan
3 ml Ekstrak Kecambah +
(+) kuning
1. NaOH 10 % + 3 tetes CuSO4
NaOH : tidak Atas : cincin
divorteks
berwarna kuning gelap
CuSO4 : tidak
berwarna
Ekstrak Tempe: Sebelum
3 ml Ekstrak Tempe +
kuning keruh divorteks :
2. NaOH 10 % + 3 tetes CuSO4
(++) Atas : kuning
divorteks
NaOH : tidak keruh
17
berwarna Bawah : bening
CuSO4 : tidak Endapan
berwarna kuning
Setelah divorteks :
kuning perpaduan
merah muda
Susu : putih Sebelum
NaOH : tidak divorteks :
3 ml Susu + NaOH 10 % + 3 berwarna Atas : ungu
3.
tetes CuSO4 divorteks CuSO4 : tidak Bawah : putih
berwarna Setelah divorteks :
putih keunguan
Albumin : tidak Sebelum
berwarna divorteks : Tidak
3 ml Albumin + NaOH 10 % NaOH : tidak berwarna
4.
+ 3 tetes CuSO4 divorteks berwarna Setelah divorteks :
CuSO4 : tidak ungu bening
berwarna
Hasil Pengamatan
No. Prosedur
Sebelum Sesudah
Arginin : tidak Ungu kemerahan
1 ml Arginin + 5 tetes berwarna
1.
Ninhidrin dipanaskan Ninhidrin :
jernih
Albumin : putih Ungu kebiruan
1 ml Albumin + 5 tetes keruh bening (+)
2.
Ninhidrin dipanaskan Ninhidrin :
jernih
18
Ekstrak Tempe Ungu kebiruan
: krem pekat bening (++) dan
1 ml Ekstrak Tempe + 5 tetes
3. (++) terdapat endapan
Ninhidrin dipanaskan
Ninhidrin : ungu
jernih
Ekstrak Ungu kebiruan
1 ml Ekstrak Kecambah + 5 Kecambah : (+++) dan
4. tetes Ninhidrin krem keruh terdapat endapan
dipanaskan Ninhidrin : ungu pekat
jernih
Susu : putih Ungu kebiruan
1 ml Susu + 5 tetes Ninhidrin
5. Ninhidrin : (+)
dipanaskan
jernih
B. Pembahasan
Membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein
Tujuan dari uji ini adalah membuktukan unsur-unsur yang ada dalam protein.
larutan NaOH digunakan sebagai larutan tambahan yang dihubungkan dengan
menggunakan larutan kentang, albumin dan tempe. Pada uji coba untuk
membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein menggunakan larutan kentang,
putih telur dan tempe adalah sebagai berikut, percobaan pertama yaitu
memanaskan 1ml larutan kentang di atas pembakar spirtus, sebelum dibakar
kentang berwarna hitam pekat, setelah dibakar Warna larutan : hitam, bau : seperti
rambut rambut terbakar (ada nitrogen), uap Air + gelembung : ada (ada gas
Hidrogen), lakmus merah + Biru : menjadi Biru (bersifat basa), adanya bau seperti
rambut terbakar menandakan bahwa kentang mengandung nitrogen serta terdapat
uap air dan gelembung menandakan adanya gas hidrogen, pada percobaan
menggunaka lakmus merah dan biru dan warna lakmus tetap, dengan
menggunakan indikator universal dapat diketahui bahwa pH larutannya 7, hal ini
menandakan bahwa pada kentang terdapat unsur-unsur protein.
19
Percobaan kedua yaitu memanaskan 1 ml larutan tempe ditambah 2ml NaOH
di atas pembakar spirtus, sebelum dipanaskan larutan tempe berwarna kuning,
NaOH jernih tidak berwarna, setelah keduanya dicampur larutan berwarna kuning
keruh (+), setelah dipanaskan warna larutan menjadi kuning dan terdapat
gumpalan, menghasilkan gas hydrogen yang ditandai dengan adanya uap air dan
gelembung dan terdapat endapan karbon, kemudian di tes dengan menggunakan
lakmus merah dan biru, kedua kertas tersebut berubah menjadi merah,
mengindikasikan bahwa larutan bersifat asam, dengan menggunakan indikator
universal dapat diketahui bahwa pH larutannya 4, pada larutan tempe dan NaOH
terdapat unsur protein yaitu adanya hidrogen.
Pada percobaan yang ketiga yaitu memanaskan 1ml larutan kecambah di atas
pembakar spirtus, sebelum dibakar putih telur berwarna bening, setelah dibakar
Warna larutan : putih, bau : seperti rambut rambut terbakar (ada nitrogen), uap Air
+ gelembung : ada (ada gas Hidrogen), lakmus merah + Biru : menjadi Biru
(bersifat basa), adanya bau seperti rambut terbakar menandakan bahwa kentang
mengandung nitrogen serta terdapat uap air dan gelembung menandakan adanya
gas hidrogen, pada percobaan menggunaka lakmus merah dan biru dan warna
lakmus menjadi biru, dengan menggunakan indikator universal dapat diketahui
bahwa pH larutannya 9, hal ini menandakan bahwa pada kentang terdapat unsur-
unsur protein.
Pada percobaan yang keempat yaitu memanaskan 1ml larutan albumin
ditambah dengan 2ml NaOH di atas pembakar spirtus, sebelum di panaskan
larutan tempe berwarna putih tulang dan NaOH jernih tak berwarna, campuran
keduanya menjadi jernih tak berwarna, setelah larutan dipanaskan larutan menjadi
berwarna kuning jernih, bau seperti rambut dibakar menandakan adanya nitrogen,
serta terdapat uap air dan gelembung menandakan adanya unsur gas hidrogen,
ketika di tes dengan menggunakan lakmus merah dan biru keduanya menjadi
berwarna biru bersifat basa, dengan menggunakan indikator universal dapat
diketahui bahwa pH larutannya 14, adanya unsur nitrogen dan hidrogen, serta
larutan bersifat basa maka albumin mengandung protein.
20
Pada uji coba untuk membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein
menggunakan larutan tempe adalah sebagai berikut, percobaan pertama yaitu
memanaskan 1ml larutan tempe di atas pembakar spirtus, sebelum dibakar
albumin berwarna putih telur, setelah albumin dibakar Warna larutan : putih
pekat, bau : seperti rambut rambut terbakar (ada nitrogen), uap Air + ada (ada gas
Hidrogen), lakmus merah + Biru : menjadi Biru (bersifat basa), adanya bau seperti
rambut terbakar menandakan bahwa tempe mengandung nitrogen serta terdapat
uap air dan gelembung menandakan adanya gas hidrogen, pada percobaan
menggunaka lakmus merah dan biru dan warna lakmus menjadi biru, dengan
menggunakan indikator universal dapat diketahui bahwa pH larutannya 6, hal ini
menandakan bahwa pada albumin terdapat unsur-unsur protein.
Pada percobaan yang kedua yaitu 1ml larutan tempe ditambah dengan 2ml
NaOH di atas pembakar spirtus, sebelum di panaskan larutan tempe berwarna
kuning + dan NaOH jernih tak berwarna, campuran keduanya menjadi jernih tak
berwarna, setelah larutan dipanaskan larutan menjadi berwarna putih kekuningan,
bau seperti rambut dibakar menandakan adanya nitrogen, serta terdapat uap air
menandakan adanya unsur gas hidrogen, ketika di tes dengan menggunakan
lakmus merah dan biru keduanya menjadi berwarna biru bersifat basa, dengan
menggunakan indikator universal dapat diketahui bahwa pH larutannya 12,
adanya unsur nitrogen dan hidrogen, serta larutan bersifat basa maka larutan
tempe mengandung protein.
Pada percobaan larutan albumin yang masing-masing ditambah NaOH dan
selanjutnya dipanaskan menghasilkan bau seperti rambut terbakar. Ini
membuktikan adanya unsure N.serta adanya uap air dan gelembung yang
menandakan adanya unsur H, perubahan lain adalah pada saat diuji dengan
menggunakan lakmus, lakmus menjadi warna biru, berarti pada larutan albumin
mengandung Ph basa. Karena adanya unsur N,C,H dalam albumin, maka albumin
mengandung protein. Sehingga kedua percobaan tersebut dijadikan sebagai
pembanding pada percobaan berikutnya.
Sebagai pembanding, digunakan ekstrak dari bahan yang ditentukan yaitu
larutan kentang danlarutan tempe baik yang langsung dipanaskan maupun yang
ditambah NaOH, kemudian dipanaskan, rata-rata menunjukkan hal yang sama
21
dengan larutan standar yaitu memiliki bau seperti rambut terbakar,hanya saja ada
sedikit yang berbeda yaitu bau rambut yang terbakar yang menandakan adanya
unsur N, tidak begitu kuat karena bau khas yang ada pada ekstrak tersebut lebih
dominan, dan pada beberapa percobaan diatas terdapat endapan di dasar tabung
sebagai penanda adanya unsur C, dan adanya gelembung yang menandakan
terdapat unsur H.
22
tersebut berubah dalam bentuk H2N – CH – COO- R karena ion OH- yang tinggi
mampu mengikat ion-ion H+ yang terdapat pada gugus NH3+. Pada pencampuran
antara albumin dan asam (HCl) juga sama, yaitu larut. Hal ini disebabkan
konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan ion -COO- sehingga
terbentuk gugus -COOH. Pada albumin yang dicampur dengan larutan garam
encer NaCO3 menunjukkan bahwa albumin juga larut dalam larutan garam encer.
Uji biuret
Uji Biuret dilakukan dengan tujuan menentukan adanya protein atau ikatan
peptida, Dalam suasana basa CuSO4 bereaksi dengan senyawa yang mengandung
dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna ungu reaksi positif
tersebut terjadi dengan adanya perubahan warna menjadi ungu atau merah muda
akibat terjadinya pernyawaan antara cadangan N dari peptida dan O dari air. Pada
reaksi ini kemungkinan terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dengan
pasangan elektron bebas dari gugus –NH ataupun gugus –CO dan rantai peptida.
Albumin yang ditambah NaOH 10% 1 ml kemudian dikocok, berwarna putih
bening, setelah ditambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M menjadi ungu. Hal ini terjadi
karena CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung
dua atau lebih ikatan peptida, yaitu antara Cu2+ dengan pasangan elektron dari
gugus –NH atau gugus –CO dari peptida. Sehingga menghasilkan kompleks
berwarna ungu (menunjukkan bahwa ikatan peptidanya panjang).
Pada ekstrak tempe sebanyak 3 ml ditambah NaOH 10% kemudian dikocok,
dan ditetesi dengan 3 tetes CuSO4 0,01 M menjadi kehitaman (++). Sedangkan
pada ekstrak tempe 90% sebanyak 3 ml ditambah NaOH 10% kemudian dikocok,
berwarna putih keruh selanjutnya ditetesi dengan 3 tetes CuSO4 0,01 M menjadi
berwarna hijau kebiruan. Karena kadar protein pada tiap bahan berbeda sehingga
warna yang dihasilkan pun berbeda. Sehingga jumlah ikatan peptidanya juga
berbeda. Semua bahan ini memberikan reaksi yang positif karena dalam suasana
basa ion Ca2+ dan CuSO4 bereaksi dengan pasangan elektron dari gugus -NH atau
–CO dari peptida. Dari bahan – bahan yang di ujikan dalam uji biuret ini
ketiganya mempunyai ikatan peptida.
23
Uji ninhidrin
Uji biuret digunakan untuk mengetahui bahwa proses hidrolisis suatu protein
telah selesai. Proses hidrolisis protein dapat membuktikan suatu peptida yang
terdiri dari 2 atau lebih ikatan peptida bereaksi dengan Cu2+ dalam larutan basa
maka akan membentuk komplek berwarna ungu. Dengan terbentuknya warna
ungu dapat dikatakan bahwa suatu larutan mengandung protein tinggi karena
mempunyai ikatan peptida yang panjang. Pada praktikum pertama, digunakan
albumin sebagai standar. Awalnya tidak berwarna, setelah dikocok ( pengganti
verteks ) warnanya menjadi ungu. Hal ini karena CuSO4 dalam suasana basa
bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida, yaitu
antara Cu2+ dengan pasangan elektron dari gugus –NH atau gugus –CO dari
peptida sehingga menghasilkan warna ungu. Menunjukkan bahwa albumin
memiliki ikatan peptida yang panjang.
Kemudian dengan larutan tempe yang ditetesi NaOH 10 % dan CuSO4 0,01
M awalnya berwarna krem pekat setelah dikocok berubah menjadi ungu kebiruan.
Sedangkan larutan kecambah yang diperlakukan sama, warna awal adalah putih
dan warna akhirnya adalah ungu kebiruan (++). Kemudian pada larutan susu yang
dperlakukan sama, warna awalnya adalah putih, dan warna akhirnya adalah ungu
kebiruan (+). Warna yang ditimbulkan oleh larutan tempe dan kecambah tersebut
menunjukkan bahwa pada tempe, kecambah dan susu tidak terdapat dua buah
ikatan peptida atau lebih, tetapi terdapat asam amino bebas atau dipeptida. Selain
itu, bisa dimungkinkan karena pengkocokan dilakukan oleh praktikan yang
berbeda sehingga pencampuran terjadi kurang maksimal akibatnya reaksi di
dalamnya tidak sempurna.
24
C. Diskusi
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus?
Bagaimana pendapat saudara?
Ada, kertas lakmus biru akan berubah warna ketika direaksikan
dengan larutan yang bersifat asam, dan akan tetap biru apabila
direaksikan dengan basa. Begitu pula dengan kertas lakmus merah
akan berubah warna ketika direaksikan dengan larutan yang
bersifat basa, dan akan tetap merah apabila direaksikan dengan
asam.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut
mengindikasikan adanya unsur apa? Alasan?
Kertas lakmus biru yang berubah warna menjadi merah
mengindikasikan bahwa larutan yang direaksikan dengan lakmus
merah merupakan larutan asam. Karena lakmus biru mengandung
anion (OH-) dan akan bereaksi dengan ion (H+) yang berada pada
larutan asam. Sedangkan apabila kertas lakmus biru ketika
direaksikan dengan larutan basa,maka tidak akan berubah warna
karena anion (OH-) yang terkandung dalam lakmus biru tidak akan
menimbulkan perubahan apapun ketika direaksikan dengan larutan
basa yang memiliki anion (OH-) juga.
3. Mengapa sifat larutan protein tergantung pada jenis protein serta jenis
dan macam pelarut?
Sifat kelarutan pada protein sangat tergantung dari jenis protein.
Selain itu jenis dan macam pelarut yang cocok juga berperan.
Contohnya, albumin dapat larut dalam air, asam, basa, dan larutan
garam encer, dapat digumpalkan oleh panas dan dapat diendapkan
oleh garam jenuh (Amonium Sulfat), misalkan serum albumin,
laktalbumin (pada susu) dan ovalbumin (pada telur).
4. Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti
protein telah selesai? Jelaskan!
Uji biuret dapat digunakan untuk mengetahui bahwa proses
hidrolisis suatu protein telah selesai. Proses hidrolisis protein dapat
25
membuktikan suatu peptida yang terdiri dari 2 atau lebih ikatan
peptida bereaksi dengan Cu2+ dalam larutan basa maka akan
membentuk komplek berwarna ungu. Dengan terbentuknya warna
ungu dapat dikatakan bahwa suatu larutan mengandung protein
tinggi karena mempunyai ikatan peptida yang panjang.
5. Mengapa pereaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan
adanya asam amino? Jelaskan!
Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino
.Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu alhdehida
Novita (2009). Ninhidrin merupakan oksidator penyebab
dekarboksilasi oksidatif dari alfa asam amino dengan
mengeluarkan CO2,NH3 dan aldehid. Ninhidrin yang
tereduksiakan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk senyawa
kompleks berwarna biru.
26
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, kajian pustaka serta diskusi yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Unsur-unsur yang terdapat dalam protein yaitu:
- Nitrogen (N) : ditandai adanya bau rambut terbakar
- Karbon (C) : ditandai adanya endapan tabung reaksi
- Hidrogen (H) : ditandai adanya titik-titik uap air di dinding tabung
2. Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta
dielektrik pelarutnya.Protein seperti asam amino bebas memiliki titik
isoelektrik yang berbeda-beda Kelarutan protein akan berkurang bila
kedalam larutan protein ditambahkan garam- garam anorganik.
Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk
menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan
molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih
menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan
berkurang.
3. Ikatan peptida terjadi pada protein yang penyusunnya adalah asam amino.
Asam amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya NH2).
Hasil uji ninhidrin yangtelah dilakuakan menunjukkan hasil bahwa larutan
yang mengandung protein membentuk kompleks berwarna ungu.
Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif
ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang
disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindantin yang yang bereaksi
dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.
27
B. Saran
Dalam melakukan praktikum hendaknya memperhatikan kebersihan alat-
alat agar hasil dari praktikum yang dilakukan dapat maksimal, jika kebersihan alat
tidak diperhatikan maka hasil praktikum tidak maksimal, karna bisa saja alat-alat
yang digunakan dapat terrkontaminasi dengan bahan-bahan lain, selain itu pada
saat melakukan praktikum hendaknya lebih teliti dalam mengamati, agar hasil
yang di dapat bisa benar-benar maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
28