Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI BIOKIMIA

PROTEIN

OLEH :

ZAHRO ARYANI FITRIADEWI (13030204078)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
LAPORAN RESMI BIOKIMIA
UJI KELARUTAN ALBUMIN

OLEH :

ZAHRO ARYANI FITRIADEWI (13030204078)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagian terpenting dari sel hidup adalah protein.Protein melalui reaksi hidrolisis
dapat diuraikan menjadi asam – asam amino. Asam – asam amino adalah kunci dari
struktur protein dan lebih dari 100 telah diisolasi, tetapi dalam molekul protein hanya ada
20 asam amino yang berbeda. Macam posisi molekul dan jarak kedudukan molekul asam
– asam amino dalam protein, menentukan sifat – sifat protein tersebut dan selanjutnya
menentukan fungsi protein dalam tubuh.
Adapun fungsi protein dalam tubuh secara umum yaitu untuk pertumbuhan,
pemeliharaan jaringan, pembentukan senyawa tubuh yang esensial.Protein juga mampu
membentuk antibody, sebagai transport nutrient dan regulasi keseimbangan air.Fungsi
protein yang tidak kalah penting yakni sebagai katalik (memepercepat laju reaksi).
Fungsi protein sangat penting jika ditelusuri lebih lanjut, maka dalam praktikum
kali ini akan dilakukan suau uji protein

B. Rumusan Masalah
Apakah yang dapat membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.
BAB II

LANDASAN TEORI

Protein merupakan suatu polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptida.Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.Ikatan peptida dalam struktur primer
protein dapat diuji dengan uji biuret.(Winarno, 1992).
Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan
mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti
putih telur, disebut albuminoid.

Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia (kurang lebih 3,4-4,7
g/dl) dan menyusun sekitar 60% dari total protein plasma. Albumin adalah jenis protein
terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen. Protein yang larut dalam air
dan mengendap pada pemanasan itu merupakan salah satu konstituen utama
tubuh.Albumin adalah protein yang tertinggi konsentrasi dalam plasma.Jadi dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan baahwa albumin merupakan protein dalam plasma
manusia yang larut dalam air dan mengendap dalam pemanasan serta protein yang
tertinggi konsentrasinya dalam plasma darah (Harper 1990).

Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat
pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi
kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan
terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini
didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi
senyawa intro yang berwarna kuning.
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa.Daya
larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang
sukar larut.Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan
kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan
menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang
melingkupi molekul-molkeul protein. Kelarutan protein di dalam suatu cairan,
sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan
ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya.
Asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik nonpolar seperti
ester, aseton, dan kloroform. Bila kristal asam amino dilarutkan dalam air akan terjadi
nonpolar yang bersifat sebagai asam (donor proton) / basa (aseptor proton). Senyawa
dengan dua sifat ini biasa dinamakan dengan senyawa amfoter atau amfibolik.
Sifat kelarutan pada protein sangat tergantung dari jenis protein. Selain itu jenis
dan macam pelarut yang cocok juga berperan. Contohnya, albumin dapat larut dalam air,
asam, basa, dan larutan garam encer, dapat digumpalkan oleh panas dan dapat
diendapkan oleh garam jenuh (Amonium Sulfat), misalkan serum albumin, laktalbumin
(pada susu) dan ovalbumin (pada telur).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


Alat :
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penjepit tabung reaksi
- Gelas ukur
- Vorteks

Bahan :
- Larutan Albumin 2%
- NaOH 0,2 %
- NaCO3 0,2 %
- Larutan HCl 0,2%
- Aquades

B. Langkah Percobaan
1. Siapkan 4 tabung reaksi,masukkan 1 ml larutan albumin 2% pada masing-masing
tabung reaksi.
2. Kemudian tambahkan ke dalam tabung reaksi :
Ke 1 : 1 ml aquades
Ke 2 : 1 ml larutan NaOH 0,2 %
Ke 3 : 1 ml larutan HCl 0,2 %
Ke 4 : 1 ml larutan NaCO3 0,2 %
3. Masing-masing tabung reaksi di-vorteks selama 1-2 menit, biarkan sesaat dan
amati apa yang terjadi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Table pengamatan
No. Bahan Yang Di Kegiatan Hasil Pengamatan
Uji Protein Sebelum Sesudah
1. Albumin Larutan  Warna Larutan albumin +
Albumin+aquades larutan aquades → putih
di vorteks albumin : jernih tak berwarna
(1menit) putih jernih Setelah di vorteks :
tak berwarna  Putih jernih
 Warna tak
aquades : berwarna
putih jernih  Terdapat
tak berwarna sedikit
gumpalan
diatas
 Terdapat
gelembung
2. Albumin Larutan albumin  Warna Lautan albumin +
+NaOHdi larutan 𝑁𝑎𝑂𝐻 → putih
vorteks (1menit) albumin : jernih tak berwarna
putih jernih Setelah di vorteks :
tak berwarna  Putih jernih
 Warna tak
𝑁𝑎𝑂𝐻 : berwarna
putih jernih  Larutan
tak berwarna sempurna
(tidak ada
endapan)
3. Albumin Larutan albumin +  Warna Larutan albumin +
HCL  di vorteks larutan HCL  putih
(1menit) albumin : jernih tak berwarna
putih jernih Setelah di vorteks :
tak berwarna  Putih jernih
 Warna 𝐻𝐶𝑙 : tak
putih jernih berwarna
tak berwarna  Terdapat
gumpalan
diatas
 Terdapat
gelembung
4 Albumin Larutn albumin +  Warna Larutn albumin +
NaCO3di vorteks larutan NaCO3 putih
(1menit) albumin : jernih tak berwarna
putih jernih Setelah di vorteks :
tak berwarna  Putih jernih
 Warna tak
𝑁𝑎𝐶𝑜3 : berwarna
putih jernih  Larut
tak berwarna sempurna
(tidak ada
endapan)

No. Bahan Yang Di Kegiatan Hasil Pengamatan


Uji Protein Sebelum Sesudah
1. Ekstrak tempe Ekstrak tempe  Ekstrak Ekstrak tempe
+aquadesdi tempe : putih +aquades putih
vorteks (1menit) susu susu
 Aquades : Setelah di vorteks :
putih jernih  Berwarna
tak berwarna putih susu
 Terdapat
endapan

Ekstrak tempe  Ekstrak Ekstrak tempe


+NaOHdi tempe : putih +NaOH putih
vorteks (1menit) susu kekuningan
 Larutan Setelah di vorteks :
NaOH : putih  Berwarna
jernih tak kuning
berwarna  Larutan
sempurna
(tidak ada
endapan)
Ekstrak tempe +  Ekstrak Ekstrak tempe +
HCL  di vorteks tempe : putih HCL  putih susu
(1menit) susu Setelah di vorteks :
 Warna HCl :  Berwarna
putih jernih putih susu
tak berwarna  Terdapat
endapan
Ekstrak tempe +  Ekstrak Ekstrak tempe +
NaCO3di vorteks tempe : putih NaCO3 putih
(1menit) susu susu
 Larutan Setelah di vorteks :
NaCO3: putih  Berwarna
jernih tak putih susu
berwarna  Larut
sempurna
(tidak ada
endapan)
2. Ekstrak tahu  Larutan tahu +  Larutan tahu:  Larut
aquades putih keruh  Berwarna putih
 Aquades : jernih keruh
 Larutan tahu +  Larutan tahu:  Larut
NaOH 0,2 % putih keruh  Berwarna putih
 NaOH 0,2 % : keruh agak
jernih kekuningan
 Larutan tahu +  Larutan tahu:  Larut
HCl 0,2 % putih keruh  Berwarna putih
 HCl 0,2 % : keruh
jernih
 Larutan tahu +  Larutan tahu:  Larut
NaCO3 0,2 % putih keruh  Berwarna putih
 NaCO3 0,2 % : keruh.
jernih
3. Ekstrak ikan  Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
gabus
gabus + aquades gabus : coklat menggumpal.
muda keruh  Berwarna coklat
 Aquades : jernih muda & keruh.
 Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
gabus + NaOH gabus : coklat menggumpal.
0,2 % muda keruh  Berwarna coklat
 NaOH 0,2 % : agak kehijauan.
jernih
 Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
gabus + HCl 0,2 gabus : coklat menggumpal.
% muda keruh  Berwarna coklat
 HCl 0,2 % : muda keruh
jernih
 Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
gabus + NaCO3 gabus: coklat menggumpal.
0,2 % muda keruh  Berwarna coklat
 NaCO3 0,2 % : muda keruh.
jernih
4. Susu Susu+Aqua Susu=putih pekat Susu dapat larut
des Aquades = jernih karena tidak ada
perubahan warna
dan gumpalan
Susu+NaO Susu=putih pekat Susu dapat larut
H 0,2% NaOH 0,2% = jernih karena tidak ada
perubahan warna
dan gumpalan
Susu+HCI Susu=putih pekat Susu dapat larut
0,2 % HCI 0,2 % = jernih karena tidak ada
perubahan warna
dan gumpalan
Susu+NaC Susu=putih pekat Susu dapat larut
O3 0,2% NaCO3 0,2% = karena tidak ada
jernih perubahan warna
dan gumpalan
5. Ekstrak ikan  Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
tongkol
tongkol + tongkol : krem menggumpal.
aquades  Aquades : jernih  Berwarna krem.
 Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
tongkol + tongkol : krem menggumpal.
NaOH 0,2 %  NaOH 0,2 % :  Berwarna krem.
jernih
 Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
tongkol + HCl tongkol : krem menggumpal.
0,2 %  HCl 0,2 % :  Berwarna krem.
jernih
 Larutan ikan  Larutan ikan  Larut dan tidak
tongkol + tongkol : krem menggumpal.
NaCO3 0,2 %  NaCO3 0,2 % :  Berwarna krem.
jernih
6. Ekstrak kuning Ekstrakkuning telur  Ekstrak kuning  Ekstrak kuning
telur
+ Aquades telur : kuning telur+ Aquades :
oranye kuning keruh dan
 Aquades : jernih larut
tak berwarna  Ekstrak kuning
telur +Aquades
,divorteks :kuning
keruh, tidak
terdapat endapan,
menggumpal
Ekstrakkuning telur  Ekstrak kuning  Ekstrak kuning
+ NaOH 0,2 % telur : kuning telur + NaOH :
oranye kuning keruh,
 NaOH : jernih tak larut
berwarna  Ekstrak kuning
telur +NaOH
,divorteks :
kuning keruh,
mengalami
penggumpalan
Ekstrakkuning telur  Ekstrak kuning  Ekstrak kuning
+HCL 0,2 % telur : kuning telur + HCl:
oranye kuning keruh,
 HCL : jernih tak larut
berwarna  Ekstrak kuning
telur +HCl
,divorteks : putih
keruh, terdapat
endapan kuning
Ekstrak kuning  Ekstrak kuning  Ekstrak kuning
telur +NaCO30,2 % telur : kuning telur + NaCO3 :
oranye kuning keruh,
 NaCO3 : jernih tak larut
berwarna  Ekstrak kuning
telur +
NaCO3,divorteks
:kuning keruh
tidak ada endapan
7. Ekstrak Kacang Larutan kacang Putih pekat - Putih pekat
Tanah tanah + Aquades
- Larut

Larutan kacang Putih pekat - Putih pekat


tanah+ NaOH 0,2 %
- Larut

Larutan kacang Putih pekat - Putih pekat


tanah + HCl 0,2 %
- Larut

Larutan kacang Putih pekat - Putih pekat


tanah+NaCO30,2 %
- Larut

8. Ekstrak ikan lele Ekstrak ikan lele +  Ekstrak lele :  Ekstrak lele +
Aquades coklat keruh Aquades : cokelat
 Aquades : jernih sedikit lebih
tak berwarna pudar dan keruh
 Ekstrak lele
+Aquades
,divorteks
:cokelat pudar
terdapat
gumpalan
Ekstrak ikan lele+  Ekstrak lele :  Ekstrak lele +
NaOH 0,2 % coklat keruh NaOH : cokelat
 NaOH : jernih tak sedikit lebih
berwarna pudar dan keruh
 Ekstrak lele
+NaOH
,divorteks :
cokelat pudar
sedikitputih keruh
Ekstrak ikan lele  Ekstrak lele :  Ekstrak lele +
+HCL 0,2 % coklat keruh HCl: cokelat
 HCL : jernih tak pudar dan sedikit
berwarna keruh
 Ekstrak lele +HCl
,divorteks :
cokelat pudar dan
terdapat
gumpalan
Ekstrak ikan lele  Ekstrak lele :  Ekstrak lele +
+NaCO3 0,2 % coklat keruh NaCO3 : cokelat
 NaCO3 : jernih tak sedikit lebih
berwarna pudar dan sedikit
keruh
 Ekstrak lele +
NaCO3,divorteks
:cokelat keruh
terdapat
gumpalan
9. Ekstrak keju Ekstrak keju+ Ekstrak keju : putih  Dapat larut
aquades pekat dengan
divorteks Aquades : jernih aquades
NaOH : jernih
Ektrak keju + HCl : jernih  Dapat larut
NaOH dengan
divorteks NaOH

Ekstrak keju+ HCl  Dapat larut


divorteks dengan HCl
Ektrak keju+  Dapat larut
NaCO3 dengan
divorteks NaCO3

11 1 ml ekstrak kacang Warna : hijau susu  Setelah divorteks


hijau + 1 ml selama 1 menit,
aquades ekvtrak kacang
hijau larut dalam
aquades
1 ml ekstrak kacang Warna : hijau coklat  Setelah divorteks
hijau + 1 ml NaOH selama 1 menit,
ekstrak kacang
hijau larut dalam
NaOH
1 ml ekstrak kacang Warna : hijau  Setelah divorteks
hijau + 1 ml HCl keputihan selama 1 menit,
ekvtrak kacang
hijau larut dalam
HCl
1 ml ekstrak kacang Warna : hijau susu  Setelah divorteks
hijau + 1 ml selama 1 menit,
NaCO3 ekstrak kacang
hijau larut dalam
NaCO3

B. Analisis
1. Pada praktikum kelarutan albumin, setelah tabung pertama diisi 1 ml larutan albumin
2% ditambah dengan 1 ml aquades kemudian divortex selama 1 menit. Sebelum
divortex larutan berwarna jernih. Setelah divortex larutan menjadi homogen,
berwarna jernih, dan terdapat busa (+).
2. pada tabung berikutnya 1 ml larutan albumin ditambah dengan larutan NaOH
kemudian divortex selama 1 menit. Sebelum divortex larutan berwarna keruh.
Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna keruh, dan terdapat busa (+++).
3. pada tabung ketiga diisi 1 ml larutan albumin ditambah larutanHCl kemudian
divortex selama 1 menit. Sebelum divortex larutan berwarna jernih. Setelah divortex
larutan menjadi homogen, berwarna jernih, dan terdapat busa (++++).
4. pada tabung keempat diisi larutan albumin ditambah dengan larutan NaCO3
kemudian divortex selama 1 menit. Sebelum divortex larutan berwarna jernih.
Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna jernih, dan terdapat busa (++).
5. Selanjutnya dengan menggunakan ekstrak kacang hijau. tabung pertama diisi dengan
ekstrak kacang hijau ditambah dengan aquades kemudian divortex selama 1 menit.
Sebelum divortex larutan berwarna hjau susu. Setelah divortex larutan menjadi
homogen, berwarna hijau susu dan terdapat busa (++).
6. pada tabung kedua diisiekstrak kacang hijau ditambah dengan larutan NaOH
kemudian divortex selama 1 menit. Sebelum divortex larutan berwarna hijau
kecoklatan. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna hijau kecoklatan
(++), dan terdapat busa (+++).
7. pada tabung ketiga dengan larutan ekstrak kacang hijau ditambah dengan larutan HCl
kemudian divortex selama 1 menit. Sebelum divortex larutan berwarna hijau
keputihan. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna hijau keputihan
(++), dan terdapat busa (+).
8. pada tabung keempat dengan ekstrak kacang hijau ditambah dengan larutan
NaCO3kemudian divortex selama 1 menit. Sebelum divortex larutan berwarna hijau
susu. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna hijau susu (++), dan
terdapat busa (++).
9. Pada ekstrak tempe, tabung pertama ditambah aquades kemudian di vorteks selama 1
menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih susu, namun terdapat endapan.
10. Pada ekstrak tempe, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di vorteks
selama 1 menit terjadi perubahan warna yang awalnya putih kekuningan menjadi
kuning dan menjadi larutan sempurna tanpa adanya endapan, namun terdapat
endapan.
11. Pada ekstrak tempe, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan tetap berwarna putih susu dan terdapat
endapan.
12. Pada ekstrak tempe, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan tetap berwarna putih susu dan menjadi larutan
sempurna tanpa endapan.
13. Pada ekstrak tahu, tabung pertama ditambah larutan aquades, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih keruh dan larut.
14. Pada ekstrak tahu, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di vorteks
selama 1 menit terjadi perubahan warna awalnya putih keruh menjadi putih keruh
agak kekuningan dan larut.
15. Pada ekstrak tahu, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di vorteks selama
1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih keruh dan larut.
16. Pada ekstrak tahu, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih keruh dan larut.
17. Pada ekstrak ikan gabus, tabung pertama ditambah larutan aquades, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap coklat muda dan keruh
serta larut (tidak menggumpal)
18. Pada ekstrak ikan gabus, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di vorteks
selama 1 menit terjadi perubahan warna awalnya coklat muda keruh menjadi coklat
kehijauan dan larut .
19. Pada ekstrak ikan gabus, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna coklat muda keruh dan larut.
20. Pada ekstrak ikan gabus, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna coklat muda keruh dan larut.
21. Pada ekstrak susu, tabung pertama ditambah larutan NaCO3, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih pekat dan larut.
22. Pada ekstrak susu, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih pekat dan larut.
23. Pada ekstrak susu, tabung ketiga ditambah larutan HCI, kemudian di vorteks selama
1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih pekat dan larut.
24. Pada ekstrak susu, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap putih pekat dan larut
25. Pada ekstrak ikan tongkol, tabung pertama ditambah larutan aquades, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap krem dan larut,
26. Pada ekstrak ikan tongkol, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap krem dan larut,
27. Pada ekstrak ikan tongkol, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap krem dan larut.
28. Pada ekstrak ikan tongkol, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap krem dan larut.
29. Pada ekstrak kuning telur, tabung pertama ditambah larutan aquades, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap kuning keruh dan larut.
30. Pada ekstrak kuning telur, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap kuning keruh dan larut.
31. Pada ekstrak kuning telur, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap kuning keruh dan larut.
32. Pada ekstrak kuning telur, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna tetap kuning keruh dan larut.
33. Pada ekstrak kacang tanah, tabung pertama ditambah larutan aquades, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.
34. Pada ekstrak kacang tanah, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.
35. Pada ekstrak kacang tanah, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.
36. Pada ekstrak kacang tanah, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.
37. Pada ekstrak ikan lele, tabung pertama ditambah larutan aquades, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna coklat keruh dan terdapat
gumpalan.
38. Pada ekstrak ikan lele, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna coklat keruh dan terdapat gumpalan.
39. Pada ekstrak ikan lele, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna coklat keruh dan terdapat gumpalan.
40. Pada ekstrak ikan lele, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di
vorteks selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna coklat keruh dan terdapat
gumpalan.
41. Pada ekstrak keju, tabung pertama ditambah larutan aquades, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.
42. Pada ekstrak keju, tabung kedua ditambah larutan NaOH, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.
43. Pada ekstrak keju, tabung ketiga ditambah larutan HCl, kemudian di vorteks selama
1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.
44. Pada ekstrak keju, tabung keempat ditambah larutan NaCO3, kemudian di vorteks
selama 1 menit tidak terjadi perubahan warna putih pekat dan larut.

C. Pembahasan
Pada praktikum uji kelarutan albumin menunjukkan perubahan yang sama yaitu
albumin larut dalam pelarut air yang bersifat netral, larutan asam, larutan basa, dan
larutan garam encer. Pada saat albumin dicampur dengan air kemudian divorteks selama
1 menit, albuminakan larut di dalam air.
Ketika albumin dicampurkandengan basa (NaOH) maka albumin akan larut
dalam basa. Kelarutan antara albumin dan basa ini disebabkan karena basa bukan
merupakan pelarut organik nonpolar. Ketika basa yang bukan merupakan pelarut
nonpolar bercampur dengan albumin 2% (protein) maka protein atau albumin tersebut
terdapat dalam bentuk H2N – CH – COO- karenaon OH- yang tinggi mampu mengikat
ion-ion H+ yang terdapat pada gugus – NH3+.
Ketika albumin dicampurkan dengan asam (HCl) maka hasilnya albumin akan
larut dalam asam. Hal yang menyebabkan albumin dapat larut dalam asam adalah karena
memiliki konsentrasi ion H+ yang sangat tinggi.Ion H+ mampu berikatan dengan ion –
COO- sehingga dapat terbentuk gugus –COOH.
Ketika albumin dicampurkan dengan larutan garam encer (NaCO3) menunjukkan bahwa
albumin juga larut dalam larutan garam encer.Sehingga dapat dikatakan bahwa sifat
kelarutan protein itu bergantung pada jenis protein dan jenis pelarut yang dicampukan
pada protein tersebut.

D. Diskusi
1. Mengapa sifat larutan protein tergantung pada jenis protein serta jenis dan macam
pelarut?
Jawab : Karena protein memiliki sifat amfoter yaitu sifat yang dapat bereaksi dengan
asam maupundengan basa), sifat ion switzer, dan optis aktif.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa albumin atau
protein yang lain dapat larut dalam air ( netral), asam, basa maupun garam encer.

B. Saran

Sebaiknya untuk setiap percobaan, persediaan alat dan bahan di laboratorium


disiapkan dengan baik, sehingga tidak ada bahan atau alat yang kurang dan mengurangi
hasil dari percobaan.Serta persediaan alat yang mencukupi sehingga resiko
terkontaminasinya larutan sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

TIM. 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: UNESA

Aprilia, rina. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN


http://rinaprilia.blogspot.com/2014/03/laporan-praktikum-biokimia-protein.html. diakses
pada 26 november 2014

Anda mungkin juga menyukai