PERCOBAAN 1
UJI KUALITATIF ASAM AMINO
Dosen Pengampu:
Mieke Alvionita, S.Pd., M.Si
Prof. Dr. Muntholib, S.Pd., M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 3 / OFF J
Fakhzah Aliifatudz Dzakirah (210332626412)
Dwi Novita Alfiana (210332626437)
Citra Pramestiardhiani Pangestuti (210332626452)
Muhammad Arga Iqbal (210332626459)*
Hasil
2. Uji Hopkins-Cole
1 mL triptofan, gelatin, albumin telur,
akuades
→ Ditambahkan 1 mL reagen Untuk reagen Hopkins merupakan
Hopkins-Cole Glyoxylic acid (Aldehide). Triptofan
akan berrkondensasi dengan aldehid bila
ada asam kuat sehingga membentuk
cincin berwarna ungu
→ Ditambahkan maksimal 3 mL Untuk menghidrolisis protein dan
H2SO4 pekat melalui dinding tabung membebaskan asam amino triptofan,
reaksi sehingga terbentuk cincin kuning-coklat
Agar cincin yang diperoleh tidak pecah
Hasil
VIII. PEMBAHASAN
1. Uji Millon
Pada percobaan ini dilakukan uji millon yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya asam tirosin yang mengandung gugus fenol. Tirosin
merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan
membentuk garam. Uji millon dilakukan dengan menggunakan pereaksi millon yang
terdiri dari larutan HgNO3 dalam asam nitrat dengan sedikit asam nitrit dan
ditambahkan NaNO2 setelah itu dipanaskan selama sepuluh menit. Penambahan
NaNO2 bertujuan untuk mereduksi Hg. Proses pemanasan dilakukan bertujuan untuk
mempercepat reaksi dan membuat protein mengalami koagulasi sehingga terjadi
denaturasi. Koagulasi protein mengakibatkan terjadinya perubahan struktur protein
dimana keadaan semua molekul protein terbuka menjadi struktur acak (KBK
Biokimia, 2018). Protein mengandung gugus hidroksil fenil (-OH) dapat bereaksi
dengan larutan merkuri nitrat menghasilkan larutan atau endapan berwarna putih
kemudian berubah warna menjadi merah ketika dipanaskan (Sutresna, 2008). Warna
merah yang terbentuk dari garam hasil nitrasi tirosin. Reaksi pembentukan kompleks
merah antara reagen millon dan tirosin sebagai berikut:
Uji Hopkins-cole
Pada percobaan ini dilakukan uji hopkins-cole yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya asam amino triptofan. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan pereaksi hopkins-cole. Pereaksi hopkins-cole terdiri dari asam
glioksilat dalam H2SO4. Hasil positif uji hopkin-cole ditandai dengan terbentuknya
garam kompleks asam 2,3,4,5-tetrahidro- β -karbolin-4-karboksilat yang berupa cincin
berwarna ungu/coklat. Triptofan merupakan satu-satunya senyawa yang memiliki
gugus indol yang tidak dimiliki oleh gugus asam-asam lain. Triptofan dapat
mengalami kondensasi dengan aldehida, membentuk cincin yang berwarna ungu
dalam keadaan asam kuat. Persamaan reaksi pembentukan cincin berwarna yaitu
sebagai berikut:
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Larutan albumin telur dan gelatin positif uji millon yang menunjukkan adanya
asam amino tirosin dalam sampel ditandai pada larutan albumin telur
terbentuk dua lapisan larutan (atas berwarna kuning, bawah tidak berwarna),
dan pada gelatin larutan berubah menjadi sedikit kuning.
2. Larutan albumin telur positif uji hopkins-cole yang menunjukkan adanya asam
amino triptofan dengan ditandai terbentuknya tiga lapisan larutan ( bagian atas
sedikit keruh, bagian tengah sangat keruh sedikit kuning, dan bagian bawah
tidak berwarna).
3. Larutan gelatin negatif uji hopkins-cole yang menunjukkan tidak adanya asam
amino triptofan dalam gelatin
X. DAFTAR PUSTAKA
Darmayanti, D. F., Nuvianto, D. C., Fauziyah, H. A., Tika, P. N., & Agiesta, S. N.
2017. Analisis Kualitatif Asam Amino (Uji Millon, Uji Xantoprotein, dan Uji
Ninhidrin). Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.
Jamilah, B. and Harvinder. 2002. Properties of Gelatin from Skin of fish-black tilapia
(oreochromis mossambicus), and red tilapia (oreochromis nilotica), Food
Chemistry, 77, 81-84.
Mulyadi, A., Ramdhani, E., Muhminah., & Fakhri, M. 2016. Uji Protein 1 : Uji
Millon, Uji Hopkins-Cole, Uji Ninhidrin, Uji Belerang, Uji Xantoproteat, dan
Uji Biuret). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Poedjiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia . Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pers
Puspawati, N. M., Ida A. G. W., & I Nyoman. W. 2017. Komposisi Asam Amino dan
Pola Pita Protein Gelatin Halal dari Kulit Ayam Broiler. Jurnal Kimia. 11 (1),
36-42.
Simamora A. 2015. Buku Ajar Blok 3 Biologi Sel 1 : Asam amino, Peptida, dan
Protein. Jakarta: UKRIDA
Subroto, E., et all. 2020. The Analysis Techniques of Amino Acid and Protein in
Food and Agricultural Product.
Sutresna N. 2008. Get Succes Kimia. Jakarta (ID): Grafindo Media Pratama.
Tim KBK Biokimia. 2018. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia Umum. Malang :
Universitas Negeri Malang.
2. Tentukan golongan dan sifat asam amino tirosin dan triptofan berdasarkan
rantai sampingnya!
Tirosin merupakan asam amino yang termasuk dalam golongan asam
amino aromatik hidroksi. Struktur rantai samping tirosin meliputi cincin
aromatik benzena yang terikat pada gugus hidroksil (-OH). Karakteristik ini
menyebabkan tirosin memiliki sifat polar dan sedikit bersifat basa.
Keberadaan gugus hidroksil pada rantai samping juga memungkinkan
terjadinya interaksi atau ikatan hidrogen.
Sementara itu, triptofan termasuk dalam golongan asam amino
aromatik heterosiklik. Rantai samping triptofan memiliki struktur cincin
aromatik yang lebih kompleks, terdiri dari dua cincin, yakni cincin benzena
dan cincin indole. Inti aromatik triptofan memiliki sifat non-polar, tetapi gugus
amino dan gugus karboksilat pada rantai samping memberikan sifat asam dan
basa. Hal ini memungkinkan triptofan untuk berinteraksi secara efektif baik
dalam lingkungan hidrofilik maupun hidrofobik.
XII. LAMPIRAN