Nim : 18031117
Kelas Pendidikan Biologi C
ANALISIS PROTEIN
A. Tujuan praktikum:
Mahasiswa dapat melihat bahwa protein mempunyai ikatan peptida yang bereaksi positif
dengan uji biuret. Reaksi ini tidak terjadi pada makro molekul lain.
B. Dasar Teori
Protein adalah molekul organic yang terbanyak di dalam sel. Lebih dari 50% berat kering
sel terdiri atas protein. Selain itu, protein adalah biomolekul sesungguhnya, karena senyawa
ini yang menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan.
Secara kimia, protein adalah heteropolimer dari asam-asam amino, yang terikat satu sama
lain dengan ikatan peptida. Ada suatu universalisme di dalam molekul protein. Protein apapun
dan berasal dari makhluk hidup apapun juga ternyata hanya tersusun dari 20 macam asam
amino saja. Perbedaan protein yang satu dengan yang lain disebabkan oleh jumlah dan
kedudukan asam-asam amino tersebut di dalam tiap molekul. Kedua puluh asam amino itu
mempunyai ciri-ciri umum. Pertama, semuanya mempunyai konfigurasi L. Kedua, sama-sama
memiliki 1 gugus COOH dan 1 gugus NH 2 yang terikat ke atom Cα. Perbedaan individual
dari asam-asam amino ini dikarenakan perbedaan rantai sampingnya. Perbedaan struktur
kimia ini menyebabkan perbedan sifat kimia dan biologis protein (Sadikin M dalam Bagian
Biokimia FKUI, 2000).
Ikatan- ikatan peptida yang menyusun protein dan polipeptida dalam larutan bersuasana
alkali akan berwarna lembayung bila direaksikan dengan Cu2+.
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Melalui
ikatan hidrogennya, molekul protein berinteraksi dengan molekul air membentuk mantel air.
Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang
sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform.
Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal
(terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-
molkeul protein.
Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Sifat dari
albumin: larut dalam air, mengalami koagualasi melalui pemanasan, dapat diendapkan dengan
ammonium sulfat jenuh.
Penentuan kadar protein dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satunya dengan
prinsip spektrofotometri. Protein menyerap cahaya pada daerah ultraviolet dengan panjang
gelombang 280 nm. Serapan cahaya terutama disebabkan oleh adanya residu asam amino
triptofan dan tirosin yang terdapat dalam protein tersebut. Metode ini kurang spesifik
dibandingkan metode kalorimetri, tetapi keuntungannya, larutan uji tidak rusak, sehingga
dapat dikumpulkan da digunakan kembali. Senyawa yang dapat mengganggu asam nukleat,
karena dibandingkan dnegan protein per gram asam nukleat menyerap cahaya lebih besar
sepuluh kali (Tim Biokimia FKUI, 2012).
C. Kegiatan Praktikum
Kegiatan 1 : UJI BIURET
Bahan dan pereaksi:
Larutan albumin atau putih telur
Air liur
Larutan pati 1%
NaOH 10 %
Larutan CuSO4 0, 1 %
Pipet tetes
Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
Cara Kerja
1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih. Pipetkan ke dalam tabung reaksi,seperti pada
tabel di bawah ini:
Bahan 1 2 3 4
Larutan albumin (putih telur) 1 ml - - -
Air liur - 1 ml - -
Larutan pati - - 1 ml -
Air suling - - - 1 ml
NaOH 10 % 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
Larutan CuSO4 * 0,1% 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
Warna lembayung √ √ √ √
Note: berilah tanda centang pada kolom warna lembayung untuk hasil positive
2. Bila belum terbentuk warna lembayung, CuSO 4 dapat ditambahkan lagi sampai 10
tetes.
Hasil Pengamatan
No. Nama Bahan Warna Awal Warna Setelah Kandungan
Pengujian Protein
Glisina (Gly, G)
Alanina (Ala, A)
Valina (Val, V)
Leusina (Leu, L)
Isoleusina (Ile, I)
Serina (Ser, S)
Treonina (Thr, T)
d. Amida
Asparagina (Asn, N)
Glutamina (Gln, Q)
Lisina (Lys, K)
Arginina (Arg, R)
Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)
g. Prolin
Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)
Fenilalanina (Phe, F)
Tirosina (Tyr, Y)
Triptofan (Trp, W)