Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Pyrrophyta (Dinoflagellata)

Filum Pyrrophyta sering disebut Dinoflagellata, diberi nama demikian karena


pergerakan yang dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin,
dino artinya pusaran air). Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis,
terutama hidup di dalam air laut, meskipun beberapa jenis hidup di air tawar.
Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil, dengan ciri utama
terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding
sel.

Beberapa jenis Dinoflagellata tidak mempunyai dinding sel, namun kebanyakan


mempunyai dinding sel yang terbagi-bagi menjadi lempeng-lempeng selulosa
poligonal yang saling bersambungan sangat rapat. Pyrrophyta juga sering
disebut tumbuhan api (fire plant) atau ganggang api.
Mengapa Pyrrophyta atau Dinoflagellata disebut ganggang api?
Filum Pyrrophyta disebut ganggang api karena memiliki cangkang yang
mengandung fosfor yang mampu memendarkan cahaya bewarna merah
menyala seperti api atau berwarna hijau biru yang sangat indah terutama
dalam kondisi gelap pada malam hari di air laut. Peristiwa perpendaran cahaya
ini disebut dengan bioluminesens. Contohnya adalah Noctiluca sp.,
dan Ceratium sp.

Timbulnya warna merah karena pada Protista ini banyak


mengandung karotenoid, sehingga penampakannya lebih sering bewarna
emas, cokelat atau merah daripada bewarna hijau. Pyrrophyta atau
Dinoflagellata ini kebanyakan mempunyai vakuola non-kontraktil, kloroplas,
dan mempunyai klorofil a dan b.

Klorofil hijau Dinoflagellata biasanya ditutupi oleh pigmen merah yang


membantu menangkap energi cahaya. Ketika air dalam keadaan hangat dan
kaya akan nutrisi, populasi Dinoflagellata akan meledak. Jumlah Dinoflagellata
akan sedemikian banyaknya sehingga air akan bewarna merah oleh warna
tubuh. Peristiwa ini dikenal dnegan gelombang merah (red tide).

Dinoflagellata autotrof merupakan tipe fitoplankton yang umum dijumpai.


Mereka merupakan penghasil biomassa dan oksigen yang luar biasa. Beberapa
Dinoflagellata yang bersifat fotosintetik, hidup bersimbiosis pada tubuh
beberapa jenis karang, anemon laut, cacing pipih, dan kerang raksasa.

Beberapa Dinoflagellata juga bersifat heterotrof. Mereka hidup dengan cara


menelan materi organik dan sel-sel hidup lain. Selain itu, sebagian kecil
Dinoflagellata dapat bersifat sebagai parasit pada tubuh berbagai hewan laut,
contohnya Protogonyaulax catenella.

Struktur Tubuh Pyrrophyta (Dinoflagellata)


Untuk memahami bagian-bagian struktur sel dari Dinoflagellata beserta
fungsinya, silahkan kalian cermati gambar dan penjelasannya berikut ini.

■ Dinoflagellata pada dasarnya adalah organisme motil uniseluler dan


berflagel dua (biflagella), bewarna cokelat keemasan, serta termasuk protista
fotosintetik. Meskipun warna dominan adalah cokelat keemasan, tetapi ada
juga yang bewarna kuning, hijau, cokelat bahkan biru. Beberapa di antaranya
tida motil, tidak memiliki flagel, ameboid, dan berserabut.

■ Sel umumnya ditutupi oleh mantel atau lempeng kaku terbuat dari selulosa
yang tersusun artistik seperti pahatan. Susunan lempeng ini disebut
dengan armor plate atau lempeng baju baja.

■ Dinoflagelata memiliki dua celah atau alur yaitu alur longitudinal


(membujur) yang disebut sulcus (sulkus) dan alur melingkar (melintang) yang
dikenal sebagai cingulum atau anulus atau korset.

■ Dua flagela pada Dinoflagellata berbeda (heterokon), yaitu flagel transversal


dan flagel longitudinal. Flagela longitudinal lebih kecil dan halus serta
mengarah ke posterior dan terletak pada sulcus. Sedangkan flagela transversal
berbentuk seperti pita dan terletak pada cingulum. Dua jenis flagel ini bergerak
dalam arah yang berbeda sehingga mengakibatkan terjadinya pusaran air saat
Dinoflagellata bergerak.

■ Nukleus berukuran besar dan dinamakan mesokaryon oleh Dodge (1966).


Bagian kromosom tidak memiliki histon atau RNA.

■ Plastida atau kromatofor memiliki klorofil a dan klorofil c.


■ Vesikula terletak di bagian bawah memberan sel.
■ Vakuola non-kontraktil yang disebut pusule terletak di dekat dasar
flagella. Pusule ini berguna untuk mengapung di permukaan air dan
osmoregulasi. Pada Dinoflagellata tidak ditemukan vakuola kontraktil.

Ciri-Ciri Pyrrophyta (Dinoflagellata)


Pyrrophyta atau Dinoflagellata atau Ganggang Api memiliki ciri atau
karakteristik secara umum, yaitu sebagai berikut.

■ Uniseluler (bersel tunggal)


■ Bersifat motil (aktif bergerak)
■ Memiliki flagela (bulu cambuk)
■ Memiliki dinding sel nyata yang terdiri atas lempengan-lempengan yang
mengandung selulose, tetapi ada beberapa yang tidak memiliki dinding sel,
misalnya Gymnodinium sp.

■ Memiliki sel dengan ciri khas yaitu terdapat celah dan alur serta di dalam sel
terdapat plastida yang mengandung pigmen klorofil a dan c, serta karotenoid
sehingga bewarna cokelat kekuning-kuningan.

■ Bersifat autotrof (mampu melakukan fotosintesis atau bersifat fotosintetik)


dan berperan sebagai fitoplankton di lautan.

■ Bersifat yang bersifat heterotrof yang hidup dengan cara menelan materi
organik dan sel-sel hidup lain.

■ Ada juga yang bersifat sebagai parasit yang hidup dengan cara menempel
pada tubuh berbagai hewan laut, contohnya Protogonyaulax catenella.

■ Hidup bebas atau bersimbiosis pada tubuh beberapa jenis karang, anemon
laut, cacing pipih, dan kerang raksaksa.

■ Pada beberapa jenis, cangkagnya mengandung fosfor sehingga


memendarkan cahaya di malam hari.

■ Sebagian besar berhabitat di air laut tetapi adapula yang hidup di air tawar.
■ Memiliki vakuola non-kontraktil yang berfungsi untuk mengapung dan
osmoregulasi.
Klasifikasi Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Karena dinoflagellata dapat dilihat baik sebagai seperti tanaman dan seperti
hewan, klasifikasi mereka telah diperdebatkan di kalangan ahli botani, zoologi,
dan paleontologi. Yang paling banyak diterima skema klasifikasi adalah bahwa
semua dinoflagellata adalah anggota kerajaan Protista, divisi Dinophyta, dan
kelas Dinophyceae.

Dinoflagellata kemudian dimasukkan dalam kelompok ganggang (protista mirip


tumbuhan) yaitu filum Pyrrophyta serta diklasifikasikan ke dalam banyak ordo,
genus, dan spesies berdasarkan karakteristik seperti perilaku makan, komposisi
plat luar mereka, anatomi dan fisiologi keseluruhan.

Cara Reproduksi Pyrrophyta (Dinoflagellata)


Seperti halnya Euglenophyta, Pyrrophyta juga melakukan reproduksi hanya
secara aseksual, yaitu dengan membelah diri, tetapi beberapa jenis dapat
menghasilkan kista (stadium istirahat) yang bersifat seksual. Kista tersebut
kemudian akan berkecambah menghasilkan individu baru pada kondisi yang
cocok.

Contoh dan Peranan Pyrrophyta (Dinoflagellata)


dalam Kehidupan
Contoh spesies Pyrrophyta atau Dinoflagellata
Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut,
meskipun beberapa jenis hidup di air tawar. Contoh spesies Dinoflagellata yang
paling banyak dijumpai yaitu Pfiesteria piscicidia, Gonyaulax
catanella, dan Noctiluca scintillans. Berikut ini penjelasan ketiga jenis
Dinoflagellata tersebut.

■ Pfiesteria piscicidia adalah spesies dinoflagellata banyak dijumpai di lepas


pantai North Carolina. Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa ia
bertanggung jawab atas pembunuhan sejumlah besar ikan dengan mensekresi
racun. Spesies ini memiliki strategi makan yang menarik. Hal ini diketahui
menggunakan racun untuk membunuh ikan kemudian menunggu untuk
mengkonsumsi jaringan yang sloughs dari dari organisme yang membusuk. Hal
ini membuat salah satu spesies heterotrofik dari beberapa dinoflagellata.

■ Gonyaulax catanella adalah dinoflagellata yang berputar sangat ketika


mereka bergerak dengan menggunakan dua flagela mereka. Mereka juga salah
satu yang terkenal spesies bercahaya dari dinoflagellata, karena mereka
mengeluarkan cahaya biru-hijau di perairan yang mereka huni.

■ Noctiluca scintillans adalah spesies dinoflagellata heterotrofik yang


memakan plankton yang ditemukan di muara dan daerah dangkal dari landas
kontinen. Spesies ini sering disebut sebagai kilauan laut karena menunjukkan
bioluminesensi dan menjadi sangat terang ketika terganggu dalam air.

Peranan Pyrrophyta atau Dinoflagellata


Dinoflagellata sering menyebabkan suatu fenomena menarik di laut, yaitu
dapat menghasilkan warna laut yang tiba-tiba memerah. Fenomena ini sering
disebut pasang/gelombang merah atau “red tides”. Kondisi seperti ini
mengandung suatu racun yang dihasilkan Dinoflagellata tertentu dan dapat
meracuni ikan, kerang, dan kadang-kadang manusia.

Pasang merah beracun biasanya dapat terjadi setelah kepadatan populasi


Dinoflagellata tertentu meningkat tajam (blooming). Jenis Dinoflagellata yang
dapat menghasilkan pasang merah beracun, di antaranya Gymnodinium dan
Protogonyaulax. Toksin atau racun yang dihasilkan spesies-spesies tersebut
biasanya bersifat racun saraf atau neurotoksin, atau dapat menyebabkan
pecahnya sel darah merah.

Ketika terjadi gelombang merah, ribuan ikan mati lemas akibat insang mereka
tersumbat atau kekurangan oksigen oleh miliaran Dinoflagellata yang mati dan
membusuk. Akan tetapi, tiram dan remis “berpesta” dengan menyaring jutaan
makanan mereka di air. Dalam proses ini, tubuh mereka akan mengumpulkan
racun saraf yang diproduksi Dinoflagellata dalam jumlah yang cukup besar.
Pada keadaan ini, racun Dinoflagellata dapat terkumpul pada tubuh tiram atau
remis tanpa menyebabkan kematian hewan tersebut. Namun, jika moluska
tersebut termakan oleh manusia, dapat terjadi keracunan pada manusia yang
memakannya. Oleh karena itu, dalam mengkonsumsi kerang-kerangan sering
dihindari pada saat musim panas, yaitu musim ketika populasi Dinoflagellata
jumlahnya meningkat tajam.

Anda mungkin juga menyukai