OLEH :
VIRA YORISKA
18031117
PENDIDIKAN BIOLOGI
Dosen Pengampu :
Rosmaria, M.Pd
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia.
Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas.
Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai
lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil
oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan,
membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan
bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada
lembaga pendidikan.
Saat ini di Indonesia, beberapa kampus dan sekolah mulai menerapkan kebijakan
kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau kuliah online. Semua orang lantas mengambil
jarak demi memutus rantai penularan COVID-19. Tempat-tempat ibadah kini mulai sepi,
agenda-agenda massa dihilangkan, karena SARS-CoV-2 pula istilah ‘Work From Home’
(WFH) jadi melejit. Belum cukup, sekolah dan kampus ikut didaringkan. Lengkap sudah,
virus corona juga memberikan dampak serius di sektor pendidikan, baik di Indonesia maupun
secara global. pemerintah mengumumkan Ujian Nasional (UN) di tahun ini resmi ditiadakan.
Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pemerintah telah meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk tahun 2020.
Tenaga dan peserta didik di seluruh dunia merasakan betul dampak yang luar biasa
dari wabah virus corona yang pertama kali muncul di China. Akibat pandemi yang sudah
menyebar ke 156 negara itu, banyak sekolah-sekolah terpaksa diliburkan. Korban akibat
wabah covid-19, tidak hanya pendidikan di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah,
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Stanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah, tetapi juga perguruan tinggi.
Seluruh jenjang pendidikan dari sekolah dasar/ibtidaiyah sampai perguruan tinggi
(universitas) baik yang berada dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun
yang berada dibawah Kementerian Agama RI semuanya memperoleh dampak negatif karena
pelajar, siswa dan mahasiswa “dipaksa” belajar dari rumah karena pembelajaran tatap muka
ditiadakan untuk mencegah penularan covid-19. Padahal tidak semua pelajar, siswa dan
mahasiswa terbiasa belajar melalui Online. Apalagi guru dan dosen masih banyak belum
mahir mengajar dengan menggunakan teknologi internet atau media sosial terutama di
berbagai daerah.
1.2 Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah penelitian ini adalah tentang “Pelaksanaan
Daring di Pendidikan Dasar dan atau Menengah” di Kenagarian Suayan, Kec. Akabiluru,
Kab. 50 Kota.
2. Apa fasilitas belajar daring (online) yang dimanfaatkan guru dan peserta didik
3. Apa saja permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran daring (online) di
Kab. 50 Kota?
5 . Apa upaya yg telah dilakukan guru, peserta didik, orang tua / pihak terkait lainnya
peserta didik dalam proses pembelajaran di Pendidikan Dasar dan atau Menengah
Dasar dan atau Menengah di Kenagarian Suayan, Kec. Akabiluru, Kab. 50 Kota
tersebut
5 . Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan guru, peserta didik, orang tua /
pihak terkait lainnya mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran
KAJIAN TEORI
Masyarakat dunia telah cukup lama mengenal internet sebagai salah satu produk
paling mengesankan dari TIK. Tahun 1962, revolusi teknologi digital diprakarsai oleh J.C.R
Licklider dan dikenal dengan communication network di bidang informasi dan
telekomunikasi. Tahun 1970-an, perkembangan internet telah memunculkan surat elektronik
dan mampu menstransfer data dalam bentuk teks, gambar, dan video dalam satu lapisan
(layer) yang kompleks. Tahun 1990-an, berkembanglah media sosial (medsos). Medsos
adalah sebuah media daring yang memudahkan para penggunanya berkomunikasi antarmuka,
berpartisipasi, dan berbagi. Adapun jenis medsos yang paling populer di Indonesia, antara
lain: Facebook (FB), Whattsapp (WA), Youtube (Ytb), Flickr (Flc), Instagram (Ins), Twitter
(Twt), Webblog (Wbg), dan Linkedln (Lin) (Kuntarto,2017).
Menurut Khan B.H, menjelaskan terdapat beberapa kegiatan yang harus ada dalam
pembelajaran daring, yaitu: 1) Meningkatkan perhatian mahasiswa, 2) Menyampaikan tujuan
belajar kepada mahasiswa, 3) Mendorong ingatan kembali mahasiswa tentang informasi yang
telah dipelajarinya, 4) Menyajikan stimuli secara khusus, 5) Memberi petunjuk belajar, 6)
Memperoleh performan mahasiswa, 7) Memberikan umpan balik yang informatif, 8) Menilai
tingkat performan mahasiswa, 9) Meningkatkan retensi dan transfer belajar (Khan, 1997:
102).
Keberhasilan sistem pembelajaran daring sangat tergantung dari beberapa komponen
baik mahasiswa, dosen, sumber belajar, maupun teknologi informasi. Komponen-komponen
tersebut terintegrasi supaya benar-benar dapat menghasilkan lulusan mahasiswa yang
berkualitas juga (Khan, 1997: 102).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sumatera Barat.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yaitu dengan
pelaporan data-data yang telah didapatkan dengan analisis naratif.
BAB IV
4.1 Deskripsi
Bapak Muhammad Yogi S.Pd yang merupakan seorang guru di SMAN 1 Akabiluru
memberikan pernyataan : “Proses pembelajaran daring dilakukan dengan mengirimkan
materi pembelajaran berupa makalah, PPT, maupun video tentang materi pembelajaran ke
grup WhatsApp untuk kemudian di diskusikan oleh peserta didik, dan para guru akan
memantau jalannya diskusi agar berjalan dengan baik. Untuk menambah pemahaman
peserta didik tentang materi yang dibahas guru akan memberikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan untuk kemudian dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditetapka. Kelak nilai dari
tugas tersebut akan dijadikan nilai akhir semester berhubung Ujian Akhir Semester yang
ditiadakan karena kondisi kita seperti saat sekarang ini. Ada beberapa permasalahan yang
dihadapi selama proses pembelajaran daring ini seperti banyaknya peserta didik yang
mengeluh dalam pengiriman tugas maupun diskusi karena terkendala jaringan, pengeluaran
guru bertambah untuk pembelian kuota internet, tidak semua guru mahir menggunakan
teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran sehingga mereka akan
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, dan kejenuhan guru berada di rumah
mulai terasa. Namun upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan adalah
memberikan toleransi bagi peserta didik yang terkendala jaringan dalam mengirimkan
tugasnya dan bagi guru yang belum mahir menggunakan teknologi sebagai sarana
pembelajaran harus mencoba belajar terlebih dahulu agar bisa menggunakannya dengan
baik, kami juga senantiasa melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, guru-guru lain dan
orang tua peserta didik guna kelancaran proses pembelajaran ” (Muhammad Yogi S.Pd).
Ibu Rina Kurnia Izzati, S.Pd yang merupakan guru SDN 01 Suayan memberikan
pernyataan : “Pembelajaran daring di SDN 01 Suayan belum terlaksana maksimal, karena
keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh sebab itu upaya yang kami lakukan
sebagai guru agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik adalah dengan pemberian
tugas-tugas terhadap materi yang dipelajari, guru akan mendatangi rumah salah satu
peserta didik untuk memberikan tugas yang akan dikerjakan dan peserta didik tersebut
bertanggung jawab untuk membagikan kepada teman-teman di sekitaran tempat tinggalnya.
Selanjutnya, untuk materi yang tidak dipahami, atau ragu dengan masalah tugas yang
diberikan, orang tua boleh menghubungi guru untuk menanyakan hal tersebut. Guru juga
memberikan peserta didik berupa lembaran agenda ramadhan yang harus diisi peserta didik
selama bulan ramadhan ini, hal ini juga bertujuan agar peserta didik mau dirumah saja dan
tidak keluyuran keluar rumah”( Rina Kurnia Izzati, S.Pd).
Selanjutnya Ibu Irdawati, S.Pd.SD yang juga merupakan guru SDN 01 Suayan
memberikan pernyataan : “Karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki
Pembelajaran daring di SDN 01 Suayan belum terlaksana maksimal. Oleh sebab itu upaya
yang kami lakukan sebagai guru agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik adalah
dengan pemberian tugas-tugas terhadap materi yang dipelajari, guru akan mendatangi
rumah salah satu peserta didik untuk memberikan tugas yang akan dikerjakan dan peserta
didik tersebut bertanggung jawab untuk membagikan kepada teman-teman di sekitaran
tempat tinggalnya. Selanjutnya, untuk materi yang tidak dipahami, atau ragu dengan
masalah tugas yang diberikan, orang tua boleh menghubungi guru untuk menanyakan hal
tersebut.. Kelak nilai tugas tersebut akan dijadikan nilai akhir semester berhubung Ujian
Akhir Semester ditiadakan karena kondisi yang tengah kita rasakan saat sekarang ini. Dalam
hal ini peran orang tua tentu saja sangat diperlukan demi kelancaran pembelajaran. Sesekali
kami guru-guru juga akan memantau bagaimana perkembangan dari belajar peserta didik
dengan menghubungi orang tuanya atau menemuinya langsung. Selain iu guru juga
memberikan peserta didik berupa lembaran agenda ramadhan yang harus diisi peserta didik
selama bulan ramadhan ini, hal ini juga bertujuan agar peserta didik mau dirumah saja dan
tidak keluyuran keluar rumah (Irdawati, S.Pd.SD)
Salsa Nabila Huda yang merupakan peserta didik jurusan IPA SMAN 1 Akabiluru
memberikan pernyataan : “Pembelajaran daring membuat kami sebagai peserta didik agak
susah memahami materi apalagi yang berhubungan dengan hitungan, kami juga kewalahan
dalam mengerjakan tugas yang sangat banyak yang diberikan oleh guru” (Salsa Nabila
Huda).
Yoni Yolanda yang merupakan peserta didik jurusan IPA SMAN 1 Akabiluru
memberikan pernyataan : “Pembelajaran daring membuat kami sebagai peserta didik
kehilangan rasa bersaing dalam belajar sehingga membuat kami lalai dan tidak serius, kami
juga kewalahan mengerjakan tugas yang sangat banyak yang diberikan oleh guru” (Yoni
Yolanda).
Marisya Edwar yang merupakan peserta didik jurusan IPS SMAN 1 Akabiluru
memberikan pernyataan : “Jaringan yang sering bermasalah membuat kami terkendala
dalam mengikuti diskusi online dan mengirimkan tugas kepada guru” (Marisya Edwar).
Ibu Hendrawati yang merupakan orang tua dari Al Hamid memberikan pernyataan :
“Peserta didik belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar
dilaksanakan adalah melalui tatap muka . Saat ini para peserta didik di “paksa” belajar
jarak jauh tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah sehingga saya sebagai orang tua
harus meluangkan lebih ekstra waktu kepada anak saya mendampingi belajar dan ikut
membantunya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,karena kalau tidak didampingi
dan dibantu dia akan lebih memilih bermain dari pada mengerjakan tugas yang diberikan
gurunya, dia pun sudah mulai jenuh di rumah dan ingin segera ke sekolah bertemu guru dan
teman-temannya” (Hendrawati).
Ibu Ratna Dewita yang merupakan orang tua dari Yoni Yolanda memberikan
pernyataan : “ Pembelajaran daring ini membuat saya sebagai orang tua harus meluangkan
lebih ekstra waktu kepada anak saya untuk memantaunya dalam belajar online karena kalau
tidak begitu dia akan lebih memilih bermain game online dibandingkan ikut diskusi di grup
WhtasApp bersama guru dan teman-temannya. Selain itu, pengeluaran pun bertambah untuk
pembelian kuota internetnya” (Ratna Dewi).
4.2 Pembahasan
4.1.1 Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten 50 Kota Berkaitan Belajar
Daring (online) di Pendidikan Dasar dan atau Menengah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Limapuluh Kota, Indra Wati mengatakan
keputusan ini diambil melalui Instruksi Bupati Nomor 420/1128/1/DPK.LK/IV.2020.
“Keputusan ini sesuai dengan perintah Bupati, hal ini kita jalankan guna untuk menghindari
penularan Virus Covid-19 pada peserta didik dan sesuai aturan yang berlaku kita
memperpanjang masa pembelajaran daring/jarak jauh di seluruh satuan pendidikan,” ujar
Indra Wati kepada awak media.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa orang tua peserta didik dalam hal ini diminta pro-
aktif untuk memantau kegiatan proses belajar anak di rumah dan melaksanakan protokol
kesehatan kepada anak.
“Proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh harus dilaksanakan
oleh guru dengan perencanaan yang baik dan bertanggung jawab. Selain itu peran serta orang
tua murid juga sangat diperlukan dalam memantau langsung proses belajar anak. Jadi
nantinya kami meminta laporan dari seluruh guru dan guru juga akan menerima laporan dari
orang tua murid dalam proses pembelajaran daring melalui aplikasi yang nantinya akan kita
teruskan laporannya ke Kemendikbud,” jelas Indrawati.
Untuk di tingkat Pendidikan Dasar fasilitas yang digunakan adalah media sosial
(medsos) berupa WhatsApp, namun tidak semua yang mengikutinya dikarenakan tidak semua
semua peserta didik maupun orang tuanya yang mempunyai computer, laptop atau pun
handphone android dan mengerti dengan teknologi. Sedangkan untuk di tingkat Pendidikan
Menengah yang digunakan adalah media sosial (medsos) berupa WhatsApp.
Berapa permasalahan yang dirasakan peserta didik pada proses belajar mengajar di
rumah adalah para peserta didik merasa dipakasa belajar jarak jauh tanpa sarana dan
prasarana memadai di rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses belajar
mengajar, untuk pembelajaran online di rumahnya seharusnya disediakan dulu fasilitasnya
seperti laptop, computer ataupun hand phone yang akan memudahkan peserta didik untuk
menyimak proses belajar mengajar online.
Permasalahan selanjutnya yaitu peserta didik belum ada budaya belajar jarak jauh
karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, peserta didik
terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain dan bercanda
gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya, dengan adanya
metode pembelajaran daring ini membuat para peserta didik perlu waktu untuk beradaptasi
dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
daya serap belajar mereka.
Selain itu tugas yang diberikan oleh guru juga sangat banyak dan ada beberapa materi
yang emang harus dijelaskan terlebih dahulu sehingga membuat peserta didik paham dengan
materi tersebut. Akan tetapi, belajar jarak jauh (daring) ini membuat hal tersebut tak
terlaksana, sehingga membuat peserta didik kewalahan mengerjakan tugas yang sama sekali
mereka tak pahami. Permasalahan lain yang dirasakan oleh peserta didik di tingkat
Pendidikan Menengah adalah masalah jaringan yang kadang tak bersahabat sehingga
membuat mereka terkendala dalam mengikuti diskusi online dan dalam mengirimkan tugas
kepada gurunya, pembelajaran daring juga membuat mereka menjadi lalai, kehilangan rasa
bersaing dalam belajar dan timbulnya rasa malas dalam mengikuti pembelajaran online via
media sosial ini, mereka lebih tertarik dengan game online yang ada di handphone nya
masing-masing dan hanya mengikuti kelas online untuk mengisi daftar hadir saja.
Permasalahan selanjutnya yang dialami peserta didik yaitu karena sekolah diliburkan
terlalu lama membuat mereka mulai jenuh di rumah dan ingin segera ke sekolah bermain
dengan teman-temannya, peserta didik biasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan
teman-temannya, bermain dan bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka
dengan para gurunya. Kemudian peserta didik bisa kehilangan jiwa sosial, jika di sekolah
mereka bisa bermain berinteraksi dnegan teman-temananya tetapi kali ini mereka tidak biasa
dan hanya sendiri di rumah bersama orang tua, interaksi dengan sesama teman, guru dan
orang-orang di sekolah akan menjadi berkurang.
Adanya wabah Covid-19 memaksa para peserta didik harus menggunakan teknologi,
sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau harus belajar dan siap mengajar melalui jarak
jauh dengan menggunakan teknologi. Setiap sekolah menyiapkan alat dan sistem
pembelajaran jarak jauh dan melakukan bimbingan teknis kepada para guru agar bisa
menggunakan teknologi modern dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anak didik
di sekolah dasar. Untuk anak usia kelas 1-3 masih dibutuhkan bantuan orang tua untuk
mendampingi pembelajaran di rumah, minimal untuk mempersiapkan teknologi sebelum dan
sesudah pembelajaran online berlangsung sehingga peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran online. Dengan demikian dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan
pembelajaran sangat dibutuhkan.
Permasalahan yang dirasakan orang tua yaitu mereka harus meluangkan lebih ekstra
waktu kepada anak anak mendampingi belajar online, mereka harus membagi waktu lagi
untuk mendampingi anak-anaknya dalam belajar online, untuk mendampingi anak-anak
dalam belajar online tentunya akan berpengaruh pada aktivitas pekerjaan rutin sehari-hari
yang akan menjadi berkurang, terkadang para orang tua juga ikut belajar bersama anak-
anaknya dan ikut membantu mengerjakan tugas bersama-anak anaknya.
Permasalahan selanjutnya yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan
biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke
internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan
akan menambah beban pengeluaran orang tua. Untuk melakukan permbelajaran online
selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara
otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Pembelajaran daring juga memaksa para orang tua harus menggunakan teknologi,
sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau kendala yang dihadapi para orang tua adalah
adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan
koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet
akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Untuk melakukan
permbelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan diperlu kan kuota yang lebih
banyak lagi dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Berapa permasalahan yang dirasakan guru yaitu pada proses belajar mengajar online
di rumah tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk
kelancaran proses belajar mengajar, untuk pembelajaran online di rumahnya seharusnya
disediakan dulu fasilitasnya seperti laptop, computer ataupun hand phone yang akan
memudahkan guru untuk memberikan materi belajar mengajar secara online.
Permasalahan selanjutnya yaitu para guru belum ada budaya belajar jarak jauh karena
selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, para guru terbiasa terbiasa
berada di sekolah untuk berinteraksi dengan murid -murid, dengan adanya metode
pembelajaran jarah jauh membuat para guru perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka
menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hasil
belajar.
Permasalahan selanjutnya yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan
teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum
sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan
pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Dan kompetensi
guru dalam menggunakan teknologi akan mempengaruhi kualitas program belajar mengajar
oleh karena itu sebelum diadakan program belajar online para guru wajib untuk diberikan
pelatihan terlebih dahulu.
Permasalahan selanjutnya yang dialami guru yaitu sekolah diliburkan terlalu lama
membuat para guru jenuh, guru terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-
temannya. Kemudian guru juga akan kehilangan jiwa sosial, jika di sekolah mereka bisa
bermain berinteraksi dnegan guru guru lain dan para murid tetapi kali ini mereka tidak biasa
dan hanya sendiri dirumah.
Adanya wabah Covid-19 memaksa para guru harus menggunakan teknologi, sehingga
suka tidak suka dan mau tidak mau harus belajar dan siap mengajar melalui jarak jauh dengan
menggunakan teknologi. Setiap sekolah menyiapkan alat dan sistem pembelajaran jarak jauh
(daring) dan melakukan bimbingan teknis kepada para guru agar bisa menggunakan teknologi
moderen dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas peserta didik di tingkat
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permasalahan yang juga dihadapi para guru adalah adanya penambahan biaya
pembelian kuota internet yang bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke
internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan
akan menambah beban pengeluaran guru. Untuk melakukan permbelajaran online selama
beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara otomatis
akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet. Kompetensi guru dalam memanfaatkan
teknologi dan menguasai teknologi untuk pembelajaran dituntut untuk meningkat dengan
cepat untuk merespon online Home Learning. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang
tua harus terjalin dengan lancar. Artinya, ada pengeluaran tambahan biaya yang harus dibayar
oleh guru baik berupa material maupun non-material. Misalnya pulsa telpon, pulsa untuk
akses internet, dan terutama waktu.
Salah satu biaya yang otomatis harus dibayar oleh guru adalah guru juga harus
memberi technical support pada orang tua apabila terjadi glitches (masalah) dengan baik yg
berhubungan dengan teknologi yang langsung digunakan dalam proses pembelajaran maupun
setting gawai yang digunakan oleh peserta didik. Jam kerja yang menjadi tidak terbatas
karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan peserta didik, orang tua, guru lain, dan
kepala sekolah.
Untuk di tingkat Pendidikan Dasar khususnya di SDN 01 Suayan, karena tidak semua
peserta didik atau pun orang tuanya yang memiliki computer, laptop dan handphone android
ataupun bisa menggunakan teknologi tersebut. Maka upaya yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah dengan pemberian
tugas-tugas terhadap materi yang dipelajari, guru akan mendatangi rumah salah satu peserta
didik untuk memberikan tugas yang akan dikerjakan dan peserta didik tersebut bertanggung
jawab untuk membagikan kepada teman-teman di sekitaran tempat tinggalnya. Selanjutnya,
untuk materi yang tidak dipahami, atau ragu dengan masalah tugas yang diberikan, orang tua
boleh menghubungi guru untuk menanyakan hal tersebut. Guru juga memberikan peserta
didik berupa lembaran agenda ramadhan yang harus diisi peserta didik selama bulan
ramadhan ini.
Sedangkan upaya orang tua adalah ikut berperan aktif dalam memantau anak-anaknya
dan menciptakan rasa nyaman bagi anaknya dalam belajar, Orang tua juga ikut dalam
membantu anak-anaknya mengerjakan tugas yang diberikan. Kelak nilai tugas tersebut akan
dijadikan nilai akhir semester berhubung Ujian Akhir Semester ditiadakan karena kondisi
yang tengah kita rasakan saat sekarang ini. Oleh sebab itu, peran orang tua dalam keadaan
seperti sekarang ini sangat dibutuhkan,
Sedangkan upaya orang tua adalah ikut berperan aktif dalam memantau anak-anaknya
dalam belajar. Orang tua juga berperan untuk selalu mengingatkan anak-anaknya untuk serius
dalam belajar, dan memanfaatkan kuota internet yang telah dibelikan untuk kepentingan
belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Kelak nilai tugas tersebut akan
dijadikan nilai akhir semester berhubung Ujian Akhir Semester ditiadakan karena kondisi
yang tengah kita rasakan saat sekarang ini. Oleh sebab itu, peran orang tua dalam keadaan
seperti sekarang ini sangat dibutuhkan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Beberapa permasalahan yang dialami oleh murid, guru dan orang tua di Kenagarian
Suayan, Kec. Akabiluru, Kab. 50 Kota, Sumatera Barat dalam proses pembelajaran daring
yaitu penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, adanya pekerjan
tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar, komunikasi dan sosialisasi antar
siswa, guru dan orang tua menjadi berkurang dan jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi
guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan kepala
sekolah. Beberapa permasalahan tersebut ada beberapa yang telah ada upaya dalam
mengatasinya dan sebagian masih dalam pencarian jalan keluarnya.
5.2 Saran
Penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus belajar untuk menjadi lebih baik lagi ke
depannya. Tak hanya itu, penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas. Semoga kita semua terhindar dari segala marabahaya dan
semoga pandemi COVID-19 ini cepat berakhir dan kita kembali ke rutinitas seperti biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Alessi, S. M. & Trollip, S.R. 2001. Multimedia for Learning: Methods and Development.
Bates, T.1997. The Impact of Technological Change on Open and Distance Learning.