Anda di halaman 1dari 11

AIR SEBAGAI KOMPONEN TUMBUHAN

Nama : Hardi Yanti Purnama


Bp: 1710422037
Kelompok: 4a
hardiyantipurnama@gmail.com

ABSTRAK

Pratikum Air Sebagai Komponen Tumbuhan dilaksanakan pada hari Selasa, 18 September
2018 bertempat di Laboratorium Teaching IV, Universitas Andalas, Padang. Tujuan untuk
melihat peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis pada jaringan epidermis Rhoeo discolor,
menentukan tekanan osmotik cairan sel untuk menghitung tekanan osmosis cairan sel serta
mengukur potensial air jaringan dengan metode chardakov. Diperoleh waktu plasmolisis 14
menit 45 detik dan deplasmolisis 18 menit 15 detik. Sedangkan uji tekanan osmotik cairan sel
di dapatkan hasil terendah pada konsentrasi sukrosa 0,3M diperoleh 22.8% dan pada
konsentrasi tertinggi sukrosa 0,7M diperoleh 100%. Untuk uji potensial pada larutan sukrosa
0.24M yang diberi metilen biru melayang dan pada konsentrasi 0.12M mengapung.
Kata kunci : Deplasmolisis, plasmolisis, potensial air chardakov, Rhoeo discolor, dan tekanan
osmotik.

PENDAHULUAN

Air merupakan komponen utama tinggi, air akan bergerak dari luar ke
tanaman. Air sebagai komponen dalam sel, bila potensial larutan lebih
esensial tanaman memiliki peranan rendah maka yang terjadi sebaliknya,
sebagai pereaksi dalam fotosintesis artinya sel akan kehilangan air. Apabila
dan pada berbagai proses hidrolisis, kehilangan air itu cukup besar, maka
sebagai pelarut, di dalamnya terdapat ada kemungkinan bahwa volume sel
gas, garam, dan zat terlarut lainnya, akan menurun demikian besarnya
yang bergerak keluar masuk sel. Air sehingga tidak dapat mengisi seluruh
esensial untuk menjaga turgiditas ruangan yang dibentuk oleh dinding
diantaranya dalam pembesaran sel, sel. Membran dan sitoplasma akan
yang berfungsi untuk pembukaan terlepas dari dinding sel, keadaan ini
stomata dan mempertahankan bentuk dinamakan plasmolisis. Sel daun
bagian muda pada tanaman (Levitt, Rhoeo discolor yang dimasukan ke
1980). Air menjadi kebutuhan pokok dalam larutan sukrosa mengalami
bagi semua tanaman dan merupakan plasmolisis. Semakin tinggi
bahan penyusun utama dari konsentrasi larutan maka semakin
protoplasma sel. Rhoe discolor banyak sel yang mengalami
merupakan tumbuhan yang banyak plasmolisis (Tjitrosomo, 1987).
tumbuh didaerah tropis. Umumnya Kondisi sel yang terplasmolisis
tanaman ini tumbuh di daerah dingin tersebut dapat dikembalikan ke kondisi
dan cukup air (Fahn, 1991). semula. Pengembalian dari kondisi
Plasmolisis adalah suatu proses terplasmolisis ke kondisi semula ini
lepasnya protoplasma dari dinding sel dikenal dengan istilah deplasmolisis.
yang diakibatkan keluarnya sebagian Prinsip kerja dari deplasmolisis ini
air dari vakuola (Salisbury and Ross, konsentrasi medium dibuat hipotonis
1992). Jika potensial larutan lebih sehingga yang terjadi adalah cairan
memenuhi ruang antar dinding sel proses berpindahnya molekul-molekul
dengan membran sel bergerak keluar, air dari larutan yang berkonsentrasi
sedangkan air yang berada di luar rendah (hipotonis) menuju larutan
bergerak masuk ke dalam dan dapat yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis)
menembus membran sel karena melalui selaput semipermiabel
membran sel mengizinkan molekul- (Dwidjoseputro, 1986).
molekul air untuk masuk ke dalam. Potensial air merupakan alat
Masuknya molekul air ke dalam diagnosis yang memungkinkan
tersebut mengakibatkan ruang penentuan secara tepat keadaan
sitoplasma terisi kembali dengan status air dalam sel atau jaringan
cairan sehingga membran sel kembali tumbuhan. Semkain rendah potensial
dengan cairan sehingga akibat dari suatu sel atau jaringan tumbuhan,
timbulnya tekanan turgor akibat gaya maka semakin besar kemampuan
kohesi dan adhesi air yang masuk. tanaman untuk menyerap air dari
Akhir dari peristiwa ini adalah sel dalam tanah. Sebaliknya, semakin
kembali ke keadaan semula (Ferdinan tinggi potensial air, semakin besar
dan Ariwibowo, 2007). kemampuan jaringan untuk
Pada proses osmosis, peran air memberikan air kepada sel yang
sangat terlihat. Dalam satu daun, mempunyai kandungan air lebih
volume sel dibatasi oleh dinding sel rendah (Hendriyani, 2019).
dan relatif hanya sedikit aliran air yang
dapat diakomodasi oleh elastisitas METODE PRAKTIKUM
dinding sel. Konsekuensi tekanan Waktu dam Tempat
hidrostatis (tekanan turgor) Praktikum ini dilaksanakan pada hari
berkembang dalam vakuola menekan Selasa, 18 September 2018 pada
sitoplasma melawan permukaan pukul 13.30 WIB di Laboratorium
dalam dinding sel dan meningkatkan
Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas
potensial air vakuola. Dengan naiknya Matematika dan Ilmu Pengetahuan
tekanan turgor, sel-sel yang Alam, Universitas Andalas, Padang.
berdekatan saling menekan, dengan
hasil bahwa sehelai daun yang Alat dan Bahan
mulanya dalam keadaan layu menjadi Alat yang digunakan adalah
bertambah segar (turgid). Pada mikroskop, kaca objek, cover glass,
keadaaan seimbang, tekanan turgor pisau, silet, tabung reaksi, pipet tetes,
menjadi atau mempunyai nilai
dan penangas air. Bahannya adalah
maksimum dan disini air tidak Rhoe discolor, Pachyrhizus erosus,
cenderung mengalir dari apoplast ke Sukrosa dengan konsentrasi 0,24M :
vakuola (Fitter dan Hay, 1991). 0,20M : 0,16M : 0,12 M :0,1 M: 0,3 M
Difusi adalah pergerakan :0,5 M :0,7 M, larutan Aquades, metilen
molekul atau ion dari larutan
blue.
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang
konsentrasi rendah, sehingga kadar Cara Kerja
larutan tersebut merata. Kecepatan Percobaan A. Plasmolisis dan
difusi tergantung pada tekanan, deplasmolisis pada jaringan epidermis.
konsentrasi zat terlarut dan suhu
(Kimball, 1992). Osmosis adalah
Permukaan epidermis bawah Rhoe epidermis Rhoe discolor engan
discolor disayat selapis tipis dengan menggunakan pisau silet dan diamati
menggunakan pisau silet yang tajam. pada mikroskop. Hitung jumlah sel
Potongan tersebut diletakkan pada yang bewarna ungu utuh kemudian
kaca objek dan ditetesi 2-3 tetes air, dimasukkan kembali ke tabung reaksi
ditutup dengan cover glass dan diamati dan dibiarkan selama 30 menit.
dibawah mikroskop dengan Setelah 30 menit, hitung kembali sel
perbesaran rendah. Sel-sel yang bewarna ungu yang masih utuh. Dicari
bewarna ungu ditepi irisan diamati konsentrasi sukrosa dimana 50% dari
antara lain adanya sel-sel yang tidak jumlah sel epidermis tadi telah
berpigmen, adanya nucleus, dan terplasmolisis. Keadaan ini disebut
partikel subsel lainnya didalam sel. dengan insipient Plasmolisis. Lalu
Kemudian ditambah 2- 3 tetes NaCl 1 tentukan potensial osmotic sel pada
M diantara gelas preparat dan kaca insipient Plasmolisis.
penutup melalui salah satu sisinya. Air
yang berlebihan di tepi kaca dilap Percobaan C. Mengukur potensi air
dengan menngunakan tissue. dengan metoda Chardakov.
Penambahan tetesan larutan sukrosa
terus dilakukan sehingga ikut terserap Diisi tabung reaksi dengan larutan
oleh kertas tissue kedalam kaca. sukrosa yang telah disediakan masing-
Kemudian diamati penurunan volume masing sebanyak 10 ml. Dibuat
protoplas dan perhatikan benang- potongan umbi Ipoemea batatas
benang sitoplasmatik tak berpigmen dengan menggunakan pengebor
tetap melekat pada dinding sel dan gabus. Kemudian dimasukkan
dicatat waktunya. Lalu kertas tissue kedalam masing-masing tabung reaksi
diletakkan untuk menyerap NaCl 1M 10 potongan tadi. Tabung reaksi
dan ditambahkan lagi beberapa tetes ditutup dan dibiarkan selama 80 menit.
air disisi kaca berlawanan. Diamati. Setiap 20 menit tabung digoyangkan
Lakukan hal yang sama untuk larutan untuk mempercepat terjadinya
Nacl 1 M ditambahkan dengan air. keseimbangan. Setelah 80 menit
potongan umbi dikeluarkan, kemudian
Percobaan B. Penentuan tekanan larutan sisa ditetesi dengan larutan
osmosis cairan sel. asal yang konsentrasinya sama dan
telah diwarnai dengan metilen blue,
Disiapkan 7 buah tabung reaksi, diisi diamati gerakan larutan pengetas tadi.
larutan glukosa atau sukrosa ke dalam Dilihat apakah larutan tersebut jatuh
tabung kira-kira 1/3 bagian, satu kedasar, melayang, atau tenggelam
tabung reaksi untuk satu konsentrasi. pada sisa larutan.
Kemudian disayat selapis tipis lapisan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
A. Tabel 1. Pengamatan Plasmolisis dan deplasmolisis pada jaringan epidermis
Perlakuan Deskripsi Pengamatan Waktu Waktu
Plasmolisis Deplasmolisis
Sukrosa Plasmolisis ditandai dengan berkurangnya 14 menit 45 18 menit 45
1M sel berwarna ungu pada sayatan epidermis detik detik
yang diamati.
Aquades Deplasmolisis ditandai dengan banyaknya
kembali sel yang berwarna ungu pada Rhoe
discolor.

Berdasarkan praktikum yang telah yang tinggi, dan durasi yang lebih lama
dilaksanakan, didapatkan hasil akan memperparah tingkat plasmolisis
plasmolisis terjadi pada waktu 14 sel. Hal ini menandakan bahwa sel
menit 45 detik dan deplasmolisis akan kembali pulih jika diberikan
terjasi pada waktu 18 menit 45 detik, penetralan atau dibilas dengan pelarut
dinding sel mengalami pengekerutan murni seperti air. Air dapat melarutkan
dan banyak sel yang kehilangan lebih banyak jenis bahan kimia
pigmen antosianin. Selanjutnya sel dibandingkan dengan zat cair lainnya.
akan mengalami deplasmolisis ketika Sifat ini disebabkan karena air memiliki
ditambahkan dengan aquades konstanta dielektrik yang sangat tinggi.
kembali, dimana dinding sel mulai Deplasmolisis merupakan
mengembang dan jumlah sel yang kebalikan dari plasmolisis, yaitu
berpigmen hampir mendekati jumlah menyatunya kembali membran plasma
sel saat keadaan normal. yang telah lepas dari dinding sel.
Berdasarkan dua perlakuan Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan
yang diberikan, peristiwa plasmolisis diletakkan di larutan hipotonik, sel
mengakibatkan dinding sel berkerut, tumbuhan akan menyerap air dan juga
dan jumlah sel berpigmen ungu tekanan turgor meningkat. Banyaknya
berkurang. Menurut Campbell (2009), air yang masuk ke dalam sel akan
peristiwa plasmolisis terjadi karena menyebabkan terjadinya proses
larutan eksternal sel memiliki potensial deplasmolisis. Membran plasma akan
air yang lebih kecil sehingga di dalam mengembang sehingga akan melekat
sel meninggalkan sel dengan cara kembali pada dinding sel (Campbell,
osmosis. Plasmolisis dapat terjadi 2002).
pada lingkungan dengan molaritas
B. Penentuan tekanan osmotik cairan
Tabel 2. Penentuan tekanan osmotik cairan sel

No Konsentrasi (M) Presentase plasmolisis

1. 0,1 53,13%
2. 0,3 22,8%
3. 0,5 90,5%
4. 0,7 100%
Berdasarkan praktikum yang telah dan menyebabkan vakuola
dilaksanakan, Pada konsentrasi 0,7M menyusut (Dwidjoseputro, 1986).
persentase plasmolisis yang paling Membran sel yang semi permeabel,
tinggi yaitu 100% Pada konsentrasi sel akan menyerap nutrisi (bersama
0,7M dan persentase plasmolisis yang dengan penyerapan air) jika molaritas
paling rendah yaitu 22,8% Pada larutan pada lingkungannya adalah
konsentrasi 0,3M. Persentasi lebih rendah daripada molaritas cairan
plasmolisis diperoleh dari menghitung di dalam sel (Rostika, 2007).
Semakin tinggi konsentrasi maka akan
semakin tinggi jumlah sel yang Plasmolisis insipien terjadi
terplasmolisis. Hal ini sesuai dengan pada jaringan yang separuh jumlah
pendapat (Tjitrosomo, 1987) sel daun selnya baru saja mulai mengalami
Rhoeo discolor yang dimasukan ke plasmolisis (protoplas baru mulai
dalam larutan sukrosa mengalami terlepas dari dinding sel), berarti
plasmolisis. Semakin tinggi tekanan di dalamnya sama dengan
konsentrasi larutan maka semakin nol. Jika anggapan itu benar, maka
banyak sel yang mengalami potensial osmotik larutan penyebab
plasmolisis. plasmolisis insipien setara dengan
potensial osmotik di dalam sel,
Cairan berwarna ungu keluar sesudah kesetimbangan dengan
dari sel melalui membran sel terjadi larutan tercapai (Salisbury, 1995).
karena sel diletakkan dalam suatu
larutan yang hipertonis terhadap cairan
sel (konsentrasi sel yang besar),
akibatnya cairan keluar dari vakuola

C. Mengukur Potensi air dengan metoda chardakov


Tabel 3. Menentukan Potensial dengan metode chardakov
No Konsentrasi (M) Hasil Pengujian
1. 0,12 Mengapung
2. 0,16 Mengapung lebih lambat
3. 0,20 Melayang
4. 0,24 Melayang lebih cepat

Berdasarkan praktikum yang telah Larutan yang lebih pekat


dilaksanakan, dilakukan perlakuan memiliki potensial air yang lebih
pada larutan bengkuang (Pachyrhizus rendah (lebih negatif). Jadi air akan
erosus) didapatkan hasil seperti pada berdifusi ke daerahnya atau larutan
tabel diatas pada konsentrasi larutan lain sampai tekanannya naik ke atas
sukrosa 0,12 M dan 0,16 M ternyata suatu titik yaitu sampai potensial air
larutan metilen blue berada di larutan yang kurang pekat. Larutannya
permukaan larutan bengkuang pekat maka metilen biru tenggelam
(terapung). Hal ini menunjukkan dan akan melayang, jika potensial air
bahwa larutan bengkuang tersebut jaringan sama dengan potensial
lebih pekat. Selanjutnya, pada larutan larutan. Sedangkan metilen blue akan
sukrosa 0,20 M dan 0,24 larutan mengapung, jika potensial jaringan
metilen blue melayang. lebih besar atau encer dibandingkan
dengan potensial air larutan. Dimana larutan bengkuang (terapung). Hal
dikatakan bahwa potensial air negatif ini menunjukkan bahwa larutan
apabila potensial kimia air dalam bengkuang tersebut lebih pekat.
system lebih rendah daripada Selanjutnya, pada larutan sukrosa
potensial kimia air murni acuan dan 0,20 M dan 0,24 larutan metilen
acuan apabila potensial kimia dalam blue melayang.
air tersebut lebih besar dari potensial
air murni acuan. Semakin besar DAFTAR PUSTAKA
konsentrasinya maka nilai osmotiknya Campbell, dkk. 2002. Biologi Jilid I.
semakin kecil, begitupun sebaliknya Jakarta: Erlangga.
(Salisbury dan Ross,1995).
Potensial air merupakan alat Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar
diagnosis yang memungkinkan Fisiologi Tumbuhan.
penentuan secara tepat keadaan Gramedia. Jakarta.
status air dalam sel atau jaringan
tumbuhan. Semkain rendah potensial Ferdinan, P. dan Ariwibowo, M. 2007.
dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, Praktis Belajar
maka semakin besar kemampuan Biologi.Jakarta:Visindo Media
tanaman untuk menyerap air dari Persada
dalam tanah. Sebaliknya, semakin
Fitter, A.H dan R.K.M. Hay. 1998.
tinggi potensial air, semakin besar
Fisiologi Lingkungan
kemampuan jaringan untuk
Tanaman.Yogyakarta :
memberikan air kepada sel yang
Gadjah Mada University
mempunyai kandungan air lebih
Press.
rendah (Siti, 2016).
Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-Dasar
KESIMPULAN
Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja
Berdasarkan praktikum yang telah Grafindo Persada. Jakarta.
dilaksanakan maka dapat ditarik
Levitt, J. 1980. Responses of plants to
kesimpulan yaitu
environmental stresses:
1. Plasmolisis terjadi lebih cepat Water, radiation, salt, and
daripada Deplasmolisis, Plasmolisis other stresses. Vol II.
terjadi selama 14 menit 45 detik dan Academic Press. New York-
deplasmolisis selama 18 menit 45 London;Toronto;Sydney-San
detik. Francisco.

2. Pada konsentrasi 0,7M persentase Rostika. 2007. Kriopreservasi


plasmolisis yang paling tinggi yaitu Tanaman Purwoceng
100% dan Pada konsentrasi 0,1M (Pimpinella Pruatjan Molk.)
persentase plasmolisis yang paling dengan Teknik Vitrifikasi.
tinggi yaitu 53,13%. Berita Biologi 8(6). Balai
Besar Penelitian dan
3. pada konsentrasi larutan sukrosa Pengembangan Bioteknologi
0,12 M dan 0,16 M ternyata larutan dan Sumberdaya Genetik
metilen blue berada di permukaan Pertanian. Bogor
Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ros.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid
1. ITB: Bandung.

Salisbury, F. B dan C.W. Ross. 1992.


Fisiologi Tumbuhan Jilid 3.
Terjemahan oleh Diah R.
Lukman dan Sumaryono,
1995. Penerbit ITB. Bandung.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1987. Botani
Umum 2. Bandung: Angkas
LAMPIRAN

(a) (b) (c)

Gambar 1. Proses Plasmolisis dan Deplasmolisis pada Epidermis Rhoe discolor.(a)Keadaan


awal, (b)Plasmolisis, (c)Deplasmolisis.

2.Keadaan jaringan epidermis sebelum dan setelah direndam didalam larutan


sukrosa
3. Mengukur potensial air dengan metode chardakov

Anda mungkin juga menyukai