1810731002
Ilmu Alamiah Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Longsor, baik yang terjadi di daratan (gambar) maupun di dasar laut, dapat memicu
tsunami dengan "melemparkan" material seperti bebatuan ke lautan.
Penyebab umum lainnya adalah tanah longsor, baik yang terjadi di bawah
laut maupun yang terjadi di daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan
ke laut. Karena longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat
memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan
tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan
tsunami (seperti gempa yang bermagnitudo sedikit di bawah 7,0), atau
menyebabkan tsunami yang lebih besar dari perkiraan berdasarkan kekuatan
gempa. Contohnya, gempa bumi Papua Nugini 1998 hanya bermagnitudo sedikit di
atas 7,0, namun menghasilkan tsunami besar dengan tinggi maksimum 15 meter.
Contoh longsor daratan yang menyebabkan tsunami adalah tsunami Alaska 1958.
Penyebab tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung
berapi yang berada di dekat atau di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik
menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip
dengan tsunami gempa bumi bawah laut. Namun, dapat juga terjadi letusan besar
yang menghancurkan pulau gunung berapi di tengah laut, menyebabkan air
bergerak mengisi wilayah pulau tersebut dan memulai gelombang besar. Contoh
tsunami akibat letusan besar seperti ini adalah tsunami letusan Krakatau 1883, yang
mengakibatkan tsunami setinggi lebih dari 40 m.
Selain penyebab-penyebab di atas, ada penyebab tsunami yang lebih langka,
di antaranya benturan benda besar ke dalam air akibat ledakan senjata atau
kejatuhan meteor Benturan ini memicu gelombang air, dan tsunami tsunami yang
dihasilkannya memiliki karakteristik fisika yang mirip dengan tsunami letusan
gunung berapi
5. Kerugian spiritual
Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat diukur dengan uang,
bencana tsunami juga dapat menimbulkan kerugian spiritual. Yang dimaksud
dengan kerugian spiritual adalah kerugian yang tidak berupa harta benda, namun
lebih ke jiwa. Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah mengalami bencana
alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota keluarganya, maka hal itu
akan menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya anak tersebut harus
menjalani beberapa terapi agar terbebas dari traumanya itu. Bahkan hal seperti ini
hanya dialami oleh anak kecil saja, namun juga orang dewasa dan bahkan lanjut
usia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bencana alam sudah merupakan kodrat yang pasti terjadi tanpa dapat
diprediksi dengan pasti. Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan
kerusakan parah dan banyak menelan korban jiwa dan harta benda sehingga
perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam keadaan
waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
3.2 Saran
Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai saat ini belum bisa
diprediksikan dengan tepat kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan
beberapa langkah sebagai berikut :
1. Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya tsunami
dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi tsunami terutama
penduduk yang bermukim didekat pantai.
2. Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi dan aman jika terjadi
tsunami.
3. Menyediakan persediaan makanan dan air minum untuk keperluan darurat dan
pengungsian.
4. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian seperti perlengkapan P3K atau obat-
obatan..
DAFTAR PUSTAKA