Anda di halaman 1dari 23

Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif
(mendengar) dan visual (melihat). Media Audio-visual merupakan sebuah alat bantu audio-
visual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu
tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Media
audio-visual juga merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali
kita membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya
tambahan karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam
kembali. Di samping itu, tersedia pula materi audio yang dapat digunakan dan dapat
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang
memotivasi. Di samping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih
banyak, materi audio dapat digunakan untuk:

1. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah di dengar

2. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-


pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi

3. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa

4. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar


mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah[1]

Media audio-visual terdiri atas audio-visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara. Audio-visual gerak,
yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film
suara dan video cassette. Dan dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi
audio visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti
film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya
bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
Dalam hal ini, media audio visual yang digunakan yaitu film atau video. Azhar Arsyad
menyatakan film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame
demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan
visual yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek
yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film
dan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Kedua jenis
media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan
pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-
konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan
mempengaruhi sikap.

Alasan Memilih Media Berbasis Audio-Visual dalam Proses Pembelajaran bahwa mengajar
dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang
dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku melalui
pengalaman. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Oleh karena itu
media yang digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik.

Selain itu media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang baru
dalam diri siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah meda
audio-visual. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih, karena media ini mengandalkan
dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan. Dengan media
tersebut diharapkan bisa membangkitkan motivasai dalam belajar dan memperjelas materi
yang disampaikan.

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya
menurut Nugent, video merupakan media yang cocok untuk berbagai ilmu pembelajaran,
seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri sekalipun.[2]

B. Jenis-Jenis Media Audio Visual


Adapun jenis-jenis media audio visual adalah sebagai berikut:

1. Audio-Visual Murni

Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar
tersebut berasal dari suatu sumber.

a. Film Bersuara

Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti film
komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud dalam
pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang amat besar
kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik adalah film yang
dapat memenuhi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang dipelajari. Film yang baik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sesuai dengan tema pembelajaran

b) Dapat menarik minat siswa

c) Benar dan autentik

d) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan

e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa

f) Perbendaharaan bahasa yang benar.

b. Video

Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer
dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat
informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh
video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video
merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak dikembangkan untuk
keperluan pembelajaran.

c. Televisi

Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran
secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.

2. Audio-Visual tidak murni

Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber
yang berbeda. Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus
suara yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti Sound slide (Film
bingkai suara). Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang
lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk
media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai)
dengan tape audio adalah jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi. Media
pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk
berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau
mendorong lahirnya respon emosional.[3]

C. Karakteristik Media Audio-Visual

Karakteristik media audio-visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Alat-alat
audio visual merupakan alat-alat audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible
artinya dapat dilihat. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi dua jenis media yaitu media audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas
bercirikan pemakaian perangakat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film,
tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik atau ciri-ciri utama teknologi
media audio-visual adalah sebagai berikut:
1. Mereka biasanya bersifat linier

2. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis

3. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh


perancang/pembuatnya

4. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak

5. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif

6. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Media Berbasis Audio-Visual

Media audio-visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Ada dua jenis
media audio visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.

1. Media Audio Visual Gerak

1.1 Kelebihan Dan Kekurangan Film Sebagai Media Audio Visual Gerak.

- Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:

· Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan
tangan dan sebagainya.

· Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu

· Penggambarannya bersifat 3 dimensional.


· Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi
murni.

- Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:

· Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu
film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.

· Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengetahui arti
kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” (Salahudin,1986:
3)

Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication


Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa “ media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi” (Arsyad,2002:11).

“Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman
(kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan
didengar” (Rohani, 1997: 97-98).
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang
dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

2.    Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman
dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman
belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.

Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:

1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada
umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan
suara.
3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4. Media visual gerak contoh, film bisu
5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan
sebagainya
6. Media seni gerak
7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
8. Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).

Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan
suatu alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan
karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif,
visual dan audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus
disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan guru itu sendiri.

3.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara
lain “tujuan pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan
perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya” (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh
sebab itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang
mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu
atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini
dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan
oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan
pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan
pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan
t5ugas-tuigas yang melibatkan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
2. Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang
generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus
selaras dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan
kebutuhan tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media
sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak
pada hasil pengajaran siswa.
4. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri
media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang
guru.
5. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat
untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan
yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang
berupa latar belakang (Arsyad, 2002 : 72)

Dengan adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria
yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh pemakai media, kriteria tersebut
antara lain:

1. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat
pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
3. Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuki
waktu yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada
disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman, 2002 :
1984)

Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan
media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan media audio
visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu
memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat
belajar.

Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang
berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu
, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai,
kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan yang lebih lengkap dan administrasi
yang lebih teratur. Pengertian Media Audio Visual dalam Pembelajaran Makalah,
Macam

· Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.

· Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

1.2 Kelebihan Dan Kekurangan Video Sebagai Media Audio Visual Gerak

- Kelebihan video

· Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lainnya.

· Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt memperoleh informasi dari
ahli-ahli/ spesialis.

· Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga dalam waktu
mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya.

- Kekurangan video

· Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.


· Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk
umpan balik yang lain.

· Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

1.3 Kelebihan Dan Kekurangan Televisi Sebagai Media Audio Visual Gerak

- Kelebihan televisi:

· Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.

· Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.

· Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.

- Kekurangan-Kekurangan Televisi:

· Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

· Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.

· Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum disiarkan.

2. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio Visual Diam

2.1 Kelebihan dan kekurangan film bingkai sebagai media audio visual diam.

- Kelebihan film bingkai sebagai media pendidikan adalah:

· Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak
· Perhatian anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu

· Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas

- Kekurangan film bingkai suara adalah:

· Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau tertukar
apabila penyimpanannya kurang baik

· Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still)

2.2 Kelebihan dan kekurangan film rangkai

- Kelebihan film rangkai yaitu:

· Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur

· Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu
rangkai

· Ukuran gambar sudah pasti

- Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit
diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal
dan memerlukan peralatan laboraturium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.
[4]
Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi adalah media yang berupa model, boneka atau benda sesungguhnya.
Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu
jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam
kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Model padat, model penampang, model
susun, model kerja dan diorama.
1. Model padat
Model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan acapkali
membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utama dari bentuk, warna
dan susunannya. Kegiatan membuat model oleh para siswa sangat bermanfaat dalam
mengembangkan konsep realistic pada dirinya. Misalnya siswa diberi tugas membuat peta
timbul, gunung api, pegunungan dan sebagainya.
2. Model Penampang
Model penampang yaitu media tiga dimensi yang memperlihatkan bagaimana sebuah objek
tampak, apabila bagian permukaannya dibuang untuk mengetahui susunan dalamnya,
misalnya model penampang melintas dari lapisan bumi.
3. Model susun
Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap atau sedikitnya suatu bagian
penting dari objek itu. Seorang guru mempersiapkan peta yang terbuat dari kayu atau benda
padat lainnya yang terdiri dari bagian-bagian tertentu. Selanjutnya siswa disuruh menyusun
bagian-bagian itu agar ia bermakna
4. Model kerja
Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli
dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Misalnya pembuatan alat
pengukur kekuatan gempa (seismograg), pembuatan alat pengukur hujan (hygrometer),
bendera angina, winscope tata surya dan sebagainya.
5. Diorama
Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini, bertujuan untuk menggambarkan
pemandangan sebenarnya. Dalam mata pelajaran geografi dibuat diorama berupa gua tiruan
dengan bahan dari kertas semen bekas. Disana dapat dilihat stalaktit dan stalakmit, bisa juga
dibuat mengenai lingkungan hidup dan sebagainya

MACAM DAN JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


Post by Sarna Suryana di 8/12/2009
1. Macam Media
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, kita dapat mempergunakan bermacam-macam
bentuk media pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Macam-
macam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar, dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Bahan publikasi : Koran, majalah, buku.
b. Bahan bergambar : gambar, bagan (chart), peta, poster, foto, lukisan, grafik, diagram.
c. Bahan pameran : bulletin board, papan flannel, papan magnet, papan demontrasi.
d. Bahan proyeksi : film, film strip, slide, transparansi, OHP.
e. Bahan rekaman audio : tape cassette, piringan hitam, kaset video.
f. Bahan produksi : kamera, tape recorder
g. Bahan siaran : program radio, program televise
h. Bahan pandang dengar (audio visual) : TV, film suara, slide suara
i. Bahan model/benda tiruan : model irisan penampang batang, model torso tubuh manusia.
Beraneka ragamnya media tersebut, dapat dilihat dari mulai yang sederhana sampai yang
kompleks dan dari yang murah sampai yang termahal dan masing-masing mempunyai
karakteristik tertentu, baik dari keamuhannya dan kelemahannya masing-masing.

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran berdasarkan jenisnya dapat pula dikelompokkan sebagai berikut :
a. Media asli hidup, seperti : aquarium dengan ikan dan tumbuhannya, terrarium dengan
hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang dengan semua binatang yang ada, kebun
percobaan/kebun botani dengan berbagai tumbuhan, insektarium (berupa kotak kaca yang
berisi serangga, semut, anai-anai dan sebagainya).
b Media asli mati, misalnya : herbarium, taksidermi, awetan dalam botol, BIOPLASTIK, dan
diorama (pameran hewan dan tumbuhan yang telah dikeringkan dengan kedudukannya
seperti aslinya di alam).
c. Media asli benda tak hidup, contoh : berbagai jenis batuan ,mineral, kereta api, pesawat
terbang, mobil, gedung, papan tulis, dan papan tempel.
d. Media asli tiruan atau model, seperti : model irisan bagian dalam bumi, model penampang
batang, penampang daun, model boneka, model torso tubuh manusia yang dapat dilepas dan
dipasang kembali, model globe, model atom, model DNA, maket.
e. Media grafis, bagan (chart), diagram grafik, poster, plakat, gambar, foto, lukisan.
f. Media dengar (audio) : program radio, tape recorder, piringan hitam, casete, tape.
g. Media pandang dengar (audio visual) : tv, video.
h. Media proyeksi :proyeksi diam contoh slide dan filmstrip
i. Media cetak.: buku cetak, Koran, majalah.
Sumber :
Nuryani, dkk. (2003).Common Textbook “Strategri Belajar Mengajar Biologi”. Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI


Pada bagian inmi dibahas media pembelajaran tiga dimensi yang terdiri atas media benda
sebenarnya, media benda tiruan dan perangkat media tiga dimensi yang lainnya
Pengertian Benda Asli
Salah satu bentuk media pembelajaran yang termasuk dalam kategori tiga dimensi adalah
benda-benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang sebenarnya. Dari segi efektivitas
pengajaran, penggunaan benda sebenarnya sebagai media pembelajaran dapat memberikan
urunan yang cukup berarti, terutama dari pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung
dan kongkrit. Karena segala peristiwa yang terungkap di dalam jalinan interaksi dengan
media sebenarnya tersebut, cukuplah untuk mendapatkan peng-alaman langsung, lengkap dan
kesan yang mendalam dari apa yang dipelajari, tepatlah apabila kita belajar melalui benda-
benda atau keadaan yang sebenarnya. Ada yang menyebut media ini sebagai alat peraga
langsung.
Pengertian yang termasuk dalam kategori media pembelajaran yang sebenarnya, baik benda
yang hidup seperti manusia, tumbuhan, dan hewan, di samping benda mati dan benda tak
hidup (anorganik). Ada dua cara yang ditempuh untuk belajar melalui benda sebenarnya,
yaitu membawa kelas ke dunia luar atau membawa dunia ke dalam kelas. Untuk membawa
kelas ke dunia luar caranya dapat melalui Widyawisata/Karyawisata, yaitu perjalanan ke luar
kelas atau sekolah (wisata) untuk tujuan belajar (widya). Sedangkan untuk dapat membawa
dunia (luar) ke dalam kelas adalah dengan cara menggunakan specimen atau barang contoh,
yaitu benda-benda aseli baik dalam keadaan hidup dan utuh, maupun dalam keadaam mati
ataupun sebagian dari benda aseli itu untuk diperagakan atau dipelajari di kelas atau di dalam
ruang laboratorium khusus untuk pelajaran tertentu.
Media Benda Tak asli atau Tiruan
Media tiruan atau Model adalah merupakan tiruan dari benda yang berbentuk tiga dimensi
yang dibuat sedemikian rupa sehingga serupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal
yang lainnya. Meskipun semua orang tahu, bahwa belajar melalui pengalaman lang-sung atau
melalui benda sebenarnya mempunyai sejumlah keuntungan, perlu diketahui juga bahwa
sejumlah besar keterbatasan akan teratasi dengan penggunaan model.
Model Irisan
Untuk memperlihatkan struktur bagian dalam suatu bentuk atau obyek agar men-dapatkan
pengertian yang jelas tentang bagian-bagiannya maka digunakanlah model irisan. Model
irisan ini dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu
besar, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk- tur
bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk mendapat pema-
haman yang jelas tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak mungkin membuat
irisan langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan tiruan
untuknya.
Model Lapangan
Model lapangan ini dibuat untuk menerangkan suatu daerah tertentu atau kondisi wilayah
tertentu. Misalnya pelabuhan udara, daerah perkebunan, proyek perumahan, dan sebagainya,
Model lapangan dibuat untuk memperjelas lokasi suatu bangunan tertentu. Tentu saja model
lapangan ini perlu dilengkapi dengan berbagai bentuk model yang sedang disederhanakan.
Biasanya model semacam ini disebut maket (maquette).Walaupun dilengkapi dengan
berbagai model yang disederhanakan dan juga menggunakan prinsip model perbanding-an,
dalam model ini yang diutamakan adalah bentuk kejelasan lokasinya. Dengan model ini
orang yang akan mempelajari atau menyelidiki lokasi suatu daerah akan mendapat kejelasan
yang memadai melalui model ini.
Model Susunan
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping
memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu
per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali
pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model irisan sendiri
dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan
tertutup ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka sebaiknya siswa
disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak
mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model
tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.
Model Utuh
Pada suatu saat guru mengalami kesulitan untuk menerangkan suatu obyek yang sebenarnya
tidak terlalu kecil, sehingga mudah untuk dapat dilihat dengan mata dan juga tidak terlalu
besar, sehingga mudah untuk dibawa masuk kelas, tetapi benda asli yang dimaksudkan tidak
ada lagi atau tidak mudah terjangkau karena tempatnya sukar untuk dicapai atau benda
tersebut terlalu rawan untuk ditampilkan langsung misalnya mudah hancur, mudah
membusuk dan sebagainya.
Untuk mengatasi problem tersebut di atas, maka guru berusaha membuat tiruan yang baik
bentuk dan ukurannya ini disebut model utuh. Umumnya model ini dapat dibuat dari bahan
plastik atau bahan karet.
Peta dan Macamnya
Peta Timbul
Peta timbul adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Secara
fisik peta timbul adalah termasuk model lapangan juga, walaupun untuk obyek lokasi yang
lebih luas. Peta timbul mempunyai ukuran panjang, lebar, dan dalam (lekukan relief).
Keuntungan peta timbul jika dibandingkan dengan peta datar adalah lebih mudah
memberikan pengertian atau gambaran tentang keadaan permukaan bumi.
Dengan melihat peta timbul siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak
tepi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi, lembah, danau-danau,
dan sebagainya. Siswa akan mudah memperoleh pengertian atau memahami mengapa tinggi
tempat/gunung diukur dari permukaan air laut dan sebagainya.
Peta timbul dapat dibuat oleh guru oleh guru bersama siswa. Dengan demikian akan dapat
memupuk daya kreasi dan imajinasi siswa. Disamping itu dapat pula memupuk rasa
tanggungjawab bersama terhadap hasil karya bersama. Berbagai macam bahan yang dapat
dipakai untuk membuat peta timbul, antara lain: semen, tanah liat, serbuk gergaji, bubur
kertas koran, dan lain-lain. Tentu saja pemilihan bahan yang akan dipakai harus disesuaikan
dengan keperluan peta timbul yang akan dibuat. Misalnya apabila kita akan membuat peta
timbul ukuran besar yang diletakkan dihalaman sekolah, lebih tepat bila menggunakan semen
dan pasir. Sedangkan untuk membuat peta timbul yang dapat dipakai di dalam kelas dan
dengan mudah dapat dibawa dari kelas yang satu ke kelas yang lain, lebih tepat kalau dibuat
dari bahan yang ringan, yaitu bubur kertas koran.
Perangkat Lain Media Tiga Dimensi
Pada bahasan ini dibicarakan beberapa media tiga dimensi yang bukan karena aseli atau
tiruannya dibahas disini tetapi karena perangkatnya atau unsur perangkatnya berwujud tiga
dimensi. Berturut-turut dibahas Mock-up, Diorama, Ritatoon, Rotatoon, dan Standar Lembar
Balik.
Mock-up
Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari
aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya
nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada
siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu
perhatian siswa dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebe-narnya.
Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat
itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari
bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat
untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya
siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang
sederhana, kemudian dibuat perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan
listrik (battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan tersebut.
Dengan demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan
bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik yang baik. Contoh lain misalnya dibuat mock-
up traffick light ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang
menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada posisi yang tepat.
Dengan menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan
menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya dapat dibuat
dari bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti keadaan yang sebenarnya.
Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).
Contoh yang lain misalnya seorang calon pilot pesawat terbang menggunakan mock-up yang
berupa tiruan cockpit pesawat yang lengkap dengan semua panel yang persis seperti pada
cockpit pewasat terbang yang sebenarnya. Hanya untuk situasi yang menggambarkan
landasan pacu dan landasan untuk landing pesawat, serta suasana lalu lintas udara
digambarkan dalam video pada layar monitor yang ada di depan sang calon pilot tersebut.
Dengan peralatan seperti ini sang calon pilot dapat berlatih melakukan take-off maupun
landing/mendaratkan pesawatnya dengan benar dan aman.
Banyak juga mock-up yang sengaja dibuat dan perdagangkan sebagai mainan anak-anak.
Misalnya mock-up kapal-kapalan yang dilengkapi dengan baling-baling sebagai tenaga
pendorong dan dapat berjalan/meluncur di air, mock-up lokomotif atau mock-up mesin uap
yang dapat berfungsi persis seperti lokomotif atau mesin uap yang sebenarnya, yaitu dengan
jalan mengisi air pada tangki mesin tersebut, kemudian ketel kita bakar (dengan bahan bakar
spiritus misalnya). Begitu air mendidih maka lokomotif tersebut dapat bekerja persis seperti
lokomotif yang asli.
Diorama
Yang dimaksud dengan diorama adalah medium berupa kotak atau bentuk tiga dimensi yang
lain yang melukiskan suatu pemandangan yang mempunyai latar belakang dengan prespektif
yang sebenarnya, sehingga menggambarkan suatu suasana yang sebenarnya. Diorama adalah
merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu penampilan yang
utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui
medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan
kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat
pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat
atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula
dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam
sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya
di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria
Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi
dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga
berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih “hidup”.
Diorama yang dibuat dengan ukuran yang besar atau mendekati ukuran sebenarnya misalnya
diorama yang terdapat/dibuat di lantai dasar Museum Nasional (MONAS) di Jakarta.
Diorama ini menggambarkan sejarah perkembangan bangsa Indonesia ini mulai dari jaman
purba sampai dengan jaman modern, yaitu sampai dengan peristiwa-peristiwa penting di
tahun 1960-an. Dengan demikian maka para penonton akan mendapat gambaran yang agak
lengkap dan runtut tentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu.
Demikian pula seri diorama yang terdapat di Museum Satria Mandala Jakarta juga dipajang
sejumlah diorama yang mengambarkan sejarah perkembangan dari Tentara Nasional kita
(TNI) mulai jaman pra-kemerdekaan sampai pada masa bangsa Indonesia sadah mengalami
kemajuan seperti sekarang ini. Di Museum Lobang Buaya juga dilengkapi dengan ruang
diorama yang dibuat mengenang peritiwa Lobang Buaya tahun 1965. Pada diorama tersebut
selain ukuran model dari tokoh-tokohnya yang dibuat dalam ukuran asli juga dikenakan
pakaian/kostum aslinya yang pernah dipakai oleh para tokoh dalam peristiwa sejarah tersebut.
Sehingga dengan diorama yang dibuat dengan cara ini akan lebih memberikan kesan “hidup”
atau menghidupkan kembali peristiwa masa lalu, serta bagi penonton yang melihatnya akan
lebih berkesan mendalam baginya.
Beberapa contoh diorama di atas semuanya adalah diorama yang dipajang secara permanen,
sehingga penonton atau pengunjunglah yang berkeliling untuk menontonnya. Sedangkan
untuk diorama yang dipertontonkan di kelas adalah diorama yang tidak permanen, artinya
bisa dipindah-pindahkan sewaktu-waktu dan disimpan jika selesai digunakan. Oleh sebab itu
diorama jenis ini harus dibuat dari bahan yang cukup ringan dan ukurannyapun tidak terlalu
desar, tetapi dapat dilihat dengan jelas bila dipertontonkan di kelas. Berikut kita bahas
tentang diorama yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di kelas.
Ritatoon
Ritatoon adalah serangkaian gambar berbingkai atau gambar seri. Jadi sebenarnya wujut
gambarnya sendiri bukan tiga dimensi, melainkan dua dimensi.Tetapi karena perangkat untuk
meletakkan gambar berbingkai tersebut tiga dimensi, maka ritatoon termasuk golongan media
yang ujud perangkatnya tiga dimensi.
Tempat gambar seri tersebut berupa sebuah papan yang diberi lajur-lajur berlobang/seperti
parit untuk menempatkan bingkai-bingkai gambar tadi secara vertikal dan berjajar. Ritatoon
terdiri dari seri beberapa gambar dapat 5 atau enam dan dapat pula lebih banyak lagi. Pada
tiap gambar dibaliknya terdapat sketsa gambar yang serupa dengan gambar yang ditampilkan
dengan sedikit keterangan tentang gambar tersebut. Satu set gambar seri yang dipersiapkan
merupakan serangkaian gambar yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
tertentu.
Rotatoon
Rotatoon sebenarnya prinsipnya adalah gambar seri juga. Bedanya dengan ritatoon adalah
rotatoon merupakan gambar seri yang berhubungan. Rotatoon dibahas dalam media tiga
dimensi bukan karena gambarnya, melainkan karena perangkat untuk menampilkan berujud
tiga dimensi. Rotatoon sebenarnya adalah merupakan penggunaan semacam “wayang beber”
yang disempurnakan.
Dengan menggunakan kotak persegi panjang yang dilobangi bagian muka dan bagian
belakangnya, sehingga dapat terlihat gambar-gambar yang telah digulung pada gulungan
yang diletakkan pada bagian tepi kotak tersebut. Besar lobang yang kita buat adalah dengan
perbandingan seperti pada layar televisi. Dengan alat pemutar gambar seri tersebut dapat
ditampilkan secara berurutan. Dengan kata lain rotatoon adalah semacam film strip tanpa
proyeksi. Lobang depan dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai layar telivisi dan
dengan demikian akan menarik perhatian anak.
Mengingat sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia belum memiliki alat-alat pro-yeksi dan
banyak daerah belum berlistrik maka rotatoon dapat digunakan sebagai pengganti film strip.
Sekali membuat rangkaian gambar/gulungan gambar seri, dapat dipakai berulang-ulang, asal
disimpan dengan baik dan jangan sampai dibuat mainan sendiri oleh anak-anak.
Penggunaan ritatoon pada prinsipnya sama dengan gambar seri yang lain, yaitu pada bagian
belakang setiap gambar tersebut dilengkapi sketsa dari gambar yang berada di depannya.
Dengan cara demikian guru tidak perlu melihat lagi ke depan pada waktu menje-laskan atau
menceritakan gambar tersebut.

Untuk ukuran ideal sebuat rotatoon sebaiknya kita buat seperti proporsi lebarnya layar
televisi. Jika kelas dapat melihat gambar secara jelas televisi yang berukuran 25 inci, maka
lebar tempat gambar untuk rotatoon juga kita buat sebesar itu.
Standar Lembar Balik
Sesuai dengan namanya Standar Lembar Balik adalah standar yang dapat dipakai untuk
menyajikan gambar seri dengan cara membalik-balik gambar seri tersebut. Media ini
digolongkan tiga dimensi karena perangkat yang digunakan berujud tiga dimensi, yaitu
standarnya. Alat ini dibuat dari standar yang berkaki empat dan seberkas gambar/bagan yang
telah tersusun sesuai dengan urutan penyajiannya. Bahan untuk membuat standar ini dapat
dibuat dari kayu, bambu, rotan, atau dapat juga dari besi. Tentu saja jika dibuat dari besi cara
membuatnya juga lebih sukar, biasanya lebih mahal, tetapi penggunaannya lebih tahan lama
dan lebih kuat.
Definisi, Fungsi, Ciri-ciri AVA
Posted on Maret 10, 2008 by warto
AVA (AUDIO VISUAL AIDS)
Audio: radio (suara)
Visua : grafik, gambar, dapat dilihat
Audio Visual : kombinasi antara gambar dan suara
Pengertian AVA : alat bantu yang mengkombinasikan antara suara dan gambar
Fungsi AVA
1. Fungsi Atensi: menarik dan mengarahkan perhatian komunikan untuk berkonsentrasi pada
isi dakwah yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan.
2. Fungsi Kognitif: memperlancar pencapaian, bertujuan untuk memahami dan mengingat
pesan yang disampaikan.
3. Fungsi Kompensatoris: membantu mengakomodasi komunikan yang lemah dan lambat
dalam memahami uji materi dakwah
Ciri-ciri AVA
Rudi Bretz (1977)
1. Suara
2. Visual
3. Gerak : gambar visual, garis, simbol

Delapan 8 klasifikasi media klasifikasi media


1. Media audio audio visual gerak : tv
2. Media audio visual diam : slow-scan tv
3. Media audio semi gerak : tulisan jauh
4. Media visual gerak : film bisu
5. Media visual diam : faximile
6. Media visual semi gerak
7. Media audio : radio
8. Media cetak : koran

1. Omar Hamalik (1985)


Empat (4) klasifikasi media pengajaran :
1. Alat-alat visual yang ditulis: filmstrit, transparansi, micro projection, papan tulis, dan lain-
lain.
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar: phonograph record, radio,
rekaman
3. Alat-alat yang dapat didengar dan dilihat: tv, film, benda-benda tiga dimnsi
4. Dramatisasi, bermain peranan sosidrama, sandiwara dan lain sebagainya.

Gagne
Tujuh (7) pengelompokan media
Benda untuk direkomendasikan:
1. Komunikasi lisan
2. Gambar cetak
3. Gambar diam
4. Gambar gerak
5. Film bersuara
6. Mesin belajar
Cara Penggunaan AVA yang Efisien
1.
1. Digunakan untuk menampilkan rangkuman secara urut
2. digunnakan untuk menampilkan visualisasi statistik dengan mempersiapkan grafik
3. digunakan untuk mengilustrasikan dan menguatkan pendapat
4. Untuk memperjelas ide-ide kita secara nyata
5. Memperhatikan audiens tentang kunci pemikiran
6. Tidak memberikan copian/handout pada peserta
7. Tidak membaca apa adanya
8. Tidak menggunakan copian

PENGERTIAN SCIENCE
Perkataan science (bahasa inggris) berasal dari bahasa Latin yaitu scientis, yang berarti
pengetahuan. Jadi science merupakan pengetahuan, tetapi pernyataan ini sangat luas
cakupannya. Suatu bidang materi ilmu pengetahuan yang luas ini perlu pengkhusussan, yaitu
suatu pengetahuan yang terorganisir yang daat kita sebut “science”.
Perkataan science dalam bahasa Jerman yaitu wisaencheft yang artinya pernyataan kumpulan
pengetahuan diartikan untuk menyampaikan pengertian bahwa ada beberapa organisasi
kumpulan pengetahuan, seperti halnya dengan tubuh manusiasebagai kumpulan bagian-
bagian komponennya yang terorganisir secara sistematik. Tak ada pembatasan untuk
menyatakan secara spesifik terhadap dunia alamiah, tetapi hakekat opservasi dinyatakan
secara spesifik. Sesungguhnya science adalah dunia alamiah atau dunia zat, baik berupa
makhlukhidup maupun benda-benda mati yang dapat diobservasi.
Definisi metode dan observasi yang menekankan pada hakekat science yang dinamis. Selama
orang dapat melanjutkan untuk mengobservasi dan menggunakan metode ilmiah, maka
science merupakan ilmu pengetahuan yang dinamis, tidak statis, baik dalam prinsip maupun
praktek

Anda mungkin juga menyukai