Anda di halaman 1dari 7

|41

Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE)


Volume 01, Nomor 01, 2018, pp: 41-47
p-ISSN: 2621-8747, e-ISSN : 2621- 8755
e-mail: ijnse@untidar.ac.id, website: jom.untidar.ac.id/index.php/ijnse/index

PENGEMBANGAN RESPIROMETER SEDERHANA DARI BAHAN DAUR ULANG

Nur Sholikah1a, Kurnia Widi Rahmawati1b, Setiyo Prajoko1c


1
Pendidikan IPA, Universitas Tidar, Jl. Kapten Suparman No. 39, Magelang, Telp (0293) 364113
e-mail: a)nurboom1@gmail.com

Received:10 Mei 2018 Revised: 10 Juni 2018 Accepted: 29 Juni 2018

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah respirometer sederhana yang terbuat dari bahan daur ulang
untuk pembelajaran praktikum IPA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research
and Development) model 3-D (Define, Design, Develop). Hasil penelitian ini berupa respirometer sederhana dari
bahan daur ulang yang mampu digunakan secara akurat mengukur kecepatan respirasi makhluk hidup. Hasil
pengembangan ini kemudian digunakan untuk mengukur kecepatan respirasi kecambah. Kegiatan pembelajaran
IPA merupakan penemuan sebuah konsep. Resipirometer sederhana ini merupakan peralatan alternatif atas keti-
adaan respirometer pabrik untuk kegiatan praktikum. Kelebihan respirometer daur ulang ini diantaranya adalah
dapat mengukur secara akurat, lebih murah, dan dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Kata Kunci: resipirometer sederhana, bahan daur ulang, praktikum respirasi

PENDAHULUAN bersasarkan Kompetensi Inti tersebut, prak-


tikum IPA merupakan salah satu bagian ter-
Kurikulum 2013 menjelaskan bahwa penting dalam pembelajaran IPA.
kegiatan pembelajaran IPA merupakan Pembelajaran IPA di sekolah tidak dapat
pembelajaran penemuan sebuah konsep. terlepas dari kegiatan praktikum.
Oleh karena itu, pembelajaran IPA lebih Pembelajaran dengan metode praktikum dapat
menekankan pada pemberian pengalaman membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
belajar secara langsung melalui penggunaan atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
dan pegembangan proses. Peraturan sendiri dari pada menerima kata guru atau
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang membaca dari buku (Basri, 2012). Menurut
Standar Nasional Pendidikan menjelaskan Novianti (2011), ada sejumlah alasan pent-
bahwa standar kompetensi lulusan adalah ing mengapa kegiatan praktikum IPA perlu
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan dilaksanakan. Pertama, praktikum dapat
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, membangkitkan motivasi belajar IPA.
dan keterampilan (Kemendikbud, 2013). Sa- Kedua, praktikum mengembangkan ket-
lah satu Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran erampilan dasar melakukan eksperimen. Ke-
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam ku- tiga, praktikum menjadi wahana belajar pen-
rikulum 2013 adalah memahami dan men- dekatan ilmiah. Keempat, praktikum
erapkan pengetahuan (faktual, konseptual, menunjang materi pelajaran.
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin ta- Salah satu Kompetensi Dasar IPA SMP/MTs
hunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, kurikulum 2013 yaitu mengenal konsep en-
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian ergi, berbagai sumber energi, energi dari ma-
tampak mata. Pembelajaran yang paling te- kanan, transformasi energi, respirasi, sistem
pat diterapkan adalah melalui eksperimen pencernaan makanan, dan fotosintesis.
(Kemendikbud, 2013). Dengan demikian

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|42

Ciri-ciri makhluk hidup salah satunya praktikum respirasi ini cenderung diabaikan.
adalah bernapas (respirasi). Sistem pernapasan Sehingga pemahaman konsep tentang ke-
merupakan suatu proses pertukaran gas oksi- cepatan respirasi makhluk hidup tidak utuh.
gen (O2) dan karbondioksida (CO2) pada ma- Oleh karena itu, diperlukan adanya peralatan
khluk hidup (Campbell, N.A., dkk, 2010). alternatif yang dapat digunakan siswa untuk
Menurut Laili (2013), sub materi yang terdapat mengukur laju respirasi secara akurat.
pada sistem pernapasan adalah alat pernapa- Penelitian ini bertujuan untuk
san, mekanisme pernapasan (inspirasi dan ek- menghasilkan produk respirometer sederhana
spirasi), volume pernapasan, mekanisme per- yang berasal dari bahan daur ulang. Produk ini
tukaran gas O2 dan CO2, kelainan atau penya- kemudian digunakan untuk mengetahui laju
kit pada sistem pernapasan manusia dan sistem respirasi kecambah.
pernapasan pada hewan. Oksigen (O2) meru-
pakan komponen gas dan unsur vital dalam METODE PENELITIAN
proses metabolisme. Oksigen memegang
peranan penting dalam semua proses tubuh Metode penelitian yang digunakan dalam
secara fungsional serta kebutuhan oksigen penelitian ini adalah penelitian model 3D
merupakan kebutuhan yang paling utama dan (Define, Design, Develop) (Thiagarajan,
sangat vital bagi tubuh (Imelda, 2009). Oksi- 1974). Tahapan dalam penelitian ini meliputi
gen diperlukan sel untuk mengubah glukosa pendefinisian (Define), desain (Design), dan
menjadi energi yang dibutuhkan untuk pengembangan (Develop).
melakukan berbagai aktivitas, seperti aktivitas 1. Pendefinisian (Define)
fisik, penyerapan makanan, membangun keke- Pada tahap pendefinisian dilakukan ana-
balan tubuh, juga penghancuran beberapa ra-
lisis front-end, analisis tugas, analisis peserta
cun sisa metabolisme (Nikmawati, dkk, 2006).
didik, dan analisis konsep. Analisis front-
Pada tumbuhan berbiji seperti kacang hi-
end bertujuan untuk memunculkan dan
jau, oksigen merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi proses perkecambahan. Oksi- menetapkan masalah dasar yang dihadapi
gen berperan pada proses respirasi. Respirasi dalam pembelajaran. Permasalahan dasar
tanaman merupakan proses perombakan gula pada penelitian ini adalah konsep respirasi
(karbohidrat) hasil fotosintesis menjadi ATP yang dipelajari melalui praktikum tidak ber-
sebagai sumber energi utama untuk melakukan jalan sebagai mana mestinya karena
aktivitas absorpsi, transpirasi, transportasi, keterbatasan alat praktikum. Analisis tugas
pembelahan sel, pembungaan maupun fotosin- bertujuan untuk mengidentifikasi
tesis. Fungsi utama respirasi adalah dalam keterampilan akademik utama yang
rangka memproduksi energi melalui metabo- ditugaskan oleh pemerintah. Konsep
lisme aerobik dalam hal tersebut terkait respirasi tercantum pada Kompetensi Dasar
dengan konsumsi oksigen (Santoso, 2009). IPA SMP/MTs kurikulum 2013 yaitu
Kurangnya ketersediaan oksigen akan mem- mengenal konsep energi, berbagai sumber
perlambat laju respirasi sehingga dapat meng- energi, energi dari makanan, transformasi
hambat perkecambahan pada biji. Oleh karena energi, respirasi, sistem pencernaan ma-
itu, untuk mengetahui volume oksigen yang kanan, dan fotosintesis. Analisis peserta
dibutuhkan kecambah dalam melakukan didik bertujuan untuk mengetahui peserta
respirasi yaitu dengan menggunakan respi- didik yang mendapatkan materi ini. Peserta
rometer. didik yang mendapatkan materi respirasi
Respirometer merupakan alat yang adalah siswa SMP kelas VIII. Terakhir ana-
digunakan untuk mengukur laju respirasi pada lisis konsep yang bertujuan untuk mengiden-
organisme atau tumbuhan yang berukuran
tifikasi konsep-konsep dalam pengukuran
kecil. Konsep tentang respirasi tersebut dapat
volume oksigen yang dibutuhkan serangga
diperoleh melalui praktikum dengan men-
atau tanaman menggunakan respirometer.
gukur kecepatan respirasi makhluk hidup. Bi-
asanya pada praktikum ini menggunakan Konsep yang dipelajari adalah laju respirasi
respirometer buatan pabrik. Namun bagi pada makhluk hidup.
sekolah tertentu yang tidak memiliki peralatan
laboratorium yang memadahi, maka kegiatan 2. Desain (Design)

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|43

Pada tahap desain bertujuan untuk Memberi lubang ditengah-tengah plastisin


menghasilkan rancangan respirometer seder- sebagai jalan masuknya sedotan (4)
hana dari bahan daur ulang. Meneteskan sedikit eosin dibagian ujung
Alat dan Bahan sedotan.
Adapun alat yang digunakan dalam d. Pengamatan
penelitian ini terdiri atas bahan daur ulang. Mengamati pergerakan eosin yang
Pertama adalah botol kaca bekas minuman berada didalam sedotan setiap 2 menit.
yang digunakan sebagai tempat meletakkan Kemudian mengukur perpindahan eosin dari
kecambah kacang hijau, kedua adalah pangkal sedotan sampai ujung eosin dengan
sedotan berdiameter 0,5 cm dengan panjang menggunakan penggaris. Kemudian
14 cm. Ketiga adalah penggaris sebagai alat menuliskan data hasil pengamatan kedalam
untuk mengukur pergerakan eosin. Keempat tabel pengamatan.
adalah neraca analitik yang digunakan untuk
menimbang massa kecambah. Kelima
adalah plastisin yang berfungsi untuk
menutup botol sekaligus sebagai perekat
antara botol dan sedotan.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini yang pertama adalah
kecambah kacang hijau yang digunakan
Gambar 1. Respirometer sederhana dari ba-
sebagai objek penelitian. Kedua adalah
han daur ulang
kapur sirih. Ketiga adalah plastisin yang
digunakan untuk menutup mulut botol.
Setelah respirometer siap diguna-
Keempat adalah vaselin, dan yang kelima
kan, selanjutnya melakukan uji coba untuk
adalah eosin yang merupakan cairan
mengukur laju respirasi pada kecambah
berwarna yang biasa digunakan untuk
kacang hijau. Setelah mendapat data hasil
penelitian.
percobaan, dilakukan perhitungan. Perhi-
tungan ini dilakukan dengan menggunakan
3. Pengembangan (Develop)
rumus volume sedotan yang berbentuk
Pada tahap ini dilakukan pembuatan
silinder:
respirometer sederhana dari bahan daur
V = La x s
ulang dengan urutan sebagai berikut.
Keterangan:
a. Persiapan alat dan bahan
V = volume (cm3)
Menyiapkan alat dan bahan yang
La = luas alas (cm2)
akan digunakan yaitu botol kaca, sedotan
s = jarak perpindahan eosin (cm)
berdiameter 0,5 cm, penggaris, neraca
analitik, kecambah, kapur sirih, plastisin dan
Desain penelitian secara umum
eosin.
tersaji pada Gambar 2.
b. Penimbangan
Menimbang kecambah dengan
menggunakan neraca analitik. Memvariasi
massa kecambah yaitu sebesar 2 gram, 4
gram, 6 gram, 8 gram dan 10 gram.
c. Perangkaian alat
Merangkai alat untuk percobaan
yaitu respirometer sederhana dari bahan
daur ulang. Adapun langkah-langkah
membuatnya yaitu: (1) Memasukkan Analisis Front-end, ana-
kecambah kedalam botol; (2) Menutup lisis tugas, analisis peserta Define
mulut botol kaca dengan plastisin. Pastikan didik, analisis konsep
mulut botol kaca telah tertutup rapat; (3)
Rancangan Respirometer
Design
Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1 Respirometer
Pembuatan

Uji Coba
|44

karena tumbuhan yang berklorofil juga


melakukan fotosisntesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini berupa respirometer se-
derhana yang berasal dari bahan daur ulang
lengkap dengan skalanya. Respirometer ini
Gambar 2. Desain Penelitian dan kemudian digunakan untuk mengamati
Pengembangan Respirometer dari Bahan respirasi pada kecambah kacang hijau. Ber-
Daur Ulang dasarkan hasil observasi diperoleh data yang
tersaji pada Tabel 1.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Tabel 1. Hasil Pengamatan Laju Respirasi
21 Maret 2018 di Laboratorium IPA Univer- pada kecambah Kacang Hijau.
sitas Tidar, Jl. Kapten Suparman No. 39,
Magelang. Massa Perpindahan (cm)
Pengambilan Sampel No
(gr) 2 menit 4 menit 6 menit
Pengambilan sampel kecambah 1 2 1 cm 2 cm 3.2 cm
kacang hijau dilakukan secara acak atau 2 4 1.9 cm 3.1 cm 3.8 cm
cacah tanpa adanya kualifikasi tertentu dari 3 6 2 cm 3.2 cm 4 cm
ukuran kecambah. 4 8 2.8 cm 3.5 cm 5.9 cm
Cara Pengukuran 5 10 3.5 cm 5 cm 6.5 cm
Cara pengukuran pada penelitian ini
dilakukan dengan mengukur pergerakan Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa
eosin yang berada didalam sedotan. jarak perpindahan eosin masing-masing
Perpindahan eosin diukur dari pangkal bervariasi. Semaki besar massa kecambah
sedotan sampai ujung eosin dengan semakin Panjang perpindahan eosinnya. Se-
membaca skala yang berada pada sedotan. lanjutnya dilakukan perhitungan untuk
Parameter Pengamatan mengetahui rata-rata kecepatan respirasi ke-
Adapun parameter pengamatan pada cambah yang tersaji pada Tabel 2.
penelitian ini adalah Perpindahan eosin
(cm), diukur dari pangkal sampai ujung Tabel 2. Rata-rata kebutuhan oksigen ke-
cairan eosin. cambah
Analisis Data
Volume ( cm3/s) Rata-
Pada percobaan ini, kami menggunakan Massa rata
No 2 4 6
kapur sirih yang bertujuan untuk mengikat (gr)
menit menit menit
CO2 agar kecambah dapat bergerak. Pada se- 1 2 1.143 6.800 7.73 5.22
tiap persambungan alat harus diolesi dengan 2 4 12.40 11.20 9.33 10.97
vaselin. Hal ini dilakukan agar tidak ada 3 6 13.60 11.60 9.90 11.70
udara yang keluar masuk. Kemudian 4 8 20.00 12.80 14.93 15.91
menempatkan respirometer pada banta- 5 10 26.40 17.18 16.53 20.04
lannya, lalu memasukkan sedikit eosin di
ujung pipa kapiler (sedotan), yang bertujuan Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui
untuk melihat pergerakan udara yang dihisap rata-rata kebutuhan oksigen semakin tinggi
oleh kecambah. berbanding lurus dengan massa kecambah
Tanaman yang di uji cobakan adalah yang dimasukkan pada tabung respirometer
tanaman kecambah yang belum memiliki sederhana.
klorofil, apabila menggunakan tumbuhan Pengembangan peralatan praktikum
yang sudah memiliki klorofil maka akan respirasi menggunakan bahan daur ulang
lebih sulit untuk mengamati laju respirasinya telah berhasil mengukur respirasi pada

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|45

kecambah kacang hijau. Prajoko et all sempurna tetapi sudah bisa melakukan
(2017) menyatakan bahwa peralatan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil
praktikum dapat dibuat dari bahan daur percobaan yang telah diamati dimana
ulang sebagai alternatif peralatan praktikum kecambah kacang hijau sebagai bahan
jika peralatan praktikum utama tidak percobaan mampu melakukan respirasi. Hal
tersedia atau susah didapatkan. Sementara ini sesuai dengan Anggrahini (2009) yang
Brahim (2007); Subamia et al (2014) menyatakan bahwa kacang hijau yang baru
menyatakan bahwa kegiatan praktikum tidak berkecambah belum banyak melakukan
selalu dilakukan menggunakan peralatan fotosintesis sehingga lebih banyak
laboratorium buatan pabrik, alam sekitar melakukan respirasi untuk membakar
menyediakan fasilitas terbaik jika kita mau makanan yang terdapat pada endosperma.
berinovasi. Pernyataan ini juga di dukung kecambah melakukan pernapasan untuk
oleh Murniati & Mustika (2012) yang mendapatkan energi yang dilakukan dengan
menyatakan bahwa siswa akan menjadi lebih melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan
kreatif dalam praktikum dengan yang diserap/diperlukan dan menghasilkan
memanfaatkan lingkungan sekitar untuk gas karbondioksida (CO2), air (H2O) dan
peralatan praktikum. Dengan demikian sejumlah energi. Pada dasarnya, proses
respirometer sederhana dari bahan daur respirasi bertujuan untuk mendapatkan
ulang yang diambil dari lingkungan sekitar energi yang digunakan dalam metabolisme
siswa ini menjadi solusi praktikum respirasi dan proses pertumbuhan serta
jika perlatan utama respirometer pabrik tidak perkembangan untuk menjadi sebuah
tersedia. tanaman dewasa. Semakin besar suatu
Pada pengamatan ini digunakan alat tanaman, maka makin besar pula
yang disebut respirometer, alat ini berfungsi kebutuhannya akan energi sehingga dalam
untuk mengukur jumlah oksigen yang respirasinya memerlukan oksigen yang
diperlukan dalam respirasi. Di dalam tabung banyak pula. Hal tersebut sesuai dengan
respirometer diletakan kapur sirih di bawah Haryanti & Budihastuti (2015) dan
kecambah kacang hijau. Kapur sirih ini akan Anggraini & Sukardi (2017) yang
mengikat karbon dioksida yang dihasilkan menyatakan bahwa semakin besar ukuran
kecambah kacang hijau. Sehingga volume dan massa organisme berbanding lurus
udara dalam tabung akan berkurang seiring dengan kebutuhan oksigen untuk respirasi.
dengan berkurangnya oksigen untuk respirsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Sementara itu karbon dioksida yang proses respirasi suatu organisme antara lain:
dikeluarkan langsung bereaksi dengan kapur umur/usia organisme tersebut, bobot dari
sirih menjadi senyawa lain. Dengan kegiatan yang dilakukan, ukuran organisme
demikian volume udara didalam tabung itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta
terus berkurang dan menyebabkan tekanan cahaya juga mempengaruhi rata-rata
udara di dalam tabung meningkat. Perbedaan pernapasan. Untuk mengetahui bahwa
tekan udara inilah yang menyebabkan kecambah kacang hijau melakukan respirasi
bergerak masuknyanya larutan eosin yang atau tidak, maka kita dapat mengamati
diletakkan di ujung pipa. Pergerakan eosin tabung respirometer. Jika kecambah kacang
inilah yang menjadi dasar perhitungan hijau dalam tabung berespirasi maka kita
kebutuhan oksigen tiap menitnya. akan menemukan uap air yang menempel
dalam tabung respirometer, tetapi jika tidak
Respirometer dari bahan daur ulang ini ada uap air itu artinya kecambah kacang
dapat mengukur kecepatan respirasi hijau tidak berespirasi. Adanya uap air
kecambah kacang hijau. Alasan mengapa dijadikan indikator respirasi karena dalam
bahan yang digunakan adalah kecambah proses respirasi akan dilepaskan karbon
kacang hijau, karena tumbuhan ini dioksida dan uap air. Dalam pengamatan ini
merupakan suatu organisme yang walaupun kita harus teliti dalam mengoleskan malam
ia masih belum berkembang dengan pada sumbat, jangan sampai ada rongga

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|46

udara yang masih terbuka karena hal ini bisa di lingkungan sekitar. Jurnal Pen-
mengganggu pengamatan. didikan Penabur, 9(6), 37-49.
Respirasi aerob pada pengukuran Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A.,
respirasi kecambah berarti diperlukan
Cain, M.L., Wasserman, S.A., Mi-
oksigen dan dihasilkan karbodioksida serta
energi. Sedangkan respirasi anaerob berarti norsky, P.V. & Jacson, R.B. 2010.
respirasi dengan kadar oksigen yang kurang Biologi Edisi Kedelapan Jilid III.
atau tidak dan dihasilkan senyawa selain Jakarta: Erlangga.
karbodioksida seperti alkohol, asetildehida Haryanti, S., & Budihastuti, R. (2015).
atau asam asetat dengan sedikit energi. Laju Morfoanatomi, Berat Basah Ko-
respirasi dapat diketahui dari waktu yang tiledon dan Ketebalan Daun Ke-
digunakan kecambah kacang hijau untuk
cambah Kacang Hijau (Phaseolus
menarik eosin, sedangkan banyaknya
oksigen yang diperlukan selama proses vulgaris L.) pada Naungan yang
respirasi dapat diketahui dari sejauh mana Berbeda. BULETIN ANATOMI
eosin berpindah. DAN FISIOLOGI dh SEL-
LULA, 23(1), 47-56.
SIMPULAN Imelda, F. 2009. Oksigenasi dan Proses
Keperawatan. Sumatera: Universi-
Respirometer sederhana dapat dibuat tas Sumatera Utara.
dengan menggunakan bahan daur ulang.
Dari hasil pengamatan respirasi kecambah Kemendikbud. 2013. Peraturan
dengan resirometer sederhana, dapat disim- Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
pulkan bahwa semakin besar massa kecam- tentang Standar Nasional Pendidi-
bah semakin besar pula oksigen yang diper- kan. Jakarta: Kementerian Pendidi-
lukan kecambah untuk berespirasi. kan dan Kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA Laili, J. 2013. Pengembangan Bahan Ajar


Berbasis Web Materi Sistem Perna-
Anggrahini, S. (2009). Pengaruh Lama Pen- pasan Kelas XI IPA SMA Al-Rifa’ie
gecambahan terhadap Kan- Gondanglegi-Malang. Malang:
dungan-Tokoferol dan Senyawa Universitas Negeri Malang.
Proksimat Kecambah Kacang Hijau Murniati, N. A. N., & Mustika, I. (2012).
(Phaseolus radiatus Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
IPA-Fisika Melalui Pembelajaran
L.). Agritech, 27(4). Praktikum dengan Memanfaatkan
Alat dan Bahan di Lingkungan
Anggraini, T. A., & Sukardi, M. P.
Sekitar pada Siswa Kelas VII SMP
(2017). Pengaruh Suhu dan Berat Negeri 4 Kragan Rembang Tahun
Terhadap Konsumsi Oksigen Elver Ajaran 2008/2009. Jurnal
(Anguilla sp.) (Doctoral disserta- Penelitian Pembelajaran
tion, Universitas Gadjah Mada). Fisika, 2(1/April).
Nikmawati, W. Hardjoeno. 2006. Resistensi
Basri, M. (2012). Perancangan Pembelaja- Mycobacterium tuberculosis ter-
ran. Bandarlampung: Unila. hadap Obat Anti Tuberculosis. In-
donesian Journal of Clinical Pathol-
Brahim, T. K. (2007). Peningkatan hasil ogy and Medical Laboratory.
belajar sains siswa kelas IV sekolah
Novianti, N. R. (2011). Kontribusi pengel-
dasar, melalui pendekatan pem-
olaan laboratorium dan motivasi
anfaatan sumber daya alam hayati belajar siswa terhadap efektivitas

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|47

proses pembelajaran. Jurnal Pen-


didikan MIPA. Edisi khusus, 1, 158- Subamia, I. D. P., Wahyuni, I. G. A. N. S., &
166. Widiasih, N. N. (2014). Pengem-
bangan Perangkat Penunjang Prak-
Prajoko, S., Amin, M., Rohman, F., & tikum IPA SMP Berbasis Ling-
Gipayana, M. (2017). The usage of kungan. Jurnal Pendidikan dan
recycle materials for science practi- Pengajaran, 47(1).
cum: is there any effect on science Thiagarajan, S.D., Semmel, M.L. (1974).
process skills?. International Journal Intructional Development for
of Evaluation and Research in Edu- Teacher of Exceptional Children. A
cation (IJERE), 6(1), 1-8. Source Book Bloomington: Center
For Innovation on Teaching the
Santoso. 2009. Bahan Ajar Fisiologi He-
Handicap.
wan. Padang: Universitas Andalas.

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai