Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Difusi Plasmolisis Osmosis

Dosen Pengampu :

Dr. Elsa Lisanti, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 20

Aulia Rifdah Tsabitah (1308621055)

Jefri Aprialdi (1308621031)

Prodi Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2021
PRAKTIKUM II

DIFUSI, OSMOSIS, DAN PLASMOLISIS

PENDAHULUAN

Difusi adalah suatu proses berpindahnya suatu zat dari tempat dengan konsentrasi yang lebih
tinggi ke tempat dengan konsentrasi zat yang lebih rendah. Difusi zat terlarut dari suatu larutan
ke dalam larutan lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran dengan permeabilitas
tertentu yaitu permeabel untuk zat tersebut. Permeabilitas dari membran tersebut ada 3 macam,
yaitu:

1. Impermeable (tidak permeabel), yaitu membran yang tidak dapat dilalui oleh air
maupun zat terlarut di dalamnya.
2. Permeable, yaitu membran yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu yang terlarut
di dalamnya.
3. Semi permeable, yaitu membran yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat
dilalui oleh zat terlarut, misalnya membran sitoplasma.

Difusi dari pelarut misalnya air melalui membran yang semi permeabel dari tempat dengan
konsentrasi pelarut lebih tinggi ke tempat dengan konsentrasi pelarut lebih rendah disebut
osmosis. Pada sel tumbuhan, dinding sel yang terdiri atas selulosa bersifatpermeabel terhadap
air dan zat-zat terlarut, sedangkan membran sitoplasma bersifat semi permeabel. Jadi jika sel
tadi disimpan dalam air suling, akan berosmosis melalui sitoplasma ke dalam vakuola, karena
vakuola berisi cairan yang mengandung zat-zat terlarut, sehingga hipertonis terhadap air.
Adanya air yang masuk tadi, akan terjadi tekanan dari dalam vakuola kepada membran plasma
dan dinding sel yang disebut turgor. Sebaliknya, jika sel ditempatkan dalam larutan gula
dengan konsentrasi tinggi, maka air akan keluar dari vakuola sehingga membran sitoplasma
akan mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Hal yang demikian dikatakan bahwa sel
mengalami Plasmolisis. Untuk mengamati proses difusi, digunakan larutan HCl dan
NH4OH(untuk difusi gas) dan tinta merah dan biru (untuk difusi zat cair), sedangkan untuk
mengamati proses osmosis dan turgor, digunakan daging buah papaya mentah. Untuk
mengamati proses plasmolisis digunakan sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor. Tumbuhan
ini mempunyai daun yang tidak bertangkai dengan letak basar rozet, permukaan atas daun
berwarna hijau sedangkan permukaan bawah daun berwarna ungu. Dalam proses pencernaan
karbohidrat yang terjadi di dalam usus, antara lain dilakukan oleh enzim-enzim dari kelenjar
pankreas yaitu enzim karbohidrase yang terdiri dari amilopsin dan maltase dengan proses
sebagai berikut:

Tepung galaktosa + glukosa

(Polisakarida) Karbohidrase dari pancreas (Monosakarida)


TUJUAN

Untuk mengamati proses terjadinya difusi, osmosis, dan plasmolisis.

METODE PENELITIAN
Dikarenakan pandemi covid-19, dan tidak dimungkinkannya untuk melaksanakan kegiatan
praktikum di laboratorium, maka dari itu kami menggunakan metode praktikum melalui video
Youtube.

PROSEDUR

KEGIATAN 1. DIFUSI GAS

ALAT & BAHAN :

1. Alat difusi gas


2. Kawat/lidi
3. Gunting
4. Piala kimia
5. Stopwatch
6. Pipet tetes (2 buah)
7. Kertas lakmus merah dan biru
8. Larutan HCl dan NH4OH
9. Kertas saring/isap
10. Sumbat karet

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Buat potongan-potongan lakmus merah dan biru sepanjang 1 cm, masingmasing 10


potong.
2. Letakkan potongan lakmus tersebut berselang-seling ke dalam tabung difusi dalam
keadaan sejajar.
3. Pada kedua ujung tabung letakkan potongan kertas isap sebanyak 2 – 3 lapis yang sama
ukurannya.
4. Siapkan pipet dan larutan HCl pada salah satu ujung tabung dan pipet lain dengan
larutan NH4OH di ujung yang lain.
5. Pada saat yang bersamaan beri 2 – 5 tetes HCl pada kertas isap ujung tabung yang satu
dan 2 – 5 tetes larutan NH4OH pada kertas isap ujung yang lain, kemudian tutup dengan
sumbat karet.
6. Catat setiap saat terjadinya perubahan warna kertas lakmus.
7. Buat analisis kesimpulan.
HASIL

Hasil pengamatan percobaan di atas disajikan seperti tabel di bawah ini:

Tabel 1. Perubahan Warna Kertas Lakmus Merah dan Biru pada Difusi Zat Gas

Senyawa Perubahan Kertas Lakmus Waktu/Menit

Kertas ke-1 Biru ke Merah 50 detik

HCL Kertas ke-3 Biru ke Merah 8,39 menit


tetapi hanya sebagian yang
muncul

Kertas ke-10 Merah ke Biru 25 detik

NH4OH Kertas ke-8 Merah ke Biru 1.40 menit

Kertas ke-6 Merah ke Biru 3.48 menit

Kertas ke-4 Merah ke Biru 6.33 menit

Total waktu perubahan warna pada semua kertas lakmus adalah 21,55 menit.

ANALISIS :

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, penggunaan lakmus ditujukan untuk mengetahui jarak
perpindahan zat per-waktu saat berdifusi. Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu
gas dengan molekul lainnya yang terjadi secara berangsur-angsur atau secara sedikit demi
sedikit. Pada percobaan difusi gas ini juga terjadi secara baernagsur-angsur atau sedikit demi
sedikit, tidak semuanya langsung bereaksi tetapi melalui tahapan. Seperti yang kita ketahui
bahwa HCL bersifat asam kuat yang akan mengubah warna lakmus biru menjadi merah dan
NH4OH memiliki sifat basa kuat yang akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru. Pada
percobaan yang dilakukan di tabel di atas, terdapat 1.5 kertas lakmus biru yang berubah warna
menjadi merah, selain itu terdapat 4 lakmus merah yang berubah warna menjadi biru. Sehingga
didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa difusi gas NH4OH akan lebih cepat daripada HCL.
Asam kuat akan lebih sulit untuk melepaskan ionnya daripada basa lemah, sehinggga difusi
gas NH4OH lebih cepat daripada HCL. Karena kecepatan rata-rata dari gas ringan lebih besar
daripada dari gas berat. Jadi gas ringan akan berdifusi lebih cepat dari pada gas yang lebih
berat.
KESIMPULAN:

Dapat disimpulkan difusi gas NH4OH lebih cepat dari HCL. Dikatakan lebih cepat karena gas
yang lebih ringan akan berdifusi lebih cepat daripada gas yang lebih berat, karena HCL
memiliki masa molekul relative yang lebih besar, maka akan berdifusi lebih lambat.

KEGIATAN 2. DIFUSI ZAT CAIR

ALAT & BAHAN :

1. Alat/tabung difusi zat cair


2. Piala kimia
3. Pipet tetes
4. Sumbat karet
5. Stopwatch
6. Tinta merah dan biru
7. Air

PROSEDUR PELAKSANAAN :

1. Tutup kedua ujung tabung difusi zat cair dengan sumbat karet.
2. Isi tabung tersebut dengan air melalui sebuah lubang dan usahakan agar
tidak ada gelembung udara.
3. Pada saat yang bersamaan, masukkan 5 – 10 tetes tinta pada ujung tabung
yang satu dan 5 – 10 tetes tinta biru pada ujung tabung yang lain.
4. Catat jarak yang dicapai oleh tiap zat cair setiap 10 menit sampai terjadi
pertemuan.
5. Catat perubahan yang terjadi.
6. Buat analisis dan kesimpulan.

DISKUSI :

1. Sebutkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya


proses difusi?

• Perbedaan Konsentrasi, semakin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, maka
semakin besar proses difusi yang terjadi.
• Jarak tempat berlangsungnya difusi, semakin dekat jarak tempat terjadinya difusi,
maka semakin cepat proses difusi yang terjadi.
• Area Tempat berlangsungnya Difusi, semakin luas area difusi, maka semakin cepat
proses difusi terjadi
• Suhu, semakin tinggi maka difusi semakin cepat
• Berat Massa, semakin besar maka difusi semakin lambat
• Kelarutan dalam medium, semakin besar maka difusi makin cepat

2. Berdasarkan hasil percobaan saudara, mana yang lebih cepat antara difusi
gas dan difusi zat cair? Mengapa demikian? Jelaskan!

Pada menit ke-8 diketahui jarak yang berhasil di tempuh difusi gas dengan gas
NH4OH adalah 11 cm dan pada difusi zat cair dengan Zat cair tinta merah adalah 8,5
cm. Hasil ini menunjukkan bahwa difusi gas lebih cepat daripada difusi zat cair. Hal
ini dikarenakan salah satu factor dari kecepatan difusi adalah besar partikel dan
pertikel pada zat cair lebih besar dari pada partikel pada gas.

3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam membran permeabilitas?

• Membran impermeable, membran ini tidak dapat dilalui oleh air maupun zat terlarut
di dalamnya.
• Membran permeable, membrane ini dapat di lalui oleh air maupun zat tertentu yang
terlarut di dalamnya.
• Membran Semi permeable, membrane yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak
dapat di lalui oleh zat terlarut.

4. Jelaskan, apakah hanya molekul yang berukuran kecil yang dapat


berdifusi?

Difusi hanya dapat terjadi pada zat yang larut dalam lemak, seperti hormone stroid
dan zat lainnya yang berukuran kecl. Sedangkan zat-zat yang berukuran besar seperti
glukosa, asam amino dan lain-lain tidak dapat menembus membrane secara langsung
melainkan memerlukan protein integral atau transporter lainnya.

5. Waktu yang diperlukan sampai terjadinya pertemuan tinta merah dan biru adalah 20
menit
HASIL:

Hasil pengamatan percobaan di atas disajikan seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2. Pergerakan Tinta Merah dan Biru pada Difusi Zat Cair

Zat Cair Waktu/ 10 menit Jarak

1 11.5

Tinta Merah 2 16.5

3 21

4 24

1 12.5

Tinta Biru 2 17

3 19

4 20.3

Waktu yang diperlukan sampai terjadinya pertemuan tinta merah dan biru adalah

20 menit

ANALISIS:

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, ketika tinta di teteskan ke dalam air pada ujng
tabung difusi zat cair, maka tinta akan bergerak secara perlahan dari tempat tetesan awal yang
berkonsentrasi tinggi menuju keseluruhan air agar terjadi kesetimbangan dengan jarak tertentu
ketika tinta tersebut di teteskan ke dalam air melalui lubang yang ada di masing-masing ujung
tabung. Di awal pada menit ke-10 dan menit ke-20 terlihat tinta biru lebih cepat. Namun setelah
lewat 20 menit tinta merah lebih cepat dibanding dengan tinta biru. Hal ini disebabkan semakin
pekat larutannya maka konsentrasinya pun akan semakin tinggi, oleh sebab itu tinta biru
konsentrasinya jauh lebih pekat dibanding tinta merah, atau lebih hipertonis. Selain itu, difusi
zat cair lebih lambat daripada difusi gas karena ikatan molekul pada zat gas tidak serapat atau
sekuat ikatan molekul pada zat cair. Zat yang bermolekul besar tidak dapat berdifusi karena
tidak bisa menembus membran secara langsung.
KESIMPULAN:

Dapat disimpulkan bahwa tinta biru berdifusi lebih cepat dari tinta merah, konsentrasinya jauh
lebih pekat, bahwa semakin besar konsentrasi zat maka frekuensi partikel yang bertabrakan
satu sama lain semakin tinggi.sei=hingga tinta biru lebih cepat berdifusi.

KEGIATAN 3. PLASMOLISIS

ALAT & BAHAN :

1. Mikroskop cahaya
2. Object glass dan cover glass
3. Silet yang tajam
4. Kertas isap
5. Daun Rhoeo discolor
6. Air suling
7. Larutan gula 10%
8. sayatan
9. Tetesan larutan gula
10. kertas saring/isap
11. kaca penutup
12. kaca objek

PROSEDUR PELAKSANAAN :

1. Dengan menggunakan pisau/silet yang tajam, buat sayatan setipis mungkin pada
permukaan bawah dari daun Rhoeo discolor yang berwarna ungu dan letakkan di atas
kaca objek yang telah diberi 1 tetes air suling. Tutup dengan kaca penutup dan usahakan
jangan sampai ada gelembung udara pada sekitar objek.

Gambar 9. Cara Meletakkan Sayatan Daun Rhoeo discolor pada Kaca Objek

2. Amati sel-sel yang berwarna ungu dari sayatan daun tersebut di bawah mikroskop
dengan perbesaran 20x, kemudian gambar sel-sel yang terlihat.
3. Beri 1 – 2 tetes larutan gula 10% di dekat salah satu sisi kaca penutup sambal hisap air
yang berlebihan dengan kertas isap/saring di sisi kaca penutup yang berlawanan (lihat
gambar 9) dan biarkan selama 10 menit.
4. Amati sekarang sel-sel yang berwarna ungu tadi, dan catat perubahan yang terjadi pada
sitoplasma sel-sel tersebut.
5. Gambarkan sel-sel sebelum percobaan (dalam air suling) dan setelah percobaan (dalam
larutan gula 10%).
6. Buat analisis dan kesimpulan.

DISKUSI :

1. Mengapa semakin tinggi konsentrasi zat perendam, semakin banyak sel yang
terplasmolisis? Jelaskan!

Karena perbedaan konsentrasi yang semakin tinggi mengakibatkan difusi air keluar
sel semakin cepat dan semakin banyak untuk mencapai isotonis. Akhirnya menjalar
ke seluruh sel yang direndam yang hipotonis terhadap perendam.

2. Mungkinkah sel yang telah mengalami plasmolisis akan dapat Kembali pada keadaan
semula? Jelaskan!

Mungkin, bila sel yang mengalami plasmolisis ditempatkan pada larutan dengan
konsentrasi lebih rendah (hipotonis) daripada sitoplasma yang terplasmolisis. Maka
air akan kembali berosmosis ke dalam sel. Sehingga sel kembali pada bentuk semula.

HASIL PENGAMATAN :

Gambar 10. Sel dalam Air Suling Gambar 11. Sel dalam Larutan Gula 10%

PERUBAHAN YANG TERJADI :

• Sel dalam air suling mengembang karena vakoula terisi air. Pigmen warna ungu
menjadi lebih jelas terlihat.
• Sel dalam larutan gula 10% menjadi mengkerut. Pigmen warna ungu memudar, terlihat
lebih jelas dan membran plasma menjauhi dinding sel.
ANALISIS:

Dari hasil percobaan plasmolisis, diketahui bahwa daun Rhoeo discolor mengalami plasmolisis
dalam larutan gula 10%. Pada saat menggunakan air suling, sel daun terlihat normal, sedikit
mengembang dan pigmen warna ungu terlihat jelas. Pada sel daun yang ditetesi larutan gula
10%. Konsentrasi zat yang ada di luar sel hipertonik dibandingkan dalam sel. Ini
mengakibatkan sel daun kehilangan air, sehingga sel mengkerut, pigmen berwarna ungu pudar,
menjauhi dinding sel, dan sitoplasma memudar.

KESIMPULAN :

Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran plasma dan dinding sel akibat keluarnya air
dari dalam sel. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan berada dalam larutan hipertonik.
Plasmolisis dapat kembali ke keadaan semula jika sel ditempatkan di larutan yang hipertonis.
DAFTAR PUSTAKA

Kimbal, J. W. Biology. Addison Wesley Publ. Co. Reading Massachusetts. Sihombing, Betsy.
et al., 2000. Panduan Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Jakarta. Jakarta.

Campbell, N.A., dan J.B. Reece. 2008. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Kimbal, John W. 1998. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga Permana, Irvan.2009. Memahami
Kimia SMA Kelas XI. Bandung : Armico

Brady, James.E.2000.Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Satu. Jakarta: Binarupa
Aksara.

Anggraeni, Yunita.2014.Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Tumbuhan “Difusi”.


https://www.academia.edu/11697243/difusi. Diakses pada 23 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai