0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
389 tayangan26 halaman
Laporan praktikum zoologi vertebrata ini membahas morfologi, anatomi, dan sistem organ katak spesies Rana speciosa. Praktikum ini meliputi pengamatan struktur luar dan sistem organ dalam katak melalui seksi, serta studi tentang enkefalon katak. Hasilnya berupa gambar dan foto bagian tubuh, sistem organ, serta struktur otak katak.
Laporan praktikum zoologi vertebrata ini membahas morfologi, anatomi, dan sistem organ katak spesies Rana speciosa. Praktikum ini meliputi pengamatan struktur luar dan sistem organ dalam katak melalui seksi, serta studi tentang enkefalon katak. Hasilnya berupa gambar dan foto bagian tubuh, sistem organ, serta struktur otak katak.
Laporan praktikum zoologi vertebrata ini membahas morfologi, anatomi, dan sistem organ katak spesies Rana speciosa. Praktikum ini meliputi pengamatan struktur luar dan sistem organ dalam katak melalui seksi, serta studi tentang enkefalon katak. Hasilnya berupa gambar dan foto bagian tubuh, sistem organ, serta struktur otak katak.
II. TUJUAN : 2.1 Mengamati struktur morfologi dan anatomi hewan yang termasuk pada kelas Amphibia (Rana sepeciosa) 2.2 Untuk mengetahui encephalon pada Amphibia (Rana sepeciosa)
III. DASAR TEORI Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang artinya kehidupan. Dan amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Amphibi merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas di udara. Ada 3 bangsa dalam kelas amphibian, yaitu Ordo Caudata (Urodela), adalah amphibia yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk seperti bengkarung (kadal). Beberapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang, sedang jenis-jenis lain insangnya hilang, Ordo Salienta (Anura), pandai melompat, pada hewan dewasa tidak ada ekor. Hewan dewasa bernapas dengan paru-paru. Kaki dan skeleton sabuk tumbuh baik. Fertilisasi eksternal. Ordo Apoda (Gymnophiana), tengkorak kompak, banyak vertebrae, rusuk panjang, kulit lunak dan menghasilkan cairan yang merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang dapat ditonjolkan keluar. Dalam mempelajari ciri-ciri amphibian, dibedakan atas kepala, badan dan anggota gerak. Kepala berbentuk segitiga , dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih kurang seperti bulan sabit. Rahang bawah tidak bergerigi, rahang atas bergerigi atau tidak. Pada umumnya vomer bergigi, kedudukan vomer terhadap nares posterior sangat penting untuk diidentifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah yang melekat pada dasar bawah bagian anterior. Lubang hidung satu pasang terletak dekat ujung moncong mata besar dan mata atas yang tebal berdaging dan kelopak mata bawah yang lebih tipis. Di sebelah ventro caudal mata terdapat selaput pendengar yang lebar dan jelas dapat pula tertutup kulit sehingga bentuknya tidak jelas yang disebut membran tympanum. Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Amphibia mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut: 1. tubuhnya diselubungi kulit yang berlendir, 2. merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm, 3. amphibimempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu bilik, 4. mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yangterdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang diair, 5. matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yangsangat berfungsi saat menyelam di dalam air, 6. pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit, 7. hidungnya mempunyai katup yang berfungsi untuk mencegah air masuk ke dalamrongga mulut ketika menyelam, 8. berkembang biak dengan cara melepaskan telurnyadan dibuahi oleh jantang di luar tubuh induknya, yang disebut dengan pembuahan eksternal. Amphibia adalah hewan berdarah dingin yang mampu menyesuaikan cara hidupnya dengan lingkungan. Di daerah beriklim sedang, bila musim dingin tiba, hewan ini bersembunyi di mana saja, misalnya mengubur diri dalam lumpur parit, dikubanan atau di tanah yang basah di antara batu batuan. Selama tidur pada waktu musim dingin, hewan ini tidak makan, dan sedikit pertukaran udara yang dibutuhkannya, yang berlangsung melalui kulitnya.
IV. ALAT DAN BAHAN A. ALAT No Nama Alat Jumlah 1 Alat section (alat bedah) 1 set 2 Bak lilin 1 3 Cutter/pisau kecil 1 4 Kaca pembesar (loupe) 1 5 Alat tulis 1 6 Kamera handphone 1
B. BAHAN No Nama Bahan Jumlah 1 Katak (Rana speciosa) 1 2 Kepala katak yang sudah diawetkan 1 3 Kloroforn Secukupnya 4 Alkohol 70% secukupnya
V. PROSEDUR KERJA 1. Studi tentang bentuk luar tubuh Rana speciosa Menggambar dan memotret bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh dan alat-alat tubuh bagian luar. Memberi keterangan lengkap dan memotret bagian-bagian dari : Caput: rima oris, nares, organon visus, palpebra superior dan inferior,membrane nictitans, bulbus oculi, lubang telinga dll. Cervix,Truncus:dorsum, ventrum/abdomen, extrimitas anterior/cranialis (brachium, antebrachium, manus, 5 digiti), extrimitas posterior/caudalis (femur, crus, pes, 5 digiti), falcula, squama, cloaca, lamina prae cloacalis, Cauda : mengamati bentuk dan ukurannya. Melengkapi pengamatan inspection terhadap masing-masing bagian organ secara detail : bagian-bagian mata, telinga, hidung, kulit dll.
2. Studi tentang topografi alat-alat visceral Rana speciosa (sectio) Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebgai pembius. Mencuci katak yang sudah mati, dengan air yang mengalir. Melakukan pembedahan diatas papan bedah/ bak parafin. Section dimulai dengan pengguntingan di depan lubang cloaca ke sisi kiri kanan tubuh kearah depan melewati extrimitas cranialis sampai medial mandibula. Mengamati situs viscerum (alat dalam) Rana speciosa: menentukan jenis kelaminnya, selanjutnya menggambar, memotret dan memberi keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah Indonesia-nya. Cor berbentuk conus terdapat di daerah sternum diantara kedua extrimitas cranialis, pulmo sepasang berbentuk fusi/memanjang berwarna merah mudah, batang trachea tampak kearah ventral cor, hepar berwarna merah tua terdapat di caudal pilmo, ventriculus berbentuk bumbung di rongga perut bagian sinister, intestinum tidak begitu panjang dan berakhir pada rectum, yang bermuara pada cloaca, dll. Mengamati pula cavum orisnya (dentes, lingua, dll). Setelah kepala katak diawetkan selama beberapa hari, maka prosedur kerja dalam melakukan penyelidikan terhadap encephalon katak adalah sebagai berikut : Meletakkan preparat dengan posisi punggungnya berada di atas. Lalu mencari foramen occipitale magnum. Membuka calvaria cranii pada linea mediana dengan scalpel yang tajam Mematahkan dengan menggunakan tangan kedua bagian itu ke lateroventral Mengamati, memotret, dan menggambar bagian-bagian otak yang telah terlihat Melepaskan otak dari dasarnya dengan sangat hati-hati, kemudian memeriksa bagian-bagian ventral otak Memotret dan menggambar kedua faciesnya (dorsal dan ventral)
VI. HASIL PENGAMATAN Gambar
Encephalon Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
Gambar
Morfologi Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
Gambar
Topografi Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
Gambar Sistem Circulatory Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
Gambar Sistem Respiratory Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
Gambar Sistem Digestorium Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
Gambar
Sistem Ekskresi Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
Gambar
Sistem Urogenital Katak (Rana speciosa)
Foto dari kamera saat praktikum
Foto dari internet
VII. PEMBAHASAN Adapun yang dibahas pada praktikum kali ini adalah Katak (Rana speciosa), klasifikasinya adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Amphibia Ordo : Anura Sub ordo : Diplasiocoela Familia : Ranidae Genus : Rana Spesies : Rana speciosa
A. Encephalon Amfibi (Katak) a. Bagian otak yang terlihat pada saat dilakukan pembedahan (Facies dorsaloteralis): Nervus olfactorius Lobus olfactorius Hemisphaerium cerebri Epiphysis Lobus opticus Cerebellum Fossa rhomboidea Medulla oblongata b. Bagian otak yang terlihat pada saat dilakukan pembedahan (Facies basalis) : Nervus olfactorius Lobus olfactorius Hemisphaerium cerebri Chiasma nervi optitisi Infundibulum hypophysis Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale.
B. Morfologi Katak Badan katak terbagi atas tiga bagian, yaitu: A. Caput (kepala), bentuknya kurang lebih seperti segitiga. Di caput terdapat bagian- bagian anatara lain: 1. Rima oris (celah mulut): terdapat di ujung rostrum (moncong, rima oris menuju ke: 2. Cavum oris ( rongga mulut), di dalam rongga mulut terdapat alat- alat: a. Maxilla (rahang atas), mempunyai dentes (gigi- gigi) berbentuk conus. Dentes berguna untuk memegang mangsanya, tidak untuk mengunyah. b. Mandibula ( rahang bawah): tidak berdentes. c. Palatum (atap mulut). d. Os. Vomer. e. Nares posterhores sive choanae f. Lingua (lidah), berpangkal di cranial mandibula, bersifat biftida (bercabang). g. Ostium tubae auditivae h. Di kanan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke kantung suara. 3. Nares anteriores: lubang- lubang kecil terdapat di sebelah dorsal dari rima oris. 4. Organon visus (alat penglihatan), dilengkapi dengan: a. Palpebra superior (pelupuk mata atas) b. Palpebra inferior (pelupuk mata bawah) c. Membrana nictitans, suatu kulit transparent untuk menjaga mata terhadap kekeringan dan geseran dengan air. d. Bulbus osculi (bola mata), padanya dapat dilihat dengan jelas adanya: iris, pupil. 5. Membrana tympani (selaput pendengaran) terdapat di sebelah caudal dari organon visus. B. Cervix (leher), tidak nyata. C. Truncus (badan), terdapat di sebelah caudal caput. Pada betina mempunyai ukuran yang relative lebih besar dibandingkan jantan. Anggota badan terdapat 2 pasang: 1. Anggota badan muka, bagian- bagianNya adalah: a. Brachium ( lengan atas) b. Antebrachium (lengan bawah) c. Manus (tangan) d. Digity (jari- jari) 2. Anggota badan belakang (extremitas posterior), bagian- bagiannya adalah: a. Femur (paha) b. Crus (tungkai bawah) c. Pes sive pedes (kaki) d. Digiti (jari- jari): 5 buah. e. Membrana (selaput) untuk berenang: merupakan kulit tipis diantara digiti.
C. Topografi Katak (Rana speciosa) Pada topografi katak ini, setelah tubuh katak dibedah maka akan terlihat organ-organ seperti berikut ini, yaitu : Cor yang dibungkus oleh pericordium dan berbentuk conus Hepar terdapat dikanan kiri cor yang terbagi atas lobus dexter satu bagian dan lobus sinister dua bagian Vessica felea berwarna hijau tua Pulmo yang berjumlah sepasang terletak di dorsocranial hepar. Terdapat sepasang bronchus Ventriculus Intestinum tenue Intestinum crassum Lien yang terletak di dorsal dari intestinum venue warnanya bundar kecoklatan.
D. Anatomi Katak b. Sistem Sirkulasi Pada Katak Peredaran darah pada amfibia, contohnya katak ialah peredaran darah ganda karena darah melalui jantung sebanyak dua kali, yaitu pada saat peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Peredaran darah kecil ialah peredaran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian menuju jantung kembali. Peredaran darah besar ialah peredaran darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung. Jantung katak memiliki tiga ruang, yaitu dua atrium dan satu ventrikel. Jadi, darah yang mengalir dari tubuh (darah miskin O 2 ) dan paru-paru (darah kaya O 2 ) terpisahkan oleh dua buah atrium, tetapi keduanya bersatu dalam satu ventrikel. Pada jantung katak terdapat muara dari vena cava anterior dan vena cava posterior, berupa suatu gelembung yang disebut sinus venosus. Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari pembuluh darah balik (vena) yang berasal dari seluruh tubuh kecuali paru- paru. Sedangkan, darah dari paru-paru yang kaya oksigen dialirkan ke atrium kiri. Darah dari kedua atrium kemudian mengalir ke satu ventrikel. Kontraksi ventrikel ini akan mendesak darah ke sebuah pembuluh yang bercabang-cabang menjadi cabang kiri dan kanan. Masing-masing dari cabang ini langsung bercabangcabang menjadi tiga arteri pokok. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan otak. Cabang tengah, lung aorta mengalirkan darah ke jaringan interna dan alat dalam badan, sedangkan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru. Darah dari bagian anterior kembali ke jantung melalui vena cava anterior, dan dari tubuh bagian belakang melalui vena cava posterior yang bermuara pada sinus venosus dan masuk ke jantung melalui atrium kanan. Sedangkan, atrium kiri dimasuki oleh darah dari paru-paru melalui vena pulmoner.
c. Sistem Pencernaan Pada Katak Sistem pencernaan Amphibi hampir sama seperti pada Pisces, meskipun keduanya memiliki makanan yang berbeda. Sistem pencernaan Amphibi lebih rincinya sebagai berikut: 1. Rongga mulut Rongga mulut atau cavum oris pada katak dilengkapi dengan gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa. Gigi Amphibi berbentuk V dengan perkembangan yang tidak sempurna. Lidah katak berbentuk menggulung, panjang dan bertekstur kenyal dan lengket, digunakan untuk menangkap mangsa.
2. Kerongkongan Setelah dari dari cavum oris, makanan menuju esofagus yang berupa saluran pendek. Esofagus akan menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk lambung. 3. Lambung ( ventrikulus ) Lambung berfungsi sebagai gudang makanan. Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus. Bagian muka ventrikulus yang besar disebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir di pyloris. Enzim yang dihasilkan oleh ventrikulus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak.Di samping itu, ventrikulus juga menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning yang menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain itu juga terdapat hepar yang menghasilkan cairan empedu yang menetralisir racun dan zat zat toxic yang masuk ke saluran pencernaan katak. Hepar yang besar terdiri ats beberapa lobus dan bilus ( zat empedu ) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pancreas. 4. Usus (Intestinum) Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas- batasnya. Di dalam usus terjadi penyerapan makanan oleh enzim yang dihasilkan pankreas. Makanan masuk ke dalam intestinum melalui ventrikulus melalui klep pyloris.
5. Usus besar Bahan makanan yang merupakan sisa dalam intestinum mayor akan menjadi feses. 6. Kloaka Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
d. Sistem Respirasi Pada Katak Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru- paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.
e. Sistem Ekskresi Pada Katak Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka. Alat ekskresi utama pada katak yaitu sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak dikanan dan kiri tulang belakang. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
b. Sistem Urogenital Pada Katak Sistem genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputihputihan, terletak di sebelah anterior dari dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak berwarna kekunin kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluransaluran halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju kloaka. Sistem genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium diletakkan dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium , yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadangkadang terdapat ova yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintikbintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuningkuningan. Ova yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduk, selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang artinya kehidupan. Adapun pada praktikum ini kami menggunakan katak (Rana speciosa), yang klasifikasinya adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Amphibia Ordo : Anura Sub ordo : Diplasiocoela Familia : Ranidae Genus : Rana Spesies : Rana speciosa
4. M orfologi katak secara umum terdiri atas : caput (kepala), cerviks (leher) dan trunchus (badan). a. Cor b. Hepar c. Vessica felea d. Pulmo e. Ventriculus f. Intestinum tenue g. Intestinum crassum h. Lien 5. Anatomi terdiri atas : a. Sistem sirkulasi pada katak adalah peredaran darah ganda karena darah melalui jantung sebanyak dua kali, yaitu pada saat peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. b. Sistem respirasi pada katak terdiri dari ; selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang. c. Sistem digestorium pada katak terdiri dari ; rongga mulut, kerongkongan, lambung (ventriculus), usus (intestinum), usus besar, dan kloaka. d. Sistem ekresi pada katak terdiri dari ; ginjal, paru-paru,dan kulit. e. Sistem urogenital pada katak yaitu : Pada katak jantan, berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputihputihan, terletak di sebelah anterior dari dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada katak betina, terdiri atas sepasang ovarium diletakkan dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium , yang terjadi dari lipatan peritoneum. SARAN Diharapkan agar laporan praktikum ini menjawab tujuan praktikum mata kuliah Zoologi Vertebrata dan bermanfaat bagi pembaca.